Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH HIPERKOLESTEROLEMIA TERHADAP SKOR KALSIUM ARTERI KORONER Adnyana, Made Adhyatma Kuwerabrata; Priyana, Andria
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 12 (2023): Volume 10 Nomor 12
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i12.12696

Abstract

Abstrak: Pengaruh Hiperkolesterolemia terhadap Skor Kalsium Arteri Koroner. Penyakit Kardiovaskuler merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia dengan hiperkolesterolemia sebagai faktor risiko utama. National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP ATP III) menyatakan hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana kadar LDL ≥ 130 mg/dL. Prevalensi hiperkolesterolemia meningkat seiring bertambahnya usia yang didukung oleh data Kementerian Kesehatan RI tahun 2016 yang menyatakan bahwa sebagian besar penderita hiperkolesterolemia berada pada kelompok usia > 60 tahun (58,7%). Salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menilai risiko CVD adalah Coronary Artery Calcium score (CAC). Namun, masih sangat sedikit penelitian mengenai manfaat Coronary Artery Calcium (CAC) pada hiperkolesterolemia, khususnya di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 187 subjek yang diambil dengan teknik consecutive non random sampling. Sampel diambil di Rumah Sakit Siloam TB Simatupang. Data diperoleh dari data sekunder yaitu rekam medis. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah Subjek yang melakukan medical check up di Siloam Hospital TB Simatupang dari tahun 2017-2023 dan melakukan pemeriksaan Coronary Artery Calcium (CAC) score dengan kriteria eksklusi tidak ada perhitungan pada hasil pemeriksaan CAC. Analisis hipotesis dilakukan dengan uji Mann-whitney menggunakan program SPSS dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Sebanyak 187 subjek penelitian yang menjalani pemeriksaan CAC berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya pengaruh hiperkolesterolemia terhadap skor Coronary Artery Calcium (CAC) (p=0,032). Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pengaruh yang signifikan antara hiperkolesterolemia terhadap skor Coronary Artery Calcium (CAC) yang menunjukan peningkatan kadar kolesterol akan meningkatkan probabilitas terjadinya peningkatan skor Coronary Artery Calcium (CAC).
Gambaran nilai rerata hemoglobin dan kualitas hidup pada pasien gagal jantung di RS Sumber Waras periode Januari-Juni 2023 Fitriyani, Iis Rani; Priyana, Andria
Tarumanagara Medical Journal Vol. 5 No. 2 (2023): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v5i2.24815

Abstract

Gagal jantung merupakan keadaan ketika jantung sudah tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Anemia merupakan salah satu komorbid penting yang sering terjadi pada pasien gagal jantung. Kondisi ini berhubungan dengan status fungsional dan prognosis yang buruk, serta risiko perawatan di rumah sakit yang lebih lama. Studi ini bertujuan untuk melihat gambaran  nilai rerata hemoglobin yang mencerminkan kejadian anemia dan juga untuk melihat gambaran kualitas hidup pada pasien gagal jantung. Studi deskriptif cross-sectional ini dilakukan di Rumah Sakit Sumber Waras selama bulan Januari - Juni 2023. Cara pengambilan sampel dengan metode consecutive sampling. Nilai kadar hemoglobin didapatkan pada rekam medis, sedangkan kualitas hidup menggunakan Minnesota living with heart failure questionnaire (MLHFQ). Hasil studi menunjukkan bahwa penderita gagal jantung di RS Sumber Waras rata-rata mengalami anemia dengan nilai rata-rata 11,70 mg/dl ± 2,18. Kualitas hidup pasien gagal jantung di RS Sumber Waras dalam rentang masih baik yaitu dengan rerata nilai kualitas hidup sebesar 22,10 ± 19,23.
Management of Acute Coronary Syndrome Indonesia : Insight from One ACS Multicenter Registry Juzar, Dafsah Arifa; Muzakkir, Akhtar Fajar; Ilhami, Yose Ramda; Taufiq, Nahar; Astiawati, Tri; R A, I Made Junior; Pramudyo, Miftah; Priyana, Andria; Hakim, Afdhalun; Anjarwani, Setyasih; Endang, Jusup; Widyantoro, Bambang
Jurnal Kardiologi Indonesia Vol 43 No 2 (2022): Indonesian Journal of Cardiology: April - June 2022
Publisher : The Indonesian Heart Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30701/ijc.1406

