Jayanti, Memmy Dwi
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EKRANISASI NOVEL 12 CERITA GLEN ANGGARA KARYA LULUK HF TERHADAP FILM 12 CERITA GLEN ANGGARA KARYA ALIM SUDIO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Aprilia, Bella Rizki; Atmapratiwi, Heppy; Jayanti, Memmy Dwi
Alegori: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Vol 3, No 2 (2023): Alegori : Jurnal Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/alegori.v3i2.8660

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis ekranisasi alur, ekranisasi latar, dan ekranisasi tokoh pada novel 12 Cerita Glen Anggara karya Luluk HF terhadap film 12 Cerita Glen Anggara karya Alim Sudio. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik simak dan catat. Proses ekranisasi yang mendominasi novel 12 Cerita Glen Anggara karya Luluk HF terhadap film 12 Cerita Glen Anggara karya Alim Sudio adalah penambahan alur dengan 72 temuan dari total 152 temuan atau 48% dari total 100%, perubahan bervariasi alur dengan 55 temuan dari total 152 temuan atau 37% dari total 100%, penambahan latar dengan 19 temuan dari total 152 temuan atau 13% dari total 100%, penambahan tokoh dengan 5 temuan dari total 152 temuan atau 4% dari total 100%, dan perubahan bervariasi dengan 1 temuan dari total 152 temuan atau 1% dari total 100%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa proses ekranisasi sangat berperan penting dalam peralihan suatu karya sastra ke dalam bentuk kesenian lainnya, khususnya pada ekranisasi novel 12 Cerita Glen Anggara karya Luluk HF terhadap film 12 Cerita Glen Anggara karya Alim Sudio.Kata Kunci: Ekranisasi, Novel, FilmAbstractThis study aims to identify and analyze plot, setting, and character ecranization in Luluk HF's novel 12 Cerita Glen Anggara against the film 12 Cerita Glen Anggara by Alim Sudio. The method used in this study is a qualitative descriptive method with observing and note-taking techniques. The ecranization process that dominates the novel 12 Cerita Glen Anggara by Luluk HF towards the film 12 Cerita Glen Anggara by Alim Sudio is the addition of plots with 72 findings out of a total of 152 findings or 48% of the total 100%, changes in varied plots with 55 findings out of a total of 152 findings or 37% of the total 100%, addition of background with 19 findings out of a total of 152 findings or 13% of the total 100%, addition of characters with 5 findings out of a total of 152 findings or 4% of the total 100%, and changes vary with 1 finding out of a total of 152 findings or 1% of the total 100%. From these results it can be seen that the ecranization process plays an important role in the transition of a literary work into another form of art, especially in the ecranization of the novel 12 Cerita Glen Anggara by Luluk HF to the film 12 Cerita Glen Anggara by Alim Sudio.Keywords: Ecranization, Novel, Movie
Efektivitas Bahan Ajar Bahasa Using Berbasis Digital untuk Meningkatkan Pembelajaran Muatan Lokal Bagi Siswa Sekolah Dasar di Banyuwangi Jayanti, Memmy Dwi; Muharomah, Siti
Hortatori : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 8, No 1 (2024): Hortatori: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jh.v8i1.2756

Abstract

Pembelajaran bahasa daerah merupakan salah satu upaya pemertahanan bahasa. Bahasa Using sebagai pembelajaran daerah muatan lokal di Banyuwangi juga perlu dilakukan sebagai upaya mempertahankan bahasa daerah juga untuk memperkuat identitas lokal serta mewujudkan masyarakat yang berbudaya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas bahan ajar bahasa Using berbasis digital bagi siswa sekolah dasar dalam pembelajaran bahasa Using muatan lokal. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Model Banyuwangi yang masih aktif sampai saat ini dalam melaksanakan pembelajaran muatan lokal bahasa Using bagi siswa kelas 4, 5, dan 6. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan teknik One-Group Pretest-Posttest Design. Dalam melakukan uji efektivitas bahan ajar, dilakukan dengan uji homogenitas, uji normalitas, dan uji-t terhadap nilai pretest dan posttest siswa. Hasil penelitian ini adalah bahan ajar bahasa Using berbasis digital efektif dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Using pada siswa. Hal ini ditunjukkan dengan data pretest yang dilakukan siswa dengan nilai rata-rata 65,00. Kemudian hasil posttest yang dilakukan setelah perlakukan dengan rata-rata nilai 78,33. Peningkatan yang signifikan berdasarkan pengujian Paired T-Test sama-sama diperoleh nilai signifikansi adalah 0.000 (p < 0.05). Hasil sebelum dan sesudah mengalami perubahan yang signifikan, yang artinya bahan ajar bahasa Using berbasis digital efektif digunakan untuk meningkatkan pembelajaran bahasa Using bagi siswa sekolah dasar Hal ini dapat diketahui dari hasil postest elemen berbicara bahwa siswa mampu menggunakan kosa kata dan pelafalan sesuai dengan tema yang diajarkan.Kata Kunci: Efektivitas; Bahan Ajar Digital; Pembelajaran Bahasa Daerah
MAJAS PENEGASAAN PADA LIRIK LAGU DALAM ALBUM MANUSIA KARYA TULUS Dyantieni, Pungky; Anam, Ahmad Khoiril; Jayanti, Memmy Dwi
Alegori: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Vol 4, No 2 (2024): Alegori : Jurnal Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/alegori.v4i2.10395

