Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perkembangan Morfologi Serbuk Sari Passiflora vitifolia Kunth. Berdasarkan Tahap Antesis Bunga Widyasari, Adristi Shafa; Aryani, Riska Desi; Lestari, Sri; Palupi, Dian; Sukarsa, Sukarsa
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 5 No 4 (2023): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.bioe.2023.5.4.10215

Abstract

Serbuk sari merupakan salah satu karakter khas dan unik yang dimiliki oleh setiap tumbuhan berbunga. Serbuk sari dapat dijadikan sebagai salah satu karakter dalam menentukan klasifikasi tumbuhan karena memiliki karakter morfologi berbeda pada setiap bunga dan pada tahap perkembangan bunganya (antesis). Proses perkembangan atau mekarnya bunga dapat berpengaruh pada perkembangan morfologi terhadap pembentukan serbuk sari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan morfologi serbuk sari Passiflora vitifolia Kunth. berdasarkan tahapan antesis bunga. Penelitian menggunakan serbuk sari dari 3 tahap antesis bunga: tahap 1 berupa kuncup ukuran 2 – 3 cm, tahap 2 berupa kuncup ukuran 5 – 8 cm dan tahap 3 bunga mekar sempurna. Hasil penelitian menunjukkan serbuk sari pada setiap tahap mekarnya bunga memiliki perbedaan karakter morfologi. Serbuk sari pada tahap 1 memiliki bentuk bikonkaf dengan warna hijau, sedangkan serbuk sari pada tahap 2 dan 3 memiliki bentuk bulat dengan warna coklat. Serbuk sari P. vitifolia memiliki tipe monad dan ornamentasi reticulate. Pada tahap 3 sebagian serbuk sari sudah terbentuk tabung serbuk sari (pollen tube).
Pelatihan Pembuatan Kokedama sebagai Sarana Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Sejak Dini di SD Negeri Lemberang Sokaraja Aryani, Riska Desi; Palupi, Dian; Lestari, Sri; Wiraswati, Sri Martina
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 9 No 3 (2024): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v9i3.772

Abstract

SD Negeri Lemberang merupakan sekolah dasar di Kabupaten Banyumas yang memberikan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) dalam kurikulum pembelajarannya. Salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran IPAS adalah siswa dapat memahami dan mengelola lingkungan alam sekitarnya sejak usia dini. Namun demikian, siswa SD saat ini cenderung acuh terhadap lingkungan sekitarnya akibat dampak negatif dari perkembangan teknologi, misalnya kecanduan dengan gadget. Oleh karena itu, guru membutuhkan suatu inovasi sarana pembelajaran untuk mengenalkan kepada siswa agar mereka dapat peduli dan dapat mengelola lingkungan sekitarnya sejak usia dini. Inovasi sarana pembelajaran pengelolaan lingkungan tersebut dapat dilakukan melalui praktik pembuatan dan pemeliharaan kokedama. Tujuan kegiatan ini agar siswa dan guru dapat memanfaatkan barang tak terpakai di sekitarnya. Selain itu, kegiatan tersebut juga dapat menumbuhkan sifat kepedulian siswa terhadap makhluk hidup di sekitarnya. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini meliputi ceramah, diskusi dan praktik membuat maupun memelihara kokedama. Nilai rata-rata pemahaman siswa terhadap pengelolaan lingkungan melalui pembuatan kokedama meningkat dari rata-rata sebesar 42,31 (pre-test) menjadi 61,54 (post-test). Hasil penilaian keterampilan dan keaktifan siswa dalam aspek praktik, diperoleh nilai rata-rata sebesar 82,65. Hasil evaluasi kegiatan pengabdian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman dan keterampilan siswa kelas V SD Negeri Lemberang Sokaraja dalam kegiatan pengelolaan lingkungan. Lemberang Elementary School in Banyumas Regency provides Natural and Social Sciences subjects in its learning curriculum. One of the learning objectives in science subjects is that students can understand and manage the surrounding natural environment from an early age. However, students today tend to be indifferent to the surrounding environment due to the negative impact of technological developments, such as gadgets addiction. An innovative learning tool needed to introduce students so that they can manage the surrounding environment from an early age. Innovation of environmental management learning facilities can be done by using kokedama. The purpose of this training is that students and teachers can take advantage of unused items around them and fostering the nature of students' concern for living things around them. The methods used in this service included by giving demonstrations, discussions and practices. The average score of students' understanding of environmental management through making kokedama increased from 42.31 (pre-test) to 61.54 (post-test). The assessment results of students' skills and activeness in the practical aspects, obtained an average score of 82.65. The evaluation of service activities showed an increase in the understanding and skills of grade V students of SD Negeri Lemberang Sokaraja in environmental management activities.
Keragaman Morfologi Tumbuhan dan Karakteristik Polen dari Tiga Anggota Genus Ixora Kusumardani, Hasna Dyah; Kamaludin, Fuad; Lestari, Sri; Aryani, Riska Desi; Azar, Alda Wydia Prihartini
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Vol 19 No. 02 JANUARI 2025
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v19i2.6176

