Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Water Quality Study for Grouper Mariculture in Divur Bay Dullah Island, Tual City Daniel Djokosetiyanto; Henny Fitri Nawati; Machfud Machfud; Achmad Fahrudin
Journal Omni-Akuatika Vol 13, No 1 (2017): Omni-Akuatika May
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.498 KB) | DOI: 10.20884/1.oa.2017.13.1.170

Abstract

Water quality is one of the factors that determine the feasibility and success of the development of grouper mariculture. The objective of this research was to analyze water quality which was prepared for grouper mariculture. This research was carried out in Divur Bay, Dullah island of Tual City. The water quality parameters observed were including temperature, brightness, salinity, pH, current velocity, depth, substrate type, DO, nitrate and phosphate in ten stations spread in Divur Bay. Water quality data were analyzed descriptively. The results showed that Divur Bay was feasible for the grouper culture development with a range of values of temperature, brightness, salinity, pH, current velocity, depth, DO, nitrate and phosphate obtained were 30-31oC; 2.28-7.86 m; 33-35 ppt; 7.7-8.1; 0.06-0.617m/s; 2..28-18.58 m; 3.7-4.8 ppm; 0.0015-0.219 ppm; 0.0076-0.0767 ppm.
KAJIAN KERENTANAN PESISIR UNTUK BUDIDAYA LAUT DI PULAU DULLAH, KOTA TUAL Henny Fitrinawati
Jurnal Media Akuakultur Indonesia Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Media Akuakultur Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1048.715 KB) | DOI: 10.29303/mediaakuakultur.v1i1.118

Abstract

ABSTRAK Perikanan budidaya menyediakan lebih dari setengah dari pasokan makanan laut di dunia dengan pasokan ikan per kapita dunia mencapai rekor pada tahun 2014 yaitu 20 kg. Indonesia memiliki potensi perikanan budidaya terbesar di dunia yakni 67,7 juta ton per tahun. Jika ditinjau dari ketersediaan air tawar yang semakin berkurang, sebagaian besar pertumbuhan perikanan budidaya akan berlangsung dalam air laut. Peneltian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kerentanan di wilayah pesisir Pulau Dullah, Kota Tual melalui pendekatan spasial. Penelitian dilakukan di Teluk Luv (Pulau Dullah bagian selatan) dan Teluk Divur (Pulau Dullah bagian utara) yang merupakan bagian dari Kecamatan Dullah Utara.Penentuan kerentanan pesisir teluk dilakukan untuk mengetahui nilai indeks kerentanan pesisir teluk menggunakan modifikasi konsep kerentanan pesisir Gornitz dan White(1992). Metode penelitian kerentanan pesisir teluk menggunakan pendekatan spasial dengan berdasarkan pada kondisi fisik pesisir telukyaitu geomorfologi, perubahan garis pantai, elevasi, kenaikan muka laut relatif, tunggang pasang maksimal dan tinggi gelombang. Indeks kerentanan pesisir teluk dibagi ke dalam tigakelas yaitu rendah, sedang dan tinggi. Penilaian secara kuantitatif terhadap kerentanan pesisir dilakukan melalui scoring. Luaran penelitian ini adalah berupa peta kerentanan wilayah pesisir Pulau Dullah. Teluk Divur dan Teluk Luv memiliki perairan yang masuk kedalam kategori tidak rentan hingga rentan sedang dengan nilai indeks kerentanan berkisar 0,00-19,37. Posisi mulut teluk memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dari teluk bagian dalam.
Peningkatan Produktivitas Budidaya Ikan Kerapu di Keramba Jaring Apung dengan Pemberian Moist pellet Henny Fitrinawati; Diana Yulanda Syahailatua; Fadli Jamlean; Dani Ohoiwutun; Royke Betaubun
Jurnal Abdimas ADPI Sains dan Teknologi Vol. 4 No. 1 (2023): Jurnal Abdimas ADPI Sains dan Teknologi
Publisher : Asosiasi Dosen Pengabdian kepada Masyarakat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47841/saintek.v4i1.294

