Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Penyuluhan Pemberian Minuman Jahe dan Madu Di Kelurahan Batu Urip RT.01 Kota Lubuklinggau Sova, Ira Maya; Khasanah, Dwi Uswatun; Sulistiawati, Niken; Ariyani, Putri; Darlina, Yuli; Rossita, Taufianie
Jurnal Dehasen Mengabdi Vol 3 No 2 (2024): September-Februari
Publisher : Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jdm.v3i2.6668

Abstract

Traditional medicine can be used to treat cough in ARI. WHO recommends the use of traditional medicines including herbs in maintaining public health, prevention and treatment of disease, especially for chronic diseases and cancer. Objective: to determine the effect of giving ginger and honey drinks on coughs in toddlers. Method: This type of research is pre-experimental with the research design used is one group pre-test-post test design with a sample of 20 subjects. The instrument used in collecting this data is the respondent'scharacteristic sheet which containsthe name, age, genderalongwiththe observation sheet. Honey ginger therapy intervention was given in the morning and evening for 5 consecutive days with a dose of 1 glass containing 150 ml and 2 teaspoons of pure honey. Result: the results of observations in studies that have been conducted for 5 consecutive days with a frequency of 2x a day obtained a p value of 0.00. Conclusion: There is an Effect of Giving Ginger and Honey Drinks to Ease Coughs in Toddlers.
Program Edukasi Pencegahan Stunting untuk Balita dengan Temu Ireng (Curcuma Aeroginosa) di Kelurahan Bandung Kota Tegal Cuciati, Cuciati; Hidayati, Sri; Khasanah, Dwi Uswatun
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 2 (2025): Volume 8 No 2 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i2.17696

Abstract

ABSTRAK Balita merupakan masa yang paling rentan terhadap masalah kesehatan, masalah kesehatan yang sering dialami balita diantaranya susah makan, infeksi cacingan, batuk, pilek, dan diare. dimana jika tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan stunting, yang akan berdampak pada gangguan tumbuh kembang, perkembangan otak dan kecerdasan, penurunan imun tubuh. Salah satu upaya pencegahan stunting yakni dengan pemberian ramuan tradisional temu ireng. Temu ireng merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai anti oksidan, menambah nafsu makan, mengobati cacingan, namun tidak semua orangtua tahu manfaat dan cara pembuatannya. Tujuan kegiatan ini yakni meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang manfaat dan cara pembuatan ramuan temu ireng. Metode yang digunakan yaitu ceramah dengan menggunakan power point dan booklet, demontrasi cara membuat ramuan temu ireng, pre test dan post test untuk mengukur pengetahuan tentang stunting, manfaat temu ireng, serta pendampingan ibu balita cara membuat ramuan temu ireng. Hasil kegiatan ini terjadi peningkatan pengetahuan tentang stunting, manfaat dan cara pembuatan ramuan temu ireng pada 30 orang peserta, sebelum diberikan edukasi yang memiliki pengetahuan baik yaitu 10%, pengetahuan sedang 26,7% dan pengetahuan kurang 63,3%, sedangkan setelah dilakukan edukasi sebagian besar peserta pengetahuan baik sebanyak 93,3% dan pengetahuan cukup 6,7%. Dari hasil pendampingan melalui kunjungan rumah adanya kemampuan ibu dalam membuat ramuan temu ireng secara mandiri. Pemberian edukasi efektif meningkatkan pengetahuan dan kemampuan ibu balita tentang manfaat temu ireng dan cara membuat ramuan secara mandiri. Diharapkan kegiatan pengabdian ini dapat memberikan informasi dan motivasi kepada Masyarakat dan keluarga cara mencegah stunting dengan pemberian temu ireng.  Kata Kunci: Edukasi, Stunting, Temu Ireng  ABSTRACT Toddlers are the period most vulnerable to health problems. Health problems often experienced by toddlers include difficulty eating, worm infections, coughs, colds and diarrhea. which, if not handled properly, can result in stunting, which will have an impact on growth and development disorders, brain and intelligence development, and a decrease in the body's immunity. One of the efforts to prevent stunting is by administering the traditional concoction of Curcuma Aeruginosa. Curcuma Aeruginosa is a medicinal plant that has many benefits, including as an anti-oxidant, increasing appetite, treating worms, but not all parents know the benefits and how to make it. This activity is to increase the knowledge of mothers of toddlers about the benefits and methods of making ginger ireng concoction. Methods used were lectures using power points and booklets, demonstrations on how to make Curcuma Aeruginosa concoction, pre-test and post-test to measure knowledge about stunting, the benefits of Curcuma Aeruginosa, as well as mentoring mothers of toddlers on how to make Curcuma Aeruginosa concoction. Results This activity resulted in an increase in knowledge about stunting, the benefits and how to make Curcuma Aeruginosa concoction in 30 participants, before being given education who had good knowledge, namely 10.%, moderate knowledge 26,7% and poor knowledge 63,3%, whereas after education the majority of participants had good knowledge 93,3% and sufficient knowledge 6,7%. From the results of assistance through home visits, the mother's ability to make Curcuma Aeruginosa concoction independently was demonstrated. Providing effective education increases the knowledge and abilities of mothers of toddlers about the benefits of Curcuma Aeruginosa and how to make the concoction independently. It is hoped that this service activity can provide information and motivation to the community and families on how to prevent stunting by providing Curcuma Aeruginosa. Keywords: Education, Stunting, Curcuma Aeruginosa.
Program Edukasi Jajanan Sehat dan Pelatihan Kebersihan Urogenitalia untuk Pencegahan Penyakit Ginjal dan Infeksi Saluran Kemih di Mi Darunnajah Debong Kulon Kota Tegal Cuciati, Cuciati; Khasanah, Dwi Uswatun; Hermawan, Didi
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 9 (2025): Volume 8 No 9 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i9.21424

