Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Sertifikasi dan Upaya Meningkatkan Profesionalitas Guru di MI Misriu Al Hasan Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Ammar Kukuh Wicaksono; Syafik Ubaidila
eL Bidayah: Journal of Islamic Elementary Education Vol. 2 No. 2 (2020): el Bidayah, September 2020
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/jiee.v2i2.1300

Abstract

Professional teachers are teachers who are competent in their fields. With certification, teacher competence will be further improved in order to better quality education. To be able to take part in the certification program, of course there are several conditions that must be fulfilled by certification participants. Fulfilling the requirements will make it easier to get an educator certificate. After obtaining a certificate, teacher educators must continue to strive to improve performance and professionalism as a form of responsibility as a professional teacher. This research is a qualitative research. Words and actions obtained from interviews are the main data sources in this study, while additional data is in the form of documents. The results of this study are, 1. The terms and patterns that are passed by the teachers at MI Misriu Al Hasan are in accordance with the applicable regulations, there are three patterns that are followed, namely Portfolio, PLPG and PPG, 2. Efforts that have been made by certification teachers in MI Misriu Al Hasan Kraton Mojo Kediri in improving professionalism, including by increasing discipline, using appropriate and effective teaching methods, preparing themselves and materials that have been planned before carrying out learning, providing problem solving to students with problems intensively and participating in activities of professional organizations such as PGIN and KKG and NU community organizations. Other supporting activities include training and seminars. [Guru yang professional adalah guru yang berkompeten dibidangnya. Dengan sertifikasi, kompetensi guru akan lebih ditingkatkan lagi guna kualitas Pendidikan yang lebih baik. Untuk dapat mengikuti program sertifikasi tentu ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi oleh para peserta sertifikasi. Pemenuhan persyaratan akan mempermudah dalam mendapatkan sertifikat pendidik. Setelah mendapat sertifikat pendidik guru harus terus berupaya meingkatkan kinerja dan profesionalitas sebagai bentuk tanggung jawab sebagai seorang guru professional. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Kata-kata dan tindakan yang diperoleh dari wawancara merupakan sumber data utama dalam penelitian ini, sedangkan data tambahan berupa dokumen-dokumen. Hasil penelitian ini yaitu, 1. Syarat dan pola yang dilalui oleh guru-guru di MI Misriu Al Hasan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, ada tiga pola yang diikuti yaitu Portofolio, PLPG dan PPG, 2. Upaya yang telah dilakukan oleh guru sertifikasi di MI Misriu Al Hasan Kraton Mojo Kediri dalam meningkatkan profesionalitas diantaranya dengan meningkatkan kedisiplinan, mengunakan metode mengajar yang sesuai dan efektif, mempersiapkan diri dan materi yang telah direncanakan sebelum melaksanakan pembelajaran, memberikan problem solving pada siswa bermasalah dengan intensif serta mengikuti kegiatan organisasi profesi seperti PGIN dan KKG serta organisasi kemasyarakatan NU. Kegiatan penunjang lain berupa diklat dan seminar]
Efektifitas Regulasi & Pengelolaan Infaq, Sedekah dan Dana Sosial Keagamaan: Studi Kasus di Gerakan Koin NU-Care Kota Kediri Abd. Halim Mushthofa; Ammar Kukuh Wicaksono
Jurnal At-Tamwil: Kajian Ekonomi Syariah Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal At Tamwil, Maret 2020
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/at.v2i1.1113

Abstract

Warga jamiyah Nahdlatul Ulama (NU) termasuk di Kota Kediri tergolong cukup besar bahkan terbesar. Kondidi seperti ini tentunya menjadi peluang besar terhimpunnya dana bagi gerakan pengumpulan infaq, sedekh dan dana sosial keagamaan lainnya. Akan tetapi besarnya jumlah warga NU belum tentu dibarengi dengan besarnya pendapatan hasil penngumpulannya. Hal ini dapat dilihat dari misalnya laporan akhir tahun 2019 masih berkisar puluhan juta belum ratusan juta rupiah. Realitas seperti itu menunjukkan adanya masalah yang perlu untuk dikaji dan diteliti problem utamanya dan dicari solusinya. Maka dengan pendekatan tertentu penelitian perlu dilakukan yang kesimpulannya bisa dijadikan bahan pertimbangan dan kajian selanjutnya. Salah satu problemnya adalah persoalan efektifitas, baik efektifitas lembaga pengelola maupun efektifitas regulasinya. Sebuah aturan bisa dikatakan efektif dan rasional manakala bisa dan mampu menumbuhkan kesadaran banyak warga, demikian juga pengelolaan sesuatu kegiatan bisa disebut efektif manakala banyak orang dan banyak pihak dapat merasakan manfaatnya. Selain problem utama ada problem-problem hulu yang mendahuluinya semisal kondisi perekonomian warga, keterampilan dan profesionalitas pengelola, kesadaran dan kepercayaan mereka yang mampu, sosialisasi peraturan perundang-undangannya. Problem hulu ini jelas akan mempengaruhi efektifitas regulasi dan pengelolaannya, untuk itu solusi yang ditawarkan antara lain pengadaan training pengelola atau madrasah amil untuk menjadi lebih profesional dan terpercaya, keteladanan para tokoh-tokohnya disamping peningkatan jaringan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk pihak pemerintah.
Peran Penyuluh Agama Islam dalam Merekognisi Pendidikan Keislaman di Eks Lokalisasi Bong Cina, Gurah Kabupaten Kediri Ahmad Khoirul Mustamir; Muslimin Muslimin; Ammar Kukuh Wicaksono
Bulletin of Community Engagement Vol 1 No 2 (2021): Bulletin of Community Engagement
Publisher : CV. Creative Tugu Pena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.756 KB) | DOI: 10.51278/bce.v1i2.230

