Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

MODELING HIDDEN NODES COLLISIONS IN WIRELESS SENSOR NETWORKS: ANALYSIS APPROACH Rachman, A. Sjamsjiar; Wirawan, Wirawan; Hendrantoro, Gamantyo
JUTI: Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Vol 8, No 1, Januari 2010
Publisher : Department of Informatics, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.071 KB) | DOI: 10.12962/j24068535.v8i1.a69

Abstract

This paper studied both types of collisions. In this paper, we show that advocated solutions for coping with hidden node collisions are unsuitable for sensor networks. We model both types of collisions and derive closed-form formula giving the probability of hidden and visible node collisions. To reduce these collisions, we propose two solutions. The first one based on tuning the carrier sense threshold saves a substantial amount of collisions by reducing the number of hidden nodes. The second one based on adjusting the contention window size is complementary to the first one. It reduces the probability of overlapping transmissions, which reduces both collisions due to hidden and visible nodes. We validate and evaluate the performance of these solutions through simulations.
Kinerja Metode Minimum Error Least Significant Bit Replacement Advanced Encryption Standard Pada Citra Digital Gunawan, Karya; Rachman, A. Sjamsjiar
Jurnal Explore Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : STMIK Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam steganografi, ada beberapa media digital yang dapat digunakan sebagai cover untuk menyembunyikan keberadaan sebuah pesan, seperti: citra, audio, teks, video. Dalam makalah ini, media cover yang digunakan adalah citra digital dengan format piksel 24-bit. Metode steganografi yang digunakan adalah model steganografi yang didasarkan pada penyisipan secara Minimum Error Least Significant Bit Replacement-Advanced Encryption Standard (MELSBR-AES), yaitu  LSB (Least Significant Bits) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyisipan dengan hasil yang masih dapat ditoleransi.Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja metode yang digunakan ini dapat menjalankan kedua tugas utama dalam sistem steganografi (penyisipan dan pengektrakan) dengan baik. Dari hasil percobaan terhadap beberapa citra uji, dapat diketahui bahwa besar ukuran message file yang disisipkan harus lebih kecil , maksimal 10% dari ukuran cover image. Citra yang baik untuk digunakan sebagai cover image adalah citra yang memiliki kekontrasan yang tinggi (real cover image) Dalam steganografi, ada beberapa media digital yang dapat digunakan sebagai cover untuk menyembunyikan keberadaan sebuah pesan, seperti: citra, audio, teks, video. Dalam makalah ini, media cover yang digunakan adalah citra digital dengan format piksel 24-bit. Metode steganografi yang digunakan adalah model steganografi yang didasarkan pada penyisipan secara Minimum Error Least Significant Bit Replacement-Advanced Encryption Standard (MELSBR-AES), yaitu  LSB (Least Significant Bits) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyisipan dengan hasil yang masih dapat ditoleransi.Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja metode yang digunakan ini dapat menjalankan kedua tugas utama dalam sistem steganografi (penyisipan dan pengektrakan) dengan baik. Dari hasil percobaan terhadap beberapa citra uji, dapat diketahui bahwa besar ukuran message file yang disisipkan harus lebih kecil , maksimal 10% dari ukuran cover image. Citra yang baik untuk digunakan sebagai cover image adalah citra yang memiliki kekontrasan yang tinggi (real cover image)
Paket Wavelet Coifman Biorthogonal (PWCB) untuk Kompressi Citra Diam : Perbandingan dengan Paket Wavelet Coifman Orthogonal (PWCO) Hasiholan Sianipar & Sjamsjiar Rachman, Rismon
Jurnal Teknik Elektro Vol 2, No 2 (2002): SEPTEMBER 2002
Publisher : Institute of Research and Community Outreach

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.472 KB) | DOI: 10.9744/jte.2.2.

