Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pelacur dalam Catatan Seorang Pelacur karya Putu Jaya Arya Tirthawirya dalam Cerita Pendek Indonesia 4 Septiani, Nur Alifah
COMMICAST Vol 1, No 2 (2020): September
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/commicast.v1i2.2977

Abstract

Perempuan pada hakikatnya memiliki kebebasan terhadap dirinya sendiri, namun kontruksi sosial membentuk dirinya sendiri. Pelacur lekat dengan perempuan, seperti halnya definisi yang dipaparkan oleh KBBI bahwa pelacur adalah perempuan yang memilki tingkal laku kurang baik sehingga apabila kurang baik perilakunya layak dihindari. Oleh karena itu perlu kiranya menguak kehidupan pelacur Catatan Seorang Pelacur yang merupakan hasil representasi Putu Arya Tirthawirya terhadap pelacur. Dalam kajian ini menggunakan pemikiran Simone de Beauvior terkait pelacur dan hetaria untuk melihat bagaimana pelacur yang tercatat dalam cerpen Catatan Seorang Pelacur karya Putu Arya Tirthawirya.
WANITA (NYAIE) DALAM NOVEL BUNGA ROOS DARI CIKEMBANG KARYA KWEE TEK HOAY Septiani, Nur Alifah; Pramono, Dedi
MIMESIS Vol. 3 No. 1 (2022): JANUARI 2022
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/mms.v3i1.5545

Abstract

Over 90 years (1870-1960), 800 authors published 3000 Chinese Malay erudite workshops. Bunga Roos from Cikembang is one of the most well-known workshops. The work was written by Kwee Tek Hoay, one of the most prolific authors of his day. Bunga Roos from Cikembang, similar to the previous Chinese Malay literary work, casts an indigenous womanish figure as a Chinese man's "nyaie." The distinction in this tale is that the "nyaie" is elevated to a higher status. She is no longer referred to as a "mistress" (a libido grater), but rather as a lady by her master, even though she has never been married. This distinction is noteworthy and warrants additional investigation. The goal of this research is to locate honorable examples for the female character who becomes the "nyaie" in a detail in this sense, the study theory employed a gender theory, specifically Richard A. Lippa's notions of nature and nurture. This research is the outcome of a library search. The data analysis was done in a descriptive-qualitative manner. Marsiti, like a lady"nyaie" (concubine) of a high-class Chinese, was lauded not only as a woman who satisfies her master's lust because of her beauty, sexiness, and service (nature) but also as a woman in a good social arrangement (nurture). Marsiti is seen as a "partner" who can be relied upon to help the master think through the various challenges that arise in his life as a result of his wimpiness, intelligence, and fidelity. In this case, the location of the woman "nyaie" in Kwee Tek Hoay's Cikembang Bunga Roos appears to be superior to the previous work.
Konflik Sosial dalam Cerpen Okh … Okh … Okh, Becak Terakhir Di Dunia (Atawa Rambo), dan Seragam Septiani, Nur Alifah
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua Vol 9, No 1 (2024): Metalingua, Edisi April 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/metalingua.v9i1.13078

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya konflik-konflik sosial yang terjadi di masyarakat Indonesia. Hal ini berdampak pada kualitas kehidupan masyarakat Indonesia. Konflik dipicu adanya pihak yang mendominasi dan pihak yang terdominasi. Tujuan penelitian untuk mengungkapkan pihak yang mendominasi dan terdominasi dalam kehidupan masyarakat yang tampak dalam cerpen Okh … Okh … Okh, Becak Terakhir di Dunia (Atawa Rambo), dan Seragam. Oposisi yang terjadi tersebut tidak menutup kemungkinan munculnya konflik sosial. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data (1) penelusuran terhadap data-data yang berkaitan dengan topik penelitian, (2) pembacaan yang cermat terhadap teks-teks dalam cerpen, (3) perelasian teks sastra dengan teks-teks yang lain. Berdasarkan hasil kajian terhadap ketiga cerpen dapat disimpulkan bahwa konflik sesungguhnya tidak pernah berubah hanya berkutat pada hal yang sama. Pada saat hidup bermasyarakat dan bernegara akan selalu muncul konflik yang sama hanya saja kondisi masyarakat yang berbeda yang kemudian memunculkan reaksi yang berbeda.
PELATIHAN PENULISAN SASTRA ANAK DAN PENGEMBANGAN MAJALAH SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH NANGGULAN KULON PROGO Dharma, Laga Adhi; Septiani, Nur Alifah; Ningrum, Malinda Satya; Hawa, Adnin Kamil Bani; Rohmah, Ivatur; Bastiar, Yusuf; Hartati, Retno
BUDIMAS : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 6, No 2 (2024): BUDIMAS : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM ITB AAS Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/budimas.v6i2.13010

Abstract

Daya kreatifitas siswa dapat terasah salah satunya dengan meningkatkan bacaan terhadap karya sastra. Karya sastra menjadi pintu masuk sisws untuk membentuk imajinasi-imajinasi yang lebih luas lagi. Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk menumbuhkan kreatifitas siswa serta meningkatkan literasi bahasa dan sastra di SMP Muhammadiyah Nanggulan. Metode yang digunakan dalam kegiatan adalah sosialiasai, pelatihan, dan pendampingan. Berdasarkan metode tersebut, terdapat beberapa kegiatan yang dilakasanakan dalam pengabdian ini yaitu sosisalisasi sastra anak, penulisan sastra anak dan pendampingan pengelolaan majalah “SUMUNAR”. Kegiatan-kegiatan ini sebagai pembuka awal kreatifitas siswa dalam mengenal sastra anak, dan sekaligus memacu siswa untuk menuliskan atau menghasilkan karya sastra anak. Selain itu, pendampingan yang dilakukan dapat memberi wawasan baru kepada para redaksi baik dari siswa maupun guru tentang bagaimana regulasi dan pengelolaan sebuah majalah. Majalah yang diiterbitkan juga akan banyak berisi tentang hasil kreatifitas siswa dalam hal menulis, melukis, dan hal-hal positif lainnya. Kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan dalam satu kurun waktu saja, akan tetapi dilaksanakan secara terus menerus dan berlanjut.
Pelacur dalam Catatan Seorang Pelacur karya Putu Jaya Arya Tirthawirya dalam Cerita Pendek Indonesia 4 Septiani, Nur Alifah
COMMICAST Vol. 1 No. 2 (2020): September
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/commicast.v1i2.2977

Abstract

Perempuan pada hakikatnya memiliki kebebasan terhadap dirinya sendiri, namun kontruksi sosial membentuk dirinya sendiri. Pelacur lekat dengan perempuan, seperti halnya definisi yang dipaparkan oleh KBBI bahwa pelacur adalah perempuan yang memilki tingkal laku kurang baik sehingga apabila kurang baik perilakunya layak dihindari. Oleh karena itu perlu kiranya menguak kehidupan pelacur Catatan Seorang Pelacur yang merupakan hasil representasi Putu Arya Tirthawirya terhadap pelacur. Dalam kajian ini menggunakan pemikiran Simone de Beauvior terkait pelacur dan hetaria untuk melihat bagaimana pelacur yang tercatat dalam cerpen Catatan Seorang Pelacur karya Putu Arya Tirthawirya.