Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Agronomic Performance and Economic Benefits of Sugarcane (Saccharum officinarum L.) Under Drip Irrigation for Sandy and Clay Soils in East Java, Indonesia Ranomahera, Muhammad Rasyid Ridla; Puspitasari, Arinta Rury; Putra, Rivandi Pranandita; Gustomo, Dias; Winarsih, Sri
Jurnal Tanah dan Iklim (Indonesian Soil and Climate Journal) Vol 44, No 2 (2020)
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jti.v44n2.2020.141-153

Abstract

Abstract. Sugarcane (Saccharum officinarum L.) growth and production are greatly affected by water availability. The lack of water availability in sugarcane cultivation can be surmounted by irrigation. In performing irrigation, it is essential to understand the sugarcane crop water requirement and soil texture as they influence the irrigation efficiency. To date, drip irrigation is considered as the most efficient type of irrigation. This study aimed to investigate both agronomic performance and economic benefits of different irrigation methods for sugarcane grown in sandy (in Kediri) and clay (in Pasuruan) soils. The irrigation treatments were surface drip irrigation, sub-surface drip irrigation, and conventional irrigation, while the conventional irrigation through drains was the control treatment. The experimental design was a Randomized Complete Block Design with three replications. In sandy soil, both surface and sub-surface drip irrigation led to better agronomical performance yet the conventional irrigation showed a contrasting result. Sugarcane productivity under surface drip irrigation, sub-surface drip irrigation, and conventional irrigation were 81.29, 110.33, and 69.25 tons ha-1, respectively. Meanwhile, in clay soil, there were no prominent differences of agronomic parameters between all irrigation treatments. Sugarcane productivity under surface drip irrigation, sub-surface drip irrigation, and conventional irrigation were 79.03, 60.58, and 78.16 tons ha-1,respectively. The water cost used to produce one kg of sugarcane biomass under conventional irrigation, surface drip irrigation, and sub-surface drip irrigation in sandy soil were IDR 169, IDR 103, and IDR 87, while the cost in clay soil were IDR 443, IDR 218, and IDR 293, respectively.Abstrak. Pertumbuhan dan produksi tebu (Saccharum officinarum L.) dipengaruhi oleh ketersediaan air. Kekurangan air dalam budidaya tebu dapat dipenuhi melalui irigasi. Dalam melakukan irigasi, penting untuk mengetahui kebutuhan air tebu dan tekstur tanah karena kedua faktor tersebut mempengaruhi efisiensi irigasi. Hingga saat ini, irigasi tetes merupakan salah satu jenis irigasi yang paling efisien dalam pertanian. Studi ini bertujuan untuk mengetahui performa agronomis serta keuntungan ekonomis berbagai metode irigasi pada tanaman tebu yang ditanam di tanah bertekstur pasir (di Kediri) dan lempung (di Pasuruan). Perlakuan irigasi pada penelitian ini yaitu irigasi tetes permukaan, irigasi tetes bawah permukaan, dan irigasi konvensional, dimana irigasi konvensional yang diberikan melalui parit menjadi perlakuan kontrol. Desain percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap, dengan tiga ulangan. Pada tanah pasir, performa agronomis tebu pada perlakuan irigasi tetes permukaan dan bawah permukaan lebih baik daripada irigasi konvensional. Produktivitas tebu pada irigasi tetes permukaan, irigasi tetes bawah permukaan, dan konvensional di tanah pasir masing-masing sebesar 81,29 ton ha-1, 110,33 ton ha-1 dan 69,25 ton ha-1. Pada lokasi percobaan di tanah lempung, tidak ada perbedaan agronomis tebu yang signifikan antar perlakuan irigasi. Produktivitas tebu pada irigasi tetes permukaan, irigasi tetes bawah permukaan, dan konvensional di tanah lempung masing-masing sebesar 79,03 ton ha-1, 60,58 ton ha-1, dan 78,16 ton ha-1. Biaya air yang digunakan untuk memproduksi satu kilogram tebu dengan perlakuan irigasi konvensional, irigasi tetes permukaan, dan irigasi tetes bawah permukaan di tanah pasir masing-masing sebesar IDR 169, IDR 103, dan IDR 87, sedangkan di tanah lempung masing-masing sebesar IDR 443, IDR 218, dan IDR 293.
Pengaruh Pemupukan Anorganik Pada Budidaya Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas PSKA 942 di Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia Atmojo, Hadi Wiryo; Machmudi, Machmudi; Nursandi, Fatimah; Puspitasari, Arinta Rury
Indonesian Sugar Research Journal Vol 4, No 1 (2024): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54256/isrj.v4i1.120

