Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Village Farmer Community Empowerment Efforts (Study of Farmer Social Capital in the Pesantren Petani Nusantara Program, Pangandaran Regency) Cucu Widaty
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/mamangan.v1i1.5757

Abstract

This study describes the community empowerment program for farmers through Pondok Pesantren Petani Nusantara program. This is motivated by the lives of people who are experiencing various problems, such as shifting farmers' livelihoods, the number of poor farmers, and also the low education of farmers who are not yet empowered and not independent. The research method used is a descriptive method with a qualitative approach. The subjects in this study were program managers, farmers and program participants, as well as the government. The results of this study can be seen that the beginning of the establishment of the Pondok Pesantren Petani Nusantara program in 2004 was the idea and aspiration of the farmers in the village of Pangandaran who wanted to advance their potential to be more advanced and prosperous. This is proven by the three excellent programs that continue to develop until now, namely the Prosperous Farmers Group (KTS), Women's Farmer Group (KWT), and Youth Farmer Training (PATRA). In implementing programs such as the farmers' program, they are less concerned and do not support the program, farmers who have other activities cannot be carried out in the meeting program, and there are also disputes that cause a lack of farmer participation. The benefits of farmers are an increase in the economy, an increase in the number of farmers, a stronger sense of solidarity in farming, an increase in knowledge and skills, and an increase in livelihoods or urbanization. The government actively supports the program by providing various facilities and infrastructure, as well as conducting monitoring and evaluation.
SOSIALISASI PENCEGAHAN ANAK PUTUS SEKOLAH BAGI ANAK-ANAK PEMULUNG DI KAWASAN PERMUKIMAN HANDIL PALUNG TEMPAT PENGELOLAAN AKHIR BASIRIH KOTA BANJARMASIN Cucu Widaty; Yuli Apriati
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i1.256-264

Abstract

Pendidikan merupakan hak dasar setiap anak, untuk itu sangat dibutuhkan jejaring atau mitra yang saling mendukung. Akan tetapi yang terjadi pada masyarakat kita saat ini tidak sejalan dengan cita-cita yang tercantum pada undang-undang tersebut. Komitmen tentang Pendidikan untuk seluruh masyarakat Indonesia tidak dapat terpenuhi sesuai harapan banyak pihak, karena masih banyak ditemukan anak-anak putus sekolah. Faktanya di lapangan anak-anak pemulung kurang mendapatkan pendidikan yang memadai. Banyak anak-anak yang putus sekolah dan bahkan tidak pernah mengikuti pendidikan apapun. Dengan program Pengabdian Kepada Masyarakat ini diharapkan mampu memberikan wawasan, pengetahuan dan termotivasi untuk terus bersekolah khususnya bagi anak-anak pemulung. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah bentuk sosialisasi melalui ceramah, memberikan motivasi melalui video yang disukai anak-anak, pemberian paket perlengkapan sekolah dan tanya jawab. Kegiatan dilaksanakan berupa sosialisasi dengan bentuk ceramah tentang apa yang telah ditayangkan di dalam video dengan memasukkan tentang sosialisasi pentingnya Pendidikan bagi masa depan mereka. Tim memaparkan, menjabarkan, dan menggambarkan tentang pentingnya pendidikan serta motivasi pendidikan bagi anak. Tim memaparkan materi pengertian pendidikan secara umum, materi hak anak dalam pendidikan, materi anak yang putus sekolah, materi penyebab anak putus sekolah, materi dampak anak putus sekolah, materi fungsi pendidikan bagi masa depan anak, materi mengenai info dan peluang beasiswa
Social Branding Campaign Pada Klien Panti Sosial Bina Wanita Melati Provinsi Kalimantan Selatan Yuli Apriati; Cucu Widaty; Laila Azkia
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v5i1.5119

