Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Kepribadian Gepasioner dan Flegmatis Tokoh Zenna dalam Novel Dompet Ayah Sepatu Ibu Karya J.S. Khairen (Kajian Psikologi Kepribadian Heymans) Pujiati, Shinta; Widyatwati, Ken; Widyawati, Marta
Wicara: Jurnal Sastra, Bahasa, dan Budaya Vol 3, No 1: April 2024
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/wjsbb.2024.22879

Abstract

Novel Dompet Ayah Sepatu Ibu karya J.S. Khairen memuat tokoh utama yang menghadapi banyak rintangan dalam mencipta kesejahteraan keluarga. Proses tokoh menuju keberhasilannya dalam mencipta kesejahteraan keluarga mengindikasikan adanya kepribadian Gepasioner dan Flegmatis. Oleh sebab itu, selain menjelaskan struktur fiksi, tujuan penelitian ini adalah mengungkap dua tipe kepribadian tersebut dalam diri tokoh utama. Pendekatan dalam penelitian kualitatif ini adalah pendekatan psikologi sastra. Sementara teori yang menjadi landasan penelitian adalah teori struktur fiksi dan tipologi kepribadian Gerard Heymans. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, analisis struktur fiksi berupa tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, serta latar. Kedua, kepribadian Gepasioner dan Flegmatis tokoh Zenna ditandai oleh kualitas kejiwaannya meliputi: 1) emosionalitas kuat (berkeinginan kuat dan teguh pendirian) dan emosionalitas lemah (tidak memiliki keberanian dan tidak memiliki pendirian), 2) fungsi sekunder kuat (tenang, suka menolong, tahu balas budi, bijaksana, bertanggung jawab, dan cerdas), serta 3) aktivitas kuat (pekerja keras dan pantang menyerah). Kualitas kejiwaan dengan taraf tertentu tersebut ikut serta memengaruhi proses individu merealisasikan cita-citanya.
Objektivikasi perempuan oleh masyarakat Rural di Bali dalam novel Kulit Kera Piduka Widyawati, Marta; Esther, Rouli
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 9 No. 1 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v9i1.22569

Abstract

Globalisasi tidak serta-merta diikuti dengan terwujudnya kesetaraan gender di Bali. Hal tersebut terbukti salah satunya melalui banyaknya karya sastra dari Bali yang secara tematik masih mengkritik tentang ketimpangan gender. Di satu sisi, tempat dan ruang mempengaruhi bagaimana gender beroperasi. Masyarakat urban dan rural berpotensi mengalami konflik gender yang berbeda. Penelitian ini membahas objektivikasi perempuan oleh masyarakat rural di Bali dalam novel Kulit Kera Piduka (2020) karya Putu Juli Sastrawan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teks dianalisis dengan menggunakan teori naratif (Bal), konsep peran dan relasi gender (Lindsey,Castle), dan konsep objektivikasi (Nussbaum). Penelitian ini berupaya mengungkap bagaimana konstruksi sosial-budaya masyarakat rural di Bali dalam novel Kulit Kera Piduka (2020) mengukuhkan objektivikasi perempuan. Hal tersebut ditujukan untuk memperlihatkan faktor yang menyebabkan perempuan rural di Bali kurang memiliki agensi untuk mendapatkan kesetaraan gender. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur sosial-budaya masyarakat rural di Bali dalam novel Kulit Kera Piduka (2020) secara kuat menghambat kebebasan perempuan. Meskipun secara formal perempuan rural tampak memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri, akan tetapi norma budaya yang mengakar dalam masyarakat rural telah membatasi kapabilitas perempuan. Masyarakat rural masih terikat dengan norma-norma budaya, namun pada satu sisi juga rela melakukan modifikasi dan komodifikasi budaya demi keuntungan ekonomi. Dalam dua kondisi tersebut, perempuan ditempatkan sebagai pihak yang diobjektivikasi. Berkaitan dengan hal tersebut, novel ini menekankan bahwa konformitas perempuan rural terhadap budaya yang hanya berpihak kepada visi maskulin semestinya menjadi hal yang perlu dihindari agar tercipta konstruksi sosial-budaya yang menjunjung kesetaraan gender.
Resistensi Perempuan Bali terhadap Hegemoni Kasta dalam Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini (Kajian Feminisme Multikultural) Nurzahra, Shafa Zahirah; Falah, Fajrul; Widyawati, Marta
Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan Vol 19, No 2: 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sabda.19.2.156-167

