Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Peningkatan Pengetahuan Diet Diabetes, Self Management diabetes dan Penurunan Tingkat Stres Menjalani Diet pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret Prabowo, Nurhasan Agung; Ardyanto, Tonang Dwi; Hanafi, Muchtar; Kuncorowati, Niken Dwi Aryani; Dyanneza, Frieska; Apriningsih, Hendrastutik; Indriani, Astri Tantri
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 24, No. 2, April 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.585 KB) | DOI: 10.23917/warta.v24i2.12515

Abstract

Diabetes Mellitus adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh faktor genetik, karena kesalahan pola makan, atau gaya hidup yang tidak sehat. Diet Diabetes dan Self management Diabetes menjadi poin penting pada tata laksana DM tipe 2. Persadia (Perhimpunan Diabetes Indonesia) adalah perkumpulan pasien dan keluarga penderita diabetes di Indonesia yang bertujuan untuk edukasi pada pasien DM tipe 2. Persadia bertujuan meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes dan mencegah komplikasi diabetes pada pasien diabetes. Analisis situasi sebelumnya menunjukkan pasien diabetes anggota persadia cabang Surakarta mempunyai keterbatasan dalam pengetahuan tentang diet diabetes, self managemengt diabetes, dan tingkat stres dalam menjalakan diet cukup tinggi. Tujuan pengabdian ini adalah pengabdian untuk meningkatkan pengetahuan diet diabetes, self management diabetes, dan menurunkan tingkat stres pada pasien DM tipe 2 anggota persadia di RS UNS. Metode yang dilakukan adalah dengan pemberian ceramah, diskusi, dan video edukasi. Sebelum dan sesudah pengabdian dilakukan pemberian kuesioner pengetahuan diet diabetes, kuesioner self management diabetes, dan kuesioner tingkat stres dalam menjalankan diet. Hasil pengabdian menunjukkan peningkatan pengetahuan diet diabetes (rerata peningkatan skor pengetahuan diet diabetes adalah 24,5+6,2), self management diabetes (rerata peningkatan skor self management diabetes 8,2+ 4,34), dan penurunan tingkat stres (rerata penurunan skor 14,5+5,32) pada pasien DM tipe 2 anggota persadia di RS UNS. Secara tidak langsung kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini akan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan pada pasien DM tipe 2 dalam lingkungan persadia RS UNS.
TINGKAT EFEKTIVITAS DETEKSI MANDIRI HIPERTENSI OLEH KOMUNITAS DI PUSKESMAS GAJAHAN Myrtha, Risalina; Ardyanto, Tonang Dwi; Prabowo, Nurhasan Agung; Apriningsih , Hendrastutik; Dyanneza, Frieska; Kuncorowati, Niken Dyah Aryani; Nugroho, Novianto Adi; Suwandono, Adji; Sari, Maria Galuh Kamenyangan; Shofiyah, Laily
Sebatik Vol. 28 No. 1 (2024): June 2024
Publisher : STMIK Widya Cipta Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46984/sebatik.v28i1.2323

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk menguatkan peran komunitas dalam kemandirian kesehatan melalui deteksi mandiri hipertensi dan kelainan irama jantung di Puskesmas Gajahan. Peningkatan prevalensi penyakit tidak menular, khususnya hipertensi dan fibrilasi atrium, memerlukan intervensi berbasis komunitas yang efektif untuk mengurangi beban penyakit ini. Metode pengabdian ini melibatkan pada kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Gajahan dengan melakukan edukasi dan pelatihan kepada kader puskesmas Gajahan mengenai cara deteksi mandiri hipertensi dan kelainan irama jantung. Pelatihan ini mencakup cara pengukuran tekanan darah mandiri dan cara deteksi mandiri kelainan irama jantung dengan cara meraba nadi sendiri (MENARI), serta edukasi mengenai faktor risiko dan tanda-tanda kedua penyakit ini. Hasil dari implementasi pelatihan ini menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mendeteksi dini hipertensi dan kelainan irama jantung. Partisipan yang mengikuti pelatihan mampu melakukan pemeriksaan tekanan darah dan deteksi kelainan irama jantung secara mandiri dengan benar. Selain itu, terdapat peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin dan perubahan gaya hidup untuk mengurangi risiko penyakit tidak menular. Kesimpulannya, penguatan peran komunitas melalui edukasi dan pelatihan deteksi mandiri terbukti efektif dalam meningkatkan kemandirian kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gajahan.
Analisis Biaya Medis Langsung Pasien Rawat Inap Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit UNS Dyanneza, Frieska
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo Vol 10, No 2 (2024): JMK Yayasan RS.Dr.Soetomo, Kedua 2024
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29241/jmk.v10i2.1925

