Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Kinerja Metode Minimum Error Least Significant Bit Replacement Advanced Encryption Standard Pada Citra Digital Gunawan, Karya; Rachman, A. Sjamsjiar
Jurnal Explore Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : STMIK Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam steganografi, ada beberapa media digital yang dapat digunakan sebagai cover untuk menyembunyikan keberadaan sebuah pesan, seperti: citra, audio, teks, video. Dalam makalah ini, media cover yang digunakan adalah citra digital dengan format piksel 24-bit. Metode steganografi yang digunakan adalah model steganografi yang didasarkan pada penyisipan secara Minimum Error Least Significant Bit Replacement-Advanced Encryption Standard (MELSBR-AES), yaitu  LSB (Least Significant Bits) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyisipan dengan hasil yang masih dapat ditoleransi.Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja metode yang digunakan ini dapat menjalankan kedua tugas utama dalam sistem steganografi (penyisipan dan pengektrakan) dengan baik. Dari hasil percobaan terhadap beberapa citra uji, dapat diketahui bahwa besar ukuran message file yang disisipkan harus lebih kecil , maksimal 10% dari ukuran cover image. Citra yang baik untuk digunakan sebagai cover image adalah citra yang memiliki kekontrasan yang tinggi (real cover image) Dalam steganografi, ada beberapa media digital yang dapat digunakan sebagai cover untuk menyembunyikan keberadaan sebuah pesan, seperti: citra, audio, teks, video. Dalam makalah ini, media cover yang digunakan adalah citra digital dengan format piksel 24-bit. Metode steganografi yang digunakan adalah model steganografi yang didasarkan pada penyisipan secara Minimum Error Least Significant Bit Replacement-Advanced Encryption Standard (MELSBR-AES), yaitu  LSB (Least Significant Bits) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyisipan dengan hasil yang masih dapat ditoleransi.Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja metode yang digunakan ini dapat menjalankan kedua tugas utama dalam sistem steganografi (penyisipan dan pengektrakan) dengan baik. Dari hasil percobaan terhadap beberapa citra uji, dapat diketahui bahwa besar ukuran message file yang disisipkan harus lebih kecil , maksimal 10% dari ukuran cover image. Citra yang baik untuk digunakan sebagai cover image adalah citra yang memiliki kekontrasan yang tinggi (real cover image)
Media Sosial Sebagai Alat Pembelajaran Sepanjang Hayat Gunawan, Karya
Jurnal Explore Vol 6, No 2 (2016)
Publisher : STMIK Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi Informasi dan Komunikasi telah digunakan dalam pendidikan maupun dalam pembelajaran sepanjang hayat (Lifelong Learning) melalui penggunaan eLearning dan setelah munculnya Web 2.0, melalui penggunaan eLearning, kursus Online, video tutorial dan media lainnya terkait teknologi informasi. Penggunaan jaringan sosial atau penggunaan media sosial pada umumnya memiliki dampak pada peningkatan pendidikan melalui media teknologi dan informasi yang tersedia, meskipun kompetensi dan keterampilan yang diperoleh adalah dari pendidikan non-formal. Media sosial yang digunakan lebih banyak menggunakan metode klasik yang dikenal sebagai blender learning. Salah satu cara meningkatkan  belajar sepanjang hayat melalui penggunaan metode pendidikan formal dan non-formal. Dengan demikian tulisan ini bertujuan untuk menganalisis dampak potensial bahwa media sosial secara umum dapat memiliki pendidikan, pembelajaran sepanjang hayat, dan bagaimana media sosial dapat lebih terlibat dalam pendidikan, pembelajaran sepanjang hayat di masa depan. Sebagai hasil dari analisis, kita akan menyajikan berbagai pendekatan diidentifikasi dalam pendidikan, termasuk pendekatan kita sendiri, dalam pembelajaran sepanjang hayat dengan penggunaan media sosial dan perbaikan apa yang dapat dilakukan untuk pendekatan ini
PENGGUNAAN TELEPON SELULER UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GURU DALAM DUNIA PENDIDIKAN Gunawan, Karya; Wahyudi, Erfan
Jurnal Explore Vol 7, No 1 (2017)
Publisher : STMIK Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35200/explore.v7i1.26