Abstract

The role of Islamic religious extension agents as da'wah actors is obliged to guide and invite the public to understand religious teachings and their implementation. The target is common people, especially social pathology groups such as bitch in the ex lokalisasi Bong Cina, Kediri Regency. The method this research used Participatory Action Research (PAR) with three main pillars, namely research methodology, action dimensions, and participation dimensions. The perspective used to make sex workers as friends who are affected by economic pressure and Islamic teachings that were rahmatal lil a'lamin. The impact of this program was that the bitch previously felt that they were victims of injustice to the Kediri Regency Government shifted to accept as destiny to return to work that is blessed by Allah. On the other hand, they get benefits for economic improvement by doing household chores such as sewing songkok, making crafts, selling on line and catering for parties. Until now, in carrying out their activities. they adhere to the basic principles of building relationships with others in syar'i. Keywords: Religious Extension, Islamic Education Recognition, Role of Islamic Education
Rekonstruksi Makna Tradisi Suroan Bagi Umat Islam di Petilasan Sri Aji Jayabaya Kabupaten Kediri Ammar Kukuh Wicaksono; Nailal Muna
Realita : Jurnal Penelitian dan Kebudayaan Islam Vol. 20 No. 2 (2022): Jurnal Realita: Jurnal Penelitian dan Kebudayaan Islam
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/realita.v20i2.127

Abstract

Suroan is a tradition that is commonly practiced by Javanese people, such as the Suroan tradition in Petilasan Sri Aji Jayabaya, the King of Kediri who is famous for the Jayabaya term. The suroan tradition has been passed down for a long time. The Qur'an is the holy book of Muslims which also talks about tradition, culture, and multiculturalism. This study uses a qualitative research method with a phenomenological approach that will examine the ritual process of one Suro at Petilasan Sri Aji Jayabaya with the approach of the Qur'an as the sacred text of Muslims. The results of the study stated that the suroan tradition is an acculturation of Islamic and Javanese culture. And culture is something that is allowed in the Koran as long as it does not conflict with divine values ​​and monotheism.
Rekonstruksi Makna Tradisi Suroan Bagi Umat Islam di Petilasan Sri Aji Jayabaya Kabupaten Kediri Ammar Kukuh Wicaksono; Nailal Muna
Realita : Jurnal Penelitian dan Kebudayaan Islam Vol. 20 No. 2 (2022): Jurnal Realita: Jurnal Penelitian dan Kebudayaan Islam
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/realita.v20i2.127

Abstract

Suroan is a tradition that is commonly practiced by Javanese people, such as the Suroan tradition in Petilasan Sri Aji Jayabaya, the King of Kediri who is famous for the Jayabaya term. The suroan tradition has been passed down for a long time. The Qur'an is the holy book of Muslims which also talks about tradition, culture, and multiculturalism. This study uses a qualitative research method with a phenomenological approach that will examine the ritual process of one Suro at Petilasan Sri Aji Jayabaya with the approach of the Qur'an as the sacred text of Muslims. The results of the study stated that the suroan tradition is an acculturation of Islamic and Javanese culture. And culture is something that is allowed in the Koran as long as it does not conflict with divine values ​​and monotheism.
Komunikasi dalam Lembaga Pendidikan Islam (Studi di Madrasah Diniyah Bahrul Ulum Natar Lampung Selatan) Muslimin Muslimin; Ammar Kukuh Wicaksono
Mau`izhah : Jurnal Kajian Keislaman Vol 13 No 2 (2023): Volume XIII No. 2 Juli - Desember 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syekh burhanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55936/mau`izhah.v13i2.140