Abstract

Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang menjadi masalah kesehatan masyarakat karena membutuhkan pelayanan kesehatan seumur hidup untuk penanganan penyakit maupun pencegahan timbulnya komplikasi, sehingga membutuhkan biaya pelayanan yang besar. Oleh karena itu, estimasi perhitungan besarnya biaya medis langsung penderita diabetes mellitus perlu untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan biaya medis langsung pada pasien ranap inap diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional retrospektif. Data diambil dari rekam medis dan administrasi pasien. Variabel independen merupakan data kategorik, yaitu jenis kelamin, usia, kelas perawatan, komplikasi, dan severity level, sedangkan variabel dependen adalah data numerik, yaitu biaya medis langsung. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil uji normalitas, data terdistribusi tidak normal, maka menggunakan Uji Spearmen. Tidak ada hubungan yang signifkan antara jenis kelamin, umur, dan kelas perawatan dengan biaya medis medis pasien rawat inap diabetes mellitus tipe 2. Sedangkan komplikasi dan severity level mempunyai hubungan yang signifikan dengan biaya langsung medis pasien rawat inap diabetes mellitus tipe 2. Komplikasi mempunyai tingkat korelasi 0.424 dengan p 0.000 dan severity level mempunyai tinglat korelasi 0.307 dengan p 0.006. Kesimpulannya keduanya mempunyai hubungan yang signifikan dengan biaya langsung medis pasien rawat inap diabetes mellitus tipe 2, dengan tingkat korelasi yang berarti cukup kuat berhubungan dengan biaya medis langsung.
Role of Gamma-Glutamyl Transferase, High Sensitivity C Reactive Protein and Apolipoprotein B as A Marker of Disease Severity in Psoriasis Shofiyah, Laily; Ardyanto, Tonang Dwi; Prabowo, Nurhasan Agung; Aprilningsih, Hendrastutik; Myrtha, Risalina; Kuncorowati, Niken Dyah Aryani; Suwandono, Adji; Nugroho, Novianto Adi; Sari, Maria Galuh Kamenyangan; Dyanneza, Frieska
Gema Lingkungan Kesehatan Vol. 23 No. 3 (2025): Gema Lingkungan Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gelinkes.v23i3.285

Abstract

Psoriasis can develop into systemic psoriasis, which primarily affects the liver, bile ducts, and cardiovascular system. Assessing the severity of psoriasis was crucial for determining treatment and cardiovascular disease risk. The aim of this study was to determine the role of Gamma-Glutamyl Transferase (GGT), High Sensitivity C-Reactive Protein (HS-CRP), and apolipoprotein B (APO B) in assessing the severity of psoriasis. Methods: This study was a cross-sectional, observational analytic study. A total of 33 psoriasis patients were tested for GGT, HS-CRP, APO B levels, and the Psoriasis Area and Severity Index (PASI) score. Results: The average GGT level was 70.75±56.47 u/L, the average HS-CRP level was 0.91±1.03 mg/L, the average APO B level was 110.09±26.47 mg/dL, and the average PASI score was 11.70±4.54. 12.1% of patients had mild psoriasis, 51.5% had moderate psoriasis, and 36.4% had severe psoriasis. There was a positive and strong correlation between GGT and PASI score, HS-CRP and PASI score, and APO B and PASI score. The multivariate correlation between GGT, HS-CRP, and APO B with PASI score had a value of R = 0.874, F = 31.145, p = <0.001. Conclusion: The multivariate correlation between GGT, HS-CRP, and APO B with PASI scores shows a positive and strong correlation, thus it useful for assessing the severity of psoriasis and evaluating the likelihood of cardiovascular disease.