Abstract

Studi ini berfokus pada bagaimana “action learning set” membantu guru preservice (PST) menggunakan telepon seluler untuk meningkatkan perkembangan pedagogi mereka. Action learning set berbasis sekolah ini terdiri dari kelompok PSTs dialokasikan untuk lima sekolah yang berpartisipasi dalam studi. Selama enam Minggu PTS ini bekerja berpasangan untuk mengajar  kelas selama dua jam per Minggu. Selama ini PSTs memiliki akses ke ponsel yang memiliki kamera inbuilt, Excel, Word, rekaman audio, rekaman video, internet, dan fitur email. Ponsel ini digunakan untuk mendukung dan menginformasikan pengajaran dari unit lingkungan pendidikan yang memiliki limbah fokus dan manajemen energi. Temuan menunjukkan bahwa action learning set menyediakan sarana untuk berkelanjutan dan ditargetkan pertumbuhan profesional. Ponsel memberi bukti pertumbuhan ini serta catatan dilema pengajaran yang muncul. Pesan SMS digunakan sebagai alat pendukung sebelum dan sesudah mengajar
ANALISIS BUKTI DIGITAL WHATSAPP PADA ANDROID SMARTPHONE MENGGUNAKAN METODE LIVE FORENSIC Wahyudi, Erfan; Gunawan, Karya; Imran, Bahtiar; Zulpahmi, M
Jurnal Explore Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : STMIK Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35200/explore.v10i2.428

Abstract

Abstract : The rapid development of technology, can cause problems for users of the technology itself, the more advanced the life of the community, the crime is also getting more advanced. Smartphone is a form of technology used for defamation (Cyberbuliying) through whatsapp (WA) facilities. When a smartphone is used to commit a crime, the smartphone can be confiscated by law enforcement as evidence. The way to prove it to get valid evidence is to conduct an investigation using the live forensic method that has been developed so that it can be used for the smartphone investigation process. The result is digital evidence of deleted image files that can still be recovered using the live forensic method.Keywords: Evidence, live forensic, SmartphoneAbstrak - Perkembangan teknologi yang semakin pesat, dapat menimbulkan permasalahan bagi pengguna teknologi itu sendiri, semakin maju kehidupan masyarakat, maka kejahatan juga ikut semakin maju. Smartphone merupakan salah satu bentuk teknologi yang digunakan untuk melakukan pencemaran nama baik (Cyberbuiying) melalui fasilitas whatsapp (WA). Pada saat smartphone yang digunakan untuk melakukan kejahatan maka smartphone tersebut dapat disita oleh aparat penegak hukum sebagai salah satu barang bukti. Cara pembuktian untuk mendapatkan bukti yang valid adalah dengan melakukan investigasi menggunakan metode live forensic yang telah dikembangkan sehingga dapat digunakan untuk proses investigasi smartphone. Hasilnya adalah bukti digital berupa file gambar yang sudah terhapus masih bisa di recovery menggunakan metode live forensic.Kata Kunci: Barang Bukti, live forensic, Smartphone.
Konsep Pengembangan Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Mobile Learning Multazam, Muhamad; - STMIK Mataram, Karya Gunawan
Indonesian Journal of Networking and Security (IJNS) Vol 7, No 2 (2018): IJNS April 2018
Publisher : APMMI - Asosiasi Profesi Multimedia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.362 KB) | DOI: 10.55181/ijns.v7i2.1504

Abstract

Abstract - Collaborative learning is a philosophy of interaction of learning through cooperation, then this can be done not only in the classroom but also in the classroom, including through mobile devices. Collaborative learning emphasizes the ability to obtain or provide educational content on personal devices that can be taken anywhere. Traditional collaborative learning has so far had constraints on sharing, collaborating and collecting knowledge between individuals and groups especially when linked to geographic and learning environments. The presence of mobile devices such as notebooks, smartphones and tablets that increasingly worldwide will certainly be a solution in collaborative learning. This can be realized by developing mobile-based learning applications with collaborative learning concepts that exist in the world of education. Mobile-based collaborative learning provides advantages such as self-learning context, portability, connectivity, and social interaction. With this system is expected to learners can have a high motivation to explore the ability and share and cooperate with other students and teachers to achieve shared learning objectives. Keywords: collaborative learning, mobile learning, application, mobile learning Abstrak - Pembelajaran kolaboratif merupakan filsafat interaksi pembelajaran melalui kerjasama, maka hal ini bisa dilakukan tidak hanya di kelas tetapi juga di luas kelas, termasuk melalui perangkat mobile. Pembelajaran kolaboratif menekankan pada kemampuan untuk mendapatkan atau menyediakan konten pendidikan pada perangkat pribadi yang dapat dibawa kemana saja. Pembelajaran kolaboratif secara tradisional selama ini memiliki kendala dalam hal berbagi, bekerjasama dan mengumpulkan pengetahuan antara individu dan kelompok terutama jika dikaitkan dengan faktor geografis dan lingkungan belajar. Kehadiran perangkat mobile seperti notebook, smartphone dan tablet yang semakin lama semakin memasyarakat tentunya dapat menjadi solusi dalam pembelajaran kolaboratif. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengembangkan aplikasi pembelajaran berbasis mobile dengan konsep-konsep pembelajaran kolaboratif yang ada dalam dunia pendidikan. Pembelajaran kolaboratif berbasis mobile memberikan berbagai keuntungan seperti konteks belajar mandiri, portabilitas, konektivitas, dan interaksi sosial. Dengan sistem ini diharapkan agar peserta didik dapat memiliki motivasi yang tinggi untuk mengeksplorasi kemampuannya serta berbagi dan bekerjasama dengan peserta didik lain maupun guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan bersama. Kata kunci : pembelajaran kolaboratif, pembelajaran mobile, aplika, mobile learning
Fingerprint Pattern of Matching Family with GLCM Feature Bahtiar Imran; Karya Gunawan; Muhammad Zohri; Lalu Darmawan Bakti
TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control) Vol 16, No 4: August 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/telkomnika.v16i4.8534

