Prediabetes merupakan kondisi metabolik kronis yang serius dimana kadar gula darah lebih tinggi dari normal dan memiliki risiko tinggi terkena diabetes dalam lima tahun. Berdasarkan IDF, pada tahun 2024, penderita prediabetes pada orang dewasa, jumlah IGT mencapai 16,3%, dan IFG mencapai 16,3%. Dari SKI 2023, prevalensi prediabetes di Indonesia, IGT mencapai 18,5% dan IGF mencapai 13,4%, dimana angka tersebut lebih tinggi dari prevalensi global. Prediabetes di pesisir juga cukup besar, untuk penelitian sebelumnya prevalensinya lebih dari 40%. Berdasarkan data profil kesehatan Jember tahun 2020-2023, PKM Sabrang mengalami peningkatan kasus pada tahun 2020 (593), 2021 (623), 2022 (627), dan (629). Terdapat perbedaan temuan antara faktor risiko sehingga perlu diketahui kondisi di wilayah Sabrang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko prediabetes di wilayah kerja Puskesmas Sabrang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dan menggunakan data primer. Sampel minimal dengan rumus Kelsey didapatkan sebanyak 104, namun pada penelitian ini didapatkan sebanyak 105 yang memenuhi kriteria penelitian dan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menemukan prevalensi prediabetes pada masyarakat pesisir mencapai 16,19%. Hasil uji Chi-square didapatkan hubungan yang signifikan antara pendidikan dan tempat tinggal dengan kejadian prediabetes (p-value < 0,05). Analisis multivariat didapatkan hubungan antara variabel obesitas sentral dan tempat tinggal dengan prediabetes setelah variabel IMT dikontrol. Responden yang lingkar pinggangnya masuk kategori obesitas sebesar 3,57 dan tinggal diperkotaan memiliki risiko 3,91 kali lebih tinggi untuk mengalami prediabetes setelah variabel IMT dikontrol. Masyarakat dan pemerintah berperan aktif dalam program Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS). Perlu skrining kesehatan rutin dan sosialisasi terkait prediabetes.