Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

THE EFFECT OF HYPNOSIS THERAPY ON SLEEP DISORDER IN MENOPAUSAL AND POSTPARTUM WOMEN: A LITERATURE REVIEW Taqiyya, Nadia; Rizki, Mutiara Putri Nanda Rizki; Zhafirah, Lina; Diarsy, Amina; Nafiati, Dini Latifatun
Journal of Psychiatry Psychology and Behavioral Research Vol. 6 No. 2 (2025): Mental Health Framework from a Multidisciplinary Perspective
Publisher : Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jppbr.2025.006.02.6

Abstract

Introduction: Menopause is a normal phase in a woman's life marked by the discontinuation of menstruation due to hormonal changes, often accompanied by sleep disturbances. These sleep disturbances can negatively impact health and well-being. The global prevalence of sleep disturbances among postmenopausal women is quite significant. Several studies have shown that hypnosis therapy can improve sleep quality in menopausal and postmenopausal women. This review aims to evaluate the effects and benefits of hypnosis therapy on sleep disturbances in menopausal and postmenopausal women through a literature review. We also analyze how various media are used in hypnosis therapy interventions. Methods: This study uses a literature review method by accessing relevant articles through electronic databases such as PubMed, Science Direct, and Google Scholar, focusing on publications from the last 10 years. Inclusion and exclusion criteria were applied in selecting the articles. Results: Five studies were analyzed, showing that hypnosis therapy using various research methods and types of hypnosis effectively addresses sleep disturbances in menopausal and postmenopausal women. Discuss: Hypnotherapy teletherapy could become a standard form of therapy globally, though there may still be a necessity for traditional face-to-face therapy based on patient preference.11 Teletherapy hypnosis can improve sleep quality by targeting psychological mechanisms such as pre-sleep arousal and reducing worry, paving the way for more effective interventions. Conclusion: The results indicate that different research methods and media types used for hypnosis therapy in the sample show consistent results that hypnosis therapy positively affects reducing sleep disturbances in menopausal and postmenopausal women.
COMBINATION THERAPY OF CISPLATIN AND NANOCURCUMIN REDUCES PI3K EXPRESSION AND PROLIFERATION OF HeLa CELLS Subandi, Subandi; Febriana, Romadhinniar; Taqiyya, Nadia; Endharti, Agustina Tri
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 17 No 2 (2025): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v17i2.2912

Abstract

Kanker serviks merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita, terutama di negara berkembang. Cisplatin adalah obat kemoterapi yang umum digunakan, tetapi penggunaannya dalam dosis tinggi sering menyebabkan efek samping toksik seperti kerusakan ginjal (nefrotoksisitas), yang dapat terjadi pada 25–33% pasien pada dosis 75–100 mg/m². Untuk mengurangi toksisitas dan meningkatkan efektivitas terapi, kombinasi cisplatin dengan senyawa alami seperti nanokurkumin mulai dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi kombinasi cisplatin dan nanokurkumin dalam menghambat proliferasi dan menurunkan ekspresi PI3K pada sel kanker serviks HeLa. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan post-test only control group. Sel HeLa diberi perlakuan cisplatin (2,5 dan 5 µg/mL), nanokurkumin (100 µg/mL), serta kombinasi cisplatin 2,5 µg/mL dengan nanokurkumin (25, 50, dan 100 µg/mL). Evaluasi mencakup morfologi sel, uji viabilitas menggunakan CCK-8, dan analisis ekspresi PI3K menggunakan flow cytometry. Analisis statistik dilakukan dengan uji Kruskal-Wallis, dilanjutkan uji post hoc Dunn, dengan nilai signifikansi p < 0,05. Hasil menunjukkan bahwa kombinasi cisplatin 2,5 µg/mL dan nanokurkumin 100 µg/mL secara signifikan menurunkan viabilitas sel dibandingkan cisplatin 2,5 µg/mL saja (p = 0,035), serta memiliki efektivitas yang sebanding dengan cisplatin 5 µg/mL (p = 0,553). Penurunan ekspresi PI3K juga signifikan dibandingkan kontrol negatif (p = 0,000), cisplatin 2,5 µg/mL (p = 0,006), dan cisplatin 5 µg/mL (p = 0,010). Hasil ini menunjukkan bahwa kombinasi cisplatin dan nanokurkumin berpotensi sebagai terapi kanker serviks yang efektif.
SYNERGISTIC EFFECTS OF NANOCURCUMIN AND CISPLATIN COMBINATION THERAPY ON APOPTOSIS AND PROTEIN KINASE B (AKT) IN CERVICAL CANCER Subandi, Subandi; Taqiyya, Nadia; Febriana, Romadhinniar; Endharti, Agustina Tri
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 35 No. 3 (2025): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jmp2k.v35i3.3169

