Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Perbandingan Persepsi Rasa Sakit Setelah Aktivasi Alat Ortodontik Lepasan pada Pasien di RSGM Unjani dengan Metode Visual Analog Scale (Vas) Himawati, Marlin; Herawati, Hillda
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.6283

Abstract

Latar belakang: Rasa sakit sering terjadi selama perawatan ortodontik. Rasa sakit bukan suatu masalah yang besar,tetapi hampir 10% pasien menghindari perawatan ortodontik, karena pasien memiliki pengalaman rasa sakit. Pasienyang merasa takut akan sakit dapat langsung menghindar dari perawatan ortodontik. Tujuan: mengetahui perbedaanpersepsi rasa sakit setelah aktivasi alat ortodontik lepasan pada pasien di RSGM Unjani dengan metode Visual AnalogScale (VAS). Desain penelitian: Jenis penelitian kuasi eksperimental dengan rancangan post test. Subyek penelitianadalah pasien di RSGM Unjani Cimahi sebanyak 5 orang tiap kelompok perlakuan, diambil dengan cara purposivesampling. Variabel pengaruh yakni aktivasi alat labial bow, skrup ekspansi dan C Retractor. Variabel terpengaruh yaknipersepsi rasa sakit. Data hasil penelitian dianalisis dengan uji Kruskall Wallis dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil:menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna pada ketiga variabel yang diuji dengan p=0,439. Kesimpulan:tidak terdapat perbedaan persepsi rasa sakit setelah aktivasi alat ortodontik lepasan pada pasien di RSGM Unjanidengan metode Visual Analog Scale (VAS), terutama pada ketiga varibel yang diuji, yaitu labial bow, skrup ekspansidan C retractor.
Peningkatan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Wilayah Puskesmas Cibeureum Melalui Promosi Kesehatan Himawati, Marlin; Anggita, Nelly; Dewi, Ghaida; Triyanti, Mutia
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 5 No 2 (2024): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v5i2.395

Abstract

Masalah kesehatan gigi terutama karies merupakan masalah yang masih menjadi pusat perhatian utama pemerintah karena kurangnya kesadaran masyarakat akan berperilaku hidup yang sehat. Dilihat dari jumlah kasus berdasarkan diagnosa di poli gigi puskesmas Cibeureum pada tahun 2022 didominasi oleh penyakit pulpa dan jaringan periapikal. Prevalensi abses periapikal yang tinggi menandakan sebagian besar masyarakat membiarkan karies atau trauma pada giginya tanpa dilakukan perawatan dan kurangnya edukasi mengenai perawatan gigi dan mulut di daerah Cibeureum. Oleh karena itu makalah ini dibuat untuk meningkatkan kesadaran mengenai menjaga kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat wilayah di Cibeureum untuk mencegah terjadinya penyakit pulpa dan jaringan periapikal yang terus meningkat. Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu dengan membuat program berupa peningkatan upaya promotif yaitu penyebaran e-poster pada seluruh masyarakat, penyuluhan menggunakan e-poster dan alat peraga terkait cara menjaga kesehatan gigi dan mulut serta pentingnya melakukan perawatan ke dokter gigi. Kesimpulan dari kegiatan ini yaitu upaya promotif dan preventif yang dilakukan berupa penyuluhan menggunakan e-poster dan penyebaran e-poster telah dilakukan ke beberapa tempat di wilayah Cibeureum seperti posyandu, posbindu, serta beberapa SD dan SMP.
Hubungan antara keterampilan menyikat gigi dengan skor indeks plak PHP anak SDN Ciburial 01: studi observasional Himawati, Marlin; Ardan, Rachman; Randi, Randi
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 8, No 3 (2024): October 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v8i3.57701