Abstract

Fish farming activities are the main contributor to the fisheries sector in the coming period by observing the declining trend of marine catches in Maluku. The most widely cultivated fish commodity in Tual City is grouper. PKM partners are grouper cultivators in floating net cages (KJA). During the grouper rearing process, the feed used is trash fish feed from daily catches in nature with the nutritional composition of trash fish being unstable because it depends on the type of fish caught. This is a problem because the availability of feed and feed nutrition is very important for increasing grouper productivity. The stages of the activities carried out, namely socialization, training in making moist pellets, training in handling pests and diseases of fish and monitoring evaluation. From the results of making moist pellets it turns out to be effective enough to be given to groupers. The process of making moist pellets is quite easy by paying attention to the order of weighing the ingredients from the small to the large number of scales. The resulting moist pellets are in a round shape and are adapted to the mouth openings of the groupers that are reared. The behavior of the groupers that were given the moist pellets wanted to eat and was quite responsive because the texture of the moist pellets was soft, the fish had a characteristic odor and was mushy and given until the groupers were full.
Performa Pertumbuhan Kakap Putih (Lates Calcarifer) dalam Karamba Jaring Apung, Tual, Maluku Henny Fitrinawati; Endang Sri Utami
JSIPi (JURNAL SAINS DAN INOVASI PERIKANAN) (JOURNAL OF FISHERY SCIENCE AND INNOVATION) Vol 7 No 2 (2023): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Laut Maluku memiliki potensi sumberdaya perikanan tinggi dan menjadi pusat perikanan terbesar di Indonesia. Tahun 2009 – 2010 perikanan tangkap menurun karena munculnya konflik sosial dan tingginya tekanan penangkapan. Budidaya kakap putih dengan sistem KJA merupakan alternatif perikanan yang bersifat lestari sehingga diharapkan dapat menjaga kestabilan ekonomi dan ketahanan pangan masyarakat. Kakap putih merupakan salah satu spesies unggulan dengan tingkat pertumbuhan yang relatif cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji performa pertumbuhan kakap putih (Lates calcarifer) yang dibudidayakan dalam KJA di perairan Laut Maluku sehingga diharapkan dapat menjadi bagian dari rujukan dalam pengelolaan budidaya ikan kakap putih. Penelitian dilakukan pada Bulan Oktober – Januari 2022 di UPTD BBL, Kota Tual. Parameter dalam penelitian ini diantaranya adalah SR, SGR dan kualitas air. Analisis untuk melihat keterkaitan hubungan antara kualitas air dengan performa pertumbuhan menggunakan RLB (α=0,05). Hasil penelitian menjelaskan bahwa performa pertumbuhan ikan kakap putih yang dibudidayakan dalam KJA cukup baik (SR=100%; SGR 1.06 ± 0.73 %). Secara simultan parameter kualitas air mempengaruhi pertambahan bobot ikan dengan signifikansi 0,04 dan keterikatan hubungan sebesar 72,8 %. Salinitas merupakan parameter kualitas air yang memberikan pengaruh terhadap bobot ikan dengan nilai signifikansi 0,037. Hal ini dikarenakan adanya aktivitas osmoregulasi yang membutuhkan energi besar sehingga porsi untuk pertumbuhan akan menurun. Kata Kunci: kakap putih, performa pertumbuhan, budidaya, Maluku
Different Type Of Feeds Effect On Tilapia Growth Henny Fitrinawati; Endang Sri Utami
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 2 (2024): ISSUE JULY-DECEMBER 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i2.55838

