Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Hubungan Faktor Karakteristik Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Puskesmas Tanah Tinggi Tangerang Mareta Puspita; Rini Handayani; Veza Azteria; Gisely Vionalita
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 14 No 1 (2022): JIKM Vol. 14, Edisi 1, Februari 2022
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v14i1.249

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Pemberian ASI yang mengandung kolostrum tanpa tambahan makanan apapun dan diberikan kepada bayi dimulai ketika lahir hingga berusia 6 bulan. Prevalensi pemberian ASI eksklusif nasional tahun 2019 sebesar 67,74%. Studi ini ditujukan untuk mengetahui faktor karakteristik ibu yang berhubungan dengan ASI eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Tanah Tinggi Tangerang. Metode: Studi cross-sectional dilakukan pada bulan Januari-Agustus 2021 dengan sampel 128 bayi usia 6-12 bulan. Variabel dependen penelitian adalah pemberian ASI eksklusif sedangkan variabel independen adalah usia, pekerjaan, pendidikan dan paritas. Analisis yang dilakukan secara analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-square. Hasil: Ditemukan proporsi tertinggi pada kelompok yang memberikan ASI eksklusif (50,8%), ibu usia 20 tahun sampai 35 tahun (70,3%), ibu yang bekerja (68%), ibu pendidikan lanjut (75%) dan ibu primipara (57%). Hasil uji Chi-square ditemukan adanya hubungan antara ASI eksklusif dengan pekerjaan (P-value=0,031, PR=1,649, 95%CI 1,037-2,622). Namun, usia (P-value=0,063, PR=1,457, 95%CI 1,039-2,045), pendidikan (P-value=0,759, PR=1,109, 95%CI 0,753-1,632) dan paritas (P-value=0,575, PR=1,145, 95%CI 0,796-1,648) ditemukan tidak signifikan terhadap pemberian ASI ekslusif. Kesimpulan: Hanya variabel pekerjaan yang berhubungan terhadap pemberian ASI eksklusif. Kata Kunci: ASI eksklusif, Paritas, Pekerjaan, Pendidikan, Usia Abstract Background: Breastfeeding containing colostrum without any additional food and given to babies starting at birth until the age of 6 months. The national prevalence of exclusive breastfeeding in 2019 was 67.74%. This study was aimed to determine the characteristics of mothers related to exclusive breastfeeding in infants aged 6-12 months at the Tanah Tinggi Tangerang Health Center. Methods: The cross-sectional study was conducted in January-August 2021 with a sample of 128 infants aged 6-12 months. The dependent variable of the study was exclusive breastfeeding while the independent variables were age, occupation, education and parity. The analysis was carried out by univariate and bivariate analysis with Chi-square test. Results: The highest proportion was found in the group who gave exclusive breastfeeding (50.8%), mothers aged 20 to 35 years (70.3%), working mothers (68%), advanced education mothers (75%) and primiparous mothers (57). %). The results of the Chi-square test found a relationship between exclusive breastfeeding and work (P-value=0.031, PR=1.649, 95%CI 1.037-2.622). However, age (P-value=0.063, PR=1.457, 95%CI 1.039-2.045), education (P-value=0.759, PR=1.109, 95%CI 0.753-1.632) and parity (P-value=0.575, PR=1.145, 95%CI 0.796-1.648) was found not significant to exclusive breastfeeding. Conclusion: Only occupation variables related to exclusive breastfeeding. Keywords: Age, Education, Exclusive breastfeeding, Parity, Profession
Identifikasi Bahaya dan Risiko K3 Pada UMKM Pembuatan Tahu UG Priangan di Bojongsari Tahun 2023 Getar Millennium Udara; Rini Handayani; Putri Handayani; Ahmad Irfandi
Termometer: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Vol. 1 No. 4 (2023): Oktober : Termometer: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/termometer.v1i4.2460

