Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

TENAGA KERJA PEMUDA DESA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN MASA PANDEMI COVID’19 (Studi Pada Pemuda Desa Tanjung Medang) Randi Randi; Junaidi Junaidi; Mulyanto Mulyanto; Ridhah Taqwa
SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya Vol 23 No 1 (2021): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya
Publisher : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/sosiologi.v23i1.20

Abstract

Revolusi Industri 4.0 dan Pandemi Covid’19 merupakan tantangan baru bagi masyarakat dunia, kondisi dunia fisik dan digital mengalami perubahan yang signifikan cara hidup kerja manusia, yaitu mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis, dimana terdapat perubahan secara fundamental dan terobosan baru di semua disiplin ilmu, diantaranya dibidang artificiall intellegent, teknologi nano,bioteknologi, teknologi yang berbasis internet berdampak terhadap kehidupan manusia, memberikan dampak pertumbuhan ekonomi. (Hamdan, 2018). Revolusi industri 4.0 meningkatkan efisiensi, fleksibilitas dan konektivitas lintas batas, juga pelayanan yang lebih cepat, murah, dan spesifik. Namun, teknologi juga semakin meningkatkan akses kesenjangan digital, kesenjangan kompetensi lulusan ilmu sosial dengan kebutuhan industri. Perekrutan pegawai akan semakin berkurang seiring meningkatnya otomatisasi, penggunaan robotik dan meningkatnya sistem kerja fleksibel. Keterbatasan menguasai teknologi bagi tenaga kerja di desa membuat pemuda desa sulit untuk bersaing dan mendapatkan pekerjaan yang layak. Seharusnya pihak swasta maupun pemerintah tetap perlu memberi prioritas pada target akses ke pekerjaan tetap bagi setiap orang karena disanalah pengembangan pribadi manusia (Vieronica Varbi Sununianti, 2019). Fokus tulisan ini adalah kepada peningkatan Sumber Daya Manusia melalui pelatihan.
POLA INTERAKSI ANTAR MAHASISWA PASCASARJANA DALAM REALITAS JARINGAN SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Pascasarjana FISIP UNPAD Angkatan 2014-2016) Junaidi Junaidi; Muhammad Jamiluddin Nur; Randi Randi
SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya Vol 23 No 1 (2021): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya
Publisher : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/sosiologi.v23i1.58

Abstract

Hubungan yang terjalin antar manusia merupakan realita sebagai sebuah keniscayaan. Maksud dan tujuan dari interaksi sangat bersifat subyekstif, hanya orang yang berinteraksi yang tahu maknannya. Dengan demikian, Tulisan ini akan mencoba mengupas makna dibalik interaksi mahasiswa pasca Fisip Unpad. Pokok bahasan dari tulisan ini mengenai pola interaksi mahasiswa pasca Fisip Unpad dalam realitas jaringan. Tulisan ini mencoba dikupas dari sudut pandang pola interaksi dalam realitas jaringan dari mahaiswa pasca Fisip Unpad. Metode yang digunakan dalam studi ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif yang dianalisis secara deskriptif terhadap data primer yang diperoleh dari wawancara dan pengamatan atau observasi lapangan, dan didukung oleh data sekunder yang diperoleh dari buku dan Jurnal. Hal yang dianalisis dalam studi ini yaitu pola interaksi antar mahasiswa pascasarjana Fisip Unpad dalam realitas jaringan angkatan 2014-2016. Teknik pengumpulan data dalam studi ini yaitu menggunakan teknik wawancara, pengamatan dan dokumentasi terhadap mahasiswa pascasarjana Fisip Unpad. Hasil studi ini menunjukkan bahwa pola-pola interaksi seperti bermain futsal, kumpul bersama, makan bersama, berdiskusi bersama, jalan bersama, olah raga bersama merupakan cara untuk mempertahankan tali silaturrahmi, persahabatan, ralasi dan jaringan. Jaringan yang dibangun melalui pola tersebut dipertahankan untuk mempermudah jaringan kerja di masa depan.
PERUBAHAN POLA ADAPTASI MASYARAKAT MISKIN PENERIMA MANFAAT PKH DI MASA PANDEMI COVID-19 Usman Raidar; Junaidi Junaidi
SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya Vol 23 No 2 (2021): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya
Publisher : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/sosiologi.v23i2.163

