Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair Urine Kelinci terhadap Pertumbuhan dan Hasil Setek Kentang (Solanum Tuberosum L.) pada Fase Aklimatisasi Untuk Bibit Kentang G0 Hardiana, Husna; Nafiah, S.P.,M.P, Hanny Hidayati; Mutakin, Jenal; Rismayanti, Ai Yanti; Nurdiana, Dadi
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 8, No 1 (2023): JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v8i1.3772

Abstract

Petani kentang di Indonesia menghadapi kendala dalam mendapatkan bibit kentang berkualitas tinggi. Salah satu proses yang bisa mendapatkan bibit kentang yang berkualitas tinggi yaitu dengan cara aklimatisasi kentang yang baik dan benar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi antara media tanam dan pupuk organik cair urine kelinci terhadap pertumbuhan dan hasil setek kentang pada fase aklimatisasi untuk bibit G0. Penelitian ini dilaksanakan di Screenhouse yang berada di Pasirtalang, Desa Sirnajaya, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan petak utama (Main Plot) yaitu media tanam dengan lima taraf perlakuan yaitu: m1: 100% Humus Bambu m2 : 100% Cocopeat m3 : 50% Humus Bambu 50% Cocopeat m4 : 70% Humus Bambu 30% Cocopeat m5 : 70% Cocopeat 30% Humus Bambu Anak Petak (Sub Plot) yaitu POC Urine Kelinci dengan empat taraf perlakuan yaitu : k0 : 0 ml (kontrol) k1 : 2 ml/liter k2 : 4 ml/liter k3 : 6 ml/liter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi namun secara mandiri komposisi media tanam dan pupuk organik cair Urine kelinci memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil setek kentang (Solanum tuberosum L.) pada fase aklimatisasi G0. Perlakuan 100% humus bambu dan k3 (6 ml/liter) memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil kentang G0.
Pengaruh Komposisi Media Tanam Dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair Urine Kelinci Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Setek Kentang (Solanum Tuberosum L.) Pada Fase Aklimatisasi Untuk Bibit Kentang G0 Hardiana, Husna; Nafiah, Hanny Hidayati; Mutakin, Jenal; Rismayanti, Ai Yanti; Nurdiana, Dadi
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 7, No 2 (2023): JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v7i2.3498

Abstract

Petani kentang di Indonesia menghadapi kendala dalam mendapatkan bibit kentang berkualitas tinggi. Salah satu proses yang bisa mendapatkan bibit kentang yang berkualitas tinggi yaitu dengan cara aklimatisasi kentang yang baik dan benar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi antara media tanam dan pupuk organik cair urine kelinci terhadap pertumbuhan dan hasil setek kentang pada fase aklimatisasi untuk bibit G0. Penelitian ini dilaksanakan di Screenhouse yang berada di Pasirtalang, Desa Sirnajaya, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan petak utama (Main Plot) yaitu media tanam dengan lima taraf perlakuan yaitu: m1: 100% Humus Bambu m2 : 100% Cocopeat m3 : 50% Humus Bambu 50% Cocopeat m4 : 70% Humus Bambu 30% Cocopeat m5 : 70% Cocopeat 30% Humus Bambu Anak Petak (Sub Plot) yaitu POC Urine Kelinci dengan empat taraf perlakuan yaitu : k0 : 0 ml (kontrol) k1 : 2 ml/liter k2 : 4 ml/liter k3 : 6 ml/liter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi namun secara mandiri komposisi media tanam dan pupuk organik cair Urine kelinci memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil setek kentang (Solanum tuberosum L.) pada fase aklimatisasi G0. Perlakuan 100% humus bambu dan k3 (6 ml/liter) memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil kentang G0.
PENGARUH KONSENTRASI LIMBAH CAIR TAHU DAN LAMA PERENDAMAN PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL OKRA (Abelmoschus esculentus) Al Ayubi, M Hilman; Nurdiana, Dadi; Swardana, Ardli; Fajarfika, Resti; Rismayanti, Ai Yanti
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 8, No 2 (2024): JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v8i2.3785

Abstract

Okra (Abelmoschus esculentus) merupakan salah satu tanaman yang memiliki peluang bisnis untuk dibudidayakan. Limbah cair tahu merupakan sisa dari produksi tahu yang dapat mencemari lingkungan, namun dapat dimanfaatkan menjadi POC yang bermanfaat untuk okra. PGPR merupakan sekolompok bakteri yang bermanfaat bagi tanaman, PGPR dapat dimanfaatkan untuk okra dengan cara perendaman benih okra. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui interaksi pemberian antara konsentrasi POC limbah tahu dan lama perendaman PGPR terhadap pertumbuhan dan hasil okra. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cikarag Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut pada bulan Juni sampai Agustus 2023. Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktor. Faktor pertama adalah POC limbah tahu (T) yang terdiri dari t0 = control, t1 = 700 ml/liter, t2 = 800 ml/liter, t3 = 900 ml/liter. Faktor kedua lama perendaman PGPR (P) yang terdiri dari p0 = kontrol, p1 = 5 jam, p2 = 6 jam, p3 = 7 jam. Hasil percobaan menunjukkan terjadi interaksi pemberian POC limbah tahu dan lama perendaman PGPR terhadap tinggi tanaman 49 HST, jumlah daun 49 HST, total buah/tanaman panen ke-2 dan total produksi buah/Plot panen ke-2. Interaksi terbaik terdapat pada taraf t3p3, dengan konsentrasi PGPR 900 ml/liter dan lama perendaman 7 jam. Pemberian konsentrasi POC limbah tahu terbaik yaitu pada taraf t3 dan perendaman dengan larutan PGPR terbaik pada taraf p3 yang memberikan rata-rata paling tinggi pada semua pengamatan. Kata kunci: limbah cair tahu, okra, perendaman, PGPR, pupuk organik cair
KEANEKARAGAMAN, DOMINANSI, DAN PERANAN SERANGGA DAN ARTHROPODA LAINNYA DI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DESA SUKAHURIP, CIGEDUG, GARUT Maesyaroh, Siti Syarah; Rismayanti, Ai Yanti; Nuraisya, Fujia Sepia
CREATIVE RESEARCH JOURNAL Vol 9 No 02 (2023): Creative Research Journal
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34147/crj.v9i2.316