Abstract

Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penghasil gula utama dan salah satu bahan pangan penting kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Karena tanaman tebu mempunyai kebutuhan unsur hara yang tinggi, maka persediaan unsur hara dalam tanah cepat berkurang. Oleh karena itu, perlakuan berbagai pupuk yang efektif merupakan persyaratan penting untuk mencapai hasil yang optimal. Tujuan penelitian mengetahui respon tanaman tebu pada perlakuan dosis pupuk anorganik terhadap fase pertumbuhan hingga fase pemanenan (produksi). Rancangan yang digunakan adalah RAK Non Faktorial, data yang diperoleh di uji dengan analisis ragam ANOVA taraf 5%, apabila berpengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut BNJ taraf 5%. Variabel pengamatan meliputi jumlah batang, tinggi batang, diameter batang, jumlah ruas, brix, bobot per batang dan produktivitas tebu. Pada hasil penelitian perlakuan dosis pupuk yang menunjukkan produktivitas dan nilai brix tebu terbaik diperoleh pada perlakuan B (dosis ZA Plus 700 kg/ha + NPK 15-10-15 300 kg/ha).Kata Kunci: tebu, pemupukan, unsur hara, hasil
Kombinasi Asal Benih dan Dosis Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Kesehatan Benih Tebu Puspitasari, Arinta Rury; Ariyani, Diana; Lindawati, Sylvia; Afrianto, Imam Kukuh
Indonesian Sugar Research Journal Vol 4, No 1 (2024): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54256/isrj.v4i1.119

Abstract

Perbanyakan benih tebu dapat dilakukan menggunakan teknik kultur jaringan maupun konvensional. Kecukupan nutrisi pada benih menjadi modal dasar bagi pertumbuhan tanaman berikutnya. Penelitian bertujuan mengetahui pertumbuhan dan kesehatan benih asal kultur jaringan dan benih konvensional dengan variasi dosis pemupukan. Penelitian dilakukan pada November 2022 – Mei 2023 di kebun Bakalan, P3GI Pasuruan, Jawa Timur. Penelitian menggunakan rancangan petak terbagi dengan 3 ulangan. Petak utama adalah benih kultur jaringan dan benih konvensional, sedangkan anak petak adalah 5 variasi dosis pemupukan. Parameter pengamatan adalah jumlah batang dan rumpun, tinggi dan diameter batang, serta serangan hama dan penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih kultur jaringan dengan dosis pemupukan 50-100% dari rekomendasi pemupukan (350-700 kg/ha ZA dan 25-50 kg/ha KCl) memiliki keunggulan dalam jumlah batang dan rumpun serta serangan penyakit lebih rendah dibandingkan benih konvensional pada semua dosis pemupukan. Benih konvensional pada dosis 50-100% (350-700 kg ZA dan 25-50 kg KCl) memberikan tinggi batang yang tidak berbeda dengan benih kultur jaringan pada dosis yang sama. Diameter batang pada benih kultur jaringan pada semua dosis pemupukan lebih rendah dibandingkan dengan benih konvensional. Serangan hama penggerek pucuk dan batang tidak berbeda nyata pada semua perlakuan, sedangkan serangan penyakit pokkahbung sebagian besar terjadi pada benih konvensional pada semua dosis pemupukan.
Kombinasi Pupuk Nitrogen dan Pupuk Majemuk Berbagai Komposisi Terhadap Pertumbuhan, Hasil Tebu dan Gula Puspitasari, Arinta Rury; Mahalli, Yusuf; Ariyani, Diana; Afrianto, Imam Kukuh
Indonesian Sugar Research Journal Vol 5, No 1 (2025): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54256/isrj.v5i1.142