Abstract

Makalah ini akan membahas dua hal: pertama, bagaimana pengertian dan peranan komunikasi organisasi dalam lembaga pendidikan Islam? Kedua, bagaimana Kepala Madrasah Diniyah Bahrul Ulum Natar Lampung Selatan melaksanakan komunikasi organisasi? Hasil dari penelitian deskriptif kualitatif ini ialah bahwa komunikasi merupakan kekuatan utama yang membuat organisasi menjadi dinamis. Komunikasi organisasi dijelaskan sebagai bentuk pengiriman pesan dan sekaligus bentuk penerimaan pesan antar anggota dan juga antar unit yang ada di dalam organisasi. Di mana proses pengiriman dan penerimaan pesan antar anggota ataupun antar unit bisa terjadi secara formal maupun secara informal guna tercapainya tujuan organisasi. Komunikasi organisasi juga terjadi di lembaga pendidikan Islam, yakni suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam seperti: lembaga keluarga, masjid, pondok pesantren, dan madrasah, termasuk lembaga madrasah diniyah (madin). Madin berperan dalam menyebabkan anak-anak akan berada dalam zona aman pergaulan orang-orang sholeh atau, kata orang Jawa, wongkang soleh kumpulono. Komunikasi organisasi ala Gus Ihza, Kepala Madrasah Diniyah Bahrul Ulum Natar Lampung Selatan antara lain ialah bahwa dalam setiap komunikasi harus ada kejujuran. Bicara sesuai dengan kenyataan yang ada. Komunikasi itu penting untuk menyampaikan aturan, menjelaskan filosofi aturan, dan atau sekaligus untuk memotivasi. Dalam kaitan ini perlu adanya kreatifitas bagaimana setiap anggota jadi bersemangat untuk ikut hadir pada forum komunikasi yang direncanakan, antara lain dengan memberi “amplop komunikasi”, “sembako komunikasi” dan sebagainya. Kemudian menurut Gus Ihza, untuk problem yang rumit atau calon keputusan yang genting maka komunikasinya harus lebih intensif, lebih mengkomunikasikan kepada atasan, dan bahkan harus mengkomunikasikan hal tersebut kepada Allah ‘Azza Wa Jalla dengan metode shalat istikharah.No.73 Tahun 1991 tentang Jenis Pendidikan Non Formal.
Efektifitas Regulasi & Pengelolaan Infaq, Sedekah dan Dana Sosial Keagamaan: Studi Kasus di Gerakan Koin NU-Care Kota Kediri Mushthofa, Abd. Halim; Wicaksono, Ammar Kukuh
Jurnal At-Tamwil: Kajian Ekonomi Syariah Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal At Tamwil, Maret 2020
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/at-tamwil.v2i1.1113

Abstract

Warga jamiyah Nahdlatul Ulama (NU) termasuk di Kota Kediri tergolong cukup besar bahkan terbesar. Kondidi seperti ini tentunya menjadi peluang besar terhimpunnya dana bagi gerakan pengumpulan infaq, sedekh dan dana sosial keagamaan lainnya. Akan tetapi besarnya jumlah warga NU belum tentu dibarengi dengan besarnya pendapatan hasil penngumpulannya. Hal ini dapat dilihat dari misalnya laporan akhir tahun 2019 masih berkisar puluhan juta belum ratusan juta rupiah. Realitas seperti itu menunjukkan adanya masalah yang perlu untuk dikaji dan diteliti problem utamanya dan dicari solusinya. Maka dengan pendekatan tertentu penelitian perlu dilakukan yang kesimpulannya bisa dijadikan bahan pertimbangan dan kajian selanjutnya. Salah satu problemnya adalah persoalan efektifitas, baik efektifitas lembaga pengelola maupun efektifitas regulasinya. Sebuah aturan bisa dikatakan efektif dan rasional manakala bisa dan mampu menumbuhkan kesadaran banyak warga, demikian juga pengelolaan sesuatu kegiatan bisa disebut efektif manakala banyak orang dan banyak pihak dapat merasakan manfaatnya. Selain problem utama ada problem-problem hulu yang mendahuluinya semisal kondisi perekonomian warga, keterampilan dan profesionalitas pengelola, kesadaran dan kepercayaan mereka yang mampu, sosialisasi peraturan perundang-undangannya. Problem hulu ini jelas akan mempengaruhi efektifitas regulasi dan pengelolaannya, untuk itu solusi yang ditawarkan antara lain pengadaan training pengelola atau madrasah amil untuk menjadi lebih profesional dan terpercaya, keteladanan para tokoh-tokohnya disamping peningkatan jaringan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk pihak pemerintah.