Abstract

ABSTRAKPendahuluan:  Anak-anak Indonesia dianggap kurang memperhatikan kesehatan gigi dan mulut. Berbagai masalah gigi dan mulut yang sering ditemui di masyarakat adalah karies dan penyakit periodontal. Hal ini disebabkan tidak terjaganya kebersihan gigi dan mulut. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa menyikat gigi dengan tepat akan memengaruhi status kebersihan gigi dan mulut termasuk indeks plak menjadi baik. Tujuan penelitian menganalisis hubungan antara keterampilan menyikat gigi dengan skor indeks plak anak SDN Ciburial 01.  Metode: Metode penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu keterampilan menyikat gigi dan variabel terikat yaitu skor indeks plak anak SDN Ciburial 01 terjadinya bersamaan dalam satu waktu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SDN Ciburial 01 terdiri dari kelas 4, 5 dan 6. Jumlah sampel minimal dari hasil perhitungan rumus besar sampel untuk uji korelasi adalah 50 orang pada siswa SDN Ciburial 01. Hasil: Uji korelasi Pearson menunjukkan nilai p-value (0,0001) berarti terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan menyikat gigi dengan skor indeks plak. Berdasarkan penilaian koefisien korelasi (r=-0,811) artinya semakin baik keterampilan menyikat gigi maka semakin rendah skor indeks plaknya dengan tingkat kekuatan hubungan yaitu sangat kuat. Simpulan: Kesimpulan yang didapat yaitu terdapat hubungan antara keterampilan menyikat gigi dengan skor indeks plak anak SDN Ciburial 01 dengan arah hubungan terbalik, yang artinya semakin baik keterampilan menyikat gigi maka semakin rendah skor indeks plaknya dengan tingkat kekuatan hubungan yang sangat kuat.KATA KUNCI: Keterampilan menyikat gigi, skor indeks plak, kariesRelationship between tooth brushing skills and PHP plaque index score of SDN Ciburial 01 children: an observational studyABSTRACT Introduction:  Indonesian children are considered to pay less attention to oral health. Various oral problems that are often found in the community are caries and periodontal disease. This is due to not maintaining oral hygiene. Many studies state that proper brushing will affect the status of oral hygiene including the plaque index to be good. purpose of this research is to analyze relationship between tooth brushing skills and the plaque index score of Ciburial 01 Elementary School children. Methods: This research method is observational research with a cross-sectional approach. The cause variable in this study is tooth brushing skills and the effect variable is the plaque index score of SDN Ciburial 01 children occurring simultaneously at one time. The population in this study were students of SDN Ciburial 01 consisting of grades 4, 5 and 6. The minimum sample size from the calculation of the sample size formula for the correlation test was 50 people at SDN Ciburial 01 students. Results: The results of this study show that the Pearson correlation test shows a p-value (0.0001), meaning that there is a significant relationship between tooth brushing skills and plaque index scores. Based on the assessment of the correlation coefficient (r = 0.811), it means that the better the brushing skills, the lower the plaque index score with the strength of the relationship, which is very strong. Conclusion: The conclusion obtained is that there is a relationship between tooth brushing skills and the plaque index score of SDN Ciburial 01 children with an inverse relationship direction, which means that the better the tooth brushing skills, the lower the plaque index score with a level of relationship strength that is very strong.KEY WORDS: Toothbrushing skills, plaque index score, caries
Penyuluhan Tentang Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Karies pada Siswa Kelas VI SDN Mandiri 4 Cimahi Sidiqa, Atia Nurul; Himawati, Marlin; Lestari, Ayu Asri
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 5 No 3 (2024): Jurnal Abdimas Kartika Wijaya Kusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v5i3.480

