Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

POLA SEBARAN AKUIFER DENGAN METODE RESISTIVITAS ADMT DI DAERAH DESA BENDELAN, BINAKAL, BONDOWOSO Apriniyadi, Mohammad; Nuryana, Suherman Dwi; Setyorini, Dyah Ayu; Yudiantoro, Dwi Fitri; Yuda, Himes Fitra; Ladesta, Aldis
PETRO: Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 12 No. 4 (2023): DESEMBER
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/petro.v12i4.18759

Abstract

Daerah resapan air adalah salah satu bagian terpenting dalam siklus hidrologi yang ditujukan untuk mengalirkan air tanah, sehingga menentukan stabilitas dan keberlanjutan air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi air tanah pada daerah penelitian. Penelitian ini dilakukan didaerah Kecamatan Binakal, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur dengan tujuan mengetahui sebaran akuifer di daerah tersebut. Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pemetaan lapangan (survey) dan pengambilan data resistivitas batuan dengan menggunakan metode ADMT. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data jenis batuan, jenis tanah, pengukuran resistivitas ADMT dan data muka air tanah di lapangan sebagai data primernya dan juga menggunakan data sekunder berupa peta kelerengan, peta curah hujan, serta peta tutupan lahan yang kemudian dari data–data tadi diolah menggunakan sistem informasi geografis sehingga menghasilkan peta zonasi dan kedalaman air tanah. Sumber air tanah (akuifer) terbagi menjadi 3 lapisan, lapisan pertama merupakan akuifer bebas dengan kedalaman antara 10 meter sampai 40 meter. Akuifer ini menyebar diseluruh area penelitian. Lapisan akuifer yang kedua merupakan akuifer tertekan dengan kedalaman antara 140 m hingga 200 m. akuifer ini terpisahkan atas batuan kedap air. Lapisan akuifer yang ketiga merupakan lapisan akuifer dalam dan merupakan akuifer artesis dengan kedalaman diatas 250 meter. Nilai rata-rata resistivitas batuan di deerah penelitian antara 4 hingga 14 ohm meter dengan batuan penyusun adalah batu pasir.
PENENTUAN ZONA PROSPEK PANASPENENTUAN ZONA PROSPEK PANAS BUMI ‘‘AR‘‘ MENGGUNAKAN METODE DENSITAS SESAR DAN REKAHAN - DETERMINATION OF GEOTHERMAL PROSPECT ZONE ‘‘AR‘‘ USING FAULT AND FRACTURE DENSITY (FFD) METHOD Pramudito, Andaru; Hendrasto, Fajar; Setyorini, Dyah Ayu; Hariyadi, Nurkholis
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Volume 10, Nomor 1, Januari 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v10i1.21971

Abstract

Geothermal exploration requires efficient and reliable methods for assessment of surface conditions. One such method is the Fault and Fracture Density (FFD) method, which involves the analysis of faults and fractures intensity within a geothermal area. The FFD method is widely used in geothermal exploration as it provides important information about the structural properties of a geothermal field. This method allows for the delineation of fault and fracture zones, which are crucial components of a geothermal system. These fault and fracture zones correspond to the reservoir of geothermal systems, as they provide pathways for fluid flow and heat transfer. The FFD method is particularly useful in the early-stage exploration of geothermal resources as it provides an estimation of geothermal prospect area distribution. The method calculates the intensity of faults and fractures within a given area. The FFD contour delineation as a geothermal prospect zone is in the contour range of 2-4 km/km2, which is located in the southeast and center of the "AR" geothermal field. This area has a highest lineament density intensity. The Way Wejak Fault, Watuwater Fault and Atalojo Fault are found on an FFD contour of 2-4 km/km2, this confirms that these three faults act as permeable zones where geothermal fluids come out from below to the surface which is related to the presence of geothermal manifestations along the faults which shows that these three faults are directly connected to the reservoir zone.