Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Perilaku Phubbing dan Kepuasan Pernikahan pada Pasangan Suami Istri Jannatuna’im, Eka; Fikrie, Fikrie
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v7i1.6064

Abstract

Perilaku phubbing adalah perilaku mengabaikan seseorang dalam lingkungan sosial dengan lebih terfokus pada smartphone, dan cenderung mengabaikan pembicaraan saat sedang melakukan interaksi dengan orang yang ada disekitarnya. Dalam pernikahan dibutuhkan komunikasi yang baik di antara suami-istri agar tercapainya kepuasan pernikahan antara keduanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan perilaku phubbing dengan kepuasan pernikahan pada orang yang sudah menikah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Subjek penelitian ini berjumlah 100 orang dengan kriteria, yaitu laki-laki atau perempuan yang sudah menikah, dalam ikatan/status pernikahan (tidak cerai mati/cerai hidup), usia pernikahan minimal 2 tahun, tinggal serumah dengan pasangan (bukan pasangan jarak jauh), individu berada pada usia dewasa awal dan dewasa tengah, memiliki anak dan menggunakan smartphone di kesehariannya. Data dikumpulkan dengan skala perilaku phubbing dan kepuasan pernikahan. Pengambilan data dilakukan secara daring menggunakan aplikasi formulir google (google form) yang berisi instrumen penelitian, yang disebarkan melalui forum media sosial. Hipotesis alternatif yang diajukan oleh peneliti ditolak dan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku phubbing dengan kepuasan pernikahan pada orang yang sudah menikah (r sama dengan -0,120 dan p sama dengan 0,234)
Hubungan Religiusitas terhadap Kesepian pada Lansia di Panti Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (PPRSLU) X Afdhaluddin, Muhammad; Fikrie, Fikrie
Jurnal Psikologi Vol. 1 No. 2 (2024): February
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/pjp.v1i2.2219

Abstract

Fase lansia adalah suatu fase suatu fase kehidupan yang dikarakteristikan terjadinya penurunan fisik yang mencakup rambut beruban, kulit keriput dan penurunan berat badan, aspek psikologis yang mencakup emosional yang tidak satabil dan perasaan kesepian. Perasaan kesepian yang dialami oleh lansia menjadi polemik dimasyarakat, untuk mengurangi rasa kesepian pada lansia maka religiusitas hadir untuk mengurangi rasa kesepian pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Religiusitas terhadap Kesepian pada Lansia di Panti Pelindungan & Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (PPRSLU) X. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain korelasional. Alat pengumpul data yang digunakan adalah skala religiusitas dan skala kesepian. Teknik pengambilan subjek yang digunakan adalah purposive sampling. Adapun jumlah subjek sebanyak 35 lansia. Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan antara religiusitas dan kesepian.
Gambaran Konformitas pada Remaja yang Merokok Naida, Mutiara Sri; Fikrie, Fikrie
Jurnal Psikologi Vol. 1 No. 2 (2024): February
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/pjp.v1i2.2272

Abstract

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia yang dimulai sekitar usia 12 tahun dan berakhir pada usia 18 sampai 21 tahun. Aspek fisik psikis dan psikososial adalah perubahan yang terjadi dalam masa perkembangan remaja menuju masa dewasa. Masa remaja memasuki sebuah fase yang penuh dengan tekanan. Dan disitu memepengaruhi pencarian jati diri pada remaja. Menurut data KPAI ditemukan kenakalan remaja 4683 kasus remaja merokok tahun 2022 dan di Kalimantan Selatan terdapat 21,89% pada tahun 2022 menurut BPS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran konformitas pada remaja yang merokok. Penelitian ini menggunakan kuantitatif deskriptif. Skala yang di gunakan skala konformutas, Teknik pengambilan data menggunakan purposive sampling. Dengan jumlah subjel sebanyak 208 remaja. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat gambaran korformitas pada remaja yang merokok.
Hubungan antara Parental Well-Being dengan Kualitas Relasi Orang Tua-Anak pada Orang Tua dengan Anak Autisme Helmiyanti, Helmiyanti; Fikrie, Fikrie
Jurnal Psikologi Vol. 1 No. 4 (2024): August
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/pjp.v1i4.2789

