Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengembangan Buku Ajar Pendidikan Agama Islam dengan Pendekatan Konstekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Heri Kiswanto
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 2 No. 1 (2018): Juli
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tantangan yang dihadapi dalam dunia Pendidikan Islam adalah bagaimana mengimplementasikan pendidikan agama Islam bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama aka9n tetapi bagaimana mengarahkan peserta didik agar memiliki kualitas iman, taqwa dan akhlak mulia, agar bisa mengarahkan diri ke jalan yang lurus dan membentengi diri dari hal-hal yang di larang oleh Syariat. Mendeskripsikan Keterbacaan buku ajar Pendidikan Agama Islam yang digunakan kelas VIII di SMP 2 Sukorejo dan Mendeskripsikan respon pengguna buku ajar Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan konstekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pendekatan penelitian dalam artikel ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). hasil respon siswa dijadikan sebagai landasan untuk merevisi buku ajar sebelum diuji coba di lapangan. Setelah melakukan revisi berdasarkan masukan dari respon siswa. Keterbacaan buku ajar Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan konstekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Ibrahimy 2 Sukorejo menunjukan tingkat keterbacaan buku ajar pendekatan kostektual untuk meningkatkan hasil belajar adalah 65%,
IMPLEMENTASI METODE MULTIFACTOR EVALUATUION PROCESS PADA APLIKASI PENENTUAN WILAYAH PEMASARAN PRODUK ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU Lukman Hakim; Heri Kiswanto
JUTIM (Jurnal Teknik Informatika Musirawas) Vol 4 No 1 (2019): JUTIM (Jurnal Teknik Informatika Musirawas) JUNI
Publisher : LPPM UNIVERSITAS BINA INSAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (964.793 KB) | DOI: 10.32767/jutim.v4i1.437

Abstract

Abstrak Multifactor Evaluation Proses (MFEP) adalah metode kuantitatif yang menggunakan Weighting System, dalam pengambilan keputusan multi faktor, pengambil keputusan secara subyektif dan intuitif menimbang berbagai faktor atau kriteria yang mempunyai pengaruh penting terhadap alternatif pilihannya [1]. Adira Finance Kota Lubuklinggau merupakan perusahaan yang melayani beragam pembiayaan seperti kendaraan bermotor baik baru ataupun bekas, Adira Finance Kota Lubuklinggau saat ini belum memiliki suatu aplikasi yang dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan untuk menentukan lokasi wilayah pemasaran. Proses penentuan wilayah pemasaran selama ini dilakukan dengan cara survey yang dilakukan oleh tim marketing dengan melihat satu kriteria yaitu wilayah blacklist ke wilayah-wilayah yang ingin dijadikan tempat pemasaran, berdasarkan hasil survey kepala cabang akan memprediksi dari beberapa alternatif wilayah mana yang akan menjadi tempat pemasaran produk, dimana hasil perkiraan tersebut akan menjadi keputusan yang dilakukan oleh kepala cabang. Dari permasalahan yang ada di Adira Finance Kota Lubuklinggau, maka peneliti akan merancang sebuah Aplikasi dengan menerapkan Metode Multifactor Evaluatuion Process untuk dapat menentukan wilayah pemasaran produk dan aplikasi ini juga dapat melakukan perhitungan untuk menentukan wilayah pemasaran terbaik. Kata Kunci : Multifactor Evaluation Process, Pengambilan Keputusan, Wilayah Pemasaran Abstract Multifactor Evaluation Proses (MFEP) is a quantitative method that uses a Weighting System, in making multi-factor decisions, decision makers are subjectively and intuitively weighing various factors or criteria that have an important influence on alternative choices[1]. Adira Finance Lubuklinggau City is a company that serves a variety of financing such as new or used motor vehicles, Adira Finance Lubuklinggau City currently does not have an application that can support the decision-making process to determine the location of the marketing area. The process of determining the marketing area so far is done by means of surveys conducted by the marketing team with looking at one criterion, namely the blacklist area to the areas that want to be the place of marketing, based on the results of the survey the head of the branch will predict which alternative regions will be the place for marketing the product, where the results of these estimates will be a decision made by the head of the branch. From the problems that exist in Adira Finance Lubuklinggau City, then the researcher will design an application by applying the Multifactor Evaluation Process Method to determine the product marketing area and this application can also do calculations to determine the best marketing area Keywords : Multifactor Evaluation Proces, Decision Making, Marketing Area
SISTEM INFORMASI RUMAH NEGARA DI LANTAMAL Heri Kiswanto; Syarifudin Dwi Prasetyo; Suprayitno Suprayitno; Arie Marbandi
JOURNAL ASRO Vol 7 (2017): Jurnal Analisis Sistem & Riset Operasi
Publisher : Indonesian Naval Technology College - Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut - STTAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.528 KB)

