ABSTRACTIntroduction: Streptococcus mutans bacteria is one of the microorganisms that form plaque on the denture. Plaque can be cleaned using nylon denture brush fibers, which have no antibacterial effect and are at risk of becoming a medium for contamination. Nylon fibers can be replaced by natural fibers, namely apus bamboo (Gigantochloa apus). The purpose of the study was to analyze the difference between apus bamboo and nylon denture brush fibers based on the level of Streptococcus mutans contamination. Methods: The type of research was laboratory experimental with pre-test and post-test with control group design. Sampling using the unpaired numerical comparative test sample size formula. The treatment group with apus bamboo fibers was 10 samples while the control group with nylon fibers was 10 samples. Each sample was soaked for 3 minutes in a bacterial suspension, followed by dilution to 10-5, and counted by the total plate count (TPC) method. Variable measurements were taken before and after 24 hours of standing, then the amount of Streptococcus mutans contamination was compared between bamboo and nylon. Results: The mean number of Streptococcus mutans contamination after 24 hours of standing on the bamboo fibers was 7.6x106 and nylon fibers 1.7x105, then tested using the Mann-Whitney and obtained a value of p=0.009 (p<0.05). Conclusion: There is a difference between apus bamboo and nylon denture brush fibers based on the contamination level of Streptococcus mutans after standing for 24 hours. Keywords: brush fiber, dentures, bamboo apus, nylon, streptococcus mutans. Perbedaan serat sikat gigi tiruan berbahan bambu apus (Gigantochloa apus) dan nilon berdasarkan tingkat kontaminasi bakteri Streptococcus mutans: eksperimental laboratoris ABSTRAKPendahuluan: Bakteri Streptococcus mutans merupakan salah satu mikroorganisme pembentuk plak pada gigi tiruan. Plak umumnya dapat dibersihkan menggunakan serat sikat gigi tiruan berbahan nilon, yang tidak memiliki efek antibakteri dan beresiko menjadi media kontaminasi. Serat nilon pada sikat gigi tiruan dapat digantikan oleh serat alam, yaitu bambu apus (Gigantochloa apus). Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis perbedaan antara serat sikat gigi tiruan bambu apus dan nilon berdasarkan tingkat kontaminasi bakteri Streptococcus mutans. Metode: Jenis penelitian yaitu eksperimental laboratorik dengan rancangan pre-test and post-test with control group design. Pengambilan sampel menggunakan rumus besar sampel uji komparatif numerik tidak berpasangan. Kelompok perlakuan dengan serat bambu apus sebanyak 10 sampel sedangkan kelompok kontrol dengan serat nilon sebanyak 10 sampel. Setiap sampel direndam selama 3 menit di dalam suspensi bakteri, dilanjutkan dengan pengenceran hingga 10-5, dan dihitung dengan metode total plate count (TPC). Pengukuran variabel dilakukan sebelum dan setelah didiamkan 24 jam, kemudian jumlah kontaminasi bakteri Streptococcus mutans dibandingkan antara serat bambu apus dan serat nilon. Hasil: Rerata jumlah kontaminasi bakteri Streptococcus mutans setelah didiamkan 24 jam pada serat bambu apus adalah 7.6x106 dan serat nilon 1.7x105, kemudian dilakukan pengujian menggunakan uji Mann-Whitney dan didapatkan nilai p=0,009 (p<0,05). Simpulan: Terdapat perbedaan antara serat sikat gigi tiruan bambu apus dan nilon berdasarkan tingkat kontaminasi bakteri Streptococcus mutans setelah didiamkan 24 jam. Kata Kunci : serat sikat gigi, gigi tiruan, bambu apus, nilon, streptococcus mutans