Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Identifikasi Bentuk DAS Serang Di Kulon Progo Ignatius Adi Prabowo
PROMINE Vol 5 No 1 (2017): PROMINE
Publisher : Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.738 KB) | DOI: 10.33019/promine.v5i1.119

Abstract

The aims of this research is to determine the shape of Serang drainage basin, Kulon Progo, DIY baseon the appearance recorded on the image of SRTM. Research method of remote sensing imageinterpretation of SRTM for the determination of Serang drainage basin and then calculate themorphometry of drainage basin in terms of the length of the main river, the width of the drainage basin,and the around of the drainage basin by using ArcGIS software. The results of morphometriccalculations is the main river length of 27.25 km, the drainage basin area 305.404 km2, the around ofdrainage basin 107.353 km. Based on these results can be calculated wide drainage basin of 11.207km, the shape of roundness 0.33 so that the Serang drainage basin is classified as a drainage basinwith elongated shape.
Identifikasi Bentuk lahan Berdasarkan Data Citra Penginderaan Jauh : Studi Kasus di Dome Kulonprogo Ignatius Adi Prabowo
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-12 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilakukan di Perbukitan Kulonprogo, Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana pembagian satuan bentuklahan di Dome Kulonprogo sebagai hasil proses geomorfologi yang terekam pada citra penginderaan jauh. Penelitian ini dilakukan dengan metode utama berupa analisis dan pembagian kelas bentuklahan dan pembagian kelas kelerengan. Sampling satuan bentuklahan diperoleh dari proses geomorfik yang terlihat di lapangan. Hubungan kelerengan pada masing-masing bentuklahan yaitu dataran banjir 21%, danau 8%, perbukitan dan pegunungan denudasional 31%, perbukitan vulkanik terdenudasi 43%. Hubungan formasi batuan dengan kelerengan yaitu aluvial 21%, andesit 38%, dasit, 24%, Formasi Jonggrangan 33%, Formasi Kebobutak 32%, Formasi Nanggulan 21%, Formasi Sentolo 18%, Undivided volcanics 24%. Satuan bentuklahan yang dapat diinterpretasikan adalah bentuklahan asal proses fluvial (dataran banjir dan danau), bentuklahan asal denudasional (perbukitan dan pegunungan), bentuklahan asal vulkanik (perbukitan volkanik terdenudasi).Kata kunci: litologi, sudut lereng, bentuklahan
Aquifer Potential Analysis Based On Hydrostratigraphy and Geological Lineament In Kokap Region, Kulon Progo, Yogyakarta, Indonesia Listyani, R.A.T. -; Prabowo, Ignatius Adi; De Jesus, Armindo Antonio
International Journal of Hydrological and Environmental for Sustainability Vol 2, No 2 (2023): International Journal of Hydrological and Environmental for Sustainability
Publisher : CV FOUNDAE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58524/ijhes.v2i2.197

