Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Kappa Journal
Kurniawidi, Dian W
Unknown Affiliation
Astronomy Computer Science & IT Medicine & Pharmacology Physics Other

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

 1 
Isolation of Chitosan Biopolymer from Nacre (Pinctada maxima) as Bone Scaffold Candidate Taufik S, Ahmad; Alawiyah, Geby; Rahayu, Susi; Kurniawidi, Dian W; Handayana, I Gusti Ngurah Yudi; Cahyawati, Triyana Dyah; Purnaning, Dyah; Amin, Muhamad
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijpst.v12i1.44794

Abstract

The rising incidence of bone injuries necessitates researching and developing safe bone replacement materials. Chitosan biopolymer is one of the available materials. Because it is non-toxic, biocompatible, and biodegradable, chitosan can be employed as a bone scaffold material. According to the European Pharmacopeia 6.0 (Eur: Ph 6.0), chitosan, with a deacetylation level of more than 70%, is safe for medicinal usage. The purpose of this research was to analyze the  characteristics of chitosan isolated from nacre and the influence of nacre powder mass  on the degree of deacetylation of  chitosan. Chitosan was extracted by the processes of deproteination, demineralization, and deacetylation. Organoleptic tests, yield calculations for each stage, examination of the degree of deacetylation, creation of functional groups, and vibrational modes based on Fourier Transform Infrared (FTIR) data were performed on the isolated chitosan. The produced chitosan exhibited the properties of being beige color, odorless, and in powder form. The yield of insulation results obtained by the mass of chitosan. 3.7 % of the mass of nacre powder. The resultant chitosan has the formation of hydroxyl (OH) and amine (NH2) groups and vibrational stretching and bending modes. The variation in nacre powder mass throughout the isolation procedure altered the degree of deacetylation of the resultant chitosan and the wave number spectra of the hydroxyl (OH) and amine (NH2) groups. Chitosan, with a mass of 80 grams of nacre powder and a value of 76.94%, exhibited the highest degree of deacetylation. Considering that the functional groups generated in chitosan are comparable to those in bone, chitosan is a potential material for bone scaffolds.
Aplikasi Senyawa Antosianin dari Daun Jati (Tectona Grandis) Sebagai Pigmen Warna Alami pada Kain Katun Rahayu, Susi; sasabila, sasabila; Wirawan, Rahadi; Kurniawidi, Dian W
Kappa Journal Vol 7 No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/kpj.v7i1.7877

Abstract

Kain tenun dari desa Sade merupakan salah satu produk tenun yang masih memegang teguh warisan leluhur dalam proses pembuatannya. Mulai dari proses pemintalan benang, sizing benang, hingga proses pewarnaan benang masih memanfaatkan metode tradisional dan bahan alami. Penggunaan serbuk pewarna alami sebagai pewarna kain katun dapat meningkatkan kualitas benang. Salah satu caranya melalui modifikasi ukuran partikel serbuk pigmen warna. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi pengaruh penambahan filler maltodiekstrin terhadap karakteristik serbuk senyawa antosianin. Adapun tujuan lain yaitu untuk mengidentifikasi pengaruh penambahan filler maltodiekstrin terhadap karakteristik warna kain. Pembuatan senyawa antosianin menggunakan metode maserasi dan evaporasi. Dimana karakteristik serbuk yang diperoleh diukur kadar air nya dengan pengujian proximate. Sedangkan pengukuran indeks polidispersitas dan ukuran partikel menggunakan particle size analizer  (PSA). Untuk karakteristik warna menggunakan software berbasis android  yaitu analisis nama warna dengan colorpedia, nilai ∆E dan RGB dengan color tool dan  color grab. Hasil identifikasi karakteristik serbuk menunjukkan bahwa penambahan filler mempengaruhi kadar air, ukuran, dan indeks polidispersitas serbuk senyawa antosianin. Serbuk dengan penambahan filler 15% menghasilkan kadar air terendah 10,39 %, ukuran terkecil 521,9 nm, dan indeks polidispersi terkecil 0,429. Selain itu, karakteristik warna yang dihasilkan dari penambahan filler memiliki warna dasar yang tidak jauh berbeda yaitu merah kecokelatan. Namun, hal yang berbeda adalah tingkat kelunturannya. Dari nilai ∆E, penambahan filler 15% menghasilkan kelunturan yang paling rendah. Sehingga, serbuk senyawa antosianin hasil ekstraksi dapat diaplikasikan sebagai pewarna pada kain katun. penambahan filler maltodiekstrin 15% direkomendasikan sebagai alternatif pembuatan serbuk pewarna yang diaplikasin pada kain katun.
Co-Authors Ahmad Taufik S Alawiyah, Geby Cahyawati, Triyana Dyah Handayana, I Gusti Ngurah Yudi Muhamad Amin Purnaning, Dyah sasabila, sasabila Susi Rahayu Wirawan, Rahadi