Abstract

Digitized images have replaced analog images as photographs or x-rays in many different fields. In their raw form, digital images require a tremendous memory capacity for storage and large amount of bandwidth for transmission. In the last two decades, many researchers have been devoted to develop new techniques for image compression. More recently, wavelets have become a cutting edge technology for compressing the images by extracting only the visible elements. In this paper a biorthogonal Coifman wavelet packet based image decomposition algorithm has been implemented. Also, a nonuniform threshold technique based on average intensity values of pixels in each sub-band has been proposed to remove the insignificant wavelet coefficients in the transformed image. Experimental results are obtained to compare the BCoif2, BCoif3 and BCoif4 compactly supported (Coifman) biorthogonal wavelets on various test images using two important performance parameters -compression ratio (CR) and PSNR. The result showed that PSNR of PWCB is greater than PWCO. Abstract in Bahasa Indonesia : Citra digital telah lama menggeser peran citra analog seperti citra foto atau citra sinar x. Dalam bentuk asli, citra memerlukan kapasitas memori yang sangat besar untuk penyimpanan dan lebar-bidang yang besar untuk transmisi. Dalam dua dekade terakhir, sejumlah peneliti telah mengembangkan teknik-teknik kompressi mutakhir. Wavelet telah menjadi teknologi acuan untuk kompressi citra. Pada paper ini, algoritma dekomposisi citra berbasis paket wavelet Coifman biorthogonal telah diimplementasikan termasuk teknik thresholding tidak seragam berbasis intesitas piksel dalam sub-bidang citra. Hasil percobaan diperoleh untuk membandingkan wavelet-wavelet biorthogonal Bcoif2, Bcoif3, dan Bcoif4 atas beberapa citra uji menggunakan parameter rasio kompressi (CR) dan PSNR. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa PSNR dari PWCB lebih besar dari PWCO. Kata kunci : paket wavelet, kompresi citra, PWCB, PWCO.
PERBANDINGAN KINERJA PROTOKOL ROUTING DSDV, DSR DAN AODV PADA JARINGAN MOBILE AD HOC DENGAN MENGGUNAKAN NS-2 Sandy Febrian R; Muhamad Syamsu Iqbal; A. Sjamsjiar Rachman
DIELEKTRIKA Vol 5 No 2 (2018): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/dielektrika.v5i2 Agustus.171

Abstract

Mobile Ad Hoc Network (MANET) terdiri dari mobile platform seperti router dan perangkat jaringan nirkabel yang pada keadaan tertentu biasa disebut dengan "node” yang bebas bergerak dan berpindah - pindah kemana saja. Dalam penelitian ini dilakukan pencarian kinerja pada protokol DSDV, DSR dan AODV dengan skenario pertama yaitu perbedaan ukuran paket yang diberikan, dan skenario kedua yaitu perbedaan jumlah node yang bekerja. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa protokol DSR lebih unggul dari semua skenario simulasi baik itu nilai throughput, ukuran delay, nilai packetloss dan nilai PDR.
Pemanfaatan Perangkat Lunak Sistem Informasi Akreditasi Program Studi dengan 9-Standar dalam Penyusunan Dokumen Akreditasi Berdasarkan Instrumen Akreditasi Program Studi 4.0 (IAPS 4.0) Giri Wahyu Wiriasto; Misbahuddin Misbahuddin; Muhamad Syamsu Iqbal; A. Sjamsjiar Rachman; Djul Fikry Budiman; L. Syamsul Irfan Akbar
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 3 No 2 (2020): .
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.081 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v3i2.523

