Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Evaluation of Rational Drug Use On Diarrhea Pediatric In Depok City Regional Public Hospital In January-December 2021 Period Widyapratiwi, Ritha; Djuhariah, Yayah Siti; Laurent, Arnetha Octavia
Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 17 No 1 (2024): Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : LPPM, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37277/sfj.v17i1.1622

Abstract

Diare akut adalah diare yang terjadi dalam waktu kurang dari 14 hari. Diare mengakibatkan kematian tertinggi pada kelompok balita usia 12-59 bulan. Penyakit diare juga masih menjadi 10 penyakit terbanyak yang ditangani oleh Rumah Sakit di Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap rasionalitas penggunaan obat diare akut pada pasien balita di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok pada periode Januari-Desember 2021 berdasarkan kriteria tepat obat, tepat indikasi, tepat dosis, tepat cara pemberian, dan tepat lama pemberian. Metode penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan pendekatan secara restrospektif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan total sampling sebanyak 61 rekam medis yang terdiri dari diare non-spesifik dan diare spesifik. Hasil penelitian menunjukkan diare non spesifik tepat indikasi sebesar 100,00%, tepat obat 96,73%, tepat dosis 98,37 %, tepat cara pemberian 100,00%, dan tepat lama pemberian 98,37%. Diare spesifik menunjukkan persentase tepat indikasi sebesar 100%, tepat obat 86,89 %, tepat dosis 98,37%, tepat cara pemberian 100,00%, dan tepat lama pemberian 91,81%.
Uji Aktivitas Antioksidan Infusa Daun Strawberry (Fragaria x annanasa) Dengan Menggunakan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil) Kusuma, Ika Maruya; Djuhariah, Yayah Siti; Desi, Ika Pusma
Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 16 No 2 (2023): Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : LPPM, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37277/sfj.v16i2.1630

Abstract

Antioxidant activity in strawberry leaves comes from flavonoid compounds. This study aims to determine the antioxidant activity of strawberry leaf infusion which was tested using the DPPH method. The leaves were dried, powdered, made infusion with water solvent, then tested for phytochemical screening. Then testing the antioxidant activity with the DPPH method to get the IC50 value. The results showed that strawberry leaf infusion had strong antioxidant activity with an IC50 value of 69.455 ppm and contained secondary metabolites of alkaloids, saponins, flavonoids, tannins, steroids/triterpenoids.
Kepekaan Enterobacteriaceae Asal Cobek Batu Gado-Gado Terhadap Amoxicillin, Chloramphenicol, dan Tetracycline Hamida, Fathin; Ambarsari, Ratna; Djuhariah, Yayah Siti; Fahrudin, Fahri; Sholikha, Munawarohthus
Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 17 No 2 (2024): Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : LPPM, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37277/sfj.v17i2.1966

Abstract

Enterobacteriaceae are non-spore-forming Gram-negative bacteria that are widespread throughout the world. Most members of the Enterobacteriaceae are pathogenic bacteria in humans, animals and plants. Treatment of infections caused by Enterobacteriaceae is to use antibiotics. Enterobacteriaceae resistance to antibiotics has been widely reported in previous studies. Infections caused by antibiotic-resistant bacteria are more difficult to treated and endanger health. This bacteria can enter the body, one of the ways is through contaminated food such as gado-gado. Gado-gado is a ready-to-eat food made from various raw or partially boiled vegetables mixed with peanut sauce. Making peanut sauce is made directly without cooking using a stone mortar. Gado-gado is often found being sold on the side of the road in unhealthy hygiene and sanitation conditions. One of the unhealthy sanitation factors is using a stone mortar repeatedly without washing it. This provides an opportunity for contamination of the stone mortar and gado-gado itself. This study tested the susceptibility of Enterobacteriaceae isolates to the antibiotics amoxicillin, chloramphenicol, and tetracycline isolated from gado-gado stone mortars. Antibiotic susceptibility testing used the Kirby-Bauer disc diffusion method. Based on the antibiotic susceptibility test, it was found that three isolates, namely isolates CB1B (Klebsiella pneumoniae), CB3B (Serratia fonticola), and CB4A (Salmonella enterica) were resistant to amoxcillin, two isolates, namely CB1A (Proteus mirabilis) and CB2A (Enterobacter sp.) were intermediate. to amoxicillin, and one isolate, namely CB2B (Enterobacter sp.), was sensitive to amoxicillin. All Enterobacteriaceae isolates were sensitive to chloramphenicol and tetracycline in this study.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FORMULASI LOTION EKSTRAK ETANOL DAUN BROKOLI (BRASSICA OLERACEA L.) Hamida, Fathin; Blyzensky, Tamara; Djuhariah, Yayah Siti; Fahrudin, Fahri
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.36546