Abstract

Penyuluhan kesehatan gigi merupakan salah satu upaya promotif pada masalah kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pendidikan kesehatan gigi kepada siswa kelas VI SDN Mandiri 4 Cimahi untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang pencegahan karies gigi. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi ceramah, diskusi, dan demonstrasi tentang praktik kebersihan mulut yang benar. Peserta terdiri dari 50 siswa kelas enam sekolah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan pencegahan karies setelah diberikan intervensi edukasi. Sebelum kegiatan dilaksanakan, hanya 30% siswa yang memiliki pemahaman yang baik tentang kesehatan gigi, sedangkan setelah diberikan penyuluhan, 85% siswa menunjukkan pemahaman yang lebih baik mengenai kesehatan gigi. Para siswa juga menunjukkan peningkatan antusiasme dan kemauan untuk menerapkan kebiasaan kebersihan mulut yang baik, seperti menyikat gigi secara teratur dan mengurangi konsumsi makanan manis. Kesimpulannya, pendidikan kesehatan gigi terbukti menjadi pendekatan yang efektif untuk meningkatkan kesehatan mulut dan mencegah karies gigi di kalangan anak sekolah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini menyoroti pentingnya menerapkan program pendidikan di sekolah untuk menumbuhkan kesadaran dan praktik kesehatan gigi yang lebih baik sejak usia dini.
Upaya Meningkatkan Minat Kunjungan ke Dokter Gigi Melalui Komunikasi Interpersonal di Puskesmas Cimahi Tengah Himawati, Marlin; Lestari, Ayu Asri; Tharra, Khalish; Togap, Muhamad; Rahmani, Syifa; Firda, Salma
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 5 No 3 (2024): Jurnal Abdimas Kartika Wijaya Kusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v5i3.526

Abstract

Saat ini masalah kesehatan gigi dan mulut masih menjadi hal yang banyak terjadi di kalangan masyarakat dan seringkali diabaikan begitu saja. Hal ini dapat terjadi karena masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut serta diperparah dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan giginya secara rutin ke dokter gigi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran mengenai menjaga kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat di wilayah Cimahi Tengah. Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu dengan membuat program berupa upaya promotif dan preventif yaitu melakukan penyuluhan dengan pendekatan komunikasi interpersonal kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Cimahi Tengah. Penyuluhan dengan pendekatan komunikasi interpersonal mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut serta pentingnya melakukan perawatan ke dokter gigi. Kegiatan penyuluhan dengan pendekatan komunikasi interpersonal meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut serta meningkatkan minat untuk berkunjung ke dokter gigi baik ada keluhan sakit maupun hanya kontrol semata.
Korelasi persepsi kesehatan gigi dan mulut terhadap minat masyarakat untuk berobat ke dokter gigi: studi cross sectional Lestari, Putri Dwi; Himawati, Marlin; Nawawi, Azkya Patria
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 36, No 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v36i3.56579

Abstract