Abstract

Saat ini, penyusunan borang akreditasi sudah diharuskan menggunakan instrumen yang terbaru yang telah disediakan oleh Badan Akreditasi Nasional yang disebut juga Instrumen Akreditasi Program Studi 4.0 (IAPS4.0). Instrumen ini menggunakan 9-standar atau kriteria dan sangat berbeda dengan instrument akreditasi sebelumnya yang masih menggunakan 7-standar. Pengisian Instrumen ini sangat memerlukan data dukung dari setiap indicator kinerja yang dilaksanakan dan dilaporkan terkait pelaksanaan kegiatan dalam lingkup organisasi Unit Pengelola Program Studi dan Program Studi. Untuk membantu penyusunan proses akreditasi tersebut telah kami siapkan suatu Sistem perangkat lunak berupa Perangkat lunak berbasis online, sehingga data dukung baik itu data LKPSmaupun data LED dapat diunggah kapanpun dan dimanapun tim penyusun IAPS 4.0 bekerja. . Telah tersedia pula pada system perangkat lunak ini simulasi untuk mengukur ketercapaian indicator kinerja prodi. Manfaat lain yang dicapai ialah bagaimana agar proses Akreditasi dapat dipersiapkan secara terukur dan efektif. Sistem perangkat lunak ini telah dikembangkan dan diujicobakan di Prodi Teknik Elektro-Universitas Mataram. Hasilnya, selama uji coba, tim penyusun akreditasi yang terdiri dari para dosen dapat dan masih bekerja secara partisipatif dalam menginput dokumen akreditasi. Hingga saat ini sistem Perangkat lunak ini telah dikembangkan mancapai 100% dan telah di install atau diimlementasikan untuk mendukung IAPS4.0 serta juga dapat melakukan simulasi evaluasi capaian kinerja prodi yang telah berjalan. Sistem atau perangkat lunak ini telah memiliki nilai ekonomis yang menghasilkan revenue generating bagi unit bisnis laboratorium. 
PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN SEL TAHANAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI RFID BERBASIS RASPBERRY PI Paniran - paniran; Sjamsjiar Rachman
DIELEKTRIKA Vol 6 No 2 (2019): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.923 KB) | DOI: 10.29303/dielektrika.v6i2.210

Abstract

Berbagai macam teknologi sudah banyak di kembangkan untuk dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari. Salah satu teknologi yang berkembang pesat penggunaannya adalah Radio Frequency Identification (RFID). Penggunaan RFID sudah banyak digunakan dalam bidang keamanan. Salah satu tempat yang perlu di jaga keamanan nya adalah sel tahanan untuk mencegah narapida kabur atau membobol sel tahanan. Lemahnya tingkat pengamanan konvensional memungkinkan narapida untuk meloloskan diri dari penjara. Berdasarkan dari kasus yang ada maka harus dipikirkan sebuah sistem baru yang berfungsi untuk mencegah tindak pembobolan pada sel tahanan. Dalam penelitian ini merancang sebuah sistem keamanan sel tahanan menggunakan teknologi RFID. RFID digunakan untuk membuka pintu secara otomatis berdasarkan kecocokan RFID Tag dan pengenalan wajah. Berdasarkan pengujian kinerja sistem memiliki keakuratan sebesar 93.34 persen. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem yaitu pengunci yang digunakan harus kuat, intensitas cahaya dan jarak pengguna dengan posisi Pi Camera.
Pemanfaatan Running Text Sebagai Alat Bantu Informasi Waktu Sholat Di Masjid Baiturrahman Desa Mujur Lombok Tengah Djul Fikry Budiman; Sjamsjiar Rahman; Muhammad Irwan
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.812 KB)

Abstract

Saat ini sudah banyak sekali kemajuan teknologi yang telah memenuhi kebutuhan manusia dalam aktifitas sehari-hari. Salah satu contoh kemajuan teknologi yang digunakan dalam peribadatan umat islam adalah penampil waktu yang menandakan informasi awal waktu sholat dengan tampilan LED (Light Emitting Diode) Dot Matriks. Penentuan awal waktu sholat di suatu daerah memiliki kebijakan sendiri dalam metode penentuan awal waktu shalat, disebabkan dalam membuat kesepakatan jadwal waktu shalat tidaklah mudah, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor subyektivitas, penetapan masa berlaku dan terbatasnya ahli ilmu falak. Oleh karena itu, dilakukan rancang bangun jadwal shalat digital dengan antarmuka aplikasi android sebagai pengatur model kerja Jadwal Sholat Digital bagi masjid mitra pengabdian kami. Tampilan pada 7-segment berupa Jam, Menit, Tanggal, Bulan, Tahun, Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya dengan jumlah ukuran LED Dot Matrix jenis P10 sebanyak 2 panel. Perangkat keras dirancang menggunakan mikrokontroler yang diberi kemampuan berkomunikasi dengan smart phone berbasis android melalui media bluetooth. Hasil yang diharapkan adalah dapat membuat Jadwal Sholat Digital yang tepat dan akurat sehingga bisa digunakan sebagai acuan dalam beribadah.
Kinerja Metode Minimum Error Least Significant Bit Replacement Advanced Encryption Standard Pada Citra Digital Karya Gunawan; A. Sjamsjiar Rachman
Jurnal Explore Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Teknologi Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.415 KB) | DOI: 10.35200/explore.v9i1.176