Abstract

 Panti Sosial Bina Wanita (PSBW) Melati Kalimantan Selatan adalah panti yang menangani Wanita Rawan Sosial Ekonomi. Dimana peran panti ini adalah melaksanakan rehabilitasi sosial dan pelayanan yang meliputi pembinaan sosial, fisik, mental, dan keterampilan sehingga diharapkan dapat mewujudkan kemandirian dan kesetaraan bagi para kliennya, sehingga mereka dapat memberikan peran aktif dalam masyarakat. Pada era digital seperti saat ini, maka sangat penting memiliki kemampuan dan pemahaman teknologi untuk mengembangkan usaha melalui jaringan sosial. Adapun permasalahan mitra saat ini pada aspek mengembangkan jaringan sosial, dimana para klien PSBW Melati belum memahami ilmu tentang branding dan belum mendapatkan program terkait pengembangan jaringan sosial seperti ini. Melati sudah membekali para klien mereka dengan memberikan keterampilan sesuai minat para klien yaitu menyediakan tiga jenis Praktek Belajar Kerja (PBK) meliputi: tata rias, tata busana dan tata boga, dengan jumlah seluruh klien saat ini adalah 44 orang. Melihat permasalahan tersebut, PkM ini bertujuan memberikan pemahaman dan kiat-kiat membrand usaha melalui sosialisasi terkait manfaat mempelajari branding untuk mengembangkan usaha sendiri, sehingga mampu membranding produk sendiri dengan baik. Adapun metode pelaksanaan dengan ceramah, tanya jawab, dan pemberian selebaran pamflet yang berisi dasar membangun brand produk yang kuat. Sosialisasi dilaksanakan pada hari sabtu, 29 Mei 2021 yang bertempat di AULA Panti Sosial Bina Wanita Melati. Hasil pengabdian terlihat antusias yang tinggi dari peserta untuk mempelajari branding, serta peserta PkM siap membuat brand usaha masing-masing, setelah mereka kembali ke masyarakat dan menyelesaikan Praktik Belajar Kerja di Panti Sosial ini. Women's Social Institution (WSI) Melati in South Kalimantan is an institution that handles vulnerable socio-economic women. The role of this orphanage is to carry out social rehabilitation and services which include social, physical, mental, and skills development, so that it is hoped that it can realize independence and equality for its clients so that they can provide an active role in society. In the digital era like today, it is very important to have the ability and understanding of technology to develop a business through social networks. The current partners' problems are in developing social networks. WSI Melati's clients still need to understand the science of social networking branding and have yet to receive a program related to developing social networks like this. Melati has provided its clients with skills according to their interests, namely providing three types of Work Learning Practices (PBK), including cosmetology, fashion, and catering, with a total of 44 current clients. Seeing these problems, this PkM aims to provide an understanding and tips on branding businesses through outreach to orphanage clients regarding the benefits of studying branding to develop their businesses to brand their products well. The implementation method with lectures, questions, answers, and gift pamphlets containing the basic building brand's strong product. Socialization was held on Saturday, May 29, 2021, at the AULA of the Melati Women's Bina Social Institution. The results of the dedication showed high enthusiasm from the participants to learn to brand, as well participant_PkM ready to make brands each other's efforts after they return to society and complete Work Study Practice in Social homes. 
Social Branding Campaign Pada Klien Panti Sosial Bina Wanita Melati Provinsi Kalimantan Selatan Yuli Apriati; Cucu Widaty; Laila Azkia
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v5i1.5119