Abstract

Background Acute coronary syndrome (ACS) is a life-threatening disorder which contributes to high morbidity and mortality in the world. Registry of ACS offers a great guidance for improvement and research. We collated a multicentre registry to gain information about demographic, management, and outcomes of ACS in Indonesia. Methods IndONEsia Acute Coronary Syndrome Registry (One ACS Registry) was a prospective nationwide multicenter registry with 14 hospitals participating in submitting data of ACS via standardized electronic case report form (eCRF). Between July 2018 and June 2019, 7634 patients with ACS were registered. This registry recorded baseline characteristics; onset, awareness, and transfer time; physical examination and additional test; diagnosis; in-hospital medications and intervention; complications; and in-hospital outcomes. Results Nearly half of patients (48.8%) were diagnosed with STE-ACS. Most prevalent risk factors were male gender, smoking, hypertension. Patients with NSTE-ACS tended to have more concomitant diseases including diabetes mellitus, dyslipidemia, prior AMI, HF, PCI, and CABG. Majority of ACS patients in our registry (89.4%) were funded by national health coverage. Antiplatelet, anticoagulant, antihypertensive, and statins were prescribed as 24-hours therapy and discharge therapy; however presription of potent P2Y12 inhibitor was low. More STE-ACS patients underwent reperfusion therapy than non-reperfusion (65.2% vs. 34.8%), and primary PCI was the most common method (45.7%). Only 21.8% STE-ACS patients underwent reperfusion strategy within 0-3 hours of onset. Invasive strategy performed in 17.6% of NSTE-ACS patients, and only 6.7% performed early (within <24 hours). Patients underwent early invasive strategy had a shorter median LoS than late invasive strategy (P<0.001). A shorter median LoS also found in intermediate and low risk patients. Mortality rate in our ACS patients was 8.9%; STE-ACS patients showed higher mortality than NSTE-ACS (11.7 vs. 6.2%). Conclusion Our registry showed a comparable proportion between STE- and NSTE-ACS patients, with male gender predominant in middle age. Both STE- and NSTE-ACS sharing the same risk factors. We need an improvement in referral time, especially in patients with STE-ACS. Evidence from our registry showed that there are two issues that need to be addressed in order to improve ACS outcomes: optimal and adequate medical treatment and invasive strategy.
CORRELATION BETWEEN WAIST-HIP RATIO AND WAIST CIRCUMFERENCE AS A PREDICTOR PARAMETER IN FRAMINGHAM RISK SCORE FOR HARD CORONARY HEART DISEASE AND KIDNEY FUNCTION (CARDIO-RENAL SYNDROME) Teguh, Stanislas; Priyana, Andria; Kartika, Ronald; Firmansyah, Yohanes; Santoso, Alexander
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran Vol 3 (2025): Edisi 2025
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cardio-renal syndrome reflects the intricate link between heart and kidney health, where the dysfunction of one organ worsens the other. In coronary heart disease, the Framingham Risk Score (FRS) is a key tool for estimating the 10-year risk of myocardial infarction (MI) or death. Abdominal obesity, often measured by waist-hip ratio (WHR), has emerged as an important cardiovascular risk factor, potentially enhancing existing predictive models. This study aimed to evaluate the correlation between FRS for Hard Coronary Heart Disease and kidney function (Cardio-Renal Syndrome) and to assess WHR as a predictive parameter for FRS. This study conduct a cross-sectional study among 52 employees of Yayasan Kalam Kudus, it analyzed the correlation between FRS ("10-year risk of MI or death" and "Average 10-year risk of MI or death"), kidney function decline, waist circumference, and WHR using Spearman's correlation. Significant correlations were found between "10-year risk of MI or death" and kidney function decline (r: -0.381; p: 0.005), waist circumference (r: 0.274; p: 0.050), and WHR (r: 0.333; p: 0.016). Similarly, "Average 10-year risk" correlated with kidney function decline (r: -0.376; p: 0.006) and WHR (r: 0.291; p: 0.036). The study highlights a meaningful link between FRS, kidney function, and abdominal obesity. These findings support the inclusion of WHR and waist circumference in coronary risk assessments, particularly for populations at risk of cardio-renal syndrome.
Sebaran Nilai INR pada Pasien Stroke Iskemik dengan Atrial Fibrilasi di RSUD Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2017-2023 Meganindita, Frisca; Priyana, Andria
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 1 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jsi.v7i01.162