Abstract

There are several strategies available to manage risk, including shifting responsibility to others, avoiding potential hazards, reducing the severity of negative outcomes, or choosing to accept and deal with the consequences to some or all extent. As the first step in implementing OHS. This research aims to identify OHS hazards and risks in UG Priangan tofu-making MSMEs in Bojongsari 2023. The type of research is semi-quantitative with primary data collection through in-depth interviews with 3 informants and observation. The data that has been obtained is processed and analyzed descriptively. The results of hazard identification found 6 types of hazards, namely mechanical hazards from slippery floors, electrical hazards from machine use, physical hazards from noise from the sound of steam pressure, chemical hazards from soybean water and seed water (vinegar acid), ergonomic hazards from repetitive movements, and psychosocial hazards from working hours. The risks found were 10 risks of work accidents and 15 risks of occupational diseases. It is recommended for business owners to provide information about the risks of work processes, tools, and materials in the workplace and conduct OHS risk assessments.
Deskripsi Fatigue Pekerja Divisi Welltech XYZ Hari Prayogo; Fierdania Yusvita; Rini Handayani; Veza Azteria; Cut Alia Keumala Muda
Termometer: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Vol. 1 No. 4 (2023): Oktober : Termometer: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/termometer.v1i4.2469

Abstract

Based on the researchers' initial observations of 17 workers in the Welltech Division of PT XYZ, it was found that 95% of the workers had health problems that could be related to work, such as cholesterol above normal limits, blood sugar above normal limits, spots on the lungs, and so on. Analyse the picture of work-related fatigue in the Welltech Division workers of PT XYZ. This study has a sample of 55 people with accidental sampling technique, type of quantitative method using analytical survey and descriptive approach. Data collection techniques used in this quantitative research are questionnaires and answer choices that have been prepared in advance. The questionnaire was distributed using Google Form. Based on the univariate results, the picture of job fatigue in workers the highest proportion of respondents experienced moderate fatigue, namely 32 people (58.2%), the picture of weakening activity in workers the highest proportion of respondents experienced moderate fatigue, namely 27 people (49.1%), the picture of weakening motivation in workers the highest proportion of respondents experienced moderate fatigue, namely 37 people (67.3%), the picture of physical weakening in workers the highest proportion of respondents experienced moderate fatigue, namely 32 people (58.2%),. It is hoped that companies will improve health programmes or work programme arrangements and then implement them for workers to prevent fatigue.
EDUKASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PRAKTIK CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) PADA SISWA SD Rini Handayani; Cut Alia Keumala Muda; Dwi Nurmawaty; Taufik Rendi Anggara
Jurnal Gembira: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 04 (2023): AGUSTUS 2023
Publisher : Media Inovasi Pendidikan dan Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Elementary student is one of age group that having high risk to infected. One of preventive action to it is doing clean and healthy behavior and washing hand with soap in school. The aims these activities was to increase student knowledge about doing clean and healthy behavior and washing hand with soap in school. These activities were done in education with lecture and demonstration. The result of these activities is there is score different before and after students had education. It is be recommended to do these activities routinely to student.
FAKTOR RISIKO TUBERKULOSIS PARU PADA NARAPIDANA DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN NARKOTIKA JAKARTA Rini Handayani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 2 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 2, Mei 2019
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.652 KB) | DOI: 10.52022/jikm.v11i2.3

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang masih menjadi permasalahan di dunia. TB dapat menyebabkan kematian pada penderitanya. Salah satu tempat penyebaran tinggi TB adalah Penjara. Pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa prevalensi TB di Penjara lebih besar dibandingkan dengan prevalensi TB di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor risiko kejadian TB Paru pada narapidana di Lembaga Permasyarakatan Narkotika Kelas II A Jakarta tahun 2013. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional, dengan sampel 250 naparidana yang terdata pada tahun 2013 dan masih berada di Lapas Narkotika Kelas II A Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 6,2% responden yang mengalami TB Paru. Berdasarkan hasil uji bivariat didapatkan bahwa ada hubungan kejadiaan tuberkulosis paru dengan umur (OR 2,54; 95% CI: 0,86-7,49), status HIV (OR: 10,1; 95%CI: 3,29-31,08), kontak dalam sel (OR: 4,20; 95%CI: 1,44-12,25), kebiasaan meludah (OR: 3,29; 95%CI: 0,73-12,97) dan kebiasaan batuk (OR: 3,04; 95%CI: 0,69-13,82). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa umur (OR: 2,38;95%CI: 0,72-7,89), status HIV (OR: 8,61; 95%CI: 2,66-27,91), dan kontak dalam sel (OR: 4,33; 95%CI: 1,35-13,94) merupakan faktor risiko dominan terhadap kejadian tuberkulosis paru.
Determinan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Kota Bengkulu saat Kebakaran Hutan Rini Handayani; Renti Mahkota
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 3 (2020): JIKM Vol. 12, Edisi 3, Agustus 2020
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v12i3.88