Abstract

AbstrakIxora merupakan genus dari keluarga Rubiaceae yang memiliki karakteristik dan variasi warna yang unik, sehingga sering dijumpai di pekarangan dengan jenis yang beragam. Beberapa jenis Ixora diketahui berasal dari berbagai negara di Asia seperti India,  China, Filipina, Thailand, hingga Indonesia. Tiga jenis Ixora yang sering ditemukan di Indonesia antara lain Ixora javanica, Ixora chinensis, dan Ixora coccinea. Warna dan ukuran bunga Ixora dapat bervariasi, tergantung pada jenisnya. Karakteristik morfologi polen juga dapat dijadikan dasar dalam mengidentifikasi tumbuhan dari tingkat famili hingga tingkat yang lebih rendah seperti spesies. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keragaman morfologi tumbuhan dan karakteristik polen dari jenis tiga anggota genus Ixora, yaitu Ixora javanica, Ixora chinensis, dan Ixora coccinea. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah purposive sampling, yaitu dengan mengambil sampel secara acak atau random dengan karakteristik yang serupa untuk ketiga sampel dan diamati morfologi serta polennya. Berdasarkan pengamatan terhadap tiga anggota genus Ixora, diketahui bahwa ketiga spesies tanaman tersebut memiliki perbedaan secara morfologi yang dapat diamati pada warna dan ukuran organ bunga. Sementara itu, pengamatan pada polen dari ketiga spesies tanaman tersebut menunjukkan bahwa ketiga spesies tersusun atas satu unit (monad), dengan tipe apertura dari polen ini adalah tiga celah (tricolporate). Kata Kunci: Rubiaceae, Ixora, variasi morfologi, keragaman 
Morphoanatomy and Screening Metabolites Profile of Pararuellia napifera (Zoll.) Bremek. & Nann.-Bremek. (Gempur Batu) at Different Altitudes Lestari, Sri; Aryani, Riska Desi; Amurwanto, Adi; Palupi, Dian
Majalah Obat Tradisional Vol 30, No 2 (2025)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mot.93742

Abstract

Pararuellia napifera (Zoll.) Bremek. & Nann.-Bremek. (Gempur Batu) is a wild plant that can thrive in tropical areas and is traditionally used to treat nephrolithiasis. Therefore, this study aimed to explore the morphological, anatomical, and secondary metabolite profiles of P. napifera that grow at different altitudes. This study was conducted using a purposive sampling survey method in the lowlands (<400 m.a.s.l) and highlands (>800 m.a.s.l) in Banyumas, Central Java. The results show that P. napifera at both altitudes has a shrub habitus with fibrous roots, creeping round stems, alternated simple leaves, verticillaster compound flowers, and oval-shaped fruits (foliculus) with blackish-brown color flattened round seeds. P. napifera in lowland regions exhibit greater morphological characteristics compared to those in highland areas, with an average height of 18.5 cm in contrast to 12.64 cm. The habitus of P. napifera in lowland regions also indicates larger stem diameters and leaf sizes. Anatomical analysis of the roots stems, and leaves of P. napifera from both lowland and highland regions reveals a consistent tissue arrangement, although differences are observed in the structure of the transport tissues. Meanwhile, the result of phytochemical screening shows that the roots and leaves extracts contain flavonoids, alkaloids, terpenoids, tannins, and saponins.