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi pupuk nitrogen dan NPK berbagai kombinasi terhadap pertumbuhan, produktivitas tanaman tebu dan gula. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan P3GI pada musim tanam Pola B November 2023 – November 2024 menggunakan tujuh perlakuan kombinasi pupuk anorganik. Parameter yang diamati meliputi daya tumbuh, jumlah rumpun dan batang, tinggi dan diameter batang, serta rendemen dan hablur pada umur 12 bulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perkecambahanbenihdan tinggi batang terbaik diperoleh pada perlakuan 1 (ZA+ 800 kg/ha + NPKMg (12-6-23-3) 200 kg/ha). Pada parameter jumlah batang terbanyak terjadi pada perlakuan 5 (ZA 700 kg/ha + NPK (15-15-15) 300 kg/ha) serta diameter batang terbesar terdapat pada perlakuan 3 (ZA+ 600 kg/ha + NPKMg (12-6-23-3) 400 kg/ha). Namun, produktivitas tebu dan gula secara konsisten diperoleh pada perlakuan 6 (ZA 800 kg/ha + NPK (15-10-12) 200 kg/ha) dimana diperoleh hasil tebu dan rendemen yang cukup tinggi.
APLIKASI ZAT PEMACU KEMASAKAN TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU AWAL GILING DI SUMATERA UTARA Puspitasari, Arinta Rury; Ariyani, Diana; Putra, Rivandi Pranandita
Jurnal Agrotek Tropika Vol. 13 No. 1 (2025): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 13, FEBRUARI 2025
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v13i1.7849

Abstract

Kondisi curah hujan yang tinggi seperti di Sumatera Utara kurang mendukung untuk pemasakan tebu. Selain itu dominasi varietas masak lambat seperti BZ 134 mengakibatkan kualitas bahan baku masak awal rendah karena membutuhkan periode kering zat pemacu kemasakan (ZPK). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan ZPK yang efektif memacu kemasakan tebu serta mengidentifikasi varietas-varietas tebu yang responsif dan tidak responsif terhadap ZPK yang diuji. Penelitian dilaksanakan di Kebun Helvetia PTPN II, Deli Serdang, Sumatera Utara pada Desember 2022 hingga Mei 2023. Penyemprotan ZPK dilakukan pada Desember 2022 saat tebu berumur 10 bulan. Percobaan ini disusun dalam rancangan petak-petak terbagi (split-split plot design) dengan petak utama adalah varietas tebu dengan tipe kemasakan berbeda (PS 881, PSJT 941, dan BZ 134), anak petak adalah cara aplikasi ZPK (manual atau unmanned aerial vehicle/UAV), dan anak-anak petak adalah jenis ZPK (glifosat, Na bispiribak, glifosat+B, dan tanpa penyemprotan) sebanyak empat perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali. Hasil menunjukkan bahwa ketiga jenis ZPK yang digunakan dalam penelitian ini (glifosat, Na bispiribak, dan formula P3GI) berpotensi meningkatkan kemasakan tebu sehingga terjadi peningkatan rendemen dibandingkan kontrol. Hal ini ditunjukkan dengan nilai faktor kemasakan (FK) pada perlakuan Na bispiribak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya pada empat minggu setelah aplikasi (MSA). Varietas masak awal lebih sesuai menggunakan Na bispiribak, sedangkan glifosat+B lebih sesuai untuk varietas masak lambat. Glifosat dapat digunakan untuk varietas awal-tengah, namun pemanenan maksimal dilakukan 8 minggu setelah aplikasi. Untuk memperoleh data konsisten, uji efikasi untuk ketiga jenis ZPK tersebut pada kondisi lingkungan berbeda perlu dilakukan.
Pertumbuhan dan Produksi Tebu Varietas PSJK 922 Pasca Aplikasi Pupuk Silikat (BioSilAc dan SiAbate) Puspitasari, Arinta Rury; Yuliatun, Simping
Indonesian Sugar Research Journal Vol 3, No 2 (2023): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54256/isrj.v3i2.110