Abstract

Latar Belakang: Kebakaran hutan yang terjadi di Provinsi Bengkulu tahun 2015 menyebabkan adanya pencemaran udara baik di dalam maupun di luar ruangan. Hal ini juga mengakibatkan meningkatnya kejadian ISPA pada balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan kejadian ISPA pada balita di Kota Bengkulu saat kebakaran hutan tahun 2015. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah case control. Kasus merupakan balita yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan dan didiagnosa menderita ISPA dan kontrol adalah dua balita tetangga kasus yang ditemui pertama kali. Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis atap (OR: 2,79; 95% CI: 1,36-5,69), ventilasi (OR: 2,60; 95% CI: 1,39-4,84), kepadatan hunian (OR: 2,14; 95% CI: 1,07-4,28), dan asap bahan bakar memasak (OR: 4,14; 95% CI: 1,56-10,9) memiliki hubungan yang kuat terhadap ISPA. Kesimpulan: Jadi, ada hubungan antara kondisi fisik rumah, kepadatan hunian dan pajanan asap terhadap kejadian ISPA pada Balita setelah dikontrol oleh variabel kovariat. Determinant of Acute Respiratory Infection (ARI) in Under Five Years Old in Bengkulu during Forest Fire Background: Forest fire which was happened in Province Bengkulu in 2015 potentially cause indoor or outdoor air pollution. It can increase Acute Respiratory Infection (ARI) in children under five years old. This study aimed to find out the dominant determinants of ARI in under five years old in Bengkulu city when forest fire in 2015. Method: The research was done with case control design during March-July 2016. Cases were 116 children under five who visited primary health care and were diagnosed ARI. Controls were 232 children under five who were cases’ neighbors who first met. Analysis was done using logistic regression. Result: It found that a significant association between improper roof (OR=2.68; 95% CI: 1.31-5.45), inadequate ventilation (OR=2.60; 95%CI: 1.38-4.89), living in overcrowded conditions (OR=2.12; 95% CI: 1.06-4.25), indoor air pollution from of combustion from fuel used for cooking (OR=4.88; 95% CI: 1.87-12.79), gender (OR=2.67; 95%CI: 1.45-4.93), nutritional status (OR=2.67; 95%CI: 1.27-5.60), immunization history (OR=3.10; 95%CI: 1.40-6.86), and breastfeeding history (OR=5.12; 95%CI: 2.73-9.57) with ARI. Conclusion: In conclusion, there are relation of house conditions, overcrowded conditions smoke, and characteristics of children under five years old with ARI in children under five years old in Bengkulu City when forest fire in 2015. Keyword: Acute Respiratory Infection, Children under five, Forest Fire, Risk Factors
Riwayat Keluarga, Status Merokok dan Aktivitas Olahraga sebagai Faktor Risiko Hipertensi Ummi Marfu’ah; Rini Handayani; Cri Sajjana Prajna Wekadigunawan; Zelfino Zelfino
Jurnal Kesehatan Vol. 15 No. 2 (2022): Jurnal Kesehatan
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32763/8q9hwf66