Abstract

Teh merupakan salah satu komoditas andalan subsektor perkebunan yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Teh berperan sebagai penghasil devisa ekspor sebesar 108,5 juta USD di tahun 2018 atau setara 1,5% dari PDB sektor pertanian. Kabupaten Garut salah satu sentra produksi teh Indonesia memanfaatkan teh untuk industri pabrik Teh Kejek. Upaya dalam mengelola agroekosistem teh supaya produktif adalah dengan mempelajari struktur agroekosistem misalnya keberadaan serangga dan arthropoda lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks keanekaragaman dan dominansi serangga dan arthropoda lainnya serta peranannya di perkebunan teh. Penelitian dilaksanakan di Desa Sukahurip, Cigedug, Garut pada bulan Desember 2021 – Januari 2022. Penelitian menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan mengaplikasikan perangkap; 24 yellow bottle sticky trap dan 18 pitfall trap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman serangga dan arthropoda lainnya (yellow bottle sticky trap) adalah 0,348 kategori rendah dengan 9 ordo, sedangkan serangga tanah (pitfall trap) adalah 1,320 kategori sedang dengan 10 ordo. Dominansi serangga dan arthropoda lainnya (yellow bottle sticky trap) adalah 0,865 kategori tinggi dengan yang mendominansi serangga ordo Diptera, sedangkan (pitfall trap) adalah 0,371 kategori rendah dengan yang mendominansi arthropoda ordo Collembola. Pada yellow bottle sticky trap lebih banyak memerangkap B. dorsalis yang bukan merupakan hama utama pada tanaman teh. Hal tersebut dikarenakan sistem tanam polikultur dengan tanaman inang B. dorsalis dan yellow bottle sticky trap kurang efektif memerangkap serangga dan arthropoda lainnya pada tanaman teh. Peranan serangga dan arthropoda lainnya dalam agroekosistem teh yakni sebagai herbivora (hama), karnivora (predator dan parasitoid), detritivor (pengurai), dan polinator (penyerbuk). Agroekosistem teh Desa Sukahurip, Cigedug, Garut dengan teknik yellow bottle sticky trap didominansi oleh spesies serangga lalat buah (Bactrocera dorsalis) berperan sebagai herbivora (hama), sedangkan dengan teknik pitfall trap adalah ekor pegas (Isotomurus balteatus) berperan sebagai detritivor (pengurai).
Pengaruh Pemberian Konsentrasi Air Kelapa Dan Indol-3-Butyric-Acid (Iba) Terhadap Induksi Multiplikasi Kentang (Solanum tuberosum L.) Secara In-Vitro Muflihah, Zalfa Rifda; Hidayati Nafiah, Hanny; Rismayanti, Ai Yanti
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 9 No 1 (2024): JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v9i1.41439

Abstract

Kentang merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia yang memiliki potensi sebagai pendukung program diversifikasi pangan. Produktivitas kentang mengalami penurunan salah satunya disebabkan karena kurangnya persediaan benih berkualitas. Salah satu upaya untuk mendapatkan benih yang berkualitas dapat menggunakan teknik kultur jaringan. Tujuan penelitian ini untuk mengertahui pengaruh pemberian konsentrasi air kelapa dan Indol-3-Butyric-Acid (IBA) terhadap induksi multiplikasi kentang (Solanum tuberosum L.) secara in-vitro. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan PT.CHAMP Cisurupan pada bulan Februari sampai April 2024. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dalam pola faktorial 4x4 dengan 2 kali ulangan. Faktor pertama perlakuan air kelapa (A) yaitu a0 = 0 ml/L, a1 = 5 ml/L, a2 = 10 ml/L dan a3 = 15 ml/L. Faktor kedua perlakuan IBA (B) yaitu b0 = 0 mg/L, b1 = 0,5 mg/L, b2 = 1 mg/L dan b3 = 1,5 mg/L. Hasil percobaan menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara konsentrasi air kelapa dan IBA terhadap induksi multiplikasi kentang, Kombinasi 15 ml/L air kelapa dan 1,5 mg/L IBA memberikan pengaruh terbaik terhadap induksi multiplikasi kentang.