Abstract

The COVID-19 pandemic that hit the world community and even Indonesia caused various kinds of problems. This is related to how the community can adapt to the disaster, so that they are able to survive and get through it. All means are certainly done, including changing the habits they have been doing to adapt in normal times. Changes in habitual patterns in adapting are very interesting to study, especially for poor people who are beneficiaries of the hopeful family program who are certainly the most affected by this Covid-19 pandemic disaster. Therefore, it is necessary to conduct a study on how to change the adaptation pattern of the poor beneficiaries of the Family Hope Program (PKH). Of course this study uses a qualitative method with case studies. In addition, this study also uses quantitative techniques in collecting data, both in the form of primary and secondary data. This research was conducted in Bagelen Village, Gedong Tataan District, Pesawaran Regency. The results of this study, namely a change in the pattern of adaptation of the PKH beneficiary community during the Covid-19 pandemic. These changes are related to the patterns of survival carried out by PKH beneficiary communities during the Covid-19 pandemic.
Realitas Dinamika Integrasi Sosial Etnis Jawa dan Lampung di daerah Pardasuka Kabupaten Pringsewu Retno Putri; M. Fadhil Nurdin; Muhammad Fedriansyah; Junaidi Junaidi
JUPIIS: JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL Vol 11, No 2 (2019): JUPIIS (JURNAL PENDIDIKAN ILMU ILMU SOSIAL) DESEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jupiis.v11i2.13320

Abstract

When the community only sees integration as limited as the meaning of tolerance, the dynamics of social integration through different ethnic social exchanges in the Pringsewu District Pardasuka area are interesting to study. The aim is to provide an understanding and knowledge of social integration in the wider community. This study certainly uses qualitative methods with case study analysis. Data collection techniques use observation, documentation, and interview techniques. The informant withdrawal is done by using purposeful sampling which is continued with the Snowball sampling technique. The research informants were drawn from the Javanese and Lampung ethnic communities which formed integration through social exchange. Documentation data is taken from the archives of the Pardasuka area. Then, from the results of interviews, observation and documentation is done reduction, analysis, and triangulation of all data that are considered necessary, so as to provide valid conclusions. From the results of the study show that, the social integration between Javanese ethnic and ethnic Lampung that occurred in the Pringsewu district Pardasuka area can integrate well. Social exchange is done as a bridge of interaction to obtain long-term agreements, so that the community can preserve its integration.
Transformasi Pengentasan Kemiskinan Keluarga Fakir Miskin Penerima Program Keluarga Harapan (Studi di Desa Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu) Junaidi Junaidi; Muhammad Guntur Purboyo; Azis Amriwa
Administratio Vol 12 No 2 (2021): Administratio: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan
Publisher : Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/administratio.v12i2.244

Abstract

Program Keluarga Harapan (PKH) exists as a government program that provides conditional assistance to families belonging to the poor. Since its birth in 2007, PKH has changed along with the dynamics of society. To see these developments, and how the reality of recipients belonging to poor families receiving PKH benefits is something that needs to be known scientifically. Therefore, in this study, structural functionalism is used as an analytical tool for solving theoretical problems that arise from the existence of PKH. This study uses a qualitative method with case study analysis. In addition, this study is also supported by quantitative data in the form of secondary data. This research was conducted in Wonodadi Village, Gadingrejo District, Pringsewu Regency. With this method and the field of study to be studied, this study will produce the reality of PKH beneficiary families in their social life. The aim is to find out the condition of the community comprehensively, and it is useful to provide an overview and solutions that can be offered if the assistance does not succeed significantly. From the description found, PKH Beneficiary Families (KPM PKH) have not been able to be socially independent so they tend to look dependent.
PEMBELAHAN IDEOLOGI, KONTESTASI PEMILU, DAN PERSEPSI ANCAMAN KEAMANAN NASIONAL: SPEKTRUM POLITIK INDONESIA PASCA 2014? Ari Ganjar Herdiansah; Junaidi -; Heni Ismiati
JWP (Jurnal Wacana Politik) Vol 2, No 1 (2017): JWP (Jurnal Wacana Politik) Maret
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.023 KB) | DOI: 10.24198/jwp.v2i1.11480