Pendahuluan: Masyarakat cenderung berkunjung ke fasilitas kesehatan gigi hanya saat terdapat keluhan sehingga minat masyarakat rendah. Hal tersebut akibat kurangnya kesadaran masyarakat untuk berobat menyebabkan kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik dan berhubungan dengan persepsi. Persepsi yang baik akan menimbulkan minat, jika terdapat manfaat bagi dirinya maka seseorang berminat untuk melakukannya. Minat pasien untuk berobat dapat disebabkan karena akses dan jarak fasilitas kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis korelasi persepsi masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut terhadap minat berobat ke dokter gigi. Metode: Jenis penelitian adalah studi cross sectional dengan total responden 100 orang yang diambil menggunakan teknik Purposive Sampling. Besar sampel minimal yang diperlukan yaitu sebanyak 92 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dilakukan analisis menggunakan uji korelasi spearman. Kuesioner tersebut terdiri dari 15 pernyataan mengenai kesehatan gigi dan mulut dan 15 pernyataan terkait minat berobat, kemudian disebarluaskan secara offline secara tatap muka. Uji statistik yang digunakan adalah korelasi Spearman. Hasil: terdapat korelasi persepsi masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut terhadap masyarakat untuk minat berobat ke dokter gigi, dengan nilai p adalah 0,001 dan nilai koefisien korelasi adalah 0,336 yang dapat dinyatakan tingkat kekuatan korelasi termasuk korelasi sedang antara persepsi kesehatan gigi dan mulut terhadap minat berobat ke dokter gigi. Simpulan: Terdapat korelasi persepsi masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut terhadap masyarakat untuk minat berobat ke dokter gigi. Semakin tinggi persepsi kesehatan gigi dan mulut maka semakin tinggi minat masyarakat untuk berobat ke dokter gigi. The correlation between perceptions about oral health and the public’s interest to go to a dentist: a cross-sectional study Introduction: People tend to visit dental health facilities only when complaints arise, which leads to low public interest. This is due to a lack of public awareness in seeking treatment, which contributes to poor dental and oral health and is associated with perception. A good perception generates interest; if a person perceives benefits for themselves, they will be motivated to act. Patient interest in seeking treatment can be influenced by access and distance to health facilities. This study aims to analyze the correlation between public perception of dental and oral health and interest in seeking treatment from a dentist. Methods: The type of study is cross-sectional with a total of 100 respondents taken using the Purposive Sampling technique. The minimum required sample size was 92 respondents. Data were collected using a questionnaire and analyzed using the Spearman correlation test. The questionnaire consisted of 15 statements regarding dental and oral health and 15 statements related to treatment interest, and was distributed offline through face to face interaction with the community. Results: There was a correlation between public perception of dental and oral health and the interest in seeking treatment from a dentist, with a p value of 0.001 and a correlation coefficient value of 0.336. This indicates that the strength of the correlation can be categorized as moderate between perception and interest in dental treatment. Conclusion: there is a correlation between public perception of oral health and public’s interest to go to a dentist. The higher the perception of oral health, the higher the public's interest in going to the dentist. Interest in treatment is related to oral health awareness, as it can influence daily life.
Efektivitas Buku Edukasi Bergambar Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Siswa Kelas 1 SDN 7 Cibeureum Himawati, Marlin; Ndary, Ratni Wulan; Afidi, Achdi; Aliifah, Faiqa
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 6 No 3 (2025): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v6i3.733

