Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KAJIAN KEBUTUHAN WISATAWAN DIFABEL DALAM BERWISATA (STUDI KASUS MUSEUM BENTENG VREDEBURG) Kusumaningrum, Haritsah
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 12 No. 03 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kepariwisataan.v12i03.77

Abstract

Tourism is known as a borderless sector or has no separating boundaries. It is important to facilitate accessibility for tourist with disability, so the development of a destination will increase as it can be enjoyed by anyone. The research was conducted using qualitative descriptive method. Data were collected through observation and in-depth interviews. Then the data are analyzed by qualitative descriptive technique include: data reduction, data presentation and conclusion. The results revealed that the needs of tourists with visual impairment include: guide tiles, tacticle map, signs, showroom lighting, audio availability, Braille text and hands on. The needs of tourist with mobility impairment include: accessibility in parking areas, ramps, doors, toilets, pathways, signs, plenty of seats, enough space in exhibit room, and displays are in suitable height. Keywords: accessibility, disabled, accessible tourism, museum
PELESTARIAN PERMAINAN TRADISIONAL NUSANTARA MELALUI KAMPOENG DOLANAN NUSANTARA Salindri, Yerika Ayu; Kusumaningrum, Haritsah; Deskarina, Rekta; Saputri, Lucia Dewi
Jurnal Flight Attendant Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Flight Attendant Kedirgantaraan
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56521/attendant-dirgantara.v5i2.1011

Abstract

Kampoeng Dolanan Nusantara secara umum dapat dipahami sebagai bentuk langkah keberlanjutan terhadap daya tarik intangible dari aspek budaya. Dengan adanya Kampoeng Dolanan Nusantara, permainan tradisional memiliki wadah untuk diarahkan pada kelestarian. Dari sisi pariwisata, Kampoeng Dolanan Nusantara memiliki minat khusus dan jarang ditemui adanya destinasi dengan daya tarik serupa sehingga dari sisi daya saing maka destinisai ini telah memenuhi aspek keunikan. Kolaborasi pemangku kepentingan pariwisata dalam pengelolaan Kampoeng Dolanan Nusantara belum dapat dikatakan maksimal. Masyarakat menjadi pihak yang paling berkontribusi di samping pengelola yang berjalan secara mandiri. Masyarakat dilibatkan dalam rangka mendukung ketersediaan fasilitas homestay. Dari data yang diperoleh, secara praktis dikatakan bahwa pemerintah belum berkontribusi dalam pengelolaan Kampoeng Dolanan Nusantara. Destinasi wisata minat khusus ini berjalan secara mandiri dan dikelola oleh pemiliknya sendiri. Namun demikian tentu perlu ditekankan untuk mewujudkan kolaborasi antar pemangku kepentingan sehingga keberlanjutan dalam ranah budaya maupun pariwissata terkait permainan tradisional dapat dicapai. Di samping itu diharapkan manfaat yang lebih luas dapat diperoleh Masyarakat baik yang terlibat secara langsung maupun tidak, dampak positif diharapkan pada berbagai aspek seperti ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dll.
The Meaning of Giving Food Souvenirs: From the Perspective of Generation Z Immigrants in Yogyakarta City Kusumaningrum, Haritsah; Kusumawati, Pipin; Tyas, Dyah Wahyuning; Fitriana, Fitriana
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation Vol 7, No 2 (2024): Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation (October)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jithor.v7i2.70868

Abstract

ABSTRACTYogyakarta city's rich cultural history, historical significance, and developing tourism sector have led to a substantial demand for food souvenirs. This study aimed to assess the importance of food souvenirs obtained by Generation Z migrants in Yogyakarta City. The study conducted a quantitative descriptive analysis. The sample comprised 100 respondents who were Generation Z citizens, held non-DIY ID cards, and had personally purchased food souvenirs from Yogyakarta for giving to their family or friends in their homeland. This research employs dependent variables defined by the provided variables, while the independent components comprise emotional variables and cultural habits. The statistical analysis was employed to determine the extent to which the significance of a food souvenir motivates an individual's act of gifting. Multiple linear regression was used in the study, along with tests to look for deviations from common assumptions, including heteroscedasticity, multicollinearity, and autocorrelation. The research findings indicated that respondents had persisted in the tradition of giving food souvenirs to their families or loved ones. This illustrated that Generation Z has continued to maintain the tradition of presenting food souvenirs, reflecting the morals and traditions of Eastern culture.ABSTRAKYogyakarta selain terkenal sebagai kota pendidikan, juga merupakan kota budaya, kota perjuangan, dan kota pariwisata yang berdampak pada permintaan akan oleh-oleh makanan yang sangat besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna oleh-oleh makanan yang dibeli para penduduk generasi Z (lahir pada 1997–2012) pendatang di Kota Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Responden penelitian berjumlah 100 orang yang merupakan penduduk generasi Z di DIY yang memiliki KTP non-DIY dan pernah membeli oleh-oleh makanan dari Yogyakarta secara langsung (bukan melalui e-commerce/ marketplace) untuk diberikan kepada keluarga/ teman di tempat asalnya. Intrumen penelitian digunakan variabel memberi sebagai variabel dependen, sedangkan variabel emosional dan variabel budaya sebagai variabel independen. Analisis statistik dilakukan untuk mengetahui seberapa besar makna oleh-oleh makanan menjadi dasar seseorang memberikannya. Metode yang digunakan adalah regresi linear berganda didukung dengan pengujian penyimpangan asumsi klasik, yaitu heteroscedasticity test, multicollinearity test, dan autocorrelation test. Hasil penelitian diketahui bahwa responden masih menganut dan menerapkan budaya memberi oleh-oleh kepada keluarga atau seseorang yang spesial bagi mereka. Membuktikan bahwa generasi Z masih memegang teguh budaya memberi oleh-oleh makanan karena hal tersebut adalah cerminan budaya timur dan nilai-nilai kebaikan tersebut diajarkan juga dalam keluarganya.