Abstract

 Panti Sosial Bina Wanita (PSBW) Melati Kalimantan Selatan adalah panti yang menangani Wanita Rawan Sosial Ekonomi. Dimana peran panti ini adalah melaksanakan rehabilitasi sosial dan pelayanan yang meliputi pembinaan sosial, fisik, mental, dan keterampilan sehingga diharapkan dapat mewujudkan kemandirian dan kesetaraan bagi para kliennya, sehingga mereka dapat memberikan peran aktif dalam masyarakat. Pada era digital seperti saat ini, maka sangat penting memiliki kemampuan dan pemahaman teknologi untuk mengembangkan usaha melalui jaringan sosial. Adapun permasalahan mitra saat ini pada aspek mengembangkan jaringan sosial, dimana para klien PSBW Melati belum memahami ilmu tentang branding dan belum mendapatkan program terkait pengembangan jaringan sosial seperti ini. Melati sudah membekali para klien mereka dengan memberikan keterampilan sesuai minat para klien yaitu menyediakan tiga jenis Praktek Belajar Kerja (PBK) meliputi: tata rias, tata busana dan tata boga, dengan jumlah seluruh klien saat ini adalah 44 orang. Melihat permasalahan tersebut, PkM ini bertujuan memberikan pemahaman dan kiat-kiat membrand usaha melalui sosialisasi terkait manfaat mempelajari branding untuk mengembangkan usaha sendiri, sehingga mampu membranding produk sendiri dengan baik. Adapun metode pelaksanaan dengan ceramah, tanya jawab, dan pemberian selebaran pamflet yang berisi dasar membangun brand produk yang kuat. Sosialisasi dilaksanakan pada hari sabtu, 29 Mei 2021 yang bertempat di AULA Panti Sosial Bina Wanita Melati. Hasil pengabdian terlihat antusias yang tinggi dari peserta untuk mempelajari branding, serta peserta PkM siap membuat brand usaha masing-masing, setelah mereka kembali ke masyarakat dan menyelesaikan Praktik Belajar Kerja di Panti Sosial ini. Women's Social Institution (WSI) Melati in South Kalimantan is an institution that handles vulnerable socio-economic women. The role of this orphanage is to carry out social rehabilitation and services which include social, physical, mental, and skills development, so that it is hoped that it can realize independence and equality for its clients so that they can provide an active role in society. In the digital era like today, it is very important to have the ability and understanding of technology to develop a business through social networks. The current partners' problems are in developing social networks. WSI Melati's clients still need to understand the science of social networking branding and have yet to receive a program related to developing social networks like this. Melati has provided its clients with skills according to their interests, namely providing three types of Work Learning Practices (PBK), including cosmetology, fashion, and catering, with a total of 44 current clients. Seeing these problems, this PkM aims to provide an understanding and tips on branding businesses through outreach to orphanage clients regarding the benefits of studying branding to develop their businesses to brand their products well. The implementation method with lectures, questions, answers, and gift pamphlets containing the basic building brand's strong product. Socialization was held on Saturday, May 29, 2021, at the AULA of the Melati Women's Bina Social Institution. The results of the dedication showed high enthusiasm from the participants to learn to brand, as well participant_PkM ready to make brands each other's efforts after they return to society and complete Work Study Practice in Social homes. 
Ritual Babarasih Banua sebagai Upacara Tolak Bala bagi Masyarakat Kumai Cucu Widaty
SOSIETAS Vol 11, No 2 (2021): Sosietas: Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.925 KB) | DOI: 10.17509/sosietas.v11i2.41608

Abstract

Penelitian ini berfokus pada mengkaji bagaimana ritual babarasih banua sebagai upacara tolak bala yang dilakukan masyarakat Kumai, oleh karena itu metode penelitian yang tepat digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian diperoleh berupa prosesi persiapan pelaksanaan ritual Babarasih Banua dan proses puncak pelaksanaan ritual babarasih Banua. Adapun pembahasan yaitu ritual Babarasih Banua tercipta ketika masyarakat ingin memberikan penghormatan kepada para roh leluhur yang mereka percayai. Roh leluhur tersebut dianggap dapat memberikan penjagaan terhadap masyarakat Kumai dari berbagai bencana dan musibah. Ritual yang tumbuh didalam masyarakat beragama biasanya muncul akibat ketidakmampuan dalam menghadapi persoalan yang diluar batas kemampuan berpikir manusia.
Profil Remaja Pekerja Seks Komersial Di Banjarmasin Kalimantan Selatan Inda Purnama Sari; Syahlan Mattiro; Cucu Widaty
Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Vol 1, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.301 KB) | DOI: 10.20527/jtamps.v1i2.4191

