Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

STRESS LEVELS FOR PEOPLE WITH DIABETES MELLITUS DURING THE COVID-19 PANDEMIC Dwi Uswatun Khasanah; Fatchurrozak Himawan; Suparjo Suparjo
Juru Rawat. Jurnal Update Keperawatan Vol 1, No 1 (2021): Desember 2021
Publisher : Prodi D3 Keperawatan Tegal Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.262 KB) | DOI: 10.31983/juk.v1i1.8065

Abstract

Since December 2019, Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) which first appeared in Wuhan, China has seen a rapid increase in cases and deaths worldwide, including Indonesia. Several studies have shown that diabetes is one of the most commonly reported co-morbidities in severe COVID-19 patients. This fact causes psychological problems for people with Diabetes Mellitus, one of which is stress. Prolonged stress can lead to poor glycemic control. Therefore, it is necessary to identify stress in people with Diabetes Mellitus. The purpose of the study was to obtain an overview of the stress level of people with Diabetes Mellitus. The design of this study was a quantitative research with a descriptive approach. The number of samples as many as 33 respondents with purposive sampling technique. Stress levels were measured using the Perceived Stress Scale (PSS)-10 questionnaire. The results of the study showed that most of the respondents had moderate stress levels (42.42%). The results of this study can be a reference for nurses in preventing and overcoming stress in people with Diabetes Mellitus.
STUDI LITERATUR : PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN DALAM DETEKSI DINI KEGAWATDARURATAN PASIEN MENGGUNAKAN EARLY WARNING SCORE Moh. Projo Angkasa; Suparjo .; Sudirman .
Jurnal Lintas Keperawatan Vol 3, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.539 KB) | DOI: 10.31983/jlk.v3i1.8513

Abstract

Latar Belakang : EWS direkomendasikan sebagai alat untuk membantu pemantauan perubahan kondisi pasien. EWS telah dikembangkan di rumah sakit serta termasuk dalam salah satu hal yang dinilai dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS). Dalam pelaksanaanya EWS masih memiliki beberapa kendala.Tujuan : Mengidentifikasi artikel-artikel penelitian tentang efektivitas penggunaan EWS sebagai instrumen deteksi dini perburukan kondisi pasien.Metode : Penelitian ini menggunakan metode kajian literatur. Database yang digunakan adalah ProQuest, Pubmed, SINTA dan Google Scholar. Kata kunci dalam pencarian artikel adalah “Patient safety AND Early Warning Score”, “Patient Safety OR Early Warning Score” dan “Patient Safety AND Nursing”. Peneliti menemukan 8 artikel penelitian yang sesuai dengan topik penelitian. Artikel bersumber pada jurnal nasional maupun internasional, dapat diakses secara penuh, dan terpublikasi pada tahun 2016-2020. Artikel dianalisis sehingga ditemukan poin-poin yang sesuai dengan tujuan penelitian.Hasil : EWS merupakan instrumen identifikasi, monitoring perubahan fisiologis, dan dasar dalam menentukan rencana tindak lanjut bagi pasien. Perawat dalam hal ini berperan dalam melakukan pengkajian awal, monitoring kondisi pasien, dan memutuskan tindakan selanjutnya. Implementasi EWS di tatanan layanan kesehatan dapat mengurangi risiko perburukan, menurunkan insiden klinik, dan meningkatkan kemampuan deteksi perubahan fisiologis pasien.Kata Kunci : Early Warning Score; Kegawatdaruratan; Keselamatan Pasien 
RESPON TIME PERAWAT DALAM PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD KARDINAH KOTA TEGAL Nurcholis Nurcholis; Hudinoto Eko Yudharto; Suparjo Suparjo
Juru Rawat. Jurnal Update Keperawatan Vol 2, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Prodi D3 Keperawatan Tegal Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/juk.v2i2.9439