Abstract

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah di Indonesia masih tinggi, dengan prevalensi mencapai 62,6% pada anak usia 5-9 tahun. Oleh karena itu, intervensi diperlukan untuk memberikan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas buku edukasi bergambar dalam meningkatkan pengetahuan dan perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut pada siswa kelas 1 SDN 7 Cibeureum. Kegiatan dilakukan untuk mengetahui intervensi pada 33 siswa kelas 1 SDN 7 Cibeureum dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan pengukuran perilaku dan pengetahuan dilakukan sebelum dan satu minggu setelah pemberian buku edukasi gambar. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa buku edukasi gambar secara signifikan meningkatkan pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut, termasuk teknik menyikat gigi yang benar dan pengenalan makanan yang merusak gigi. Media buku edukasi gambar terbukti menarik minat anak, mempermudah pemahaman materi, dan meningkatkan perubahan perilaku secara kognitif, afektif, serta psikomotorik.
Differences in denture brush fibers made of apus bamboo (Gigantochloa apus) and nylon based on the level of Streptococcus mutans contamination: an experimental study Maulani, Alia Fatimah; Nawawi, Azkya Patria; Himawati, Marlin
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 37, No 2 (2025): Agustus 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v37i2.61197

Abstract

ABSTRACTIntroduction: Streptococcus mutans bacteria is one of the microorganisms that form plaque on the denture. Plaque can be cleaned using nylon denture brush fibers, which have no antibacterial effect and are at risk of becoming a medium for contamination. Nylon fibers can be replaced by natural fibers, namely apus bamboo (Gigantochloa apus). The purpose of the study was to analyze the difference between apus bamboo and nylon denture brush fibers based on the level of Streptococcus mutans contamination. Methods: The type of research was laboratory experimental with pre-test and post-test with control group design. Sampling using the unpaired numerical comparative test sample size formula. The treatment group with apus bamboo fibers was 10 samples while the control group with nylon fibers was 10 samples. Each sample was soaked for 3 minutes in a bacterial suspension, followed by dilution to 10-5, and counted by the total plate count (TPC) method. Variable measurements were taken before and after 24 hours of standing, then the amount of Streptococcus mutans contamination was compared between bamboo and nylon. Results: The mean number of Streptococcus mutans contamination after 24 hours of standing on the bamboo fibers was 7.6x106 and nylon fibers 1.7x105, then tested using the Mann-Whitney and obtained a value of p=0.009 (p<0.05). Conclusion: There is a difference between apus bamboo and nylon denture brush fibers based on the contamination level of Streptococcus mutans after standing for 24 hours. Keywords: brush fiber, dentures, bamboo apus, nylon, streptococcus mutans. Perbedaan serat sikat gigi tiruan berbahan bambu apus (Gigantochloa apus) dan nilon berdasarkan tingkat kontaminasi bakteri Streptococcus mutans: eksperimental laboratoris ABSTRAKPendahuluan: Bakteri Streptococcus mutans merupakan salah satu mikroorganisme pembentuk plak pada gigi tiruan. Plak umumnya dapat dibersihkan menggunakan serat sikat gigi tiruan berbahan nilon, yang tidak memiliki efek antibakteri dan beresiko menjadi media kontaminasi. Serat nilon pada sikat gigi tiruan dapat digantikan oleh serat alam, yaitu bambu apus (Gigantochloa apus). Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis perbedaan antara serat sikat gigi tiruan bambu apus dan nilon berdasarkan tingkat kontaminasi bakteri Streptococcus mutans. Metode: Jenis penelitian yaitu eksperimental laboratorik dengan rancangan pre-test and post-test with control group design. Pengambilan sampel menggunakan rumus besar sampel uji komparatif numerik tidak berpasangan. Kelompok perlakuan dengan serat bambu apus sebanyak 10 sampel sedangkan kelompok kontrol dengan serat nilon sebanyak 10 sampel. Setiap sampel direndam selama 3 menit di dalam suspensi bakteri, dilanjutkan dengan pengenceran hingga 10-5, dan dihitung dengan metode total plate count (TPC). Pengukuran variabel dilakukan sebelum dan setelah didiamkan 24 jam, kemudian jumlah kontaminasi bakteri Streptococcus mutans dibandingkan antara serat bambu apus dan serat nilon. Hasil: Rerata jumlah kontaminasi bakteri Streptococcus mutans setelah didiamkan 24 jam pada serat bambu apus adalah 7.6x106 dan serat nilon 1.7x105, kemudian dilakukan pengujian menggunakan uji Mann-Whitney dan didapatkan nilai p=0,009 (p<0,05). Simpulan: Terdapat perbedaan antara serat sikat gigi tiruan bambu apus dan nilon berdasarkan tingkat kontaminasi bakteri Streptococcus mutans setelah didiamkan 24 jam. Kata Kunci : serat sikat gigi, gigi tiruan, bambu apus, nilon, streptococcus mutans
Korelasi antara tingkat keparahan maloklusi berdasarkan dental health component dan aesthetic component dari IOTN dengan kesadaran mencari perawatan maloklusi: studi cross-sectional Angkotasan, Mutia Triyanti; Himawati, Marlin; Darwis, Rudi Satria
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 36, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v36i1.51155