Abstract

Silikat (Si) merupakan unsur penting nutrisi mineral untuk tanaman tebu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk silika komersial dan pupuk silika hasil sintesis P3GI terhadap pertumbuhan dan hasil tebu. Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan 5 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan tersebut adalah kontrol, pupuk BioSilAc (komersial) sesuai dosis anjuran, pemakaian pupuk SiAbate 50%, 100%, 200% terhadap dosis pupuk BioSilAc. Pengamatan tinggi, jumlah dan diameter batang dilakukan pada umur 8, 9, 10 dan 11 bulan serta hasil tebu pada umur 11 bulan. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi pupuk silika berpengaruh positif terhadap tinggi tanaman dan produksi tebu. Namun, tidak berpengaruh terhadap untuk jumlah dan diameter batang tebu. Penggunaan dosis SiAbate dua kali dari dosis pupuk silika komersial memberikan produktivitas tebu tertinggi mencapai 128 t ha-1.
Aplikasi Pupuk Nano Cair Pada Fase Pertumbuhan Vegetatif Tebu Puspitasari, Arinta Rury; Ariyani, Diana; Putra, Rivandi Pranandita
Indonesian Sugar Research Journal Vol 3, No 2 (2023): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54256/isrj.v3i2.112

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pupuk nano cair terhadap pertumbuhan vegetatif tebu hingga umur enam bulan setelah tanam (BST), dimana fase ini akan menentukan pertumbuhan pada fase selanjutnya. Pupuk nano cair yang digunakan mengandung 3,5% nitrogen, 3,5% fosfor, dan 3,5% kalium. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan P3GI Jatiroto, Lumajang, Jawa Timur, Indonesia menggunakan rancangan acak kelompok (randomized block design) dengan perlakuan berikut: 1) kontrol (0% pupuk anorganik/PA + 0% pupuk nano cair/PNC), 2) standar (100% PA + 0% PNC), 3) kombinasi 1 (100% PA + 100% PNC), 4) kombinasi 2 (75% PA+ 100% PNC), 5) kombinasi 3 (50% PA + 100% PNC), dan 6) kombinasi 4 (25% PA + 100% PNC). Hasil percobaan menunjukkan tidak ada beda nyata antar perlakuan pada daya perkecambahan benih tebu, diameter batang, dan persentase serangan penyakit pokkahbung, mosaik, dan luka api. Pengurangan pupuk anorganik hingga 50% yang dikombinasikan dengan 100% pupuk nano cair menghasilkan tebu dengan tinggi batang dan jumlah batang per meter yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan yang diberi 100% pupuk anorganik. Hasil analisis serapan hara menunjukkan kondisi serapan hara N, P2O5, dan K2O berada pada kriteria hara yang rendah, kecuali serapan P2O5 dengan kriteria normal sampai dengan tinggi.
Respon Perkecambahan Benih dan Pertumbuhan Tanaman Tebu Pasca Penyimpanan Ariyani, Diana; Puspitasari, Arinta Rury; Permatasari, Dinda
Indonesian Sugar Research Journal Vol 3, No 2 (2023): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54256/isrj.v3i2.116

Abstract

Pengiriman benih jarak jauh yang membutuhkan waktu lama mengakibatkan penundaan tanam sehingga berpengaruh pada kualitas benih. Oleh karena itu, dibutuhkan Teknik penyimpanan benih yang tepat agar viabilitas benih tetap dapat dipertahankan selama benih belum tertanam. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui respon perkecambahan benih dan pertumbuhan tebu pasca penyimpanan. Percobaan dilaksanakan pada bulan September 2021 sampai Januari 2022, berlokasi di Laboratorium Agronomi dan Rumah Kaca Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan. Percobaan menggunakan rancangan petak terbagi, dengan petak utama, yaitu kemasan penyimpanan terdiri dari waring, plastik tanpa vakum dan plastik yang divakum. Anak petak adalah kombinasi suhu penyimpanan, yaitu suhu ruang (30°C) dan suhu dingin (4°C) serta lama penyimpanan selama 3 dan 6 hari. Sebagai pembanding adalah benih yang langsung ditanam tanpa disimpan. Parameter pengamatan meliputi daya perkecambahan selama 40 hari setelah tanam (HST) serta jumlah tunas dan tinggi tunas pada umur 1-4 bulan setelah tanam (BST). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan kemasan, suhu dan lama penyimpanan berpengaruh nyata pada perkecambahan benih dan tinggi tunas umur 1 bulan. Selain itu terdapat interaksi perlakuan yang nyata pada tinggi tunas umur 2 dan 3 bulan.