Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Antara Parameter Geometrik Sagital Lumbosakral Dengan Kejadian Hernia Nukleus Pulposus Pada Pasien Yang Dilakukan Pemeriksaan MRI Lumbosakral Simanjuntak, Martin L.; Ilyas, Muhammad; Murtala, Bachtiar; Zainuddin, Alfian
Jurnal Biomedik : JBM Vol 13, No 1 (2021): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.13.1.2021.32080

Abstract

Abstract: The research aimed at analyzing the relationship between the lumbosacral sagittal geometric parameter and the herniated nucleus pulposus incident in the patients undergoing the lumbosacral MRI examination. The research was conducted in the Radiological Installation of Doctor Wahidin Sudirohusodo Hospital, Makassar from February to April 2020. Samples were as many as 65 patients. The data were analyzed using Spearman's correlation and Chi-square tests. The research result indicates that there is the significant relationship between the global lumbosacral angle (p=0.020, r=0.287), sacral table angle (p=0.018, r=0.292), lumbar sagittal balance axis (p=0.011, r=0.313), age (p=0.004, r=0.354) and the herniated nucleus pulposus incident. The smaller the global lumbosacral angle, the higher the herniated nucleus pulposus degree. The greater the sacral table angle and lumbar sagittal balance axis, the higher the herniated nucleus pulposus degree. The greater the age (old), the higher the herniated nucleus pulposus degree. There is no significant relationship between the sacral kyphosis angle (p=0.127), sex (p=0.717), body mass index (p=0.220) and the herniated nucleus pulposus incident. However, there is the tendency that the smaller the sacral kyphosis angle, the higher the herniated nucleus pulposus degree. There is also the tendency that the greater the body mass index, the higher the herniated nucleus pulposus degree.Key words: Global lumbosacral angle, sacral table angle, sacral kyphosis angle, lumbar sagittal balance axis, age, sex, body mass index, herniated nucleus pulposus Abstrak: Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara parameter geometrik sagital lumbosakral dengan kejadian hernia nukleus pulposus pada pasien yang dilakukan pemeriksaan MRI lumbosakral. Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Dokter Wahidin Sudirohusodo Makassar mulai bulan Februari sampai dengan bulan April 2020. Jumlah sampel sebanyak 65 pasien. Metode yang digunakan adalah Uji korelasi Spearman dan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara sudut global lumbosacral (p=0,020, r=-0,287), sudut sacral table (p=0,018, r=0,292), lumbar sagittal balance axis (p=0,011, r=0,313), umur (p=0,004, r=0,354) dengan kejadian hernia nukleus pulposus. Semakin kecil sudut global lumbosacral maka semakin tinggi derajat hernia nukleus pulposus. Semakin besar sudut sacral table dan lumbar sagittal balance axis maka semakin tinggi derajat hernia nukleus pulposus. Semakin bertambah umur (tua) maka semakin tinggi derajat hernia nukleus pulposus. Tidak ada hubungan yang bermakna antara sudut sacral kyphosis (p=0,127), jenis kelamin (p=0,717), indeks massa tubuh (p=0,220) dengan kejadian hernia nukleus pulposus. Namun, terlihat kecenderungan bahwa semakin kecil sudut sacral kyphosis maka semakin tinggi derajat hernia nukleus pulposus. Terlihat juga kecenderungan bahwa semakin besar indeks massa tubuh maka semakin tinggi derajat hernia nukleus pulposus.Kata Kunci: Sudut global lumbosacral, sudut sacral table, sudut sacral kyphosis, lumbar sagittal balance axis, umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh, hernia nukleus pulposus
Kadar 8-Oxo-7, 8-Dihydro-2’-Deoxyguanosine (8-Oxo-Dgsn) Dalam Urine Sebagai Biomarker Penuaan Pada Pasien Tb Paru Wijaya, Cathrine Meryani; Santoso, Arif; Hamid, Firdaus; As’ad, Suryani; Bukhari, Agussalim; Zainuddin, Alfian
Preventif : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 12 No. 2 (2021): Volume 12 No.2 (2021)
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/preventif.v12i2.448

Abstract

Proses penuaan merupakan proses fisiologis yang tidak dapat dihindari. Pengukuran 8-oxo-dGsn dalam urin berpotensi sebagai cara baru untuk mengevaluasi proses penuaan dalam menentukan dan memperkirakan usia fisiologis. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui kadar 8-Hydroxy-deoxyguanosine (8-OHdG) dalam urin sebagai biomarker penuaan pada pasien tuberculosis paru. Penelitian ini menggunakan pendekatan case control yakni penderita TB paru sebagai kelompok kasus dan kelompok orang sehat sebagai control dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang (25 orang kasus dan 25 orang kontrol). Data dianalisis dengan menggunakan SPSS 21.0 (SPSS, Inc. Chicago, IL) dengan tingkat kemaknaan α=0.05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kadar 8-Hydroxy-deoxyguanosine (8-OHdG) dalam urin sebagai biomarker penuaan pada kelompok kasus rata-rata 3.21±0.88. Kadar 8-Hydroxy-deoxyguanosine (8-OHdG) dalam urin sebagai biomarker penuaan pada kelompok kontrol rata-rata 2.38±0.71. Ada korelasi positif antara umur dengan kadar 8-Hydroxy-deoxyguanosine (8-OHdG) dalam urin sebagai biomarker penuaan (p < 0,001), dimana semakin bertambah umur maka kadar 8-Hydroxy-deoxyguanosine (8-OHdG) semakin tinggi. Terdapat perbedaan yang bermakna (p:0.001) secara statistik kadar 8-Hydroxy-deoxyguanosine (8-OHdG) sebagai biomarker penuaan antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol. Kesimpulan penelitian ini adalah Tuberculosis paru mempercepat proses penuaan yang ditandai dengan peningkatan kadar 8-Hydroxy-deoxyguanosine (8-OHdG) dalam urine sebagai biomarker penuaan.