Abstract

Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling umum, dengan fibrilasi atrium sebagai faktor risiko utama karena dapat menyebabkan pembentukan thrombus yang berujung pada embolisasi dan stroke iskemik. Pasien stroke iskemik dengan atrial fibrilasi menerima terapi antikoagulan oral dengan warfarin serta melakukan pemantauan INR (International Normalized Ratio). INR merupakan pemeriksaan penting untuk dilakukan yang berguna untuk menilai risiko atau status koagulasi dari pasien. Penelitian ini memperoleh data dari rekam medis pada pasien rawat inap yang terdiagnosa stroke iskemik dengan atrial fibrilasi yang ada di RSUD Cengkareng. Didapatkan 51 pasien rawat inap dengan rerata usia 63.98 tahun dan mayoritas pasien yang terdiagnosa stroke iskemik berusia <65 tahun yaitu 23 (45.1%) serta jenis kelamin laki – laki lebih banyak daripada perempuan sebanyak 29 (56.9%) laki – laki dan 22 (43.1%) perempuan. Penghitungan rerata nilai INR didapatkan hasil 1.5531. Berdasarkan nilai INR normal yaitu 2 – 3, pasien rawat inap yang terdiagnosa stroke iskemik dengan atrial fibrilasi di RSUD Cengkareng nilai INR nya 4 (7.8%) tercapai dan 47 (92.2%) tidak tercapai nilai normal. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai capaian nilai INR di setiap kunjungan rawat inap pasien stroke iskemik dengan atrial fibrilasi sehingga dapat menjadi pertimbangan data evaluasi terapi pasien.
Peran Edukasi Status Gizi dan Evaluasi Lemak Subkutan melalui Skinfold Caliper sebagai Upaya Pencegahan Obesitas di Cengkareng Priyana, Andria; Santoso, Alexander Halim; Destra, Edwin; Goh, Daniel; Gracienne, Gracienne
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 2 No. 9 (2025): Juli
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/papx2907

Abstract

Distribusi lemak subkutan memiliki nilai diagnostik penting dalam penilaian status gizi dan risiko metabolik. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi ketebalan lemak subkutan dan memberikan edukasi kesehatan sebagai upaya pencegahan obesitas pada populasi usia produktif. Metode kegiatan dilakukan melalui pemeriksaan ketebalan lipatan kulit menggunakan skinfold caliper pada 57 peserta dewasa di Sekolah Yayasan Baptis Cengkareng, dengan titik pengukuran di biseps, triseps, suprailiaka, dan subscapula. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ketebalan lemak subkutan tertinggi terdapat pada suprailiaka (17,88 mm) dan subscapula (14,94 mm), sedangkan biseps dan triseps memiliki nilai lebih rendah. Mayoritas peserta memiliki kategori lemak rendah pada area lengan, sementara distribusi lemak di area batang tubuh lebih bervariasi. Hasil kegiatan ini digunakan sebagai dasar edukasi kelompok mengenai hubungan distribusi lemak tubuh, pola konsumsi makanan, dan risiko obesitas, sehingga pemeriksaan skinfold caliper terbukti efektif sebagai alat skrining komunitas dan sarana edukasi kontekstual dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengendalian berat badan.
Upaya Pencegahan Obesitas pada Kelompok Usia Produktif melalui Edukasi Gizi dan Pemeriksaan Komposisi Tubuh Priyana, Andria; Santoso, Alexander Halim; Gunaidi, Farell Christian; Harsono, Axsel; Evelyn
Science and Technology: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2025): September
Publisher : CV. Science Tech Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69930/scitec.v2i3.467