Abstract

Dalam steganografi, ada beberapa media digital yang dapat digunakan sebagai cover untuk menyembunyikan keberadaan sebuah pesan, seperti: citra, audio, teks, video. Dalam makalah ini, media cover yang digunakan adalah citra digital dengan format piksel 24-bit. Metode steganografi yang digunakan adalah model steganografi yang didasarkan pada penyisipan secara Minimum Error Least Significant Bit Replacement-Advanced Encryption Standard (MELSBR-AES), yaitu  LSB (Least Significant Bits) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyisipan dengan hasil yang masih dapat ditoleransi.Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja metode yang digunakan ini dapat menjalankan kedua tugas utama dalam sistem steganografi (penyisipan dan pengektrakan) dengan baik. Dari hasil percobaan terhadap beberapa citra uji, dapat diketahui bahwa besar ukuran message file yang disisipkan harus lebih kecil , maksimal 10% dari ukuran cover image. Citra yang baik untuk digunakan sebagai cover image adalah citra yang memiliki kekontrasan yang tinggi (real cover image) Dalam steganografi, ada beberapa media digital yang dapat digunakan sebagai cover untuk menyembunyikan keberadaan sebuah pesan, seperti: citra, audio, teks, video. Dalam makalah ini, media cover yang digunakan adalah citra digital dengan format piksel 24-bit. Metode steganografi yang digunakan adalah model steganografi yang didasarkan pada penyisipan secara Minimum Error Least Significant Bit Replacement-Advanced Encryption Standard (MELSBR-AES), yaitu  LSB (Least Significant Bits) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyisipan dengan hasil yang masih dapat ditoleransi.Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja metode yang digunakan ini dapat menjalankan kedua tugas utama dalam sistem steganografi (penyisipan dan pengektrakan) dengan baik. Dari hasil percobaan terhadap beberapa citra uji, dapat diketahui bahwa besar ukuran message file yang disisipkan harus lebih kecil , maksimal 10% dari ukuran cover image. Citra yang baik untuk digunakan sebagai cover image adalah citra yang memiliki kekontrasan yang tinggi (real cover image)
SISTEM PENGENDALIAN GREEN HOUSE UNTUK TANAMAN STRAWBERRY BERBASIS RASPBERRY PI 3 I Nengah Suhartawan; A. Sjamsjiar Rachman; I Made Budi Suksmadana; Ida Rofaida
Jurnal Bakti Nusa Vol. 1 No. 2. Oktober 2020: JURNAL BAKTI NUSA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/baktinusa.v1i2. Oktober 2020.12

Abstract

BAHASA Strawberry adalah tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada lahan dataran tinggi (mountain area). Budidaya tanaman strawberry dapat dilakukan di dataran rendah dengan menyesuaikan faktor lingkungan asli pertumbuhan strawberry dengan menggunakan media green house atau rumah kaca. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah sistem yang dapat mengukur lingkungan asli tanaman serta mengendalikan green house secara otomatis dengan menggunakan hasil pengukuran lingkungan sebagai setpoint berdasarkan waktu. Sistem ini menggunakan Raspberry Pi sebagai pusat kendali serta LM35 sebagai sensor suhu dan Soil Moisture YL-69 sebagai sensor kelembaban tanah. Terdapat dua output kendali di dalam green house yaitu kipas pendingin dan pompa air. Nilai pembacaan sensor dalam green house akan dibandingkan dengan setpoint untuk memberikan output kendali secara otomatis melalui rangkaian driver kipas dan pompa air. Sistem ini dapat menyesuaikan suhu antara green house dan setpoint dengan selisih maksimum yaitu 2,9oC dan dapat meyesuaikan kelembaban tanah dengan rentang 79% sampai 84,5%. ENGLISH Strawberry is a plant that can grow well in the land of the Highlands (mountain area). Strawberry cultivation can be done on the original environmental factors by adjusting the growth media using strawberry green house. Therefore, a single system that can measure and control the plant's native environment green house automatically by using the results of the measurements of the environment as a setpoint time based. These systems use Raspberry Pi as the control center as well as a temperature sensor LM35 and Soil Moisture YL-69 as a soil moisture sensor. There are two output control inside the green house i.e. the cooling fan and water pump. The value of the sensor readings in the green house will be compared with the setpoint to give output automatically control through a series of driver fan and water pump. The system can adjust the temperature between the green house and the setpoint with maximum difference i.e. 2.9 and can meyesuaikan soil moisture with a span of 79% to 84.5%.
IMPLEMENTASI MULTITHREADING PADA ALGORITMA MINIMAX Lalu Imam Adiguna Rinjani; Lalu A. Syamsul Irfan Akbar; A. Sjamsjiar Rachman
Jurnal Bakti Nusa Vol. 1 No. 2. Oktober 2020: JURNAL BAKTI NUSA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/baktinusa.v1i2. Oktober 2020.15