Abstract

Nile tilapia (Oreochromis niloticus) is also known as tilapia. Tilapia shows an adequate ability to grow and survive even in poor habitats. The success of tilapia farming activities is influenced by several factors, one of which is feed. This study aims to see the effect of feeding different types of feed: marine fish feed (Otohime S2) and freshwater fish feed (MS Preo 320) on tilapia growth. Tilapia fry was kept in an aquarium for each treatment and fed three times a day for 30 days. Data were analyzed using a completely randomized design to determine the effect of feed on tilapia growth (Wm, Lm, SGR, FCR, and SR). Based on ANOVA (α = 0.05), it detected marine fish feed slightly increased tilapia growth but not significantly, except for Lm. It is caused by tilapia being at seed age length growth is more dominant than body weight. The factor causes a slight increase in tilapia growth given marine fish feed has a higher protein content than freshwater fish feed. Water quality components consisting of temperature, DO, and pH (26 – 30,5oC; 4,88 – 5,8 mg/l; 8,25 – 8,32) are in the range of values by the water quality standards for tilapia fry. Keywords: feed, growth, tilapia Abstrak Ikan nila (Oreochromis niloticus) juga dikenal dengan nama tilapia. Tilapia memiliki kemampuan berkembang dan bertahan hidup yang baik bahkan pada habitat yang buruk. Keberhasilan kegiatan budidaya tilapia dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya adalah pakan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian jenis pakan yang berbeda, yaitu pakan ikan air laut (Otohime S2) dan pakan ikan air tawar (MS Preo 320) terhadap pertumbuhan benih nila. Benih nila dipelihara dalam akuarium untuk tiap perlakuan dan diberikan pakan sebanyak tiga kali sehari selama 30 hari. Analisis data dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap untuk melihat adanya pengaruh pakan terhadap pertumbuhan nila (Wm, Lm, SGR, FCR, dan SR). Berdasarkan hasil ANOVA (α = 0,05) diperoleh informasi bahwa pakan ikan air laut sedikit memberikan peningkatan pertumbuhan nila tetapi tidak signifikan, kecuali Lm. Hal ini dikarenakan nila pada usia benih memiliki pertumbuhan panjang lebih dominan dari bobot tubuhnya. Faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan nilai pertumbuhan nila yang diberikan pakan ikan air laut adalah kandungan protein yang lebih tinggi dari pakan ikan air tawar. Komponen kualitas air yang terdiri dari suhu, DO, dan pH (26 - 30,5oC; 4,88 - 5,8 mg/l; 8,25- 8,32) berada pada kisaran nilai yang sesuai dengan baku mutu kualitas air bagi benih nila. Kata kunci: nila; pakan; pertumbuhan.
Efektifitas Tingkat Pencahayaan Terhadap Pertumbuhan Ikan Nemo (Amphiprion ocellaris): Effectiveness of Lighting Intensities on Growth of Clown Anemonefish (Amphiprion ocellaris) Fitrinawati, Henny; Bachmid, Salahuddin; Endang Sri Utami; Madubun, Usman
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 8 No. 3 (2024): JFMR on November
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2024.008.03.4

Abstract

Amphiprion ocellaris merupakan salah satu jenis ikan hias yang terkenal di tengah masyarakat Indonesia. Ikan ini dikenal dengan nama ikan nemo, dan digemari karena keindahan warna dan bentuknya yang menggemaskan. Selain kualitas air, tingkat pencahayaan merupakan faktor yang diduga cukup berperan penting dalam hidup ikan nemo. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh cahaya buatan dengan intensitas berbeda terhadap parameter pertumbuhan dan laju sintasan ikan nemo. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hatchery, Politeknik Perikanan Negeri, Tual pada Bulan November - Desember 2023. Ikan nemo sebanyak 30 ekor (jantan dan betina) dengan panjang dan berat awal masing-masing 35±2 mm dan 0,41±0,04 g dipelihara selama 35 hari dan diberikan makan dua kali sehari. Rangkaian penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan intensitas cahaya berbeda (0, 300, 400, 500, dan 600 lux) dan tiga kali ulangan. Hasil ANOVA dan uji lanjut Duncan secara umum menggambarkan penambahan cahaya dengan intensitas berbeda tidak cukup memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan panjang dan berat mutlak (Lm dan Wm), SGR, serta SR. Cahaya hanya berpengaruh signifikan pada pertumbuhan panjang mutlak dan SGR ikan nemo betina, tepatnya minggu pengamatan ke-1 dan 2 (fase awal pertumbuhan). Pertumbuhan ikan nemo paling baik diperoleh pada lingkungan tanpa cahaya tambahan (0 lux). Kondisi ini menjelaskan bahwa ikan nemo lebih menyukai lingkungan dengan pencahayaan natural. Pengaruh signifikan cahaya pada ikan nemo betina menjelaskan bahwa pola pertumbuhan tubuhnya yang bersifat alometrik positif, sehingga memiliki ciri fenotip lebih gemuk (montok) dari ikan nemo jantan dengan pola pertumbuhan alometrik negatif.   Amphiprion ocellaris is one of the most popular ornamental fish and is known as clown anemonefish. It is popular because of its beautiful color and adorable shape. In addition to water quality, light intensity is a factor that is assumed to play an essential role. This study aims to investigate the effect of artificial light with different intensities on growth parameters and survival rate of clown anemonefish. This study, was performed in the Hatchery Laboratory, State Fisheries Polytechnic of Tual (November - December 2023). There were 30 fish (male and female) with length and initial weight of 35±2 mm and 0.41±0.04 g, respectively reared for 35 days and fed twice a day. The studies were arranged using a Completely Randomized Design (CRD) with five different light intensities (0, 300, 400, 500, and 600 lux) and replicated three times. The results of ANOVA and Duncan's multiple further tests illustrated commonly, that different light intensities did not significantly affect the absolute length and weight growth, SGR, and SR. Different light intensives, only showed a significant impact on absolute length growth and SGR clown anemonefish female, precisely in the first and second observation weeks (early growth phase). The best growth was in an environment with no additional light (0 lux). This condition explains that fish prefer an environment with natural lighting. The significant effect in female clown anemonefish is that their body growth pattern is positive allometric and thus makes the female fatter (plump) than the male with a negative allometric growth pattern.
Growth Performance of Clown Anemonefish (Amphiprion ocellaris) in Maluku at Optimum Salinity Fitrinawati, Henny; Syahailatua, Diana Yulanda; Utami, Endang Sri
Journal Omni-Akuatika Vol 20, No 1 (2024): Omni-Akuatika May
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.oa.2024.20.1.1098