Abstract

Keamanan geopolitik dan sentimen keagamaan menjadi isu politik yang mencuat di Indonesia pasca 2014. Semenjak Joko Widodo menjadi presiden, isu kedekatannya dengan China seringkali dikemas sebagai citra yang negatif terhadap pemerintahannya. Di sisi lain, menguatnya pengaruh China di Asia Tenggara turut mempengaruhi perubahan peta ekonomi politik di Indonesia. Investasi dan dana pinjaman dari China meningkat tajam yang diiringi kompensasi proyek infrastruktur yang diberikan kepada China. Akan tetapi, memori kolektif masyarakat Indonesia terkait identiknya China dan komunisme menyulut kekhawatiran bangkitnya Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia. Secara kebetulan, persaingan Gubernur Jakarta 2017 yang diikuti oleh Basuki Tjahaya Purnama, petahana kuat berlatar etnik China yang diusung oleh partai pemerintah (PDIP), menjadi momentum yang membangkitkan komponen Islamis yang sudah menaruh curiga terhadap kebangkitan PKI. Artikel ini menelaah bagaimana faktor menguatnya pengaruh China dan kedigdayaan politik PDIP membentuk pusaran konflik aliran antara nasionalis kiri dengan kanan Islamis yang membawa kerawanan keamanan di Indonesia pada level lebih tinggi. 
PERAN KONTEKSTUAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI LAMPUNG DALAM MENCEGAH POLITIK UANG PADA PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM Fikri Isnaini Saputra; Junaidi Junaidi; Rafi Maulana Ramadhan
SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya Vol 26 No 01 (2024): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya
Publisher : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/sosiologi.v26i01.1192

Abstract

ABSTRAK Politik uang sebagai bentuk pelanggaran pemilu menjadi ranah Bawaslu selaku lembaga pengawas untuk menanganinya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang pemilu. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam menciptakan pemilu yang jujur dan adil. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan menganalisis peran Bawaslu Provinsi Lampung dalam mencegah politik uang. Peneliti mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan Bawaslu Provinsi Lampung telah melakukan pencegahan politik uang dengan tujuan untuk mendukung terwujudnya keadilan pemilu. Upaya pencegahan dilakukan diantaranya seperti memberikan instruksi dalam rapat koordinasi penguatan kelembagaan dengan Bawaslu Kab/Kota untuk membentuk tim patroli anti politik uang, berkoordinasi dengan KPU Kab/Kota, peserta pemilu, hingga panitia pengawas ad-hoc. Upaya lainnya seperti koordinasi dengan KPU Provinsi Lampung dan menjalin kerjasama untuk menggaet pengawas partisipatif. Namun, upaya pencegahan politik uang yang dilakukan tersebut masih belum sesuai dan belum efektif dengan kondisi masyarakat dan kondisi geografis Provinsi Lampung. Untuk itu, upaya pencegahan yang dilakukan perlu dilakukan secara lebih humanis dan lebih masif. Upaya pencegahan politik uang juga masih terhalang lemahnya regulasi hukum yang memungkinkan para pelaku terus melakukan aksinya. Sehingga, Bawaslu Provinsi Lampung perlu menyuarakan revisi kelemahan pasal-pasal dalam Undang-Undang pemilu sehingga mampu meningkatkan efektivitas pencegahan di masa yang akan datang.
ESKALASI PARTISANSHIP POLITIK DALAM PEMBENTUKAN POLARISASI PADA MASYARAKAT DIGITAL Muhammad Guntur Purboyo; Junaidi Junaidi; Azis Amriwan
SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya Vol 26 No 01 (2024): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya
Publisher : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/sosiologi.v26i01.1220