Abstract

Zaman sekarang mencari pekerjaan cukup sulit sehigga remaja terjerun dalam perkerjaan menjadi perempuan pekerja seks komersial. Tingginya gaya hidup remaja mendorong remaja semakin tergiur akan pekerja menjadi PSK. Dari lingkungan sosial juga sangat berpengaruh bagi kehidupan remaja. Perceraraian bagi kedua orang tua itu salah satu faktor penyebab remaja mengambil jalan pintas seperti ini. Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui Kondisi Ekonomi Remaja Pekerja Seks Komersial di Banjarmasin (2) Mengetahui Lingkungan Sosial Remaja Pekerja Seks Komersial di Banjarmsin. Metode Penelitin yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Sumber data yang dipilih adalah purposive sampling. Kriteria informan dalam penelitian ini yaitu para Remaja Pekerja Seks Komersial di Hotel Banjarmasin yang berumur 17-18 Tahun. Pengumpulan data di lakukan dengan teknik observasi dan wawancara dengan dokumentasi. Selanjutnya analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Kondisi Ekonomi Remaja Pekerja Seks Komersial di Banjarmasin yang sangat sulit dan kebutuhan hidup remaja yang sangat tinggi. Membuat para remaja ini nekat bekerja menjadi perempuan Pekerja Seks Komersial di Hotel Banjarmasin. (2) Faktor dari lingkungan sosial remaja ini terlahir dari keluarga yang bercerai kurangnya pengawasan orang tua dan terpengaruh atas ajakan teman sehingga remaja ini mengambil jalan menjadi pekerja Seks Komersial. Berdasarkan hasil penelitian ini di sarankan untuk orang tua mengawasi anaknya, walaupun orang tua sudah becerai jangan sampai anak kehilangan arah. Tanamkan anak ilmu agama, moral, dan nilai-nilai norma lainnya. Agar orang tua bisa membetengi diri anak-anak supaya tidak terjerumus dari perkerja seks komersial.
Tradisi Basasanggan Dalam Acara Perkawinan di Desa Pimping Kecamatan Amuntai Utara Kabupaten Hulu Sungai Utara Ana Fitriya; Yusuf Hidayat; Cucu Widaty
Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Vol 2, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.244 KB) | DOI: 10.20527/jtamps.v2i1.5210

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui proses pada pelaksanaan tradisi basasanggan dalam acara perkawinan di desa Pimping (2) Mengetahui bentuk sasanggan dalam acara perkawinan di desa Pimping (3)  Mengetahui bentuk pergeseran dalam tradisi basasanggan pada acara perkawinan di desa Pimping. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Sumber data yang dipilih adalah purposive sampling. Kriteria informan dalam penelitian ini yaitu warga  desa Pimping yang melakukan tradisi basasanggan lebih dari 10 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan 5 informan yaitu Suhaimi, Wardah, Nurlian, Rahayu dan H. Imran. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Proses pelaksanaan tradisi basasanggan terbagi menjadi 3 tahap yaitu, pertama memberikan sasanggan, kedua menerima dan mencatat dan ketiga mengembalikan sasanggan. (2) Bentuk sasanggan terdiri dari uang serta benda yaitu beras, sembako, kado dan sewa sound system. (3) Pergeseran tradisi basasanggan berupa berkurangnya jenis sumbangan dan perubahan makna tradisi bagi warga. Berdasarkan hasil penelitian ini  disarankan bagi masyarakat yang masih menjalankan tradisi basasanggan agar mampu mempertahankan kebudayaan sehinggga tradisi tersebut tidak mengalami kepunahan. Sebagai pembelajaran, menambah wawasan serta pengetahuan tentang budaya Banjar bagi masyarakat.
Adaptasi Mahasiswa Asal Papua Di Banjarmasin Lusthon Manuel Warmasen; Yuli Apriati; Cucu Widaty
Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Vol 3, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtamps.v3i1.8298

Abstract

Adaptasi mahasiswa Papua di Banjarmasin merupakan tahap awal yang perlu dilakukan oleh mahasiswa Papua agar mereka dapat menyesuaikan diri kedalam lingkungan masyarakat yang berbeda dengan kehidupan mereka di Papua. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui adaptasi yang dilakukan oleh mahasiswa Papua di Banjarmasi (2) mengetahui faktor pendukung dan penghambat proses adaptasi mahasiswa Papua di Banjarmasin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data yang dipilih secara purposive sumpling yaitu mereka (mahasiswa Papua) yang berstatus sebagai mahasiswa di Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Politeknik Negeri Banjarmasin. Hasil Penelitian ini menunjukkan Bahwa: (1) Proses adaptasi yang dilakukan oleh mahasiswa Papua ini terbagi kedalam beberapa proses yaitu; belajar bahasa lokal, berteman dengan orang lokal, mengikuti organisasi. Ketiga proses adaptasi tersebut saling terkait dan menjadi proses mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. (2) Faktor pendukung dan penghambat mahasiswa Papua di Banjarmasin terbagi kedalam beberapa poin yaitu; faktor pendukung internal dan faktor eksternal. Selain itu faktor penghambat juga terbagi kedalam beberapa proses yaitu; faktor Penghambat internal dan faktor penghambat eksternal. Selain itu terdapat juga stereotip yang diterima oleh mahsiswa Papua ini sehingga membuat mereka terkadang menutup dari masyarakat sekitar dan juga teman di kampus
Tradisi Bamandi Basunat Pada Masyarakat Melayu Kutaringin di Kelurahana Raja Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat Andre Prasetyo; Yusuf Hidayat; Cucu Widaty
Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Vol 3, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtamps.v3i2.10672