Abstract

In this research, fingerprint pattern matching is done to find out whether there is the similarity between parent and child fingerprint pattern. An important step in fingerprint matching is the fingerprint pattern search and matching. Fingerprint data is used by 11 families from various families. The method used in fingerprint feature extraction is GLCM. The GLCM angle used is 0o, and the features used are contrast, homogeneity, correlation, and energy. For fingerprint pattern matching use minutiae score. From the results obtained GLCM has been widely used in fingerprint texture analysis. This study proves that the proposed method for matching fingerprints on parents and children gets the most dominant pattern is the loop pattern.
ANALISIS DAN EVALUASI TINGKAT KEAMANAN JARINGAN KOMPUTER NIRKABEL (WIRELESS LAN); STUDI KASUS DI KAMPUS STMIK MATARAM Lalu Delsi Samsumar; Karya Gunawan
Jurnal Ilmiah Teknologi Infomasi Terapan Vol. 4 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Widyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.292 KB) | DOI: 10.33197/jitter.vol4.iss1.2017.152

Abstract

[Id]Perkembangan teknologi informasi saat ini telah berkembang dengan sangat pesat, terutama dalam hal penggunaan jaringan komputer nirkabel. Penggunaan teknologi internet semakin banyak dan tidak terkontrol, hal ini disebabkan karena banyaknya pengguna internet di dunia, dan hampir semua lapisan masyarakat mengetahui tentang adanya internet dan cara mengaksesnya. Fenomena saat ini, banyak instansi-instansi pemerintah maupun swasta yang telah memanfaatkan teknologi nirkabel untuk mengkoneksikan perangkatnya, sehingga dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan cepat. Namun hal ini membuat seorang administrator jaringan komputer untuk berfikir dan bekerja keras dalam membangun sebuah koneksi yang bersifat secure dan private.Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut dibutuhkan kemampuan untuk dapat memecahkan persoalan-persoalan yang semakin kompleks dan rumit seperti persoalan terkait dengan keamanan jaringan komputer khusunya jaringan yang berbasis jaringan nirkabel. Untuk memelihara dan menjaga stabilitas jaringan agar tetap memadai dibutuhkan evaluasi dan analisis penilaian secara berkala. Penelitian ini menghasilkan sebuah model sebagai hasil dari penilaian yang dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan dan meningkatkan keamanan akses jaringan komputer nirkabel pada jaringan kampus STMIK Mataram.[En]The development of information technology has now grown very rapidly, especially in the case of the use of wireless computer networks. The use of internet technology more and more uncontrolled, this is due to the number of internet users in the world, and almost all levels of society know about the Internet and how to access it. The current phenomenon, many government agencies and private companies that have taken advantage of wireless technology to connect the device, so it can complete the tasks quickly. But this makes a computer network administrator to think and work hard in building a connection that is secure and private.Along with the development of these technologies required the ability to be able to solve the problems of increasingly complex and complicated such as issues related to the security of computer networks, especially network-based wireless network. To maintain and maintain network stability in order to be adequate, regular evaluation evaluations are required. This study produced a model as a result of the assessment that can be used as a reference to develop and improve the security of wireless computer network access on the campus network STMIK Mataram.
Kinerja Metode Minimum Error Least Significant Bit Replacement Advanced Encryption Standard Pada Citra Digital Karya Gunawan; A. Sjamsjiar Rachman
Jurnal Explore Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Teknologi Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.415 KB) | DOI: 10.35200/explore.v9i1.176