Abstract

Obesitas dan perubahan komposisi tubuh, seperti peningkatan massa lemak dan penurunan massa otot, merupakan masalah kesehatan yang signifikan karena berhubungan dengan risiko penyakit kronis seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan sindrom metabolik. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk mendeteksi komposisi tubuh pada populasi dewasa menggunakan metode analisis impedansi bioelektrik (BIA). Pendekatan Plan-Do-Check-Action (PDCA) diterapkan dalam kegiatan ini. Kegiatan dilakukan di wilayah Sunter, Jakarta Utara yang mengikutsertakan 49 peserta. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 21 orang (42.86%), 12 orang (24.49%), dan 2 orang (4.08%) masing-masing memiliki kadar lemak total tubuh sangat tinggi, tinggi, dan rendah. Untuk lemak viseral, didapatkan sebanyak 17 orang (34.69%) dan 10 orang (20.41%) masing-masing memiliki kadar lemak viseral yang tinggi dan sangat tinggi. Sedangkan untuk total otot rangka, didapatkan sebanyak 39 orang (79.58%) memiliki otot yang rendah. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan pemantauan komposisi tubuh secara rutin untuk mendeteksi risiko kesehatan lebih awal dan mendorong perubahan gaya hidup. metode BIA efektif untuk mendeteksi risiko obesitas dan penyakit metabolik, serta pemantauan ini harus diintegrasikan dalam praktik klinis untuk meningkatkan kualitas hidup.
Korelasi Parsial Gula Darah dan Tekanan Darah dengan Kontrol Usia pada Dewasa di Area Danau Sunter: Partial Correlation of Fasting Glucose and Blood Pressure with Age Control Among Adults Priyana, Andria; Santoso, Alexander Halim; Goh, Daniel; Gracienne
Jurnal Keperawatan Bunda Delima Vol 7 No 2 (2025): EDISI AGUSTUS
Publisher : Akademi Keperawatan Bunda Delima Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59030/jkbd.v7i2.174

Abstract

Pendahuluan: Gangguan metabolik seperti diabetes melitus dan hipertensi memiliki prevalensi tinggi pada populasi dewasa yang seringkali dipengaruhi oleh faktor usia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kadar gula darah puasa dan tekanan darah dengan mengontrol pengaruh usia sebagai variabel perancu. Metode: Studi ini merupakan studi observasional dengan desain potong lintang yang dilaksanakan di wilayah Danau Sunter selama periode Maret hingga Mei 2025. Variabel tekanan darah diukur menggunakan alat digital Omron® sesuai standar pengukuran tekanan darah, serta usia subjek yang dicatat dalam tahun. Variabel gula darah puasa dinilai dengan sampel darah vena menggunakan metode dry chemical strip setelah peserta menjalani puasa minimal delapan jam. Uji korelasi Pearson digunakan untuk menilai korelasi antar variabel, dan korelasi parsial digunakan untuk mengontrol variabel usia dalam melihat korelasi antara kadar glukosa puasa dengan tekanan darah. Hasil: Usia berkorelasi secara signifikan dengan variabel gula darah puasa (p: 0.017, r: 0.304) dan tekanan darah sistolik (p: 0.002, r: 0.385), namun tidak berkorelasi signifikan dengan tekanan darah sistolik (p: 0.527, r: 0.083) Di sisi lain, gula darah puasa memiliki korelasi dengan tekanan darah baik sistolik (p: 0.002, r: 0.386) maupun diastolik (p: 0.016, r: 0.308). Analisa korelasi parsial antara gula darah puasa dengan tekanan darah sistolik (p: 0.018, r: 0.305) dan tekanan darah diastolik (p: 0.021, r: 0.297) menunjukkan korelasi yang signifikan. Kesimpulan: Gula darah puasa memiliki korelasi signifikan dan independen terhadap tekanan darah sistolik maupun diastolik, meskipun setelah dikontrol berdasarkan usia. Pemeriksaan rutin gula darah puasa penting sebagai strategi skrining dan pencegahan hipertensi pada populasi dewasa.
Strategi Pencegahan Penyakit Kardiovaskular pada Lansia dengan Skrining Lemak Tubuh menggunakan Fat Caliper Priyana, Andria; Santoso, Alexander Halim; Gunaidi, Farell Christian; Lucius, Steven Hizkia; Alifia, Khalisya
Jurnal Pengabdian West Science Vol 4 No 07 (2025): Jurnal Pengabdian West Science
Publisher : Westscience Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58812/jpws.v4i07.2417

