Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KRITERIA KEABSAHAN SEORANG PERAWI MENURUT SYEKH IBNU ABI HATIM ARRAZY Husaeni, Uum Umaroh; Musthofa, Rikza; Arifin, Azis
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 5 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi kontribusi Syekh Ibnu Abi Hatim Ar-Razi dalam menetapkan kriteria keabsahan perawi hadis melalui metode jarh wa ta'dil. Tujuan utama penelitian ini adalah mengidentifikasi standar yang digunakan Ibnu Abi Hatim dalam menilai kualitas perawi, mencakup keadilan, ketelitian, dan kapasitas intelektual dalam menghafal hadis. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka dengan menelaah sumber primer seperti kitab Al-Jarh wa Al-Ta'dil serta referensi sekunder dari ulama terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria yang ditetapkan Ibnu Abi Hatim memainkan peran krusial dalam menjaga otentisitas hadis dalam tradisi Islam. Beliau menekankan pentingnya kejujuran, hafalan yang akurat, serta perilaku yang terpuji dari para perawi untuk memastikan bahwa hadis yang diriwayatkan tetap murni dan dapat dipercaya. Standar ketat yang digunakan berfungsi sebagai panduan bagi para ahli hadis dalam memverifikasi keabsahan riwayat. Pemikiran dan karyanya menjadi referensi penting yang diakui dalam studi ilmu hadis hingga saat ini, menjamin hanya riwayat yang otentik yang digunakan dalam pengajaran dan pelestarian nilai-nilai Islam.
KONSEP HADIS SHAHIH IMAM MUSLIM DAN RELEVANSI DI ERA KONTEMPORER Alfaqih, Ahmad Hizazih; ‘Aisy, Darin Rihhadatul; Arifin, Azis
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 5 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Imam Muslim bin al-Hajjaj, salah satu tokoh penting di bidang hadits. Tujuan artikel ini untuk mempelajari kehidupan Imam Muslim, dengan penekanan khusus peran yang dia lakukan dalam mengumpulkan hadits shahih serta metode yang digunakan untuk menulis kitabnya. Kitab Shahih Muslim berisi hadits yang dianggap shahih menurut standar Imam Muslim. Metodologi ini sedikit berbeda dengan metode Imam Bukhari, terutama dalam urutan penyampaian sanad dan penerimaan hadits dengan satu riwayat. Artikel ini membahas ide-ide Imam Muslim, menekankan kualitas periwayat dan keselarasan sanad, serta relevansi ide-ide ini di zaman sekarang. Juga membahas kontribusi Imam Muslim terhadap perkembangan ilmu hadits. Ini menunjukkan bahwa pendekatan dan pekerjaan Imam Muslim masih relevan dalam penetapan hukum Islam dan pengkajian hadits di era sekarang.
KEHUJJAHAN HADITS AHAD DALAM PEMIKIRAN IMAM AL-GHAZALI Sulistiani, Sulistiani; Furqon, Faqih Nurmaulana; Arifin, Azis
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 5 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hadits ahad dianggap sebagai sumber hukum kedua setelah Hadits Mutawattir. Karena itu, Hadits Mutawattir tidak lagi perlu diuji kebenarannya. Sebaliknya, Hadits ahadlah yang perlu diuji validitasnya. Salah satu ulama kontemporer terkemuka, Syeikh Imam Al-Ghazali, memiliki pandangan tersendiri mengenai hal ini. Artikel ini membahas bagaimana Syeikh Al-Ghazali melihat kedudukan Hadits Ahad, serta mengkritik kelemahan matan beberapa Hadits Ahad, meskipun ulama klasik menganggapnya shahih. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka, yang berarti mengumpulkan informasi dari berbagai jurnal tentang kritikan syeikh Al-Ghazali. Menurut Syeikh Al-Ghazali, memilih untuk tidak mengamalkan hadis ahad tidak masalah, asalkan tidak berkaitan dengan iman atau rukun islam. Kritikannya terhadap hadis ahad tidak berarti ia menolak semua hadis; sebaliknya, ia meminta para peneliti hadis untuk memahami hadis dengan lebih teliti, terutama yang belum jelas kedudukannya
Evolusi Ilmu Hadis: Dari Masa Rasulullah Hingga Masa Tabi’in Kurniawan, Rio; Karina, Ayu; Arifin, Azis
Jurnal sosial dan sains Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v5i1.31929