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan resistensi perempuan Bali terhadap hegemoni kasta dalam novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini. Penelitian yang berbasis kualitatif deskriptif ini menggunakan metode pustaka dengan langkah pengumpulan data, analisis data, dan penyajian data. Hasil dari penelitian berperspektif feminisme multikultural terhadap novel ini, dapat diketahui bahwa dalam satu kebudayaan pun (kultur Bali), resistensi perempuan dimaknai secara beragam. Latar belakang kasta perempuan Bali dapat memengaruhi cara pandang mereka dalam melakukan resistensi. Perempuan Bali ada yang melakukan resistensi terhadap kasta dengan sebatas menaikkan status kastanya melalui pelanggaran atas larangan pernikahan berbeda kasta, yang dalam hal ini sebenarnya mereka masih larut dalam sistem kasta. Ada pula yang memandang bahwa untuk menjadi perempuan yang ideal harus mampu bebas menentukan pilihan, tanpa peduli dengan derajat dalam kasta. Novel ini secara dominan menyuarakan tentang konsepsi perempuan ideal dalam kultur Bali yang seharusnya memiliki kebebasan untuk memilih dan dihormati tanpa terbatas kelas.Kata Kunci: Perempuan, Bali, feminis, multikultural, kasta
Pola Penceritaan Kisah Asal-Usul Daerah Indonesia di Media Digital Youtube "Gromore Studio Series" Widyawati, Marta
Proceedings Series on Social Sciences & Humanities Vol. 20 (2024): Prosiding Pertemuan Ilmiah Bahasa & Sastra Indonesia (PIBSI XLVI) Universitas Muhamm
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pssh.v20i.1391

Abstract

Perkembangan teknologi tidak hanya mengubah media penyampaian cerita rakyat, tetapi juga pola-pola narasi di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola-pola cerita rakyat khususnya kisah asal-usul daerah yang dihadirkan di Youtube “Gromore Studio Series”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berfokus pada etnografi audiovisual.. Data dianalisis dengan cara membandingkan struktur naratif cerita-cerita rakyat tersebut dengan menggunakan pendekatan semiotika. Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan motif “Gromore Studio Series” dalam menyajikan cerita dari segi visual dan alur cerita. Unsur-unsur cerita dihadirkan dengan menyeimbangkan mitos lokal dan modern. Kehadiran film tentang kisah asal-usul daerah pada akun Gromore Studio Series secara naratif maupun elemen audio-visual berperan signifikan dalam melestarikan folklor Indonesia. Adaptasi cerita rakyat yang dilakukan yang menyasar berbagai wilayah di Indonesia dengan perpaduan modernisasi aspek visual ini menjadi sarana strategis untuk menumbuhkan minat generasi di era digital terhadap nilai-nilai lokal, sastra, dan membangkitkan nasionalisme.
The Polemics of Interfaith Marriage and Patterns of Negotiation in Indonesian Films Widyawati, Marta; Fikri Amalia, Anindita; Hamdan Mukafi, Muhammad
Integritas Terbuka: Peace and Interfaith Studies Vol. 4 No. 1 (2025): Integritas Terbuka: Peace and Interfaith Studies
Publisher : Kongregasi Hati Kudus Yesus (RSCJ) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59029/int.v4i1.60

Abstract

Indonesian cinema has often portrayed the theme of marriage between different religions occasionally. These problems frequently occur in society and trigger a complicated negotiation process between the individuals concerned. The difficulty of negotiation is because religion and marriage have significant consequences for the stability of family and community networks, so decision-making is based on many considerations. The prohibition of marriages of different religions raises questions regarding the compelling ways for couples of various faiths to deal with the inner and physical conflicts caused by these events. This research examines the negotiation patterns of different religious couples in Indonesian films (Ayat-Ayat Cinta 1, Tanda Tanya, and Akhirat: A Love Story). Roland Barthes' semiotic theory and Gordon Allport's theory of religion are used in this study to examine the issue. The research can show how the three films offer a process of contemplation that ultimately leads the characters to make wise decisions and maintain broader harmonization.
Analisis Politik Seksualitas Novel Re: dan Perempuan Karya Maman Suherman (Kajian Sosiologi Sastra) Dewangga, Radiatri Mahardika; Waluyo, Sukarjo; Widyawati, Marta
Wicara: Jurnal Sastra, Bahasa, dan Budaya Vol 4, No 1: April 2025
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/potensi.%Y.24464

Abstract

AbstrakPenelitian politik seksualitas novel Re: dan Perempuan karya Maman Suherman bertujuan untuk mengungkap hubungan kekuasaan antara perempuan dan laki-laki sebagai implikasi dari perbedaan seksual yang dipengaruhi oleh budaya patriarki dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan teori sexual politics dari Kate Millett sebagai upaya untuk mengungkap bagaimana bentuk-bentuk politik seksualitas yang didasarkan pada tiga dimensi, yakni temperament, role, dan status. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksploitasi terhadap perempuan melalui kepemilikan modal menjadikan perempuan sebagai korban atas perbedaan yang tercipta antara perempuan dengan laki-laki. Berdasarkan dimensi temperament, role, dan status, mengungkapkan implikasi sikap pasif yang ditunjukkan oleh perempuan sebagai hasil dari konstruksi sosial yang mengatur dikotomi antara feminitas dengan maskulinitas. Konstruksi sosial ini menyebabkan laki-laki terus berupaya mempertahankan kekuasaannya atas perempuan sebagai bagian dari upaya untuk menjaga dominasi mereka dalam struktur sosial. Selain itu, kelas sosial turut berpengaruh pada relasi antara perempuan dan laki-laki. Sehingga pengaruh tersebut berdampak secara meluas ke berbagai sektor masyarakat, termasuk bagaimana kepemilikan modal dapat mengeksploitasi tubuh perempuan serta mempengaruhi pelaksanaan peran gender, yang pada gilirannya berdampak pada politik seksualitas dalam novel Re: dan Perempuan. AbstractThe research on the politics of sexuality in the novel Re: and Perempuan by Maman Suherman aims to reveal the power relations between women and men as an implication of sexual differences influenced by patriarchal culture in society. This study uses a sociological literary approach and Kate Millett's sexual politics theory as an effort to reveal how forms of sexual politics are based on three dimensions, namely temperament, role, and status. The method used is descriptive qualitative. The results of the study show that exploitation of women through capital ownership makes women victims of the differences created between women and men. Based on the dimensions of temperament, role, and status, it reveals the implications of the passive attitude shown by women as a result of social construction that regulates the dichotomy between femininity and masculinity. This social construction causes men to continue to try to maintain their power over women as part of an effort to maintain their dominance in the social structure. In addition, social class also influences the relationship between women and men. So that this influence has a widespread impact on various sectors of society, including how capital ownership can exploit women's bodies and influence the implementation of gender roles, which in turn has an impact on the politics of sexuality in the novel Re: and Perempuan.
Bentuk Kehilangan dan Tahap Berduka dalam Novel Lost Karya Rizal Afif dan Nia Janiar Berliana, Dyna; Widyatwati, Ken; Widyawati, Marta
Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan Vol 15, No 2: 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sabda.15.2.%p