Abstract

Abstract: Obesity is an increasing health problem among individuals of productive age and has a significant impact on the risk of chronic diseases. Early detection of obesity is essential to prevent metabolic and cardiovascular complications, particularly in vulnerable populations such as those residing in urban areas. This community service activity was conducted through nutritional status screening using Body Mass Index (BMI) and Waist-to-Hip Ratio (WHR) measurements among 107 productive-age participants in Tanjung Duren Village, West Jakarta. In addition to screening, participants received education on obesity risk factors and prevention strategies. The screening results revealed variations in nutritional status, with 66.36% of participants categorized as obese based on BMI, and 71.03% exhibiting high WHR, indicating central obesity. Anthropometric screening has proven to be effective in the early detection of obesity risk. The educational sessions played an important role in increasing participants' awareness of the importance of adopting a healthy lifestyle to prevent obesity-related complications. This activity successfully identified obesity risk within the community and enhanced knowledge on disease prevention. Routine early detection and educational programs are necessary to improve community quality of life and reduce the burden of obesity-related diseases.  
Sebaran Nilai INR pada Pasien Stroke Iskemik dengan Atrial Fibrilasi di RSUD Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2017-2023 Meganindita, Frisca; Priyana, Andria
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 1 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jsi.v7i01.162

Abstract

Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling umum, dengan fibrilasi atrium sebagai faktor risiko utama karena dapat menyebabkan pembentukan thrombus yang berujung pada embolisasi dan stroke iskemik. Pasien stroke iskemik dengan atrial fibrilasi menerima terapi antikoagulan oral dengan warfarin serta melakukan pemantauan INR (International Normalized Ratio). INR merupakan pemeriksaan penting untuk dilakukan yang berguna untuk menilai risiko atau status koagulasi dari pasien. Penelitian ini memperoleh data dari rekam medis pada pasien rawat inap yang terdiagnosa stroke iskemik dengan atrial fibrilasi yang ada di RSUD Cengkareng. Didapatkan 51 pasien rawat inap dengan rerata usia 63.98 tahun dan mayoritas pasien yang terdiagnosa stroke iskemik berusia <65 tahun yaitu 23 (45.1%) serta jenis kelamin laki – laki lebih banyak daripada perempuan sebanyak 29 (56.9%) laki – laki dan 22 (43.1%) perempuan. Penghitungan rerata nilai INR didapatkan hasil 1.5531. Berdasarkan nilai INR normal yaitu 2 – 3, pasien rawat inap yang terdiagnosa stroke iskemik dengan atrial fibrilasi di RSUD Cengkareng nilai INR nya 4 (7.8%) tercapai dan 47 (92.2%) tidak tercapai nilai normal. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai capaian nilai INR di setiap kunjungan rawat inap pasien stroke iskemik dengan atrial fibrilasi sehingga dapat menjadi pertimbangan data evaluasi terapi pasien.