Abstract

Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang sering dijumpai pada wanita dan penyebab utama kematian di negara berkembang, termasuk Indonesia. Kemoterapi berbasis cisplatin merupakan terapi standar, namun penggunaannya dibatasi oleh toksisitas yang bergantung pada dosis, seperti nefrotoksisitas, neurotoksisitas, dan  kardiotoksisitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek sinergis kombinasi nanokurkumin dan cisplatin terhadap tingkat apoptosis dan ekspresi Protein Kinase B (AKT) pada sel HeLa. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan desain post-test only control group, dengan kelompok kontrol negative (media standar), kontrol positif monoterapi cisplatin (5 dan 2,5 µg/mL), nanokurkumin (100 µg/mL), serta kombinasi cisplatin 2,5 µg/mL dan nanokurkumin berbagai dosis (25, 50, dan 100 µg/mL). Uji flow cytometry digunakan untuk menganalisis tingkat apoptosis dan ekspresi AKT setelah 48 jam inkubasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi cisplatin 2,5 µg/mL dan nanokurkumin 100 µg/mL menyebabkan apoptosis (75,23%) pada sel HeLa yang sebanding (p<0.05) dengan efek cisplatin tunggal 5 µg/mL (76,15%) serta secara signifikan (p<0,05) menurunkan ekspresi AKT pada sel HeLa (76,53%) dibanding cisplatin 5 µg/mL (97,18%) serta cisplatin 2,5 µg/mL (97,24%). Peningkatan apoptosis dan penurunan ekspresi AKT menunjukkan potensi terapi kombinasi ini dalam mengurangi dosis cisplatin yang diperlukan dengan harapan dapat menurunkan toksisitas.
Edukasi dan Pelatihan Pembuatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbasis Bahan Lokal bagi Kader Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan Stunting : Vol. 2 No.1 (2025) : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT MERDEKA MEMBANGUN NEGERI (ABDIMERKA) Sari, Dewi Kartika; Balindra , Fredlina Rossa; Taqiyya, Nadia
Jurnal Pengabdian Masyarakat Merdeka Membangun Negeri Vol. 2 No. 1 (2025): Desember
Publisher : STIKES BANYUWANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/abdimerka.v2i1.721

Abstract

Stunting merupakan permasalahan gizi penting di Indonesia yang penanggulangannya membutuhkan keterlibatan aktif dari para kader kesehatan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan dalam pencegahan stunting melalui edukasi serta pelatihan pembuatan Pemberian Makanan Tambahan berbasis bahan lokal di Desa Jaten, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar. Pelaksanaan dilakukan dengan pendekatan pendidikan partisipatif melalui pemberian materi, demonstrasi pembuatan makanan tambahan, praktik langsung, serta pendampingan kegiatan posyandu. Evaluasi menggunakan pre-test dan post-test untuk menilai peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, di mana seluruh peserta mencapai kategori pengetahuan dan keterampilan “baik” setelah pelatihan. Kader mampu mengolah bahan pangan lokal seperti ikan, ayam, telur, dan kelor menjadi makanan tambahan bergizi seimbang. Program ini terbukti efektif dalam memperkuat kapasitas kader sebagai ujung tombak edukasi gizi di masyarakat dan berpotensi mendukung upaya pencegahan stunting secara berkelanjutan. Kegiatan ini merekomendasikan perlunya pelatihan lanjutan dan pendampingan rutin untuk memastikan kader dapat menerapkan keterampilan secara konsisten dalam pelayanan posyandu
Edukasi dan Penguatan Pemahaman Personal Hygiene Genital pada Siswi Sekolah Dasar sebagai Upaya Pencegahan Keputihan : Vol. 2 No.1 (2025) : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT MERDEKA MEMBANGUN NEGERI (ABDIMERKA) Taqiyya, Nadia; Fredlina Rossa Balindra; Dewi Kartika Sari
Jurnal Pengabdian Masyarakat Merdeka Membangun Negeri Vol. 2 No. 1 (2025): Desember
Publisher : STIKES BANYUWANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/abdimerka.v2i1.722

Abstract

Abstrak Masa remaja merupakan periode transisi yang ditandai perubahan biologis, psikologis, dan sosial, di mana remaja perempuan rentan terhadap praktik personal hygiene genital yang kurang tepat sehingga meningkatkan risiko gangguan reproduksi seperti keputihan akibat Bacterial Vaginosis, vulvovaginal candidiasis, dan trichomoniasis. Pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan serta memperkuat perilaku kebersihan genital siswi kelas 6 SD Negeri Sidorahayu 1, Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Kegiatan dilaksanakan melalui pendekatan edukasi interaktif berbasis partisipasi aktif, meliputi pretest, penyuluhan dengan media visual, permainan edukatif, diskusi praktik, serta posttest untuk mengukur capaian belajar. Hasil menunjukkan peningkatan pada aspek pengetahuan dan pemahaman siswi usia 11–12 tahun, termasuk kemampuan menjelaskan langkah kebersihan genital yang benar beserta rasionalitasnya. Intervensi berbasis visual dan game-based assessment terbukti mampu menyajikan informasi secara lebih terstruktur, menarik, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kegiatan ini memperkuat kesiapan remaja awal dalam menghadapi pubertas, khususnya terkait upaya pencegahan keputihan yang sering terjadi akibat praktik kebersihan yang belum tepat. Secara keseluruhan, edukasi personal hygiene genital berkontribusi nyata dalam meningkatkan literasi kesehatan reproduksi dan membentuk perilaku hidup bersih serta sehat pada remaja. Keberlanjutan program serupa di berbagai jenjang pendidikan dipandang penting sebagai upaya memperluas jangkauan edukasi, sedangkan integrasi materi kebersihan genital dalam program kesehatan sekolah dapat menjadi strategi efektif dalam memperkuat perilaku higienis dan mendukung kesehatan reproduksi jangka panjang.