Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kemampuan Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) dalam Menurunkan Bakteri Coliform pada Air Minum sebagai Upaya Penanggulangan Kasus Diare Kasim, Khiki Purnawati; Stientje, Stientje; Haerani, Haerani
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 24 No 2 (2024): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v24i2.887

Abstract

Diarrhea has become a  global health problem due tolack of access to clean and safe water.  According to the World Health Organization (WHO), diarrhea causes more than 500,000 child deaths every  year, especially in countries with limited access to sanitation and health services. So it is necessary to anticipate through several concrete steps, one of which is by utilizing natural resources that are useful as anti-microbials such as secang wood. The aim of  this research is to determine the ability of secang wood (Caesalpinia sappan L.) to reduce Coliform bacteria in drinking water as an effort to treat cases of diarrhea using a quasi experimental research method on laboratory scale using 1 gram of secang wood in 1 liter of drinking water for 12 hours with sample variations in boiled drinking water,  refill drinking water from 5 sources, and controls. The result of the research show that the  addition of  secang wood to boiled drinking water refilled drinking water can kill Coliform bacteria 100%, from 240 CFU/100 ml to 0 CFU/ 100 ml and statistical show that there is a significant difference (p value= 0,025) in the ability of secang wood in reduces coliform. For controls there is no significant difference(p value= 0,025). The addition of seppan wood to boiled drinking water and refill drinking water can reduce coliform bacteria in accordance with the requirements of RI Minister of Health  No. 2 of 2023. So it is recommended for the community to utilize seppan wood in drinking water as an effort to prevent diarrhea. Keywords: Coliforms; drinking water; sappan wood
Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Dalam Deteksi Dini Keamanan Pangan Untuk Mencegah Penyakit Tidak Menular Kelurahan Banta-Bantaeng Kecamatan Rappocini Kota Makassar Rostina, Rostina; Kasim, Khiki Purnawati; Stientje, Stientje; Haerani, Haerani
Media Implementasi Riset Kesehatan Vol 6 No 1 (2025): Media Implementasi Riset Kesehatan (Juni)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mirk.v6i1.1163

Abstract

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terus meningkat. Salah satu faktor pemicunya adalah konsumsi pangan yang tidak aman. Pemberdayaan ibu rumah tangga dalam deteksi dini keamanan pangan sangat penting karena ibu berperan sebagai pengelola pangan keluarga. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu rumah tangga di Kelurahan Banta-Bantaeng, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, dalam mendeteksi bahan tambahan pada pangan dan potensi bahaya pada pangan guna mencegah PTM. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi penyuluhan terkait pemilihan, penyimpanan, dan pengolahan bahan pangan yang aman, pelatihan dan praktik langsung terkait cara deteksi dini bahan tambahan pangan berupa boraks dan formalin dengan menggunakan bahan alami dan biasanya menjadi limbah di rumah tangga. Selain itu, peserta juga dibekali pemahaman tentang mengidentifikasi bahan tambahan pangan yang berisiko bagi kesehatan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan mengukur peningkatan pengetahuan peserta. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman dan kesadaran ibu rumah tangga terhadap pentingnya keamanan pangan dalam mencegah PTM. Selain itu, peserta mampu menerapkan praktik cara deteksi dini bahan tambahan pangan berupa boraks dan formalin dengan menggunakan bahan alami. Program ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan lingkungan keluarga yang lebih sehat serta mengurangi risiko PTM di masyarakat berkelanjutan. Peran ibu rumah tangga sangat penting dalam pengamanan makanan dalam keluarga. Dengan adanya pemberdayaan masyarakat ini, ibu rumah tangga berperan aktif dalam menjaga kesehatan keluarga dan menjadi agen perubahan di komunitas mereka. Kata kunci : Deteksi dini; Boraks; Formalin; Penyakit tidak menular
Pemanfaatan Eco Enzyme Untuk Mendegradasi Kadar BOD Dan COD Pada Air Limbah Industri Tahu Stientje, Stientje; Muharram, Fadel; Sahani, Wahyuni
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 25 No 1 (2025): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v25i1.1386