Abstract

Evolusi ilmu hadis merupakan proses panjang yang berlangsung sejak masa Rasulullah, sahabat, hingga tabi’in, yang memainkan peran penting dalam menjaga keaslian ajaran Islam. Hadis sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an, membutuhkan validasi dan kodifikasi untuk memastikan keabsahannya. Dalam perjalanan sejarahnya, ilmu hadis berkembang dari fase transmisi lisan hingga menjadi disiplin ilmu tersendiri yang melibatkan metode kritik sanad dan matan. Perkembangan ini dipengaruhi oleh kebutuhan umat Islam akan pedoman yang sahih dalam menjalankan ajaran agama serta mencegah munculnya hadis-hadis palsu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tahapan evolusi ilmu hadis dan mengidentifikasi kontribusi para ulama dalam proses kodifikasi. Selain itu, penelitian ini juga berusaha memetakan perkembangan metodologi kritik hadis di berbagai periode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Library Research (Riset Pustaka) dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan dari berbagai sumber literatur, baik primer seperti kitab hadis Sahih Bukhari, Sahih Muslim, dan Musnad Ahmad, maupun sekunder seperti buku “Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis” karya Hasbi Ash-Shiddiqiey (2010) dan penelitian “Syarh Hadis dari Masa ke Masa” oleh Muhammad Anshori (2017). Teknik analisis yang digunakan adalah content analysis untuk menelaah pola dan perkembangan ilmu hadis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa evolusi ilmu hadis berjalan secara bertahap, dimulai dari transmisi lisan di masa Rasulullah hingga proses kodifikasi di masa tabi’in. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa ilmu hadis merupakan warisan intelektual Islam yang harus dijaga, dan perkembangan ini mencerminkan ketekunan ulama dalam memastikan keaslian dan integritas hadis sebagai pedoman hidup umat Islam.
Formulasi Pembelajaran Hadis Digital: (Studi Kasus di UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten) Hidayah, Ilhamiyatul; Nurlaeli, Puput; Romadhony, Nagib; Ihksan, Ahmad; Arifin, Azis
Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin Vol. 5 No. 2 (2025): April
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jpiu.43148

Abstract

Technology has become important in education in Indonesia, especially in digital learning that offers opportunities to improve the quality of teaching and learning. Digital hadith applications emerge as a significant innovation that not only facilitates accessibility to hadith texts that have been studied conventionally but also expands the range of understanding and practice of Islamic teachings through various digital platforms, thus encouraging students to be more active in seeking and learning religious knowledge independently and responsive to the dynamics of the times. The purpose of this study is to see how the process of implementing hadith learning into a digital model makes it easier for students to access. The method used in the research is a qualitative approach with data collection techniques in the form of interviews and questionnaires. From the research results, many students feel helped by the existence of digital hadith because it makes it easier for them to find references, increases understanding in learning hadith, and eases access that can be done anytime and anywhere. Thus, digital hadith has a very significant impact on helping the student learning process. The author suggests that the scope of research variables be further expanded to provide a more comprehensive picture for future research.
KRITERIA KEABSAHAN SEORANG PERAWI MENURUT SYEKH IBNU ABI HATIM ARRAZY Husaeni, Uum Umaroh; Musthofa, Rikza; Arifin, Azis
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 5 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi kontribusi Syekh Ibnu Abi Hatim Ar-Razi dalam menetapkan kriteria keabsahan perawi hadis melalui metode jarh wa ta'dil. Tujuan utama penelitian ini adalah mengidentifikasi standar yang digunakan Ibnu Abi Hatim dalam menilai kualitas perawi, mencakup keadilan, ketelitian, dan kapasitas intelektual dalam menghafal hadis. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka dengan menelaah sumber primer seperti kitab Al-Jarh wa Al-Ta'dil serta referensi sekunder dari ulama terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria yang ditetapkan Ibnu Abi Hatim memainkan peran krusial dalam menjaga otentisitas hadis dalam tradisi Islam. Beliau menekankan pentingnya kejujuran, hafalan yang akurat, serta perilaku yang terpuji dari para perawi untuk memastikan bahwa hadis yang diriwayatkan tetap murni dan dapat dipercaya. Standar ketat yang digunakan berfungsi sebagai panduan bagi para ahli hadis dalam memverifikasi keabsahan riwayat. Pemikiran dan karyanya menjadi referensi penting yang diakui dalam studi ilmu hadis hingga saat ini, menjamin hanya riwayat yang otentik yang digunakan dalam pengajaran dan pelestarian nilai-nilai Islam.
KONSEP HADIS SHAHIH IMAM MUSLIM DAN RELEVANSI DI ERA KONTEMPORER Alfaqih, Ahmad Hizazih; ‘Aisy, Darin Rihhadatul; Arifin, Azis
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 5 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Imam Muslim bin al-Hajjaj, salah satu tokoh penting di bidang hadits. Tujuan artikel ini untuk mempelajari kehidupan Imam Muslim, dengan penekanan khusus peran yang dia lakukan dalam mengumpulkan hadits shahih serta metode yang digunakan untuk menulis kitabnya. Kitab Shahih Muslim berisi hadits yang dianggap shahih menurut standar Imam Muslim. Metodologi ini sedikit berbeda dengan metode Imam Bukhari, terutama dalam urutan penyampaian sanad dan penerimaan hadits dengan satu riwayat. Artikel ini membahas ide-ide Imam Muslim, menekankan kualitas periwayat dan keselarasan sanad, serta relevansi ide-ide ini di zaman sekarang. Juga membahas kontribusi Imam Muslim terhadap perkembangan ilmu hadits. Ini menunjukkan bahwa pendekatan dan pekerjaan Imam Muslim masih relevan dalam penetapan hukum Islam dan pengkajian hadits di era sekarang.
KEHUJJAHAN HADITS AHAD DALAM PEMIKIRAN IMAM AL-GHAZALI Sulistiani, Sulistiani; Furqon, Faqih Nurmaulana; Arifin, Azis
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 5 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hadits ahad dianggap sebagai sumber hukum kedua setelah Hadits Mutawattir. Karena itu, Hadits Mutawattir tidak lagi perlu diuji kebenarannya. Sebaliknya, Hadits ahadlah yang perlu diuji validitasnya. Salah satu ulama kontemporer terkemuka, Syeikh Imam Al-Ghazali, memiliki pandangan tersendiri mengenai hal ini. Artikel ini membahas bagaimana Syeikh Al-Ghazali melihat kedudukan Hadits Ahad, serta mengkritik kelemahan matan beberapa Hadits Ahad, meskipun ulama klasik menganggapnya shahih. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka, yang berarti mengumpulkan informasi dari berbagai jurnal tentang kritikan syeikh Al-Ghazali. Menurut Syeikh Al-Ghazali, memilih untuk tidak mengamalkan hadis ahad tidak masalah, asalkan tidak berkaitan dengan iman atau rukun islam. Kritikannya terhadap hadis ahad tidak berarti ia menolak semua hadis; sebaliknya, ia meminta para peneliti hadis untuk memahami hadis dengan lebih teliti, terutama yang belum jelas kedudukannya
The History of the Heretics in Jarh Wa Ta'dil: Relevance to Hadith Validity Musadad, Endad; Arifin, Azis
Diroyah : Jurnal Studi Ilmu Hadis Vol. 8 No. 2 (2024): Diroyah: Jurnal Studi Ilmu Hadis
Publisher : Prodi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/diroyah.v8i2.30158

