ABSTRAK Pelayanan kesehatan primer memiliki peran strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, terutama bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, dan lansia. Namun, kompleksitas sistem kesehatan seringkali menghadapi tantangan seperti keterbatasan sumber daya dan koordinasi antar pemangku kepentingan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan Collaborative Governance dalam integrasi pelayanan kesehatan primer guna meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan. Studi ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode survei, wawancara, dan observasi di enam desa di Kabupaten Sidenreng Rappang. Analisis data dilakukan melalui pemetaan pemangku kepentingan dan evaluasi efektivitas program. Adapun hasil dari Penerapan Collaborative Governance melalui kolaborasi multi-stakeholder telah meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap layanan kesehatan serta meningkatkan partisipasi dalam program kesehatan primer. Pemanfaatan media digital turut berkontribusi dalam penyebaran informasi Kesehatan. Kesimpulan dari Pengabdian ini yaitu Model tata kelola kolaboratif terbukti efektif dalam memperkuat integrasi layanan kesehatan primer, meningkatkan akses, serta kesadaran masyarakat tentang kesehatan preventif. Keberlanjutan program membutuhkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan strategi komunikasi yang lebih baik. Kata Kunci: Collaborative Governance, Pelayanan Kesehatan Primer, Integrasi Layanan, Inklusivitas, Kesehatan Masyarakat ABSTRACT Primary health care has a strategic role in improving public health, especially for vulnerable groups such as pregnant women, infants, and the elderly. However, the complexity of the health system often faces challenges such as limited resources and coordination between stakeholders. This study aims to analyze the implementation of Collaborative Governance in the integration of primary health care services to improve access and quality of inclusive and sustainable health services. Research Methods: This study uses a qualitative descriptive approach with survey, interview, and observation methods in six villages in Sidenreng Rappang Regency. Data analysis was carried out through stakeholder mapping and evaluation of program effectiveness. The results of the Implementation of Collaborative Governance through multi-stakeholder collaboration have increased public understanding of health services and increased participation in primary health programs. The use of digital media also contributes to the dissemination of health information. The conclusion of this Community Service is that the collaborative governance model has proven effective in strengthening the integration of primary health care services, increasing access, and public awareness of preventive health. The sustainability of the program requires increased institutional capacity and better communication strategies. Keywords: Collaborative Governance, Primary Healthcare Services, Service Integration, Inclusivity, Public Health