Abstract

Rumah Negara (Rumneg) yaitu bangunan yang dimiliki negara dan berfungsisebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta menunjangpelaksanaan tugas Pejabat, Prajurit, dan Pegawai Negeri Sipil. Rumah negaramerupakan barang milik negara yang dibeli atau diperoleh atas beban AnggaranPendapatan dan Belanja Negara (APBN), sehingga merupakan bagian dari keuangannegara. Sebagai aset negara yang pemanfaatannya ditujukan untuk kepentinganpenyelenggaraan tugas pokok dan fungsi instansi pemerintahan maka sudahsewajarnya diatur hal-hal mengenai pengadaan, penghunian, pengelolaan danpengalihan status hak atas rumah negara tersebut, dalam peraturan perundangundangan.Sebagaimana disebutkan dalam UU No. 4 Tahun 1992 tentang perumahandan pemukiman, pemerintah dapat menyelenggarakan pembangunan perumahan untukmemenuhi kebutuhan khusus dengan tetap memperhatikan ketentuan undang-undangmaka banyak instansi pemerintah telah melakukan kegiatan pengadaan rumahnegara.Dalam hal ini Pangkalan Utama TNI-AL V (LANTAMAL V) memiliki tugaspengelolaan serta pengendalian rumneg di wilayahnya. Dalam melaksanakan tugastersebut membutuhkan informasi rumneg, yang diolah dari data rumneg. Dengan belumadanya data yang terstruktur sehingga mengalami kesulitan dan membutuhkan waktuyang lama dalam pembuatan Surat Ijin Perumahan Negara (SIP), pembuatan laporantriwulan rumneg.Berdasarkan masalah tersebut, maka dirancang sistem informasi rumah negaradi Lantamal V yang dapat membantu dalam pembuatan dan pengembangan sisteminformasi rumah negara di Lantamal V. Sistem informasi rumah negara Lantamal V dapatmelakukan input dan update data rumneg, pembuatan sip, update sip, pembuatanlaporan triwulan rumneg, pembuatan Over Booking (OVB) rumneg serta dapat membantupengambilan keputusan yang tepat bagi jajaran pimpinan Lantamal V.Kata Kunci : Lantamal V, Sistem Informasi Rumneg, Data Sip.
Sintesis dan Karakterisasi Nanopartikel Magnetik CoZnFe2O4 dengan Metode Kopresipitasi Heri Kiswanto; Edi Suharyadi; Takeshi Kato; Satoshi Iwata
Wahana Fisika Vol 5, No 1 (2020): June
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/wafi.v5i1.24084

Abstract

Nanopartikel CoZnFe2O4 telah berhasil disintesis dengan metode kopresipitasi dan di-annealing pada suhu yang berbeda, yaitu 400ºC, 600ºC, 800ºC dan 1000ºC selama 2 jam. Ukuran kristalit diestimasi dengan formula Scherrer’s dan ditemukan meningkat dari 13,4 hingga 39,2 nm akibat pertumbuhan butir. Parameter kisi ditemukan meningkat dari 8,18 hingga 8,25 Å akibat subtitusi Zn akibat subtitusi Zn yang memiliki radius ionic lebih besar. Spektra FTIR mengkonfirmasi adanya vibrasi stretching pada bilangan gelombang sekitar 478 dan 586 cm-1 pada kisi tetrahedral dan kisi oktahedral. Baik koersivitas (Hc) maupun magnetisasi saturasi (Ms) meningkat dari 51-191 emu/g dan 150 – 250 Oe dengan meningkatnya suhu annealing karena adanya pertumbuhan butir serta perubahan mikrostruktur. Citra TEM menunjukan bahwa morfologi dan mikrostruktur berubah secara signifikan selama annealing. Pada suhu 1000ºC memberikan hasil optimum pada nilai Ms dan Hc sampel nanopartikel CoZnFe2O4.CoZnFe2O4 nanoparticles was successfully synthesized by the coprecipitation method and annealed at different temperatures, i.e.  400ºC, 600ºC, 800ºC and 1000ºC for two hours. The crystallites size was estimated by the Scherrer’s formula and found to increase from 13.4 to 39.2 nm due to grain growth. The lattice parameter was found to increase from 8.18 to 8.25 Å due to Zn substitution which has a larger ionic radius. The FTIR spectra confirm the existence of stretching vibrations in wave numbers around 478 and 586 cm-1 in the tetrahedral and octahedral lattice. Both coercivity (Hc) and saturation magnetization (Ms) increased from 51 - 191 emu / g and 150 - 250 Oe with increasing annealing temperature. This can be correlated with grain growth and microstructural changes. TEM images showed that morphology and microstructure significantly changed during annealing process. At the temperature of 1000 ºC gives optimum results for the Ms and Hc values of the CoZnFe2O4 nanoparticles.Keywords  :  CoZnFe2O4; Annealing temperature; Crystal Structure; Magnetic Properties. 
Pengaruh Perubahan Vakum dan Temperatur Pemanas Fresh Water Generator terhadap Produksi Air Tawar di MT. PM REGENT Susanto, Susanto; Khaeroman; Yulius Oscar; Ngatmin, Ngatmin; Heri Kiswanto
Saintara : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Maritim Vol 8 No 2 (2024): SAINTARA (September 2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Akademi Maritim Nusantara Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52475/saintara.v8i2.343