Abstract

As a water-poor region, a study on the potential of water resources is urgently needed in the Kokap area, Kulon Progo. The purpose of this research is to carry out a hydrogeological survey to obtain an overview of water resources that can be approached from the groundwater aquifer potential. The method used is a hydrogeological survey in the field to determine the condition of morphology, rocks, geological structures, and hydrogeology; equipped with hydrostratigraphic analysis and geological lineament. The hydrostratigraphic analysis was made based on the interpretation of secondary data in the form of geoelectric, while the geological structure analysis was carried out based on the interpretation of DEM and Landsat imagery. The results showed that the Kokap area has hydrostratigraphy in the form of free aquifers 0 – 20 m thick and aquitards 0 – 8 m thick. Aquifug is at a depth of 4 - 20 m. With a lineament density of up to 808/km and supported by relatively intensive weathering, the Kokap area has the potential to have a fairly good groundwater aquifer configuration, with aquifer boundary types namely H1, H2, H4, H5 and V1, V2, V3.
Potensi Akuifer Pada Batupasir Karbonatan Daerah Sijeruk dan Sekitarnya Kabupaten Banjarnegara Nopry Sulaiman; Ignatius Adi Prabowo; Oky Sugarbo
Retii Vol 18 No 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-18 (Edisi Penelitian)
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Sijeruk dan sekitanya terdapat pada Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, dalam suatu kegiatan eksplorasi baik dalam hal bidang perminyakan ataupun juga bidang airtanah, parameter porositas merupakan sesuatu yang sangat penting. Hal ini dikarenakan porositas merupakan variabel utama dalam penentuan besaran cadangan fluida dalam suatu massa batuan. Salah satu litologi penyusun daerah penelitian adalah batupasir, berdasarkan hal tersebut, penyusun memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian terhadap batupasir yang ada pada daerah penelitian, yang termasuk ke dalam Formasi Penyatan untuk mengetahui nilai persentase dari porositas batupasir tersebut melalui sayatan petrografi dengan menggunakan cairan Blue Dye. Pada lokasi penelitian terdapat tiga titik lokasi sampel yang digunakan sebagai perbandingan pori dan penentuan sebagai akuifer pada satuan batupasir karbonatan Rambatan, secara umum dari ketiga sampel dapat dikatakan memiliki nilai pori yang diatas standar untuk dijadikan tolak ukur untuk akuifer.
Petroganesa Batuan Intrusi Diorit Berdasarkan Analisis Petrografi dan Geokimia Pada Daerah Pangentan dan Sekitarnya, Kecamatan Pangentan, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah Muhammad Afifal Hidayah; Ignatius Adi Prabowo; Oky Sugarbo
Retii Vol 18 No 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-18 (Edisi Penelitian)
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan pengamatan di lapangan kondisi geologi daerah penelitian, satuan batuan tersebut menerobos batuan yang paling tertua di daerah penelitian. Satuan intrusi diorite tersebut menempati kurang lebih 3% dari luas daerah penelitian.Oleh karena itu, penulis mencoba mengkaji secara khusus mengenai asal usul batuan diorite dan mengetahui genesis berupa afinitas magma, nama batuan dan lingkungan pembentukan magma serta kedalaman terbentuknya magma yang ada pada daerah penelitian dengan menggunakan pendekatan analisis geokimia, yaitu dengan menganalisis komponen utama kimia batuan dengan menggunakan metode XRF (X-ray Fluorescence) berdasarkan hasil analisis geokimia didapati bahwa komposisi batuan beku dari sampel LP 35 mengarah ke bawah atau basa. Adapun. Adapun persentase kandungan SiO2 sampel Intrusi Diorit sebesar 44,91 % dimana sampel Intrusi memiliki komposisi Basalt (Le Bas, 1986), berdasarkan hasil plotting jenis magma masuk kedalam Shoshonite series dan sumber dari dapur magma yang diperkirakan terdapat pada kedalaman sekitar ±25544 Km dengan suhu sekitar 1020 ᵒC
Kualitas Airtanah Untuk Kelayakan Air Minum Daerah Pulau Miang Besar, Pulau Miang Kecil, Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur Teddy Timothy Willar; Ignatius Adi Prabowo; Setyo Pambudi
Retii Vol 18 No 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-18 (Edisi Penelitian)
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pulau Miang Besar dari lokasi penelitian tersusun oleh 1 jenis Formasi Golok yang tersusun oleh beberapa litologi yaitu, batu gamping klastik dan non klastik yang dimana batugamping klastik terdiri dari batugamping kalkarenit dan batugamping non klastik terdiri dari batugamping terumbu, dimana dalam formasi ini juga terdapat endapan kuarter. Satuan batuan yang baik sebagai akuifer (lapisan pembawa airtanah) ialah batugamping terumbu. Batugamping sangat baik untuk meneruskan air permukaan menjadi airtanah. Begitu juga dengan litologi batugamping klastik yang terdiri dari kalkarenit, batugamping terumbu dan endapan yang semuanya bersifat porous sangat baik untuk meneruskan air permukaan menjadi airtanah. Berdasarkan pengamatan dilapangan, kedalaman dari muka airtanah berada kedalaman yang cukup dangkal yakni berkisar 2,8 – 5,4 m dibawah permukaan, yang mana keterdapatan airtanah dangkal ini biasanya berasosiasi dengan jenis akuifer bebas atau akuifer dangkal (unconfined aquifer). Berdasarkan deskripsi fisik yang dilakukan dilapangan terlihat bahwa umumnya air-air sumur yang berada dilokasi ada yang berwarna, ada pun juga yang tidak berwarna, dan juga beberapa sumur yang memiliki rasa asin dan juga berbau. Dari hasil pengukuran Kimia didapatkan bahwa ketiga sumur memiliki kandungan Zat organik yang masing-masing sumur2 (3.72 mg/L) dan sumur3 (3.10 mg/L),sumur7(3.10 mg/L). Baku mutu kadar besi sebagai sumber air bersih sebesar 1,0 mg/l. Sehingga untuk kadar besi pada sumur gali yang ada masih tergolong aman dan memenuhi syarat sebagai air bersih. yang ada di daerah penelitian masih memenuhi syarat sebagai bahan baku air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Geologi Dan Analisis Xrf Batugamping Sebagai Bahan Baku Semen Daerah Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi D.I Yogyakarta Bhagas Tri Anggana; Ignatius Adi Prabowo; Trisnaning, Pramitha Tedja
Retii Vol 18 No 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-18 (Edisi Penelitian)
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara administrasi daerah penelitian termasuk dalam wilayah Karanggitung, Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tenggah. Porositas merupakan perbandingan volume rongga pori terhadap volume total seluruh batuan. Permeabilitas didefinisikan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan kemampuan dari suatu batuan untuk mengalirkan fluida. Dalam pengujian porositas dan permeabilitas penulis melakukan pengujian pada batupasir tufan Kumbang, pengambilan sampel batuan pada lokasi 34 Setelah dilakukan pengujian pada laboratorium maka didapatkan nilai porositas 5,377 % dan permeabilitas 80,819 mD,maka memiliki hasil porositas buruk permeabilitas buruk, lokasi 42 Setelah dilakukan pengujian pada laboratorium maka didapatkan nilai porositas 27,109% dan permeabilitas 144,312 mD maka memiliki hasil porositas istimewa permeabilitas baik sekali, lokasi 52 Setelah dilakukan pengujian pada laboratorium maka didapatkan nilai porositas 7,335 % dan permeabilitas 81,945 mD maka memiliki hasil porositas buruk permeabilitas baik.
Peran Pemerintah Desa Manggala, Kecamatan Pinoh Selatan, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat Dalam Pemetaan Adminitrasi Setyo Pambudi; Trianda, Obrin; Pratama misdiyanta; Ignatius Adi Prabowo; Paramitha Tedja Trisnaning; Adityo Nugroho
Retii 2024: Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-19 (Edisi Pengabdian Kepada Masyarakat)
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menganalisis peran pemerintah Desa Manggala, Kecamatan Pinoh Selatan, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat dalam pemetaan administrasi wilayah. Pemetaan administrasi merupakan upaya penting dalam pengelolaan wilayah desa, termasuk pengelolaan sumber daya alam, pelayanan publik, serta perencanaan pembangunan. Metode yang dilakaukan dalam kegiatan ini berupa pemetaan lapangan untuk mendapatkan batasan adminitrasi desa, fasilitas umum, fasilitas perkantoran, fasilitas olah raga dan taman rekreasi. Pembuatan peta admintrasi ini merupakan salah satu solusi dalam permasalahan yang ada di Desa Manggala, Kecamatan Pinoh Selatan, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Semakin bertambahnya jumlah penduduk memaksa peran pemerintah daerah untuk mencari dan mengembangkan potensi alam yang dapat dimanfaatkan untuk memicu perkonomian desa. Pengabdian ini memiliki hasil yang sangat baik kepada Masyarakat dan aparatur Desa Manggala yang mana memiliki arsip peta adminitrasi desa. Peta adminitrasi desa ini di harapkan sebagai acuan dalam pemerataan Pembangunan dan pemanfaatan lahan yang baik agar tidak menimbulkan dampak negatip sehingga dapat meningkatkan perekonomian Desa Manggala.
Geochemical Characteristics of B-Li-Cl Type Waters in Geothermal Area: Implications for the Origin of Tawau Hot Springs, Sabah, Malaysia Javino, Fredolin; Prabowo, Ignatius Adi; Manap, Mohd Rashidi Abdull; Rahman, Norizah Abdul
International Journal of Hydrological and Environmental for Sustainability Vol 3, No 3 (2024): International Journal of Hydrological and Environmental for Sustainability
Publisher : CV FOUNDAE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58524/ijhes.v3i3.511

