Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGUATAN SEKTOR UMKM KERIPIK SUSENO BANDAR LAMPUNG DI ERA PASAR BEBAS MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Dewi Ayu Hidayati; Benjamin Benjamin; Azis Amriwan
SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya Vol 22 No 2 (2020): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya
Publisher : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/sosiologi.v22i2.62

Abstract

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan kesepakatan negara negara ASEAN yang menyatukan aspek ekonomi di negara kawasan ASEAN melalui 4 hal yaitu mewujudkan pasar tunggal yang berbasis produksi, meningkatkan kemampuan kompetisi, mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkeadilan, dan menyatukan negara ASEAN menuju ekonomi global. Perwujudan MEA ini menjadikan seluruh pelaku usaha atau industri perlu melakukan upaya untuk menghadapi persaingan bebas. Oleh karena itu, pelaku usaha di Indonesia harus bersiap diri untuk meningkatkan produksi dan juga melakukan upaya promosi agar produksi yang dihasilkan tetap dapat diterima di pasar lokal bahkan dapat diimpor ke negara lain. Penelitian ini bertujukan untuk mendeskripsikan secara mendalam tentang strategi yang dilakukan oleh UMKM Keripik Suseno agar dapat siap untuk memasuki era pasar bebas MEA. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi deskriptif kualitatif. Melalui pendekatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara mendalam tentang strategi apa saja yang dilakukan UMKM Keripik Suseno Bandar Lampung di era pasar bebas MEA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan sektor UMKM Keripik Suseno di Era Pasar Bebas MEA dilakukan dengan cara meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia, meningkatkan mutu dan kualitas produk, membuat kemasan atau desain produk yang menarik, mempertahankan harga jual produk, dan meningkatkan strategi pemasaran.
DINAMIKA DAN HAMBATAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DI PLABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI Azis Amriwan
SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya Vol 23 No 2 (2021): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya
Publisher : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/sosiologi.v23i2.164

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dinamika yang terjadi dalam pelaksanaan programpemberdayaan masyarakat pesisir. Penelitian ini juga ingin melihat proses reproduksi praktikdominasi dalam masyarakat pesisir yang menjadi faktor penghambat dalam pemberdayaannelayan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif untukmenggali relasi sosial dalam masyarakat pesisir yang melibatkan nelayan, juragan (taweu),kelompok nelayan dan pemerintah dalam perspektif strukturasi Giddens. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa program pemberdayaan masyarakat pesisir di Palabuhanratu KabupatenSukabumi bersifat charity berupa Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dan bersifat stimulusseperti program Pengembangan Usaha Mina Perdesaan (PUMP) Perikanan Tangkap. Konseppemberdayaan semacam ini hanya bersifat sementara, parsial dan belum menyentuh persoalanutama dalam struktur sosial masyarakat pesisir yang bersifat patron-klien. Nelayan merupakankelompok masyarakat pesisir yang paling sulit untuk keluar dari jaring kemiskinan. Kebijakanpemerintah dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan, mekanisme pasar, dan dominasikelompok nelayan (KUB) oleh juragan (taweu), menyebabkan nelayan mengalami ketergantunganterhadap akses (jaringan, modal dan pengetahuan) sebagai bentuk dominasi struktural. Temuanpenelitian menunjukkan bagaimana nelayan dapat keluar dari jerat kemiskinan ataupun dominasistruktural ketika nelayan menggunakan faktor keagenannya. Praktik sosial yang dialami secaraberulang membentuk kesadaran nelayan, yakni memanfaatkan akses yang dimiliki. Dalam konteksprogram pemberdayaan, nelayan dapat bersikap pragmatis ataupun otonom.
ESKALASI PARTISANSHIP POLITIK DALAM PEMBENTUKAN POLARISASI PADA MASYARAKAT DIGITAL Muhammad Guntur Purboyo; Junaidi Junaidi; Azis Amriwan
SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya Vol 26 No 01 (2024): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya
Publisher : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/sosiologi.v26i01.1220