Abstract

Loss is almost always experienced by individuals, resulting in difficulties in going through the stages of grieving. This research examines the novel Lost (2015) by Rizal Afif and Nia Janiar entitled Lost. In conducting the analysis, the author uses narrative structure theory (Burhan Nurgiyantoro) and Kubler Ross's theory of grief. This research is qualitative research that uses the literature study method. The forms of loss in these two stories are the loss of a mother, the loss of a friend, the loss of a father's role, and the loss of a husband. The stages that the main characters go through in dealing with the loss of a loved one include denial, anger, bargaining, depression, and acceptance. Losing a loved one happens to every individual regardless of gender, age and profession. This novel wants to convey that after experiencing loss, each individual needs to try to reach the stage of acceptance as a form of self-recovery, although in their own way and time period.Kehilangan hampir selalu dialami oleh individu hingga berdampak pada kesulitan untuk melewati tahapan berduka. Penelitian ini mengkaji novel Lost (2015) karya Rizal Afif dan Nia Janiar yang berjudul Lost. Dalam melakukan analisis, penulis menggunakan teori struktur naratif (Burhan Nurgiyantoro) dan teori dukacita (grief) dari Kubler Ross. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode studi pustaka Bentuk - bentuk kehilangan dalam dua cerita ini, yaitu kehilangan ibu, kehilangan sahabat, kehilangan peran ayah, dan kehilangan suami. Tahapan yang dilalui tokoh-tokoh utama dalam menghadapi kehilangan orang yang dicintai tersebut berupa penolakan, marah, tawar-menawar, depresi, dan penerimaan. Kehilangan orang yang dicintai terjadi pada setiap individu tanpa mengenal gender, usia, dan profesi. Novel ini ingin menyampaikan bahwa setelah mengalami kehilangan, tiap individu perlu berusaha untuk sampai pada tahap penerimaan sebagai bentuk recovery diri meskipun dengan cara dan jangka waktunya masing – masing
Kritik Sosial dalam Film Mencuri Raden Saleh Karya Angga Dwimas Sasongko (Kajian Sosiologi Sastra) Rachmawati, Annisa; Muzakka, Mohammad; Widyawati, Marta
Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan Vol 17, No 2: 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sabda.17.2.14-24

Abstract

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena ketidakberesan atas permasalahan-permasalahansosial yang sedang terjadi saat ini dapat berpotensi memberikan dampak buruk bagi kehidupanmasyarakat itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan struktur naratif film dan wujudkritik sosial yang ada di dalam film Mencuri Raden Saleh karya Angga Dwimas Sasongko. Teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah struktur naratif film, sosiologi sastra, dan kritik sosial. Metode penyediaan data yang digunakan adalah dengan metode studi kepustakaan, yang dilakukan dengan cara menonton, menyimak, dan mencatat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Sedangkan penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal, yakni data akan disajikan secara deskriptif yang disertai gambar dan kutipan dialog tokoh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa wujud kritik sosial yang muncul di dalam film tersebut sebagian besar ditujukan kepada pemerintah dan tokoh politik. Poin kritik sosial yang ditujukan kepada pemerintah di antaranya tentang rendahnya pengawasan pada benda berharga dan bersejarah milik negara, ketidakseriusan aparat penegak hukum pada penangan kasus kejahatan, serta lemahnya sistem keamanan siber situs web pemerintah. Sementara poin kritik sosial yang ditujukan kepada tokoh politik di antaranya tentang pengancaman oleh tokoh politik terhadap rakyat, penyuapan oleh tokoh politik, politik balas dendam oleh tokoh politik, serta tentang masyarakat kelas bawah yang dipandang lemah. Poin kritik sosial lainnya yang muncul adalah tentang ketidakhadiran peran keluarga dalam kehidupan anak.