Abstract

Pada era pemilihan 2014 dan 2019, platform yang paling dominan dimanfaatkan adalah twitter. Pembentukan identitas ini terlihat dari hadirnya istilah “Cebong” dan “Kampret” sebagai bentuk pemisahan kelompok partisanship dari kedua kubu calon. Tedak hanya sampai disitu, berkembangnya aktivitas digital di Media Sosial telah mengubah cara masyarakat berinteraksi dengan politik. Penggunaan platform seperti TikTok menjadi bagian integral dari proses pembentukan ekspresi partisanship pada ajang pesta rakyat 2024. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep partisanship dalam sosiologi politik Indonesia, dengan penekanan pada peran media sosial, khususnya TikTok. Penelitian ini menggunakan metode studi dokumentasi dengan melibatkan pengumpulan dan analisis data dari berbagai dokumen yang relevan seperti artikel akademik, laporan penelitian, arsip berita, dan konten TikTok yang terdokumentasi. Penelitian ini memanfaatkan kerangka konseptual yang melibatkan teori Weberian tentang partisanship, teori filter bubble, dan literatur terkait sosiologi politik. Hasil yang akan didapatkan dalam penelitian ini yaitu pola transformasi pemanfaatan media sosial dalam personal branding capres-cawapres dalam konstelasi politik Indonesia tahun 2024. Tiga tipe polarisasi politik pada media sosial yakni polarisasi ideologis, Polarisasi afektif dan polarisasi audiens berita. polarisai ini terjadi diakibatkan terdapat barier informasi yang terkoptasi oleh filter bubble dan echo-chamber.
Sustainable Development: A Policy Model of Environmental in Kampung Hijau Bandar Lampung Junaidi, Junaidi; Muhammad Guntur Purboyo , Muhammad Guntur Purboyo; Azis Amriwan , Azis Amriwan; Usman Raidar, Usman Raidar; Yuni Ratnasari, Yuni Ratnasari; Teuku Fahmi, Teuku Fahmi
JOURNAL OF GOVERNMENT SCIENCE Vol 6 No 2 (2025)
Publisher : Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54144/govsci.v6i2.131

Abstract

The sustainable development model can provide space for changes that can create prosperity for society. Therefore, consistency in implementing sustainable development must be supported by a more concrete policy direction at the empirical level. The aim is to be an instrument in realizing prosperity in the context of sustainable development. Therefore, the study of the Kampung Hijau sustainable development model is important. This study was conducted through a literature review supported by a qualitative approach with a case study method. Therefore, the data sources in this study are mostly secondary data. However, to observe the conditions empirically, this research is still supported by primary data obtained through interviews and observations. This study further explores how sustainable development can serve as an analytical tool in research. The results of this study indicate that, at the practical level, the Kampung Hijau development model, particularly in Teluk Betung Selatan District, provides space for community welfare. Therefore, this development model can be used as a more concrete and broader policy direction in realizing the development model in certain areas, such as slums and rural areas.
Ambivalensi Politik Digital: Algoritma, Gamifikasi, dan Polarisasi Generasi Z di TikTok Purboyo, Muhammad Guntur; Amriwan, Azis; Junaidi, Junaidi; Tivantara, Branden Jaya; Putra, Hanif Dinanda
Jurnal Sosiologi Andalas Vol. 11 No. 2 (2025)
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsa.11.2.172-190.2025

Abstract

TikTok has become a primary platform for Generation Z's political information consumption. The algorithmic mechanisms of the For You Page and live battles, combined with in-app gift features, create a unique dynamic where entertainment merges with political partisanship. This phenomenon shows that polarization is not only a result of algorithmic filters but also of digital rituals full of symbols and emotions. This article explains how TikTok's algorithms and gift features operate as social mechanisms that limit informational diversity and reinforce political polarization among Generation Z. Using a qualitative approach, the study conducted a thematic analysis of political live battle videos and in-depth interviews with eight Generation Z participants (18-24) in Bandar Lampung. The analysis highlights algorithmic curation patterns, the dynamics of gift-giving, and Generation Z's perceptions of political content. The study found that partisan content dominates live battles, with large gifts given by pro-candidate accounts as political support, while small gifts are used by ordinary viewers. Participants watched these battles more for entertainment than for information, yet they were consistently exposed to political partisanship. The findings demonstrate that TikTok's algorithm and gift economy jointly construct a digital political space based on emotion and symbols rather than substantive discussion. This study confirms that Generation Z's political polarization is rooted in both algorithmic curation and the logic of digital entertainment mobilized by political supporters.