Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KONDISI CURAH HUJAN DAN CURAH HUJAN EKSTREM SAAT MJO KUAT DAN LEMAH: DISTRIBUSI SPASIAL DAN MUSIMAN DI INDONESIA Purwaningsih, Anis; Harjana, Teguh; Hermawan, Eddy; Andarini, Dita Fatria
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol. 21 No. 2 (2020): December 2020
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jstmc.v21i2.4153

Abstract

Propagasi MJO memicu peningkatan aktifitas konveksi yang menyebabkan kenaikan probabilitas hujan. Intensitas hujan dan frekuensi hujan ekstrem saat MJO pada bulan DJF dan JJA di Indonesia dianalisis. Komposit data curah hujan harian tahun 2008-2018 (CHIRPS) dilakukan berdasar kategori tanggal kejadian MJO (kuat dan lemah) pada tiap fase (3,4,5) menggunakan data indeks Realtime Multivariate MJO. Hujan ekstrem dikategorikan berdasarkan intensitas curah hujan diatas presentil 95%. Hasil menunjukkan MJO kuat Fase 3, 4 dan 5 lebih sering terjadi saat DJF (frekuensi kejadian 50% lebih banyak dibanding saat MJO lemah). Saat JJA, frekuensi kejadian MJO kuat dan lemah tidak berbeda signifikan. Saat DJF, di Indonesia bagian barat terjadi peningkatan intensitas hujan saat MJO kuat Fase 3 dan 4. Di Indonesia bagian timur, peningkatan curah hujan mencapai hampir 100% di beberapa bagian Papua saat MJO kuat Fase 5 DJF. Di sebagian besar Sulawesi saat MJO kuat Fase 4 bulan JJA peningkatan curah hujan mencapai dua kali lipat. Wilayah dengan curah hujan lebih tinggi saat MJO lemah, diantaranya kawasan barat Indonesia (Sumatera dan Jawa) saat MJO Fase 3 di bulan JJA. Hujan ekstrem terjadi baik saat MJO kuat maupun MJO lemah. Frekuensi kejadian hujan ekstrem lebih tinggi saat MJO kuat di Sumatera bagian utara, Jawa bagian timur, Kalimantan bagian selatan, dan beberapa bagian di Pulau Papua saat Fase 3 di bulan DJF, dan pada wilayah Sulawesi dan Maluku saat Fase 4 di bulan JJA. Frekuensi curah hujan ekstrem lebih tinggi saat MJO lemah seperti pada wilayah Papua pada Fase 3 dan 4 bulan JJA.
Strength and permeability of ferrocement structure by using ground granulated blast furnace slag Purwaningsih, Anis; Dewi, Sri Murni; Susanti, Lilya
SINERGI Vol 28, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/sinergi.2024.2.021

Abstract

A reinforced mortar type that can be created with a relatively thin thickness is ferrocement. Using ferrocement as a mechanically sound and sustainable building material has produced several benefits, including less use of raw materials, decreased accumulation of waste materials, and reduced greenhouse gas emissions. Cement as a constituent material of ferrocement is an environmentally unfriendly material; therefore, a more environmentally friendly cement replacement material is needed, namely Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS). Thus, creating sustainable (green) fertilizers is the main goal of this work. There are three primary stages to experimental work: Using slag cement (GGBFS) in place of partial cement of 0%, 10%, 20%, and 30% is the initial step. The primary reinforcement in the second level is wire-welded mesh, with volume fractions of support (Vf) of 1.2%, 1.8%, and 2.4%. During the final phase, a maximum of three different test objects were tested for compressive strength, water penetration depth, and flexure at a 28-day age. According to the findings, employing GGBFS led to good mortar performance. According to studies on mortar, the percentage of GGBFS utilized in a work may be determined by comparing the GGBFS substitution rates of 10%, 20%, and 30%, which show no differences in tendency. The test findings did not considerably improve the bending strength and cracking behavior of ferrocement reinforced with wire-welded mesh. One of them is influenced by the age of the concrete; at 28 days, the added material GGBFS has not yet reached its maximum strength, which results in a negligible improvement in bending strength and cracking behavior.
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT BUKIT ASAM TBK PERIODE 2019-2023 Ambarwati, Lilik; Purwaningsih, Anis
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha Vol 5 No 1 (2025): Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32477/jrabi.v5i1.1162

Abstract

This study's goal is to analyse PT Bukit Asam Tbk's financial operations from 2019 to 2023 by calculating its profitability, solvency, and liquidity ratios. The data shown is based on second-order statistics from the year that was published by the Indonesian Stock Exchange and PT Bukit Asam Tbk. The analysis method used is deskriptif analysis that focusses on analysing financial indicators. The results of the likuiditas rasio for 2019–2023 are good, meaning that the company has the capacity to pay for its obligations or make payments. Conversely, average or solvability indicates that financial performance in a given year isn't very good, and businesses aren't able to use their assets in the best way possible, indicating that many assets are purchased through trading. Conversely, the debt-to-equity ratio indicates that business operations are quite efficient, with many businesses using large amounts of capital as business tools. Rentability, also known as profitability, indicates that the current business's financial performance is not very good, and that it is not very efficient in generating profits from all of its operational activities.
Rekayasa Saringan Pasir Lambat Untuk Pengolahan Air Bersih di Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Sudjianto, Agus Tugas; Cakrawala, M.; Riman, Riman; Purwaningsih, Anis
Journal Community Service Consortium Vol 2 No 1 (2021): Journal Community Service Consortium
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/consortium.v2i1.3319

Abstract

Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo merupakan salah satu desa IDT di Kabupaten Malang. Salah satu permasalahan utama adalah kebutuhan air bersih. Akibat wilayah yang berbukit, sehingga PDAM dan sumur gali sangat sulit ditemui. Pembangunan bangunan sadap di sungai kerekan yang berjarak 5 Km, telah dihasilkan penyediaan air bersih. Penyambungan pipa untuk mengalirkan air dari bangunan sadap ke bak pengolahan dan bangunan bagi. Namun air yang dialirkan ke penduduk desa masih agak keruh dan debitnya belum besar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilaksanakan pemasangan filter pada bak pengolahan yang sudah ada. Dalam pemasangan filter ini, bak pengolahan dibagi menjadi 4 ruang, ruang 1 merupakan ruang inlet diberi saringan batu pecah, ruang 2 diberi filter kerikil, ruang 3 diberi filter pasir dan ruang 4 yang juga sebagai outlet diberi filter ijuk. Untuk memperbesar debit maka pipa inlet dibuat dan pipa outlet a dibuat 2 dengan ukuran 2 dim. Untuk pengurasan filter maka dibuat pintu kontrol pada 4 ruang di bak pengolahan tersebut. Guna keberlanjutan instalasi air bersih ini, telah diadakan latihan manajemen bagi pengurus Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM. Hasil dari pelaksanaan IbM ini, penduduk desa telah dapat menikmati air yang lebih bersih dan debit yang lebih besar.