Abstract

Dalam steganografi, ada beberapa media digital yang dapat digunakan sebagai cover untuk menyembunyikan keberadaan sebuah pesan, seperti: citra, audio, teks, video. Dalam makalah ini, media cover yang digunakan adalah citra digital dengan format piksel 24-bit. Metode steganografi yang digunakan adalah model steganografi yang didasarkan pada penyisipan secara Minimum Error Least Significant Bit Replacement-Advanced Encryption Standard (MELSBR-AES), yaitu  LSB (Least Significant Bits) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyisipan dengan hasil yang masih dapat ditoleransi.Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja metode yang digunakan ini dapat menjalankan kedua tugas utama dalam sistem steganografi (penyisipan dan pengektrakan) dengan baik. Dari hasil percobaan terhadap beberapa citra uji, dapat diketahui bahwa besar ukuran message file yang disisipkan harus lebih kecil , maksimal 10% dari ukuran cover image. Citra yang baik untuk digunakan sebagai cover image adalah citra yang memiliki kekontrasan yang tinggi (real cover image) Dalam steganografi, ada beberapa media digital yang dapat digunakan sebagai cover untuk menyembunyikan keberadaan sebuah pesan, seperti: citra, audio, teks, video. Dalam makalah ini, media cover yang digunakan adalah citra digital dengan format piksel 24-bit. Metode steganografi yang digunakan adalah model steganografi yang didasarkan pada penyisipan secara Minimum Error Least Significant Bit Replacement-Advanced Encryption Standard (MELSBR-AES), yaitu  LSB (Least Significant Bits) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyisipan dengan hasil yang masih dapat ditoleransi.Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja metode yang digunakan ini dapat menjalankan kedua tugas utama dalam sistem steganografi (penyisipan dan pengektrakan) dengan baik. Dari hasil percobaan terhadap beberapa citra uji, dapat diketahui bahwa besar ukuran message file yang disisipkan harus lebih kecil , maksimal 10% dari ukuran cover image. Citra yang baik untuk digunakan sebagai cover image adalah citra yang memiliki kekontrasan yang tinggi (real cover image)
PENGGUNAAN TELEPON SELULER UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GURU DALAM DUNIA PENDIDIKAN Karya Gunawan; Erfan Wahyudi
Jurnal Explore Vol 7, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Teknologi Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.905 KB) | DOI: 10.35200/explore.v7i1.26

Abstract

Studi ini berfokus pada bagaimana “action learning set” membantu guru preservice (PST) menggunakan telepon seluler untuk meningkatkan perkembangan pedagogi mereka. Action learning set berbasis sekolah ini terdiri dari kelompok PSTs dialokasikan untuk lima sekolah yang berpartisipasi dalam studi. Selama enam Minggu PTS ini bekerja berpasangan untuk mengajar  kelas selama dua jam per Minggu. Selama ini PSTs memiliki akses ke ponsel yang memiliki kamera inbuilt, Excel, Word, rekaman audio, rekaman video, internet, dan fitur email. Ponsel ini digunakan untuk mendukung dan menginformasikan pengajaran dari unit lingkungan pendidikan yang memiliki limbah fokus dan manajemen energi. Temuan menunjukkan bahwa action learning set menyediakan sarana untuk berkelanjutan dan ditargetkan pertumbuhan profesional. Ponsel memberi bukti pertumbuhan ini serta catatan dilema pengajaran yang muncul. Pesan SMS digunakan sebagai alat pendukung sebelum dan sesudah mengajar
PENGGUNAAN TELEPON SELULER UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GURU DALAM DUNIA PENDIDIKAN Karya Gunawan; Ifik Arifin; Erfan Wahyudi
Explore Vol 7 No 1 (2017): Januari 2017
Publisher : Universitas Teknologi Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35200/ex.v7i1.1

Abstract

Studi ini berfokus pada bagaimana “action learning set” membantu guru preservice (PST) menggunakan telepon seluler untuk meningkatkan perkembangan pedagogi mereka. Action learning set berbasis sekolah ini terdiri dari kelompok PSTs dialokasikan untuk lima sekolah yang berpartisipasi dalam studi. Selama enam Minggu PTS ini bekerja berpasangan untuk mengajar kelas selama dua jam per Minggu. Selama ini PSTs memiliki akses ke ponsel yang memiliki kamera inbuilt, Excel, Word, rekaman audio, rekaman video, internet, dan fitur email. Ponsel ini digunakan untuk mendukung dan menginformasikan pengajaran dari unitlingkungan pendidikan yang memiliki limbah fokus dan manajemen energi. Temuan menunjukkan bahwa action learning set menyediakan sarana untuk berkelanjutan dan ditargetkan pertumbuhan profesional. Ponsel memberi bukti pertumbuhan ini serta catatan dilema pengajaran yang muncul. Pesan SMS digunakan sebagai alat pendukung sebelum dan sesudah mengajar.