Abstract

The importance of the dimension 'is' is so significant that Ajaz al-Khatib asserts that the status of weak hadith cannot ascend to the level of Hasan, even if supported by various chains of transmission (Shawahid and Tawawbi’), when the personal integrity of the narrator in the chain of transmission is questioned by hadith critics. This writing aims to examine the status of the narrations of bid’ah within the scholarly realm of Jarh wa Ta'dil. This research employs a qualitative approach using library research methods and the science of hadith. The findings of this study indicate that hadith scholars assess that, to some extent, bid’ah in Jarh wa Ta'dil can still be tolerated as long as it is not extreme or considered a major of bid’ah, including bid’ah that do not render the perpetrator as a disbeliever. The rejection of narrations from innovators is fundamentally not a discriminatory act but rather a demonstration of sincerity and caution against the possible fabrication of hadith by irresponsible individuals.
Evolusi Ilmu Hadis: Dari Masa Rasulullah Hingga Masa Tabi’in Kurniawan, Rio; Karina, Ayu; Arifin, Azis
Jurnal sosial dan sains Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v5i1.31929

Abstract

Evolusi ilmu hadis merupakan proses panjang yang berlangsung sejak masa Rasulullah, sahabat, hingga tabi’in, yang memainkan peran penting dalam menjaga keaslian ajaran Islam. Hadis sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an, membutuhkan validasi dan kodifikasi untuk memastikan keabsahannya. Dalam perjalanan sejarahnya, ilmu hadis berkembang dari fase transmisi lisan hingga menjadi disiplin ilmu tersendiri yang melibatkan metode kritik sanad dan matan. Perkembangan ini dipengaruhi oleh kebutuhan umat Islam akan pedoman yang sahih dalam menjalankan ajaran agama serta mencegah munculnya hadis-hadis palsu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tahapan evolusi ilmu hadis dan mengidentifikasi kontribusi para ulama dalam proses kodifikasi. Selain itu, penelitian ini juga berusaha memetakan perkembangan metodologi kritik hadis di berbagai periode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Library Research (Riset Pustaka) dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan dari berbagai sumber literatur, baik primer seperti kitab hadis Sahih Bukhari, Sahih Muslim, dan Musnad Ahmad, maupun sekunder seperti buku “Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis” karya Hasbi Ash-Shiddiqiey (2010) dan penelitian “Syarh Hadis dari Masa ke Masa” oleh Muhammad Anshori (2017). Teknik analisis yang digunakan adalah content analysis untuk menelaah pola dan perkembangan ilmu hadis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa evolusi ilmu hadis berjalan secara bertahap, dimulai dari transmisi lisan di masa Rasulullah hingga proses kodifikasi di masa tabi’in. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa ilmu hadis merupakan warisan intelektual Islam yang harus dijaga, dan perkembangan ini mencerminkan ketekunan ulama dalam memastikan keaslian dan integritas hadis sebagai pedoman hidup umat Islam.