Abstract

Fresh onboard water is required to fulfill the crew's living needs and support the ship's operations. The need for fresh water for the crew and operational support of the boat is fulfilled with fresh water purchased from the land. Water purchases can be made when the ship is in port, either when the ship is at the dock or when the boat is anchored. Additional fresh water supply can be obtained continuously while the ship is sailing. Seawater desalination is a solution to produce fresh water to fulfill the new water needs. Desalination using a freshwater generator (FWG) involves evaporation and condensation processes affected by vacuum and operating temperature. This study was conducted to determine the effect of changes in pressure and temperature parameters on the production capacity of the freshwater generator. The study was conducted using a case study method through observation, and experimentation on board MT.PM REGENT. The vacuum in the FWG chamber was varied based on the suction of the vacuum ejector. Hot water temperature as a heater in the evaporator is taken from the cooling jacket of the main engine. The result of the pump ejector pressure variation greatly affects the vacuum level of the distillation chamber At pump ejector pressures between 8 – 16 Bar, the vacuum rate can reach 99 – 100% after the pump is operated At pressures of 2 and 4 Bar, the vacuum level drops dramatically, reaching only 50 and 80 %, respectively. The lowest production of FWG when operated with 80% vacuum with a heating temperature of 75 OC is 2767 liters/day. In FWG operation with a maximum vacuum of 100% and a heating temperature of 85 OC, it is able to produce the most fresh water around 6879 liters/day. Based on the changes in parameters, it can be concluded that a decrease in the level of vacuum and heater temperature reduces the production of fresh water from the Fresh Water Generator.
Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Melaksanakan Profesinya Sebagai Pendidik Heri Kiswanto
Harati: Jurnal Pendidikan Kristen Vol 2 No 2 (2022): HaratiJPK: Oktober
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54170/harati.v2i2.122

Abstract

Teaching is a unique profession because there are so many competencies that must be possessed in carrying out its duties to prepare future generations. The ideal teacher, not just a teacher who meets technical requirements: such as smart, clever, or an expert in the field of science they have; but more importantly, the teacher must be able to position himself as an agent of change. For this reason, Christian Religious Education Teachers must have roles and responsibilities personally, socially, intellectually, morally and spiritually. First, independent personal responsibility, namely being able to understand himself, manage himself, control himself and respect and develop himself. Second, social responsibility is realized through the competence of teachers from the social environment and having effective interactive abilities. Third, intellectual (professional) responsibility is realized through the mastery of various sets of knowledge and skills needed to support their duties. Fourth, spiritual and moral responsibility is realized through the appearance of teachers as religious beings whose behavior does not always deviate from religious and moral norms. This article provides an understanding of the responsibilities of Christian Religious Education teachers that must be carried out in carrying out their duties. With the aim that what is done by a Christian Religious Education Teacher can be accounted for before God and within the educational institution itself. This article uses descriptive qualitative research with a literature and biblical text approach and focuses on the discussion of the Teacher's Responsibilities to his Profession Keywords: responsibility; teacher; christian education. Guru adalah merupakan profesi yang unik karena begitu banyaknya kompetensi yang harus dimiliki dalam melaksanakan tugasnya mempersiapkan generasi yang akan datang. Guru yang ideal, bukan sekedar guru yang memenuhi syarat-syarat teknik: seperti pintar, pandai, atau pakar di bidang ilmu yang dimiliki; melainkan yang jauh lebih penting dari itu semua, guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai agen perubahan “agent of change.” Untuk itu Guru Pendidikan Agama Kristen harus memiliki peran dan tanggung jawab secara pribadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual. Pertama, tanggung jawab pribadi yang mandiri yaitu mampu memahami dirinya, mengelola dirinya, menngendalikan dirinya dan menghargai serta mengembangkan dirinya. Kedua, tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dari lingkungan sosial serta memiliki kemampuan interaktif yang efektif. Ketiga, tanggung jawab intelektual (profesional) diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk penunjang tugasnya. Keempat, tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma agama dan moral. Artikel ini memberikan pemahaman terkait tanggung jawab-tanggung jawab guru Pendidikan Agama Kristen yang harus dikerjakan dalam menjalankan tugasnya. Dengan tujuan agar apa yang dikerjakan oleh sorang Guru Pendidikan Agama Kristen bisa dipertanggung jawabkan dihadapan Tuhan dan didalam lembaga pendidikan itu sendiri. Artikel ini mengunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan pustaka dan teks Alkitab dan berfokus pada pembahasan tentang Tanggung Jawab Guru Terhadap Profesinya.