Abstract

Boron (B), Lithium (L), and Chlorine (Cl) are valuable indicators in geothermal detection due to their unique properties and behavior in hydrothermal systems. Volcanic hot springs are generally believed to originate from meteoric circulation or buried seawater and are controlled by equilibrium exchange with magmatic rocks at high temperatures. In this study, we report the B-Li-Cl geochemical characteristics of Tawau hot springs, in the forearc region of Malaysia. The data has been collected from previous studies that analyzed 8 water samples to determine the levels of 10 dissolved elements or components. We performed data correlation analyses to infer the source materials and origins of the hot springs. In addition, we performed numerical modeling of oxygen and hydrogen isotope fractionation to examine the composition of derived fluids as possible candidates of geofluids. The results suggest that Tawau geothermal originated from deep seawater due to subduction before undergoing magmatisation and alteration processes. This interpretation result has a positive correlation with Li and boron. In addition, the geological conditions in the Sabah region, which has subduction zones from two directions, cause a high probability of seawater or marine sediment contribution into the reservoir before finally coming out in the form of a geothermal fluid phase.
Waste Sorting Machine Automatic of Organic and Inorganic Using Arduino Mega as Microcontroller : Implication for Environmental Sustainability Harini, Bernadeta Wuri; Edy, Benediktus Yudha; Haryanto, Agustinus Surya; Martanto, Martanto; Prabowo, Petrus Setyo; Prabowo, Ignatius Adi
International Journal of Hydrological and Environmental for Sustainability Vol 3, No 2 (2024): International Journal of Hydrological and Environmental for Sustainability
Publisher : CV FOUNDAE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58524/ijhes.v3i2.449

Abstract

Increasing waste production worldwide has become a serious environmental and social problem. Waste thrown into traditional landfills can pollute land and water, cause public health problems, and produce greenhouse gas emissions.  To overcome the issues above, in this research, a waste sorting machine will be designed that can sort organic and inorganic waste. This sorting is done automatically, a person only needs to put the waste into the machine, and then the waste will be separated according to its category.  The organic and inorganic waste sorting system consists of 5 sub-systems.  They are metal waste, glass waste, dry waste, plastic waste, and wet waste sorting.  The results of this study can produce a success rate of 66.7% in detecting the occupancy of the trash bin, 70% in sorting metal waste, and 44.4% in sorting glass waste.  The success rate in sorting wet waste is 40%, while in sorting plastic waste is 70%, and in dry waste is 90%.