Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

ANALISIS KEBUTUHAN PARAMETER JARINGAN LTE DENGAN SISTEM REFARMING FREKUENSI PADA DAERAH URBAN METROPOLITAN CENTRE Sri Indah Rezkika; Sari Novalianda; Andri Ramadhan
Prosiding Seminar Nasional Teknik UISU (SEMNASTEK) SEMNASTEK UISU 2019
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.035 KB)

Abstract

Salah satu upaya yang dilakukan oleh operator seluler untuk mempertahankan kualitas layanan data adalah membangun teknologi 4G Long Term Evolution. Namun, terbatasnya spektrum frekuensi yang tersedia menciptakan suatu sistem yang disebut dengan refarming frekuensi sebagai solusi untuk membangun teknologi 4G LTE (Long Term Evolution). Pada tulisan ini, untuk memprediksikan jumlah kebutuhan parameter jaringan LTE meliputi link budget, path loss, cell radius, coverage area, dan eNodeB pada daerah metropolitan centre dengan menentukan model propagasi path loss COST231-Hata, frekuensi kerja 1800 MHz, tinggi antena pemancar 70 m dan tinggi antena penerima 3 m. Dari analisis yang dilakukan secara perhitungan pada lokasi urban metropolitan centre diperoleh nilai MAPL sebesar 195,16 dBm, cell radius sebesar 0,087 km, coverage area seluas 0,039 km, dan jumlah sel eNodeB sebanyak 2 buah.
Prototipe Monitoring Level Air dan Kualitas Udara Kandang Ayam Broiler Berbasis IoT Masdania Zurairah Siregar; Panangian Sihombing; Mawardi Mawardi; Sri Indah Rezkika; Muhammad Fauzi; Mona Vionita
Elektriese: Jurnal Sains dan Teknologi Elektro Vol. 14 No. 01 (2024): Artikel Riset Edisi April 2024
Publisher : Information Technology and Science (ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/elektriese.v14i01.4263

Abstract

Beberapa parameter yang mempengaruhi pertumbuhan ayam broiler, yaitu suhu, kelembaban, ketersediaan air, dan kadar gas amonia di dalam kandang ayam. Agar dapat tumbuh secara optimal, suhu kendang di antara 24oC – 32oC (sesuai usia ayam), kelembaban udara sekitar 60% - 70% dan ketersediaan air yang terjaga. Kadar gas amonia harus di bawah 20 ppm. Petani budidaya ayam broiler harus senantiasa memantau nilai setiap parameter tersebut, sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat dan cepat untuk mengurangi tingkat kematian ayam. Namun, mayoritas petani kecil budidaya ayam masih menggunakan metode konvensional untuk memantau parameter-parameter tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan sebuah alat yang mampu mengukur level air dan kualitas udara di kendang ayam broiler. Alat tersebut harus berbasis internet of things (IoT) sehingga petani dapat memonitor parameter-parameter tersebut secara real time dan juga dapat mengirimkan pemberitahuan otomatis kepada petani jika parameter tidak optimal. Sebuah prototipe telah dihasilkan yang tersusun dari beberapa komponen utama yaitu, prosesor Wemos D1R2, sensor gas amonia MQ-137, sensor ultrasonik HC-SR04, sensor suhu DS18B20, LCD1602, dan modul relai empat kanal. Wemos D1R2 memproses luaran setiap sensor dan mengontrol empat kipas melalui relai. Wemos D1R2 juga menampilkan hasil setiap sensor pada LCD1602 dan dashboard pada platform Blynk IoT. Berdasarkan hasil penelitian telah diketahui bahwa prototipe yang dihasilkan memiliki kinerja yang baik. Hal tersebut dibuktikan dengan parameter suhu, level air, dan kadar gas amonia kendang ayam dapat diketahui secara real-time menggunakan smartphone. Prototipe juga dapat mengontrol empat kipas angina dan mengirimkan notifikasi ke pengguna secara otomatis.
Evaluasi kebutuhan daya listrik pada gedung distributor kertas PT. X Dwiyanto, Dwiyanto; Azhari, Muhammad Dimas; Sihombing, Panangian Mahadi; Padli, Ridho; Rezkika, Sri Indah; Novalianda, Sari
Jurnal VORTEKS Vol. 4 No. 1 (2023): April 2023
Publisher : Program Studi Teknik mesin, Fakultas Teknik, Universitas Al Azhar Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54123/vorteks.v4i1.266