Abstract

ABSTRAK Anak usia sekolah dasar rentan terhadap gangguan kesehatan akibat konsumsi jajanan yang tidak sehat dan kebiasaan menjaga kebersihan diri yang kurang optimal. Salah satu dampak serius dari kebiasaan ini adalah meningkatnya risiko penyakit ginjal dan infeksi saluran kemih (ISK). Kurangnya edukasi sejak dini mengenai pentingnya memilih jajanan sehat dan menjaga kebersihan organ urogenital menjadi faktor penyebab utama. Untuk itu, diperlukan intervensi edukatif yang terarah dan menarik guna meningkatkan kesadaran dan pengetahuan siswa. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang jajanan sehat dan cara menjaga kebersihan organ urogenitalia sebagai Upaya untuk mencegah penyakit ginjal dan infeksi saluran kemih. Metode yang digunakan yaitu ceramah dengan menggunakan power point dan video edukasi, demontrasi cara mencuci tangan yang benar setelah buang air kecil dan air besar, pre test dan post test untuk mengukur pengetahuan tentang jajanan sehat, penyakit ginjal dan infeksi saluran kemih. Sasaran kegiatan adalah siswa kelas V MI Darunnajah Debong Kulon Kota Tegal. Hasil pre-test menunjukkan sebagian besar siswa memiliki pengetahuan baik (69,4%), cukup (18,4%), dan kurang (14,2%). Setelah intervensi edukatif, hasil post-test menunjukkan peningkatan signifikan: pengetahuan baik mencapai 95,9% dan cukup 4,1%, dengan kategori kurang tidak ditemukan. Selain peningkatan pengetahuan, siswa juga menunjukkan antusiasme tinggi dan mampu mempraktikkan perilaku kebersihan diri secara tepat. Program edukasi ini terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa. Keberlanjutan kegiatan serta keterlibatan guru dan orang tua sangat diperlukan untuk mendukung pembentukan perilaku hidup sehat secara berkelanjutan pada anak usia sekolah. Kata Kunci: Jajanan Sehat, Penyakit Ginjal, Infeksi Saluran Kemih   ABSTRACT Elementary school-aged children are vulnerable to health problems due to the consumption of unhealthy snacks and suboptimal personal hygiene habits. One of the serious consequences of these behaviors is the increased risk of kidney disease and urinary tract infections (UTIs). The lack of early education about the importance of choosing healthy snacks and maintaining urogenital hygiene is a major contributing factor. Therefore, structured and engaging educational interventions are needed to raise awareness and knowledge among students. This community service program aimed to improve students’ knowledge about healthy snacks and urogenital hygiene as a preventive measure against kidney disease and UTIs. The methods used included lectures using PowerPoint presentations and educational videos, demonstrations on proper handwashing after urination and defecation, and pre-test and post-test evaluations to measure knowledge about healthy snacks, kidney disease, and UTIs. The target participants were fifth-grade students at MI Darunnajah Debong Kulon, Tegal City. The pre-test showed that most students had good knowledge (69.4%), fair (18.4%), and poor (14.2%). After the intervention, post-test results showed significant improvement: 95.9% had good knowledge, 4.1% fair, and none had poor knowledge. Students also showed high enthusiasm and were able to properly demonstrate personal hygiene behaviors. This educational program was effective in increasing students’ understanding. Program sustainability and active involvement of teachers and parents are essential to support the development of healthy behaviors in school-aged children. Keywords: Healthy Snacks, Kidney Disease, Urinary Tract Infection, Hygiene Education.
PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM MERAWAT ODGJ (ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA) Cuciati, Cuciati; Khasanah, Dwi Uswatun; Handayani, Trimar
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 15 No 1 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v15i1.544

