Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN KEPADATAN TERIPANG (HOLOTHUROIDEA) DENGAN KERAPATAN LAMUN DI PERAIRAN PULAU BUNTAL-TELUK KOTANIA, KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Bachmid, Salahuddin; Siahainenia, Laura; Tupan, Charlotha I
TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 16 No 2 (2020): Jurnal TRITON
Publisher : Departement of Aquatic Resources Management, Fisheries and Marine Science Faculty, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.968 KB) | DOI: 10.30598/TRITONvol16issue2page84-96

Abstract

Buntal island has rich potency of both seagrass and sea cucumber. Seagrass ecosystem is the habitat of one among the economic valued biota, sea cucumber. The purpose of the research are: 1) to know the environmental condition; 2) to know the seagrass condition; 3) to know the community structure of the sea cucumber; 4) to know the spatial distribution of sea cucumber in the seagrass ecosystem; and 5) to analyze the relation of the density of sea cucumber and the density of seagrass in the waters of Buntal island-Kotania Bay, West Seram Regency. The sample are taken systematically using Belt Transect. The research is located in 2 observation stations where each station is determines into 3 zones. Seagrass condition is analyzed consist of density, frequency of presence and percentage of seagrass cover. The community structure of sea cucumber includes the density and frequency of presence. Spatial distribution mapping on the sea grass ecosystem is using ArcGIS application. The simple linear regression analysis and Pearson correlation are used to analyze the relation between the density of the sea cucumber and the density of the seagrass. The result of the research shows that the whole environmental parameters on the waters of Buntal Island support the existence of both the seagrass and the sea cucumber. The research finds 5 varieties of seagrass and 11 varieties of sea cucumber. Thalassia hemprichii is the seagrass variety that dominates the ecosystem while Holothuria leucospilota and H. atra are the varieties of sea cucumber with high density on Buntal Island waters. The healthy seagrass condition (well covered) is found in station 1 and bad health condition (worse covered) is found in station 2. The relation between the density of sea cucumber and the density of seagrass on the waters of Buntal Island, it is concludes that there is a high relation where the higher the density of seagrass the higher the density of the sea cucumber. ABSTRAK Pulau buntal memiliki potensi sumberdaya lamun maupun teripang yang melimpah. Ekosistem lamun sebagai habitat bagi sumberdaya teripang yang merupakan salah satu biota berekonomis penting. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengetahui kondisi lingkungan; 2) mengetahui kondisi lamun; 3) mengetahui struktur komunitas teripang; 4) mengetahui distribusi spasial teripang pada ekosistem lamun; 5) menganalisis hubungan kepadatan teripang dengan kerapatan lamun di perairan Pulau Buntal-Teluk Kotania, Kabupaten Seram Bagian Barat. Pengambilan sampel lamun dan teripang dilakukan secara sistematik menggunakan metode Belt Transek. Lokasi penelitian terdiri dari 2 stasiun pengamatan dan setiap stasiun terbagi menjadi 3 zona. Kondisi lamun yang dianalisis meliputi kerapatan, frekuensi kehadiran dan persentase tutupan lamun. Struktur komunitas teripang meliputi kepadatan dan frekuensi kehadiran. Peta distribusi spasial teripang pada ekosistem lamun menggunakan aplikasi ArcGIS. Analisis regresi linear sederhana dan korelasi pearson untuk melihat pengaruh serta hubungan kepadatan teripang dengan kerapatan lamun. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sacara keseluruhan parameter lingkungan di perairan Pulau Buntal sangat mendukung untuk kehidupan sumberdaya lamun maupun teripang. Ditemukannya lima jenis lamun dan 11 jenis teripang. Thalassia hemprichii merupakan jenis lamun yang sangat mendominasi pada komunitas lamun di perairan Pulau buntal. Jenis teripang Holothuria leucospilota dan H. atra memiliki nilai kepadatan yang tinggi pada perairan pulau Buntal. Dengan kondisi lamun sehat (tutupan baik) pada stasiun 1 dan tidak sehat (tutupan rusak) pada stasiun 2. Hubungan kepadatan teripang dengan kerapatan lamun pada Perairan Pulau Buntal dapat disimpulkan terdapat hubungan yang tinggi sehingga semakin tinggi kerapatan lamun akan diikuti oleh tingginya kepadatan teripang. Kata Kunci: Lamun, teripang, kepadatan, ekosistem lamun, Pulau Buntal
Estimasi Simpanan Karbon Komunitas Lamun Pantai Ngilngof Dengan Metode Tracking Area (TA): Estimation Of Seagrass Carbon Deposits in Ngilngof beach using the tracking area (TA) method Dewi Ningsi Rahayu Tukloy; Dandy Muhlis Ahmad Tukloy; Sri Anggrainy P. Buloglabna; Salahuddin Bachmid
Jurnal Perikanan Kamasan: Smart, Fast, & Professional Services Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal Perikanan Kamasan
Publisher : Akademi Perikanan Kamasan Biak Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58950/jpk.v3i1.56