Abstract

Tofu liquid waste contains various organic and inorganic substances at high concentrations. This substance makes the Biological Oxygen Demand (BOD) and Chemical Oxygen Demand (COD) increasing quite high. One efficient and environmentally friendly alternative is the use of eco enzyme, which is a natural enzyme produced through fermentation of organic materials. Eco enzyme has the ability to decompose organic substances in liquid waste more effectively, it can also reduce BOD and COD levels, and energy use in the process. The type of research used in this research is quasi-experimental research by determining the ability of eco enzymes to decreasing BOD and COD levels in tofu industrial wastewater by treating three variations of doses 5,10 and 15 on a laboratory scale with two replications (repetitions). Eco enzyme will be added to the sample of tofu industrial wastewater with variation of dose each 5,10 and 15 ml then given a residence time by twenty days. After twenty days the sample of tofu industry wastewater will be taken to check the BOD and COD levels, then will be analyze and interpreted descriptively to determine the BOD and COD levels. The results of the study showed that out of three dose variants, the one that showed the greatest decrease was the 10 ml dose, where the percentage decrease in BOD was 89.8% and for COD was 56.6%, while for the other doses there was also a decrease, but the percentage was not as much as the 10 ml dose. Suggestions for future researchers are to combine other processing methods with the addition of eco enzyme to reduce the time that will be required. Keywords : Eco enzyme, Tofu liquid waste, BOD, COD
Analisis Higiene Perorangan Terhadap Keberadaan Telur Cacing Pada Kuku Siswa SD Negeri Pampang Kota Makassar Indraswari, Ni Luh Astri; Stientje, Stientje; Ruhban, Andi
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 25 No 1 (2025): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v25i1.1401

Abstract

Penyakit kecacingan berhubungan erat dengan kondisi lingkungan dan dapat ditularkan melalui tanah. Kelompok usia balita dan anak usia sekolah dasar menjadi penyumbang tertinggi angka prevalensi kecacingan di Indonesia. Kuku dapat menjadi tempat melekatnya berbagai kotoran yang mengandung mikroorganisme, salah satunya telur cacing yang dapat terselip dan tertelan saat makan, sehingga deteksi keberadaan telur cacing bisa dilakukan melalui pemeriksaan kuku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis higiene perorangan dengan keberadaan telur cacing pada kuku siswa SD Negeri Pampang. Penelitian menggunakan rancangan cross sectional analitik dengan sampel sejumlah 40 orang. Pengambilan data higiene perorangan dilakukan menggunakan kuesioner dan sampel potongan kuku tangan kanan dan kiri setiap responden diambil untuk diperiksa keberadaan telur cacing dengan metode apung. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan tabulasi silang untuk mengetahui hubungan antara higiene perorangan dengan keberadaan telur cacing pada kuku serta diuji secara bivariat menggunakan chi-square untuk mengetahui hubungan antara higiene perorangan dengan keberadaan cacing Ascaris lumbricoides. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur cacing teridentifikasi pada seluruh sampel (100%) dan sebanyak 6 sampel (15%) teridentifikasi positif cacing Ascaris lumbricoides. Sebagian besar responden masih memiliki perilaku yang buruk pada kebiasaan tidak menggigit kuku, tidak menghisap jari, dan membersihkan kuku ketika mandi. Meskipun anak-anak sudah memiliki kebiasaan rutin mencuci tangan namun jika langkah-langkahnya belum tepat maka kuku tetap masih kotor sehingga tetap berisiko tinggi terinfeksi cacing. Diharapkan anak-anak mampu mempraktikkan cuci tangan pakai sabun dengan langkah yang benar dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci: Kecacingan; Higiene Perorangan; Anak Usia Sekolah; Pemeriksaan Kuku