Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Matematika dan Pendidikan Matematika (JMP)

MODEL MATEMATIKA KANKER NASOFARING DENGAN RADIOTERAPI Maulan Aziz Syafii; Yudi Ari Adi
Jurnal Ilmiah Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 13 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jmp.2021.13.2.4705

Abstract

Karsinoma nasofaring merupakan keganasan pada kepala dan leher yang terletak di nasofaring. Penyakit ini ditandai oleh serangkaian fitur geografis, etiologis dan biologis yang unik yang berbeda dari kanker kepala dan leher lainnya. Lanskap molekuler kanker nasofaring ditentukan oleh serangkaian variasi epigenetik genetik dan familial dan somatik, yang sebagian besar kanker nasofaring bercampur dengan infeksi virus Epstein-Barr (EBV) laten menghasilkan fenotipe ganas. Ada beberapa cara untuk mengobati kanker nasofaring, salah satunya adalah radioterapi. Penelitian ini akan membentuk model matematis empat persamaan diferensial biasa dengan empat variabel. Analisis stabilitas dalam penelitian ini adalah mempelajari suatu sistem dengan tujuan untuk mengetahui bentuk kestabilan titik-titik kesetimbangan pada masing-masing komponen titik kesetimbangan dalam model, sehingga dapat diketahui kapan komponenn titik-titik ekuibrium dari populasi sel laten, populasi sel yang terinfeksi, populasi invasif karsinoma, dan konsentrasi Radioterapi mencapai titik penyembuhan. Hasil penelitian menunjukkan dua titik kesetimbangan yaitu titik kesetimbangan bebas penyakit dengan dan titik ekuilibrium endemik untuk kanker nasofaring dengan memberikan dosis tertentu.
MODEL MATEMATIKA KANKER NASOFARING DENGAN RADIOTERAPI Syafii, Maulan Aziz; Adi, Yudi Ari
Jurnal Ilmiah Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 13 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Matematika dan Pendidikan Matematika (JMP)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jmp.2021.13.2.4705

Abstract

ABSTRACT. Nasopharyngeal carcinoma is a malignancy of the head and neck located in the nasopharynx. The disease is caused by infection with the Epstein-Barr virus (EBV). It is characterized by a unique set of geographic, etiological, and biological features that differ from other head and neck cancers. There are several ways to treat nasopharyngeal cancer, one of which is radiotherapy. In this study, a mathematical model of the development of nasopharyngeal cancer cells was formed in a system of ordinary differential equations with four variables describing the interactions between latent cells, infected cells, invasive carcinoma cells, and radiation. Furthermore, the analysis of the mathematical model, which includes the existence and local stability of the equilibrium point, is carried out. From the stability analysis, important parameters affect the conditions that cause cancer and the condition of being free of nasopharyngeal cancer. Numerical simulations were carried out to verify the results of the analysis that had been obtained.Keywords: Nasopharyngeal cancer, mathematical model, stability of equilibria, simulation. ABSTRAK. Karsinoma nasofaring atau kanker nasofaring (KNF) merupakan keganasan penyakit pada kepala dan leher yang terletak di nasofaring. Faktor risiko kanker nasofaring diantaranya adalah riwayat merokok, jenis kelamin, faktor nutrisi, faktor lingkungan, penggunaan alkohol, dan faktor genetik merupakan. Selain itu, infeksi virus, seperti virus Epstein-Barr, dapat menyebabkan kanker nasofaring. Salah satu cara penggobatan kanker nasofaring adalah dengan radioterapi. Pada penelitian ini dibentuk model matematika perkembangan sel kanker nasofaring dalam sistem persamaan diferensial biasa dengan empat variabel yang menggambarkan interaksi anatara sel laten, sel terinfeksi, sel Karsinoma invansif, dan radiasi. Selanjutnya dilakukan analisis model matematika yang meliputi eksistensi dan kestabilan lokal titik ekuilibrium. Dari analisis kestabilan diketahui parameter penting yang mempengaruhi kondisi penyebab kanker dan kondisi bebas kanker nasofaring. Simulasi numerik dilakukan untuk memverifikasi hasil analisis yang telah diperoleh.Kata kunci: Kanker nasofaring, model matematika, kestabilan titik ekuilibrium, simulasi.
MODEL FRAKSIONAL PREDATOR-PREY PADA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN Trimanto, Rido; Adi, Yudi Ari
Jurnal Ilmiah Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 15 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Matematika dan Pendidikan Matematika (JMP)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jmp.2023.15.2.7853

Abstract

ABSTRACT. This paper discusses predator-prey models in water conservation areas in fractional order using Caputo Fabrizio derivatives. The purpose of this research is to study population dynamics in conservation areas. Based on the model, we obtain three equilibrium points. From the analysis of the model, it is found that the extinction equilibrium point of all subpopulations is unstable. Meanwhile, the equilibrium point for the extinction of predator populations is local asymptotic stability under certain conditions. Furthermore, in a certain condition, the coexistence of predator and prey equilibrium points is globally asymptotically stable. Numerical simulations were performed using the Adams Bashfort three-step method with the Caputo Fabrizio derivative to support the theoretical results. Simulations show that the smaller the order, the faster the population converges to the equilibrium pointKeywords: Predator-prey model, conservation area, fractional order, equilibrium, stability. ABSTRAK. Makalah ini membahas model pemangsa-mangsa di kawasan konservasi perairan dalam orde fraksional menggunakan turunan Caputo Fabrizio. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dinamika populasi di kawasan konservasi. Berdasarkan model, kami memperoleh tiga titik kesetimbangan. Dari model tersebut diperoleh bahwa titik kesetimbangan kepunahan semua subpopulasi tidak stabil. Sementara iti, titik keseimbangan kepunahan populasi predator adalah stabil asimtotik lokal dengan kondisi tertentu. Selanjutnya untuk titik kesetimbangan dengan semua populasi ada stabil secara global asimtotik jika memenuhi kondisi tertentu. Simulasi numerik dilakukan dengan menggunakan metode Adams Bashfort tiga langkah dengan turunan Caputo Fabrizio untuk mendukung hasil teoritis. Simulasi menunjukkan bahwa semakin kecil order semakin mempercepat populasi konvergen ke titik kesetimbangan.Kata Kunci: Model pemangsa-mangsa, kawasan konservasi, orde fractional, kesetimbangan, kestabilan
MODEL PREDATOR-PREY DENGAN KONTROL OPTIMAL PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH Wibowo, Rohman Prasetyo; Adi, Yudi Ari
Jurnal Ilmiah Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 17 No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Matematika dan Pendidikan Matematika (JMP)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jmp.2025.17.1.15722

Abstract

Shallot farming creates a predator–prey interaction between leaf miner flies as pests and pesticides as control agents applied by farmers. This article discusses the application of a predator–prey mathematical model to shallot cultivation in Selopamioro Village, Imogiri, Bantul. The interaction between predator and prey is mathematically formulated using the Holling-Tanner response function and analyzed numerically using the fourth-order Runge-Kutta method to examine equilibrium point stability. The model is further developed by introducing optimal control in the form of manual pest removal and reduced insecticide dosage, aiming to improve shallot productivity through more effective pest management. The state and co-state conditions are solved using the Forward–Backward Sweep method based on the fourth-order Runge-Kutta on the Hamiltonian function. Simulation results show that the implementation of control significantly reduces the leaf miner fly population from 997 to 141 individuals and decreases the duration of insecticide application from 39 days to just 10 days