Abstract

Latar Belakang: Hipertensi adalah terjadinya peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri.Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya meningkat dari waktu ke waktu.Survei awal di Puskesmas Kecamatan Cengkareng menunjukkan adanya peningkatan kejadianHipertensi pada tahun 2016 ke tahun 2017 sebesar 3,97%. Hipertensi dapat menyebabkan penyakitjantung koroner, stroke, pre-ekslampsia, kerusakan ginjal bahkan kematian. Diperkirakan penyebabHipertensi adalah pola hidup masyarakat yang kurang baik. Tujuan: Tujuan penelitian ini untukmengetahui faktor risiko Hipertensi di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat pada tahun2018. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah Cross-sectional. Populasi penelitian adalahseluruh pasien yang berkunjung di Puskesmas Cengkareng. Sampel penelitian adalah 422 pasien yangberkunjung ke Puskesmas Kecamatan Cengkareng. Pengambilan sampel menggunakan teknik simplerandom sampling. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Hasilanalisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara riwayat keluarga (p-value: <0,001), statusmerokok (p-value: <0,001), dan aktivitas olahraga (p-value: <0,001) dengan kejadian Hipertensi diPuskesmas Kecamatan Cengkareng. Selain itu, tidak ada hubungan antara umur (p-value: 0,309), jeniskelamin (p-value: 0,270), dan status gizi (p-value: 0,290) dengan kejadian Hipertensi di PuskesmasKecamatan Cengkareng. Kesimpulan: Faktor risiko Hipertensi di Puskesmas Kecamatan Cengkarengpada 2018 adalah riwayat keluarga, status merokok, dan aktivitas olahraga.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Tidak Aman Pada Pekerja Konstruksi Di Proyek Power House Mainline 1 PT Nindya Citra Kharisma KSO Tahun 2023 Natasya Hayatusyifa; Rini Handayani; Cut Alia Kemala Muda; Ahmad Irfandi
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 2 No. 8 (2024): GJMI - AGUSTUS
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v2i8.813

Abstract

Perilaku tidak aman terjadi karena dua hal, faktor internal seperti motivasi dan persepsi, serta faktor eksternal seperti peraturan, pengawasan, ketersediaan APD dan komunikasi. Konstruksi merupakan salah satu industri yang memiliki tingkat risiko tinggi terjadinya kecelakaan yang dapat menimbulkan luka-luka, penyakit, hilangnya hari kerja, kematian, maupun kerugian perusahaan. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor berisiko perilaku tidak aman serta faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan unsafe action (perilaku tidak aman) pada pekerja konstruksi proyek Rel Kreta Api oleh PT. Nindya Citra Kharisma, KSO, tahun 2023. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel diperoleh secara total sampling/sampling dari jumlah sampel sebanyak 73 pekerja/tukang bangunan. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 29 (39.7%) berisiko tinggi berperilaku tidak aman dan 44 (60.3%) berisiko rendah berperilaku tidak aman. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan (P value=0,031), sikap (P value=1,000), pengawasan (P value=0,092) dengan perilaku tidak aman (unsafe action) pada pekerja konstruksi PT.Nindya Citra Kharisma ,KSO. Adapun saran yang ditujukan kepada pihak perusahaan adalah mengikut sertakan petugas HSE ataupun pekerja dalam seminar ataupun pelatihan K3, Membuat peraturan secara tertulis kepada pekerja agar pekerja dapat menerapkan peraturan pada saat bekerja.
Hubungan Karakteristik Responden Dengan Keluhan Gangguan Mata Pada Pekerja Pengelasan di Wilayah Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi Tahun 2024 Jeni Puspita Sari; Decy Situngkir; Rini Handayani; Putri Handayani
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 2 No. 8 (2024): GJMI - AGUSTUS
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v2i8.869

Abstract

Hasil studi pendahuluan di wilayah Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi pada bulan Mei kepada 10 pekerja bengkel, diketahui bahwa pekerja bengkel mengalami keluhan gangguan mata sebesar 60%. Penelitian bertujuan menganalisis hubungan karakteristik responden dengan keluhan gangguan mata pada pekerja pengelasan di wilayah Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan desain studi Cross Sectional . Populasi penelitian ini adalah 67 pekerja pengelasan dengan jumlah sampel penelitian 57 pekerja yang tersebar di 44 bengkel informal. Teknik sampel yang digunakan total sampling . Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu data primer dengan variabel penelitian adalah keluhan gangguan mata, usia, masa kerja. Penelitian dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2024. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil analisis univariat yaitu ditemukan bahwa proporsi tertinggi adalah adanya keluhan gangguan mata, usia ≥ 40 tahun, masa kerja ≥15 tahun. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara usia, masa kerja dengan keluhan gangguan mata. Kesimpulan penelitian ini didapat variabel usia dan masa kerja merupakan faktor yang berhubungan dengan keluhan gangguan mata. Saran sebaiknya pekerja melakukan pemeriksaan terkait keluhan-keluhan gangguan mata yang dirasakan, pemilik bengkel las menyediakan kedok las dan APD lengkap, bekerja sama dengan puskesmas setempat bila terjadi masalah kesehatan pada pekerja las, puskesmas dapat memberikan edukasi kesehatan mata untuk pekerja bengkel las.