Abstract

Penelitian tentang serapan karbon komunitas lamun pada ohoi Ngilngof belum pernah dilakukan sehingga penelitian ini perlu dilakukan sebagai informasi betapa pentingnya ekosistem lamun sebagai buffer atau penyangga kehidupan di laut maupun di darat pada masyarakat Ohoi Ngilngof sehingga kelestarian ekosistem lamun dapat terus terjaga. Tujuan dari penelitian ini yaitu berupa data peta luasan komunitas lamun Ohoi Ngilngof dan estimasi simpanan karbonnya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2022 sampai Januari 2023, di perairan Ohoi Ngilngof, Kabupaten Maluku Tenggara. Perhitungan luasan komunitas lamun dilakukan dengan menggunakan metode tracking area menggunakan GPS di lokasi penelitian. Untuk mendapatkan nilai estimasi simpanan karbon pada komunitas lamun diawali dengan mengelolah data tracking area pada aplikasi ArcGIS sehingga diperoleh data luasan lamun pada lokasi penelitian. Data luasan lamun yang diperoleh kemudian diestimasi nilai simpanan karbonnya. Pada perairan Ohoi Ngilngof ditemukan 3 jenis lamun yang terdiri dari 1 famili dan 3 genus yaitu jenis Halophila ovalis, Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides. Dengan menggunakan metode tracking area diperoleh luasan lamun sebesar 17.590,81 m2. Hasil estimasi simpanan karbon pada ekosistem lamun di perairan Ohoi Ngilngof pertahun yaitu sebesar 7.414.526 grC/m2/tahun.
Efektifitas Tingkat Pencahayaan Terhadap Pertumbuhan Ikan Nemo (Amphiprion ocellaris): Effectiveness of Lighting Intensities on Growth of Clown Anemonefish (Amphiprion ocellaris) Fitrinawati, Henny; Bachmid, Salahuddin; Endang Sri Utami; Madubun, Usman
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 8 No. 3 (2024): JFMR on November
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2024.008.03.4