Abstract

Beban penerangan, beban air conditioner (AC) dan peralatan listrik portabel memainkan peranan penting dalam menentukan kebutuhan daya listrik pada sebuah gedung. Penentuan kebutuhan daya listrik yang tepat dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik sehingga dapat menurunkan biaya tagihan listrik. Selain itu juga dapat menanggulangi resiko kebakaran akibat listrik. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengevaluasi kebutuhan daya listrik pada Gedung Distributor Kertas PT X Medan sesuai dengan standar kelistrikan yang berlaku. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan kebutuhan daya listrik hasil perhitungan sesuai dengan standar PUIL 2011 terhadap daya listrik yang terpasang pada gedung. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh total kebutuhan daya listrik untuk Gedung Distributor Kertas PT X Medan sebesar 22.290 Watt dengan perincian kebutuhan daya listrik untuk penerangan sebesar 2.250 Watt dan kebutuhan listrik untuk AC sebesar 20.040Watt. Berdasarkan hasil observasi, daya listrik terpasang pada gedung sebesar 23.000 VA. Dengan demikian, daya terpasang Gedung Distributor Kertas PT X Medan perlu dinaikkan hingga 26.000VA untuk menanggulangi dampak faktor daya dan pemakaian peralatan listrik portabel
Radio Frequency Energy Harvesting pada Antena Mikrostrip Array Frekuensi 2100 MHz Sri Indah Rezkika; Sari Novalianda; Panangian Mahadi Sihombing
Elektriese: Jurnal Sains dan Teknologi Elektro Vol. 14 No. 02 (2024): Artikel Riset Edisi Oktober 2024
Publisher : Information Technology and Science (ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/elektriese.v14i02.4914

Abstract

Pada perkembangan telekomunikasi yang semakin berkembang pesat kebutuhan akan energi listrik juga semakin tinggi, untuk itu perlu digunakan energi alternatif untuk menutupi kebutuhan energi. Energi alternatif dapat memanfaatkan energi yang terdapat di bumi salah satunya yaitu gelombang elektromagnetik bebas dengan menggunakan sistem RF (Radio Frequency) energy harvesting. Salah satu komponen penting pada sistem RF (Radio Frequency) energy harvesting adalah antena. Pada penelitian ini dirancang antena mikrostrip array patch segiempat frekuensi 2100 MHz yang terdiri dari atas 4 susunan. Dari hasil pengukuran antena didapat nilai VSWR dan return loss yang terbaik sebesar 1,07 dan -29,25 dB pada frekuensi 2170 MHz. Tegangan keluaran dari antena mikrostrip yang diimplementasikan pada sistem RF energy harvesting adalah sebesar 17 mV untuk pengukuran daerah kota Medan, yaitu di Laboratorium Sistem Komunikasi Radio, 29 mV untuk pengukuran daerah kota Medan di Jalan Abdul Hakim dan 33 mV untuk pengukuran di Plaza Medan Fair. Dari implementasi yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan tegangan yang dipanen di dalam ruangan lebih kecil dibandingkan di luar ruangan.
Radio Frequency Energy Harvesting pada Antena Mikrostrip Array Frekuensi 2100 MHz Rezkika, Sri Indah; Novalianda, Sari; Sihombing, Panangian Mahadi
Elektriese: Jurnal Sains dan Teknologi Elektro Vol. 14 No. 02 (2024): Artikel Riset Edisi Oktober 2024
Publisher : Information Technology and Science (ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/elektriese.v14i02.4914

Abstract

Pada perkembangan telekomunikasi yang semakin berkembang pesat kebutuhan akan energi listrik juga semakin tinggi, untuk itu perlu digunakan energi alternatif untuk menutupi kebutuhan energi. Energi alternatif dapat memanfaatkan energi yang terdapat di bumi salah satunya yaitu gelombang elektromagnetik bebas dengan menggunakan sistem RF (Radio Frequency) energy harvesting. Salah satu komponen penting pada sistem RF (Radio Frequency) energy harvesting adalah antena. Pada penelitian ini dirancang antena mikrostrip array patch segiempat frekuensi 2100 MHz yang terdiri dari atas 4 susunan. Dari hasil pengukuran antena didapat nilai VSWR dan return loss yang terbaik sebesar 1,07 dan -29,25 dB pada frekuensi 2170 MHz. Tegangan keluaran dari antena mikrostrip yang diimplementasikan pada sistem RF energy harvesting adalah sebesar 17 mV untuk pengukuran daerah kota Medan, yaitu di Laboratorium Sistem Komunikasi Radio, 29 mV untuk pengukuran daerah kota Medan di Jalan Abdul Hakim dan 33 mV untuk pengukuran di Plaza Medan Fair. Dari implementasi yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan tegangan yang dipanen di dalam ruangan lebih kecil dibandingkan di luar ruangan.