Abstract

Tradisi bamandi basunat pada masyarakat melayu Kutaringin di Kelurahan Raja Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat memuat suatu nilai dan makna yang sangat penting serta tersimpan bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan tradisi bamandi basunat pada masyarakat melayu Kutaringin dan menganalisis makna yang terkandung serta nilai yang terkandung dalam tradisi bamandi basunat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data dipilih secara purposive sampling dengan teknik pengumpulan data yaitu obsravasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Selanjutnya data di analisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menemukan bahwa (1) Proses pelaksanaan tradisi bamandi basunat dimulai dari persiapan, pelaksanaan dan penutup. Tahap persiapan yaitu menyiapkan air bamandi, kembang, mayang, laung kuning, tumpang gagaok, kasai, dan tampung tawar. Pelaksanaan kegiatan tradisi bamandi basunat dimulai dengan anak laki-laki dimandikan oleh bidan kampung, dilanjutkan memakai laung kuning dilanjutkan memakan tumpang gagaok dan batampung tawar. Setelah anak selesai disunat dilanjutkan mebaca doa selamat dan makan bersama sebagai tahap penutup. (2) Makna yang terkandung dalam tradisi bamandi basunat yaitu sebagai membersihkan diri, sebagai menolak bala dan menghidari dari gangguan makhluk halus dan sebagai rasa syukur. (3) Nilai yang terkandung dalam tradisi bamandi basunat yaitu nilai vital, nilai estetika dan nilai religius.
Peran Petugas Teknis dalam Melaksanakan Fungsi Pekerja Sosial pada Pemberdayaan Perempuan Penyandang Disabilitas Mental di BRSPDM “Budi Luhur” Banjarbaru Maria Ulfah; Yuli Apriati; Cucu Widaty
Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Vol 2, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.166 KB) | DOI: 10.20527/jtamps.v2i2.6466

Abstract

Perempuan menerima jenis pemberdayaan yang berbeda dengan laki-laki dikarenakan berbagai alasan dan kebutuhan. Namun, perempuan juga berhak mendapat jenis pemberdayaan yang setara dengan laki-laki. Salah satu lembaga yang mampu memberikan pemberdayaan kepada perempuan penyandang disabilitas mental adalah BRSPDM “Budi Luhur” Banjarbaru. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan peran petugas teknis dalam melaksanakan fungsi pekerja sosial pada pemberdayaan perempuan penyandang disabilitas mental di BRSPDM “Budi Luhur” Banjarbaru. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan sumber data yang dipilih secara Purposive Sampling dan menggunakan data primer dan sekunder, adapun instrumen dalam penelitian ini yaitu Human Instrument. Jumlah informan dalam penelitian ini yaitu 5 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan 3 teknik yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya, analisis data dilakukan dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ditemukan 5 peran petugas teknis dalam melaksanakan fungsi pekerja sosial pada pemberdayaan perempuan penyandang disabilitas mental di BRSPDM “Budi Luhur” Banjarbaru yaitu pertama, sebagai Fasilitator berperan dalam mendefinisikan siapa yang akan dilibatkan, memfasilitasi pendidikan seperti membangun pengetahuan dan keterampilan serta menetapkan tujuan keterlibatan PPKS, kedua Broker yang berperan dalam menghubungkan (linking), barang-barang dan pelayanan (goods and service) dan pengontrolan kualitas (quality control), serta melakukan penilaian/asesmen kebutuhan PPKS, ketiga Mediator yang berperan sebagai penengah, keempat sebagai Pembela yang berperan membela PPKS dalam proses pemberdayaan, dan kelima sebagai Pelindung yang berperan melindungi PPKS terutama PPKS perempuan.