Abstract

Amphiprion ocellaris merupakan salah satu jenis ikan hias yang terkenal di tengah masyarakat Indonesia. Ikan ini dikenal dengan nama ikan nemo, dan digemari karena keindahan warna dan bentuknya yang menggemaskan. Selain kualitas air, tingkat pencahayaan merupakan faktor yang diduga cukup berperan penting dalam hidup ikan nemo. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh cahaya buatan dengan intensitas berbeda terhadap parameter pertumbuhan dan laju sintasan ikan nemo. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hatchery, Politeknik Perikanan Negeri, Tual pada Bulan November - Desember 2023. Ikan nemo sebanyak 30 ekor (jantan dan betina) dengan panjang dan berat awal masing-masing 35±2 mm dan 0,41±0,04 g dipelihara selama 35 hari dan diberikan makan dua kali sehari. Rangkaian penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan intensitas cahaya berbeda (0, 300, 400, 500, dan 600 lux) dan tiga kali ulangan. Hasil ANOVA dan uji lanjut Duncan secara umum menggambarkan penambahan cahaya dengan intensitas berbeda tidak cukup memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan panjang dan berat mutlak (Lm dan Wm), SGR, serta SR. Cahaya hanya berpengaruh signifikan pada pertumbuhan panjang mutlak dan SGR ikan nemo betina, tepatnya minggu pengamatan ke-1 dan 2 (fase awal pertumbuhan). Pertumbuhan ikan nemo paling baik diperoleh pada lingkungan tanpa cahaya tambahan (0 lux). Kondisi ini menjelaskan bahwa ikan nemo lebih menyukai lingkungan dengan pencahayaan natural. Pengaruh signifikan cahaya pada ikan nemo betina menjelaskan bahwa pola pertumbuhan tubuhnya yang bersifat alometrik positif, sehingga memiliki ciri fenotip lebih gemuk (montok) dari ikan nemo jantan dengan pola pertumbuhan alometrik negatif.   Amphiprion ocellaris is one of the most popular ornamental fish and is known as clown anemonefish. It is popular because of its beautiful color and adorable shape. In addition to water quality, light intensity is a factor that is assumed to play an essential role. This study aims to investigate the effect of artificial light with different intensities on growth parameters and survival rate of clown anemonefish. This study, was performed in the Hatchery Laboratory, State Fisheries Polytechnic of Tual (November - December 2023). There were 30 fish (male and female) with length and initial weight of 35±2 mm and 0.41±0.04 g, respectively reared for 35 days and fed twice a day. The studies were arranged using a Completely Randomized Design (CRD) with five different light intensities (0, 300, 400, 500, and 600 lux) and replicated three times. The results of ANOVA and Duncan's multiple further tests illustrated commonly, that different light intensities did not significantly affect the absolute length and weight growth, SGR, and SR. Different light intensives, only showed a significant impact on absolute length growth and SGR clown anemonefish female, precisely in the first and second observation weeks (early growth phase). The best growth was in an environment with no additional light (0 lux). This condition explains that fish prefer an environment with natural lighting. The significant effect in female clown anemonefish is that their body growth pattern is positive allometric and thus makes the female fatter (plump) than the male with a negative allometric growth pattern.
Struktur Komunitas Padang Lamun Di Peraiaran Ngilngof Maluku Tenggara Community Structure Of Seagrass In Ngilngof Waters, Southeast Moluccas Bachmid, Salahuddin; Anwar, Yanto; Rahalus, Katarina Domatila
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 2 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i2.19787

Abstract

Penelitian tentang struktur komunitas padang lamun di perairan Ohoi Ngilngof, Kabupaten Maluku Tenggara dilaksanakan pada bulan Desember 2022 sampai Januari 2023. Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data primer. Analisis yang digunakan yaitu analisis struktur komunitas lamun berupa kerapatan, frekuensi dan penutupan jenis lamun. Hasil penelitian menunjukan bahwa ditemukan empat spesies lamun di perairan Ohoi Ngilngof yaitu Enhalus acoroides, Thalasia hempricii, Cymodocea rotundata dan Halophila ovalis. Kerapatan lamun yang ditemukan di Perairan Ohoi ngilngof memiliki kondisi lamun yang bervariasi, jenis lamun yang memiliki kerapatan tertinggi terdapat pada jenis Cymodocea rotundata dengan kondisi lamun agak rapat dan kondisi lamun sangat jarang pada jenis Enhalus acoroides . Jenis dengan nilai frekuensi kehadiran yang tinggi yaitu pada jenis Thalasia hempricii dengan nilai 1 karena ditemukan di setiap kuadran yang ada. Persen penutupan lamun yang lebih dari 60% menandakan pada lokasi penelitian memiliki tutupan lamun yang sehat.