Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Objektivikasi perempuan oleh masyarakat Rural di Bali dalam novel Kulit Kera Piduka Widyawati, Marta; Esther, Rouli
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 9 No. 1 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v9i1.22569

Abstract

Globalisasi tidak serta-merta diikuti dengan terwujudnya kesetaraan gender di Bali. Hal tersebut terbukti salah satunya melalui banyaknya karya sastra dari Bali yang secara tematik masih mengkritik tentang ketimpangan gender. Di satu sisi, tempat dan ruang mempengaruhi bagaimana gender beroperasi. Masyarakat urban dan rural berpotensi mengalami konflik gender yang berbeda. Penelitian ini membahas objektivikasi perempuan oleh masyarakat rural di Bali dalam novel Kulit Kera Piduka (2020) karya Putu Juli Sastrawan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teks dianalisis dengan menggunakan teori naratif (Bal), konsep peran dan relasi gender (Lindsey,Castle), dan konsep objektivikasi (Nussbaum). Penelitian ini berupaya mengungkap bagaimana konstruksi sosial-budaya masyarakat rural di Bali dalam novel Kulit Kera Piduka (2020) mengukuhkan objektivikasi perempuan. Hal tersebut ditujukan untuk memperlihatkan faktor yang menyebabkan perempuan rural di Bali kurang memiliki agensi untuk mendapatkan kesetaraan gender. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur sosial-budaya masyarakat rural di Bali dalam novel Kulit Kera Piduka (2020) secara kuat menghambat kebebasan perempuan. Meskipun secara formal perempuan rural tampak memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri, akan tetapi norma budaya yang mengakar dalam masyarakat rural telah membatasi kapabilitas perempuan. Masyarakat rural masih terikat dengan norma-norma budaya, namun pada satu sisi juga rela melakukan modifikasi dan komodifikasi budaya demi keuntungan ekonomi. Dalam dua kondisi tersebut, perempuan ditempatkan sebagai pihak yang diobjektivikasi. Berkaitan dengan hal tersebut, novel ini menekankan bahwa konformitas perempuan rural terhadap budaya yang hanya berpihak kepada visi maskulin semestinya menjadi hal yang perlu dihindari agar tercipta konstruksi sosial-budaya yang menjunjung kesetaraan gender.
WORKING FROM HOME: WOMEN BETWEEN PUBLIC AND DOMESTIC SPHERES AFTER THE OUTBREAK OF COVID-19 Elfira, Mina; Wibawarta, Bambang; Esther, Rouli; Febriand, Fandra
International Review of Humanities Studies Vol. 6, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study examines how working mothers negotiate her gender role and strategize in facing the condition when domestic and public sphere exist in one space called home after the outbreak COVID-19 pandemic in Indonesia. The research questions are ” how far does working from home give an impact in changing patriarchal gender relation and distribution of work division at home?”, and “to what extends women modify their home functions in coping with COVID 19 pandemic condition and in minimizing patriarchal authority at their own home?” The research uses qualitative methods, including in-depth interviews and questioner filling, and focuses on samples of 30 middle class working women, living in Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) area. This study argues that as the impact of Covid pandemic condition, the middle class working mothers, who have been “forced to go back” to their homes, seemingly, use their homes as “struggling places” to renegotiate the old patriarchal role divisions and unequal gender/power relations. Moreover, it is argued that their homes, to some extends, are used as learning sites for gender equality values, and modified to fulfill their extended functions: as domestic, work, and social spheres.