Abstract

BAHASA Algoritma minimax merupakan salah satu dari algoritma pencarian yang mencari cabang dengan nilai tertinggi pada suatu pohon pencarian, dimana pohon pencarian adalah pohon yang terbuat dari kemungkinan – kemungkinan yang dapat terjadi. Kekurangan dari algoritma ini adalah semakin besarnya pohon pencarian maka waktu eksekusi yang dibutuhkan dalam melakukan pencarianpun meningkat. Teknik multithreading merupakan suatu teknik yang membagi sebuah tugas besar menjadi beberapa tugas kecil dan dikerjakan secara bersamaan. Teknik multithreading akan diimplementasikan pada algoritma minimax untuk mengurangi waktu eksekusi pencarian cabang dengan nilai tertinggi. Penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman java dengan NetBeans IDE 8.0.2. dan komputer personal. Hasil penelitian menunjukkan algoritma minimax dengan implementasi multithreading lebih efisien dibandingkan dengan algoritma minimax dengan Speed Up yang dihasilkan pada multithreading dengan 2 thread adalah 1.31 pada kedalaman maksimal 4, 1.41 pada kedalaman maksimal 5, dan 1.52 pada kedalaman maksimal 6. Sedangkan Speed Up yang dihasilkan pada multithreading dengan 3 thread adalah 1.35 pada kedalaman maksimal 4, 1.42 pada kedalaman maksimal 5, dan 1.55 pada kedalaman maksimal 6. Gradien Speed Up yang dihasilkan dari 2 thread pada kedalaman 4 dan 5 adalah 0.1 dan pada kedalaman 5 dan 6 adalah 0.11. Sedangkan Gradien Speed Up yang dihasilkan dari 3 thread pada kedalaman 4 dan 5 adalah 0.07 dan pada kedalaman 5 dan 6 adalah 0.13. ENGLISH Minimax algorithm is one of the searching algorithm that search a branch with the highest value on a searching tree, a searching tree is a tree that made of any possibility that might happen. The lack of this algorithm is that the bigger the tree than the time it consume to search is bigger too. Multithreading technique is a technique that divide a big job into a few small jobs, the few small job will be done at the same time. Multithreading technique will be implemented on minimax algorithm to reduce the execution time to search the branch with the highest value. This research use java programming language with NetBeans IDE 8.0.2. and personal computer. The result of this research is that the minimax algorithm with multithreading implementation is more efficient than minimax algorithm with the resulting Speed Up in multithreading with 2 thread are 1.31 with 4 as the maximum depth, 1.41 with 5 as the maximum depth, and 1.52 with 6 as the maximum depth. Gradien Speed Up for 3 thread toward 2 thread with the maximum depth of 4 and 5 is 0.7, meanwhile with the maximum depth of 5 and 6 is 1.2. On the depth of 4 and 5 the rise of the Speed Up on 2 thread is bigger than 3 thread, meanwhile on the depth of 5 and 6 the rise of the Speed Up on 3 thread is bigger than 2 thread. This thing can be seen by looking at the resulting Gradien Speed Up from 2 thread on the depth of 4 and 5 which is 0.1 and on the depth of 5 and 6 which is 0.11. Meanwhile the resulting Gradien Speed Up from 3 thread on the depth of 4 and 5 is 0.07 and on the depth of 5 and 6 is 0.13.