Abstract

Clown anemonefish (Amphiprion ocellaris) is one of the most popular ornamental coral reefs. The marine ornamental fish trade has increased fishing pressure. It has a considerable impact on the clown anemonefish's declining population. The ability of each fish species to tolerate the salinity is a vital consideration in aquaculture marine organisms as it gives information on primary environmental necessities. This study aimed to analyze the clown anemonefish growth performance by modifying different salinity levels through survival rate, specific growth rate, and feed conversion ratio parameters. The experiment was conducted with a Completely Randomized Design (CRD) to investigate the effect of salinity on clown anemonefish growth performance with six treatments (24, 26, 28, 30, 32, and 35 ppt) and three replications. Water quality parameters in this study observed include pH, temperature, and dissolved oxygen. The clown anemonefish reared with six different salinity treatments for 30 days showed that there was a significantly different effect on SGR (p value = 0.007) but no significant differences in FCR (p value = 0.189) and survival rates (p value = 0.458). The considerable effect of salinity on specific growth rates explains that the amount of energy used in the osmoregulation process disrupts a portion of growth energy. The optimal growth performance of clown anemonefish was in a 24 ppt salinity treatment, accompanied by other water quality parameters such as temperature, dissolved oxygen, and pH, which ranged from 26.5 – 32oC; 4.9 - 5.6 ppm; and 7.9 - 8.2, respectively.Keywords: Amphiprion ocellaris, clown anemonefish, growth performance, salinity 
COASTAL VULNERABILITY STUDY FOR MARINE CULTIVATION ON DULLAH ISLAND, TUAL CITY Henny Fitrinawati
Jurnal Media Akuakultur Indonesia Vol 1 No 1 (2021): Indonesian Journal of Aquaculture Medium
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/mediaakuakultur.v1i1.118

Abstract

ABSTRAK Perikanan budidaya menyediakan lebih dari setengah dari pasokan makanan laut di dunia dengan pasokan ikan per kapita dunia mencapai rekor pada tahun 2014 yaitu 20 kg. Indonesia memiliki potensi perikanan budidaya terbesar di dunia yakni 67,7 juta ton per tahun. Jika ditinjau dari ketersediaan air tawar yang semakin berkurang, sebagaian besar pertumbuhan perikanan budidaya akan berlangsung dalam air laut. Peneltian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kerentanan di wilayah pesisir Pulau Dullah, Kota Tual melalui pendekatan spasial. Penelitian dilakukan di Teluk Luv (Pulau Dullah bagian selatan) dan Teluk Divur (Pulau Dullah bagian utara) yang merupakan bagian dari Kecamatan Dullah Utara.Penentuan kerentanan pesisir teluk dilakukan untuk mengetahui nilai indeks kerentanan pesisir teluk menggunakan modifikasi konsep kerentanan pesisir Gornitz dan White(1992). Metode penelitian kerentanan pesisir teluk menggunakan pendekatan spasial dengan berdasarkan pada kondisi fisik pesisir telukyaitu geomorfologi, perubahan garis pantai, elevasi, kenaikan muka laut relatif, tunggang pasang maksimal dan tinggi gelombang. Indeks kerentanan pesisir teluk dibagi ke dalam tigakelas yaitu rendah, sedang dan tinggi. Penilaian secara kuantitatif terhadap kerentanan pesisir dilakukan melalui scoring. Luaran penelitian ini adalah berupa peta kerentanan wilayah pesisir Pulau Dullah. Teluk Divur dan Teluk Luv memiliki perairan yang masuk kedalam kategori tidak rentan hingga rentan sedang dengan nilai indeks kerentanan berkisar 0,00-19,37. Posisi mulut teluk memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dari teluk bagian dalam.