Abstract

Pada era pemilihan 2014 dan 2019, platform yang paling dominan dimanfaatkan adalah twitter. Pembentukan identitas ini terlihat dari hadirnya istilah “Cebong” dan “Kampret” sebagai bentuk pemisahan kelompok partisanship dari kedua kubu calon. Tedak hanya sampai disitu, berkembangnya aktivitas digital di Media Sosial telah mengubah cara masyarakat berinteraksi dengan politik. Penggunaan platform seperti TikTok menjadi bagian integral dari proses pembentukan ekspresi partisanship pada ajang pesta rakyat 2024. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep partisanship dalam sosiologi politik Indonesia, dengan penekanan pada peran media sosial, khususnya TikTok. Penelitian ini menggunakan metode studi dokumentasi dengan melibatkan pengumpulan dan analisis data dari berbagai dokumen yang relevan seperti artikel akademik, laporan penelitian, arsip berita, dan konten TikTok yang terdokumentasi. Penelitian ini memanfaatkan kerangka konseptual yang melibatkan teori Weberian tentang partisanship, teori filter bubble, dan literatur terkait sosiologi politik. Hasil yang akan didapatkan dalam penelitian ini yaitu pola transformasi pemanfaatan media sosial dalam personal branding capres-cawapres dalam konstelasi politik Indonesia tahun 2024. Tiga tipe polarisasi politik pada media sosial yakni polarisasi ideologis, Polarisasi afektif dan polarisasi audiens berita. polarisai ini terjadi diakibatkan terdapat barier informasi yang terkoptasi oleh filter bubble dan echo-chamber.
Strategi Konten Kreator dalam Mengoptimalkan Pendapatan Melalui Youtobe Shopee Affiliate Amriwan, Azis; Mahmud, Imam; Ananda Salsabila, Ratu; Anisa, Nur
RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual Vol. 6 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Prodi Sosiologi Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/resiprokal.v6i2.634

Abstract

YouTube shopping affiliate is a feature released by YouTube to provide the opportunity to earn additional income for YouTube channel owners who meet the requirements. The program was created by connecting products that are bought and sold on the Shopee marketplace to be promoted through videos made by content creators on YouTube by adding tags to them in the videos. This research uses a literature study method with a qualitative approach to find out strategies for optimizing income through video programs created by content creators. The research results show that making videos, writing descriptions, channel names, tags, and video duration have a big influence on someone's behavior in buying the recommended product. The existence of social action on the YouTube shopping affiliate program is also carried out through an approach in the analysis of dromological theory, including regarding flow, trajectory and duration. In the process, research findings illustrate that the concept of faster digital flow allows someone to be able to follow trends based on videos that match someone's behavior to be encouraged to buy recommended products.
ESKALASI PARTISANSHIP POLITIK DALAM PEMBENTUKAN POLARISASI PADA MASYARAKAT DIGITAL: (Studi pada Platform Media Sosial TikTok) Purboyo, Muhammad Guntur; Junaidi, Junaidi; Amriwan, Azis
SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya Vol. 26 No. 01 (2024): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya
Publisher : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/sosiologi.v26i01.1220

Abstract

In the 2014 and 2019 election era, the most dominant platform used was Twitter. This identity formation can be seen from the presence of the terms "Cebong" and "Kampret" as a form of division of partisan groups between the two candidate camps. That's all, the transformation of digital activity on social media has changed the way society interacts with politics. The use of platforms such as TikTok is an integral part of the process of forming expressions of partisanship at the 2024 people's festival. This research aims to analyze the concept of partisanship in Indonesian political sociology, with an emphasis on the role of social media, especially TikTok. This research uses a documentation study method which involves collecting and analyzing data from various relevant documents such as academic articles, research reports, news archives, and documented TikTok content. This research uses a conceptual framework involving Weberian theory of partisanship, filter bubble concept, and literature related of political sociology. The results that will be obtained in this research are the transformation pattern of the use of social media on the personal branding of presidential and vice- presidential candidates in the Indonesian political constellation in 2024. Three types of political polarization on social media, namely ideological polarization, affective polarization, and news audience polarization. This polarization occurs when the information barrier is copied by the bubble filter and echo chamber.
Ambivalensi Politik Digital: Algoritma, Gamifikasi, dan Polarisasi Generasi Z di TikTok Purboyo, Muhammad Guntur; Amriwan, Azis; Junaidi, Junaidi; Tivantara, Branden Jaya; Putra, Hanif Dinanda
Jurnal Sosiologi Andalas Vol. 11 No. 2 (2025)
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsa.11.2.172-190.2025

Abstract

TikTok has become a primary platform for Generation Z's political information consumption. The algorithmic mechanisms of the For You Page and live battles, combined with in-app gift features, create a unique dynamic where entertainment merges with political partisanship. This phenomenon shows that polarization is not only a result of algorithmic filters but also of digital rituals full of symbols and emotions. This article explains how TikTok's algorithms and gift features operate as social mechanisms that limit informational diversity and reinforce political polarization among Generation Z. Using a qualitative approach, the study conducted a thematic analysis of political live battle videos and in-depth interviews with eight Generation Z participants (18-24) in Bandar Lampung. The analysis highlights algorithmic curation patterns, the dynamics of gift-giving, and Generation Z's perceptions of political content. The study found that partisan content dominates live battles, with large gifts given by pro-candidate accounts as political support, while small gifts are used by ordinary viewers. Participants watched these battles more for entertainment than for information, yet they were consistently exposed to political partisanship. The findings demonstrate that TikTok's algorithm and gift economy jointly construct a digital political space based on emotion and symbols rather than substantive discussion. This study confirms that Generation Z's political polarization is rooted in both algorithmic curation and the logic of digital entertainment mobilized by political supporters.