Abstract

Autisme adalah gangguan neurologis yang mengganggu perkembangan, kemampuan komunikasi, dan kemampuan berinteraksi seseorang. Orang tua yang mempunyai anak dengan autisme pastinya mempunyai tantangan tersendiri di dalam pengasuhan yang bisa mengakibatkan pada permasalahan kualitas relasi orang tua-anak. Untuk mencapai kualitas relasi orang tua-anak yang positif, orang tua memerlukan kesejahteraan pada hidupnya. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara parental well-being dengan kualitas relasi orang tua-anak pada orang tua dengan anak autisme. Metode penelitian kuantitatif dengan desain korelasional digunakan dalam penelitian ini. Alat pengumpul data yang digunakan adalah skala parental well-being dan skala kualitas relasi orang tua-anak. Teknik pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dengan subjek yang terdiri dari orang tua yang memiliki anak autisme berjumlah 133 orang tua. Analisis data yang digunakan, yaitu korelasi pearson product moment. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara parental well-being dengan kualitas relasi orang tua-anak pada orang tua dengan anak autisme.
Hubungan Parenting Stress dengan Kualitas Relasi Orang Tua-Anak pada Orang Tua dengan Anak Autisme Mardatilah Hayati; Fikrie, Fikrie
Jurnal Psikologi Vol. 1 No. 4 (2024): August
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/pjp.v1i4.2790

Abstract

Autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang dicirikan pada gangguan komunikasi sosial serta interaksi sosial di berbagai konteks. Orang tua menyatakan bahwa mengasuh anak dengan autisme memiliki tantangan yang lebih berat di dalam pengasuhan yang dapat menyebabkan permasalahan persepsi negatif orang tua pada kualitas relasi yang mereka bangun dengan anak. Orang tua yang merasakan tantangan tersebut dapat menyebabkan parenting stress yang tinggi dan kepuasan relasi orang tua-anak berkurang. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan antara parenting stress dengan kualitas relasi orang tua-anak pada orang tua dengan anak autisme. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode kuantitatif dengan desain korelasional. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu skala parenting stress dan skala relasi orangtua-anak. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan subjek yang digunakan pada penelitian ini, yaitu orangtua terutama ibu yang mempunyai anak autisme berjumlah 112 orang tua ibu. Teknik analisis data yang digunakan, yaitu korelasi pearson product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara parenting stress dengan kualitas relasi orang tua-anak pada orang tua dengan anak autisme.
Gambaran Kualitas Relasi Orang Tua-Anak Pada Orang Tua Yang Memiliki Anak Speech Delay Fatimah, Firni Noviyanti; Hermina, Ceria; Fikrie, Fikrie
Jurnal Psikologi Vol. 1 No. 4 (2024): August
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/pjp.v1i4.3154

Abstract

Abstrak: Keterlambatan atau yang sering disebut dengan speech delay adalah satu gangguan keterlambatan pada anak yang ditandai dengan keterlambatan dalam kemampuan berbicara atau menyampaikan sesuatu. Orang tua yang memiliki anak dengan keterlambatan bicara menghadapi tantangan khusus didalam pengasuhan, yang mana dapat memengaruhi kualitas hubungan mereka dengan anak. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kualitas rellasi antara orang tua dan anak pada orang tua yang memiliki anak speech delay. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif kuantitatif. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah skala kualitas relasi orang tua-anak. Populasi penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak speech delay, dan sampel diambil dengan Teknik incidental sampling, menghasilkan 37 pasang orang tua. Data dianalisismenggunakan Teknik analisis statistic deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa 87% dari hubungan orang tua-anak berada dalam kategori sedang, dimana relasi yang terbaik diukur dalam penelitian ini. Kata kunci: kualitas relasi orang tua-anak, speech delay Abstract: Speech delay is a childhood disorder characterized by delays in the ability to speak or communicate. Parents who have children with speech delays face special challenges in parenting, which can affect the quality of their relationship with their children. This study aims to describe the quality of the relationship between parents and children in parents who have children with speech delay. This study uses a quantitative method with a quantitative descriptive design. The instrument used to collect data is the parent-child relationship quality scale. The population of this study were parents who had speech delay children, and the sample was taken with incidental sampling technique, resulting in 37 pairs of parents. Data were analyzed using descriptive statistical analysis techniques. Results showed that 87% of parent-child relationships were in the moderate category, which is the best relationship measured in this study. Keywords: quality of parent-child relationship, speech delay,
GAMBARAN PARENTAL INVOLVEMENT PADA ORANG TUA DENGAN ANAK AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) Nisa, Wardatun; Fikrie, Fikrie; Amalia Aprianty, Rizqi
PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/paedagogy.v5i3.6747