Abstract

Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) meskipun tergolong penyakit yang tidak menular tetapi prevalensi ODGJ terus meningkat hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan dukungan keluarga karena adanya stigma negative terhadap ODGJ. sehingga ODGJ kurang mendapat perhatian atau dukungan dari keluarga dan masyarakat, kondisi tersebut merupakan salah satu pemicu tingkat keparahan ODGJ.Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan jiwa menyatakan setiap ODGJ terlantar berhak mendapatkan pelayanan dan upaya rehabilitasi yang dapat membantu mengembalikan fungsi sosialnya. Keluarga sangat berperan dalam membantu proses penyembuhan pasien gangguan jiwa hal ini dikarenakan Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan pasien dan merupakan “perawat utama” bagi pasien selain itu masa pengobatan dan perawatan ODGJ membutuhkan waktu yang sangat lama.Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakkan diwilayah kerja Puskesmas Kaligangsa Kota Tegal. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan pengetahuan dan dukungan keluarga dalam merawat ODGJ. pengambilan sampling menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 44 orang menggunakan rumus slovin. Hasil penelitian dengan menggunakan uji Fisher Exact Test dengan nilai p value 0,549 (P>0,05) yang bermakna tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan dukungan keluarga.
KOMBINASI ISTIGHFAR, SYUKUR DAN EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE DAPAT MENURUNKAN TINGKAT STRES PENYANDANG DIABETES MELLITUS Khasanah, Dwi Uswatun; Himawan, Fatchurrozak; Suparjo, Suparjo
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 14 No 2 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v14i2.556

Abstract

Stress merupakan salah satu masalah psikososial yang dialami penyandang Diabetes Mellitus, terlebih di masa pandemi COVID-19. Stres jika tidak tertangani dengan baik dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan menurunkan kualitas hidup penyandang Diabetes Mellitus. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengaruh kombinasi Istighfar, Syukur dan Emotional Freedom Technique terhadap tingkat stres penyandang Diabetes Mellitus. Desain penelitian quasi eksperimental pre test-post test with control group. Jumlah sampel 31 responden, terdiri atas 16 kelompok intervensi dan 15 kelompok kontrol dengan tehnik purposive sampling. Tingkat stres pre dan post diukur dengan menggunakan kuesioner Subjective Unit of Distress (SUDS). Hasil: Hasil uji Independent T-test diperoleh perbedaan penurunan tingkat stress yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p value= 0,013; ɑ<0,05). Simpulan: Terdapat pengaruh pemberian kombinasi Istighfar, Syukur dan Emotional Freedom Technique terhadap penurunan tingkat stres penyandang Diabetes Mellitus.
PENGARUH ARM SWING EXERCISE TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PENDERITA DIABETES Khasanah, Dwi Uswatun; Ulfah, Maria; Hidayati, Sri
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 15 No 2 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v15i2.697