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Maloklusi merupakan keadaan yang menyimpang dari oklusi normal meliputi ketidakaturan gigi-geligi dalam lengkung rahang seperti gigi berjejal, protrusif, malposisi maupun hubungan yang tidak harmonis dengan gigi antagonisnya. Tingkat keparahan maloklusi akan diukur menggunakan Index of Orthodontic Need (IOTN) yang terdiri dari 2 komponen yaitu aesthetic component (AC) dan dental health component (DHC). Tujuan penelitian menganalisis korelasi tingkat keparahan maloklusi dental health component dan aesthetic component dari IOTN dan kesadaran mencari perawatan maloklusi. Metode: Jenis penelitian analitik dengan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan simple random sampling yaitu akan dilakukan pengambilan sampel yang dilakukan secara acak pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Kota Tidore Kepulauan sebanyak 650 orang. Berdasarkan perhitungan besar sampel didapatkan jumlah responden adalah 100 orang. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online dan dilakukan pengambilan foto intraoral menggunakan google form. Analisis yang digunakan adalah uji korelasi spearman untuk mengetahui hubungan antara tingkat keparahan maloklusi dengan kesadaran siswa-siswi mencari perawatan maloklusi. Hasil: Tingkat keparahan maloklusi berdasarkan aesthetic component dari IOTN adalah mayoritas subyek tidak perlu perawatan atau perawatan ringan sebanyak 94 orang (94,0%). Hasil dari tingkat keparahan maloklusi berdasarkan dental health component dari IOTN didapatkan mayoritas subyek kebutuhan perawatan ringan sebanyak 49 orang (49,0%). Hasil dari penilaian tingkat kesadaran maloklusi didapatkan mayoritas subyek dengan kriteria baik sebanyak 59 orang (59,0%). Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat korelasi antara tingkat keparahan maloklusi berdasarkan AC dengan tingkat kesadaran mencari perawatan (p=0,767) dan tidak terdapat korelasi antara tingkat keparahan maloklusi berdasarkan DHC dengan tingkat kesadaran mencari perawatan (p=0,782). Simpulan: Tidak terdapat korelasi antara tingkat keparahan maloklusi berdasarkan AC dan DHC dari IOTN dengan tingkat kesadaran mencari perawatan. Kata kunci index, orthodontic treatment, need, aesthetic, dental health, kesadaran, maloklusi The relationship between the severity of malocclusion and malocclusion awareness of seeking treatment: a cross-sectional study ABSTRACT Introduction: Malocclusion is a condition that deviates from normal occlusion, including irregularities of the teeth in the arch, such as crowding, protrusion, malposition, or an inharmonious relationship with the antagonist’s teeth. The severity of malocclusion will be measured using the Index of Orthodontic Need (IOTN), which consists of 2 components, namely the aesthetic component and the dental health component. This study aims to analyze the correlation between the severity of malocclusion (dental health component and aesthetic component of IOTN) and the awareness of seeking malocclusion treatment Methods: The type of design-based analytical research is cross sectional.  This research used a simple random sampling method. A random sampling procedure was carried out on a total of 650 students from SMA Negeri 1 Tidore Islands City. Based on sample size calculations, the number of respondents was 100 people. This research was carried out by distributing questionnaires online, and the intraoral photographs were taken using Google Forms. The Spearman correlation test was used to analyze the relationship between the severity of malocclusion and students' awareness in seeking malocclusion treatment. Results: According to the AC from IOTN regarding the severity of malocclusion ,most of the subjects, 94 people (94.0%), did not require treatment or light treatment .The results of the severity of malocclusion based on DHC from IOTN found that the majority of subjects needed light care for as many as 49 people (49.0%). The assessment results for the level of awareness of malocclusion revealed that the majority of subjects with good criteria were 59 people (59.0%). The results of the analysis showed that there was no correlation between the severity of malocclusion based on AC and the level of awareness of seeking care (p=0.767) and there was no correlation between the level of severity of malocclusion based on DHC and the level of awareness of seeking medical attention (p=0.782).Conclusion: There is no correlation between the severity of malocclusion, based on AC and DHC from IOTN, and the level of awareness about seeking treatment Keywords index, orthodontic treatment, need, aesthetic, dental health, awareness, malocclusion 
INCREASING KNOWLEDGE ABOUT DENTAL AND ORAL HEALTH AMONG POSYANDU CADRE IN CIBEUREUM HEALTH CENTER INDONESIA Himawati, Marlin; Yulitasari, Triani; Selindion, Shelvi; Daffa Fauzana, Farhan
Journal of Health and Dental Sciences Vol. 4 No. 2 (2024): Journal of Health and Dental Sciences
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Unjani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Posyandu cadres have an important role in promotional efforts, namely providing counseling to visitors to the Posyandu community. The purpose of the research is to evaluate the knowledge and skills of dental health cadres in conducting early detection of dental and oral diseases so they can refer and actively participate in improving dental and oral health. The training was carried out through the presentation of material to dental health cadres in the Cibeureum area. Some of the educational media used are educational power points via zoom meetings. In this study, quasi experiment pretest and posttest design were carried out, and the research data was analyzed using a non-parametric paired sample test. The study was conducted on 35 cadres of Posyandu in the Cibeureum area. There was a significant difference between the pre-and post-training scores, with a p-value of 0.002. The counselling and education program for Posyandu cadres in the Cibeureum area has proven to be effective in increasing cadre knowledge. It is hoped that from the program, cadres can actively participate in community dental health unit activities. DOI : 10.54052/jhds.v4n2.p203-210