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya majas penegasaan pada lirik lagu dalam Album Manusia Karya Tulus.Penelitian ini menggunakan pendektan deskriptif kualitatif. Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik literatur atau kepustakaan, teknik baca, identifikasi, dan klasifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya majas penegasaan yang diantaranya majas pleonasme sebanyak 3 temuan (4%), majas retoris sebanyak 2 temuan (3%), majas polisindenton sebanyak 28 temuan (39%), majas tautologi sebanyak 4 temuan (6%), majas repetisi sebanyak 14 temuan (19%), majas pararelisme sebanyak 12 temuan (17%), majas aliterasi sebanyak 3 temuan (4%), majas enumerasio sebanyak 3temuan (3%), majas klimaks sebanyak 2 temuan (3%), dan majas antiklimaks sebanyak 1 temuan (1%). Dengan demikian majas penegasaan yang paling dominan adalah majas polisindenton yang ditemukan disemua lirik lagu dalam album Manusia karya Tulus. Hal tersebut disebabkan majas polisindenton menggunakan kata penghubung atau konjungsi untuk mempertegas.Kata Kunci: Majas Penegasan, Lirik Lagu, Album Manusia, Tulus
TOPONIMI NAMA-NAMA KALURAHAN DI KOTA BEKASI (KAJIAN ANTROPOLINGUISTIK) Herawati, Rosmalia; Jayanti, Memmy Dwi; Agustin, Yulia; Anam, Ahmad Khoiril
Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/lgrm.v13i3.12657

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui asal-usul dan makna penamaan kelurahan di Kota Bekasi berdasarkan beberapa aspek, yaitu aspek perwujudan, kemasyarakatan, dan kebudayaan. Penulis berharap para pembaca dapat memahami proses pembentukan nama dan sejarah penamaan kelurahan di Kota Bekasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, di mana penulis harus mencari narasumber dan melakukan wawancara. Setelah itu, penulis mengategorikan nama-nama kelurahan tersebut ke dalam beberapa aspek: aspek perwujudan yang terdiri dari latar perairan, latar rupa bumi, dan latar lingkungan alam; aspek kemasyarakatan yang terdiri dari kedudukan seseorang, profesi, dan pekerjaan; serta aspek kebudayaan yang terdiri dari folklor, mitos, dan sistem kepercayaan. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam menyusun langkah kerja. Setelah melakukan wawancara dan mengategorikan penamaan kelurahan ke dalam beberapa aspek, penulis menarik kesimpulan bahwa toponimi dan makna nama-nama kelurahan di Kota Bekasi didominasi oleh aspek perwujudan dengan rincian sebagai berikut: indikator latar lingkungan alam sebesar 40,6%, indikator latar perairan sebesar 17%, dan indikator latar rupa bumi sebesar 1,7%. Pada aspek kemasyarakatan, kedudukan seseorang memiliki persentase 15,2%, profesi 3,3%, dan pekerjaan 1,7%. Pada aspek kebudayaan, sistem kepercayaan memiliki persentase terbesar yaitu 10,3%, folklor 8,5%, dan mitos 1,7%. Secara keseluruhan, aspek perwujudan paling dominan dalam penamaan kelurahan di Kota Bekasi dengan persentase sebesar 60%, diikuti oleh aspek kemasyarakatan dan aspek kebudayaan masing-masing dengan persentase sebesar 20%.