Abstract

Angka kejadian diabetes terus meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu penyebabnya gaya hidup sedenter akibat modernisasi. Kontrol glikemik yang buruk dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan komplikasi. Latihan fisik secara teratur bermanfaat bagi penderita Diabetes untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Namun hanya sedikit penderita Diabetes yang melakukan latihan fisik secara teratur. Diperlukan latihan fisik yang mampu mendorong penderita Diabetes untuk melakukan latihan fisik secara teratur seperti Arm Swing Exercise yang gerakannya sederhana, mudah dilakukan, nyaman, dan dapat dilakukan kapan saja. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh Arm Swing Exercise terhadap kadar glukosa darah penderita Diabetes. Penelitian ini menggunakan desain quasi-experimental dengan pendekatan nonequivalent control- group design. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes di Puskesmas Bandung Kota Tegal yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 36 orang, terdiri atas 18 orang untuk kelompok intervensi dan 18 orang untuk kelompok kontrol. Pengumpulan data melalui wawancara menggunakan kuesioner, pengukuran BB, TB, tekanan darah dan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa. Analisa data menggunakan uji independen t-test. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna kadar glukosa darah puasa setelah diberikan intervensi pada kedua kelompok (p value = 0,756).
PENGARUH EDUKASI MANAJEMEN PENYAKIT KRONIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN KOMPLIKASI PENYAKIT GINJAL KRONIS Suparjo, Suparjo; Mulyadi, Agus; Khasanah, Dwi Uswatun
Juru Rawat. Jurnal Update Keperawatan Vol. 5 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Prodi D3 Keperawatan Tegal Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/juk.v5i1.13038

Abstract

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan global yang berdampak serius terhadap kualitas hidup. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat berkontribusi terhadap komplikasi PGK. Edukasi manajemen penyakit kronis menjadi intervensi penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah komplikasi PGK. Tujuan penelitia ini adalah untuk Mengetahui pengaruh edukasi manajemen penyakit kronis terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap masyarakat dalam pencegahan komplikasi PGK. Metode Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimen dengan pendekatan one group pretest-posttest. Sampel adalah warga Kelurahan Debong Kulon sebanyak 30 orang yang dipilih secara purposive sampling. Instrumen berupa kuesioner pengetahuan dan sikap yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil menunjukan Terdapat peningkatan signifikan pada skor pengetahuan dan sikap masyarakat setelah diberikan edukasi (p < 0,05). Didapat Kesimpulan bahwa Edukasi manajemen penyakit kronis efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat dalam mencegah komplikasi PGK.
PENILAIAN LOWER URINARY TRACT SYMPTOMS (LUTS) PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI KOTA TEGAL Khasanah, Dwi Uswatun; Suparjo, Suparjo; Fauziyah, Anny
Juru Rawat. Jurnal Update Keperawatan Vol 5 No 2 (2025): Desember 2025
Publisher : Prodi Keperawatan Tegal Program Diploma III Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/juk.v5i2.13644

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) was associated with urological complications, particularly Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS). LUTS included nocturia, urgency, frequency, decreased urine flow, incomplete bladder emptying, and incontinence, which could cause physical and psychological distress and reduce quality of life.  Early identification of LUTS in patients with DM was essential to prevent progression and improve symptom management. This descriptive study aimed to identify LUTS in DM patients in Tegal City. A total of 106  respondents with DM were selected through purposive sampling from the service areas of Tegal Timur, Bandung, Debong Lor, and Margadana public health centers. Data were collected through interviews using the LURN Symptom Index-29 (LURN SI-29). Descriptive statistics were applied to analyze mean, standard deviation, minimum, and maximum values. The findings revealed that the highest mean score was in Section E (Nocturia) with 65.89 (SD = 22.16), followed by Section D (Urgency) with 22.42 (SD = 22.66). The lowest  score was in Section B (Bladder Pain), with 7.02 (SD = 14.19). The total LURN SI-29 score had a mean of 19.15 (SD = 9.98), ranging from 5.70 to 53.30. In conclusion, nocturia was the most dominant symptom  experienced by DM patientsin Tegal City, followed by urgency. Meanwhile, bladder pain was relatively rarely reported. Overall, the total LUTS score indicated that most DM patients experienced lower urinary tract symptoms with varying levels of severity. Early detection of LUTS was recommended to help DM patients  recognize symptoms earlier and receive appropriate interventions.