Abstract

Brokoli (Brassica oleracea L.) merupakan salah satu jenis tanaman yang mempunyai kandungan senyawa flavonoid, tanin, fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan. Bagian tanaman brokoli yang sering dikonsumsi adalah bunganya sedangkan daunnya sangat jarang dikonsumsi bahkan hanya menjadi limbah. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan lotion yang ditambahkan ekstrak etanol daun brokoli dan menguji aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode DPPH. Ekstraksi etanol daun brokoli dilakukan secara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Sediaan lotion ekstrak etanol daun brokoli disiapkan menjadi tiga formula yaitu F0 (lotion tanpa penambahan ekstrak), F1 (penambahan ekstrak sebanyak 2%), F2 (penambahan ekstrak sebanyak 4%), dan F3 (penambahan ekstrak sebanyak 6%). Hasil evaluasi mutu fisik sediaan lotion yang ditambahkan dengan ekstrak daun brokoli menunjukkan bahwa lotion memiliki aroma khas, berbentuk semi padat, homogen, tipe emulsi minyak dalam air (o/w), pH 6,50-6,88, daya sebar 6,5-6,97 cm, daya lekat 4,55-4,75 detik, dan viskositas 7041-10949 cPs. Aktivitas antioksidan ekstrak daun brokoli sebesar 89,64 ppm yang termasuk kategori antioksidan kuat. Sedangkan aktivitas antioksidan sediaan lotion ekstrak daun brokoli dengan konsentrasi 2%, 4% dan 6% mempunyai nilai IC50 berturut-turut sebesar 872,49 ppm, 687,93 ppm, dan 342,27 ppm. Lotion ekstrak daun brokoli F1 dan F2 memiliki daya antioksidan sangat lemah, dan daya antioksidan lemah pada F3.
AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL NEPHTHEA SP. TERHADAP MALASSEZIA FURFUR DAN TRICHOPHYTON RUBRUM Hamida, Fathin; Amalina, Risma Kamila; Hanifah, Nur; Djuhariah, Yayah Siti; Fahrudin, Fahri; Alma'arik, Difa; Pangestu, Danang Aji
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.45105

Abstract

Infeksi mikosis termasuk salah satu infeksi yang sering terjadi di Indonesia. Infeksi mikosis menjadi sulit diobati akibat terjadinya resistensi fungi terhadap antifungi sintetik. Untuk itu, diperlukan pencarian obat berasal dari alam sebagai alternatif dalam pengobatan infeksi mikosis. Nephthea sp. merupakan jenis karang lunak yang berasal dari famili Nephtheidae yang tersebar luas di perairan laut Indo-Pasifik. Nephthea sp. mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai agen antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas antifungi dari ekstrak etanol 96% Nephthea sp. terhadap Malassezia furfur dan Trichophyton rubrum. Ekstrak etanol Nephthea sp. diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak etanol Nephthea sp. di uji secara kualitatif kandungan senyawa metabolit sekundernya, meliputi alkaloid, tanin, flavonoid, saponin, dan triterpenoid. Ekstrak Nephthea sp. juga diuji kemampuannya menghambat pertumbuhan fungi Malassezia furfur dan Trichophyton rubrum menggunakan metode difusi cakram. Aktivitas antifungi ditunjukkan dengan zona bening (zona inhibisi) yang terbentuk di sekitar kertas cakram. Ketokonazol (15 µg) digunakan sebagai kontrol positif dan DMSO 10% sebagai kontrol negatif. Data skrining senyawa metabolit sekunder dan aktivitas antifungi ekstrak etanol Nephthea sp. dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan uji skrining senyawa metabolit sekunder menunjukkan bahwa ekstrak etanol Nephthea sp. positif mengandung alkaloid, saponin, dan triterpenoid. Ekstrak etanol Nephthea sp. memiliki aktivitas antifungi terhadap Trichophyton rubrum pada konsentrasi 1000 mg/mL, 750 mg/mL, dan 500 mg/mL. Sedangkan aktivitas antifungi terhadap Malassezia furfur tidak terdeteksi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol Nephthea sp. mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai antifungi terhadap Trichophyton rubrum dengan daya hambat bersifat moderat.   
Tingkat Pengetahuan Konsumen di Apotek X Pabuaran Bojonggede, Kabupaten Bogor terhadap perilaku penggunaan Antibiotik Khoirunnisa, Amalia; Teodhora, Teodhora; Djuhariah, Yayah Siti; Wulandari, Ainun
Herbal Medicine Journal Vol 8 No 2 (2025): Herbal Medicine Journal
Publisher : Program Studi S1 Farmasi, STIKES Senior, Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58996/hmj.v8i2.158

Abstract

Antibiotics are drugs used to treat or prevent bacterial infections. When used improperly, bacteria can adapt and develop resistance. Public awareness of appropriate antibiotic use plays a significant role in combating antibiotic resistance. To determine the relationship between antibiotic use behavior and the level of consumer knowledge at Jovita Pharmacy, Pabuaran, Bojonggede, Bogor Regency. This study employed a descriptive-analytic design with a cross-sectional approach. A total of 106 respondents who met the inclusion criteria were surveyed using a structured questionnaire. The data were analyzed using the Chi-Square test with a significance level of 0.05. Only 2.8% of respondents had good knowledge, and 33% demonstrated appropriate antibiotic use behavior. The Chi-Square test showed a significant correlation (p = 0.001) between knowledge and behavior in antibiotic use. There is a strong relationship between the level of knowledge and behavior in the use of antibiotics. Increased education and regulation are needed to promote rational use of antibiotics among the public.