Abstract

The increasing number of children with Autism Spectrum Disorder (ASD) poses significant challenges for parents, particularly regarding their caregiving involvement. This study explores the parental involvement of those who do not implement a Home Program, using a phenomenological approach and Epstein’s six-dimensional framework. Data were collected through semi-structured interviews and observations with two mothers whose children had undergone therapy for at least six months. Findings reveal that only the parenting and communicating dimensions were adequately fulfilled, while volunteering, learning at home, decision-making, and collaborating with the community remained low. The study highlights the urgent need for community-based interventions, practical Home Program training, and emotional capacity-building for parents. By focusing specifically on parents who do not implement Home Programs and applying Epstein’s full framework, this study offers a new perspective on understanding caregiving involvement among families of children with special needs. ABSTRAK Jumlah anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) terus meningkat, menimbulkan tantangan signifikan bagi orang tua, khususnya dalam keterlibatan pengasuhan. Studi ini mengeksplorasi keterlibatan orang tua anak ASD yang tidak menjalankan Home Program, menggunakan pendekatan fenomenologis dan enam dimensi Epstein sebagai kerangka analisis. Data diperoleh melalui wawancara semi-terstruktur dan observasi terhadap dua ibu dengan anak ASD yang telah menjalani terapi minimal enam bulan. Temuan menunjukkan bahwa hanya dimensi parenting dan Communicating yang tergolong baik, sedangkan volunteering, Learning At Home, Decision-Making, dan collaborating with the community masih rendah. Studi ini menyoroti kebutuhan intervensi berbasis komunitas, pelatihan Home Program, dan penguatan kapasitas emosional orang tua. Fokus khusus pada orang tua yang tidak menjalankan Home Program serta penggunaan menyeluruh kerangka Epstein memberikan sudut pandang baru dalam memahami dinamika keterlibatan pengasuhan pada keluarga dengan anak berkebutuhan khusus.
PENGARUH MOTIVASI BOIKOT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MAKANAN YANG TERAFILIASI DENGAN ISRAEL PADA MASYARAKAT BANJARMASIN Purwanti, Aida Nazwa; Quarta, Dicky Listin; Fikrie, Fikrie
PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/paedagogy.v5i3.6781

Abstract

The Israel–Hamas conflict in October 2023 triggered a global boycott movement against products affiliated with Israel. This phenomenon also influenced consumer behavior in Indonesia, particularly in Banjarmasin. The present study aims to examine the effect of boycott motivation on purchasing decisions of food products associated with Israel, such as McDonald’s, KFC, and Starbucks. A quantitative correlational method was employed with 270 respondents selected using purposive sampling. Data were collected through the Boycott Motivation Scale and the Purchasing Decision Scale, and analyzed using simple linear regression. The findings indicate that boycott motivation has a significant positive effect on purchasing decisions (? = 0.588, p < 0.001) with a contribution of 4.5% (R² = 0.045). Although statistically significant, the influence is relatively low, suggesting a gap between moral motivation or solidarity and actual consumer behavior. These results imply that enhancing critical consumer awareness is essential so that boycott motivation driven by values and solidarity can be consistently reflected in purchasing decisions. ABSTRAK Konflik Israel–Hamas yang terjadi pada Oktober 2023 memicu munculnya gelombang boikot global terhadap berbagai produk yang dianggap memiliki keterkaitan dengan Israel. Fenomena ini turut berpengaruh pada pola konsumsi masyarakat di Indonesia, termasuk di Kota Banjarmasin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi boikot terhadap keputusan pembelian produk makanan cepat saji yang diasosiasikan dengan Israel, seperti McDonald’s, KFC, dan Starbucks. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan desain korelasional. Sebanyak 270 responden dipilih melalui teknik purposive sampling untuk mengisi instrumen berupa Skala Motivasi Boikot dan Skala Keputusan Pembelian. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi boikot berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian (? = 0.588, p < 0.001) dengan kontribusi sebesar 4,5% (R² = 0.045). Meskipun pengaruhnya signifikan, kontribusi yang relatif kecil mengindikasikan adanya kesenjangan antara motivasi moral atau nilai solidaritas dengan praktik nyata dalam perilaku konsumsi. Temuan ini memberikan implikasi penting bahwa upaya peningkatan kesadaran kritis konsumen perlu diperkuat agar motivasi boikot tidak hanya berhenti pada ranah sikap, tetapi juga konsisten tercermin dalam keputusan pembelian sehari-hari.