Abstract

Latar Belakang Perawat paling sering berhubungan dengan pasien, sehingga dari semua petugas kesehatan perawatlah yang paling berisiko terpapar infeksi berbagai penyakit..Tujuan : Mengidentifikasi Gambaran Response Time  Perawat Dalam Penanganan  Pasien Di ..Instalasi Gawat Darurat  RSUD Kardinah Kota Tegal.Metode : Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan metode penelitian deskriptif . Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling ber jumlah 38Hasil: Analisa data menunjukan bahwa Perawat mulai melakukan tindakan ke pasien sejak pasien masuk di IGD dalam waktu 10 menit adalah sebanyak 93%. Perawat mulai melakukan tindakan ke pasien sejak pasien masuk di IGD dalam waktu 10 – 20 menit adalah 5%. Perawat mulai melakukan tindakan ke pasien sejak pasien masuk di IGD dalam waktu 20 – 30 menit adalah 2%. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan total responden perawat IGD di RSUD Kardinah  melakukan tindakan yang baikKesimpulan dan Saran : Response Time tenaga kesehatan di IGD Rumah Sakit Rumah Sakit Umum selama 30 hari diperoleh rata-rata 64.56 waktu 1 menit 4 detik, yang mana Response Time         tenaga kesehatan di IGD Rumah Sakit Rumah Sakit Umum sudah sesuai Standart. Kata Kunci: Response Time , IGD, Perawat
PENGARUH EDUKASI SENAM CUCI TANGAN TERHADAP KEBIASAAN CUCI TANGAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN DIARE Hendara Hendra; Gayuh Siska Laksananno; Suparjo Suparjo
Juru Rawat. Jurnal Update Keperawatan Vol 3, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Prodi D3 Keperawatan Tegal Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/juk.v3i1.10252

Abstract

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan, jari-jemari menggunakan sabun dan air mengalir, bertujuan untuk memutus mata rantai kuman. Edukasi Senam CTPS adalah suatu senam atau gerakan didalamnya yang terdiri dari 6 langkah cuci tangan secara berurutan guna mempermudah pembelajaran cuci tangan dalam upaya pencegahan kasus diare pada anak sekolah dasar. Metode Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain pre-experimental yaitu memberikan intervensi atau perlakuan pada subjek penelitian, kemudian efek perlakuan tersebut diukur dan dianalisis, dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu one group pretest and posttest dimana fokus pada satu kelompok tanpa kelompok kontrol dengan jumlah responden sebanyak 85 siswa kelas IV, V dan VI. Kuesioner pada penelitian ini menggunakan penskalaan dan metode observasi. Pada analisa data menggunakan wilcoxon signed rank. Hasil analisa univariat didapatkan sebelum dilakukan edukasi cuci tangan dari 85 responden terdapat 29 responden atau 34% memiliki kebiasaan buruk. Setelah dilakukan edukasi senam cuci tangan semua responden memiliki kategori kebiasaan baik yaitu 85 responden atau 100%. Hasil analisa bivariat didapatkan p value 0,000 atau (0,05) yang artinya Ha diterima dan H0 ditolak, terdapat pengaruh yang signifikan edukasi senam cuci tangan terhadap kebiasaan cuci tangan. Sebelum dilakukan edukasi senam cuci tangan kebiasaan respondel dalam menerapkan cuci tangan kategori buruk, sesudah dilakukan edukasi senam cuci tangan kebiasan cuci tangan responden kategori baik dan terdapat pengaruh edukasi senam cuci tangan terhadap kebiasaan cuci tangan dalam upaya pencegahan diare siswa SD Negeri Poncomulyo.
Uji Sensitivitas dan Spesifitas Gula Darah Puasa Kapiler Sebagai Prediktor Prediabetes Deddy Utomo; Dwi Uswatun Khasanah; Fatchurrozak Himawan; Suparjo Suparjo
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 5, No 2 (2021): JIK-Oktober Volume 5 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v5i2.441

Abstract

Prediabetes merupakan kondisi sementara sebelum diabetes yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Prediabetes meliputi Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT) dan/ atau Toleransi Glukosa Terganggu (TGT). Pemeriksaan GDPT maupun TGT dapat menggunakan sampel darah vena maupun kapiler. Penelitian bertujuan untuk mengetahui nilai sensitivitas dan spesifitas pemeriksaan gula darah puasa menggunakan sampel darah kapiler. Penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Total sampling dilakukan pada penyandang prediabetes  tahun 2016 di Kota Tegal sebanyak 93 orang. Analisis yang digunakan tabel 2x2 dan ROC. Hasil penelitian menunjukan nilai sensitivitas sebesar 50% dan spesifitas 98% serta nilai AUC 78,6. dengan nilai prosentase tersebut penggunaan sampel darah kapiler sebagai predictor prediabetes dapat direkomendasikan. Pengunaan sampel darah kapiler akan dapat mengurangi rasa sakit saaat pengambilan sampel dan memiliki akurasi yang cukup baik (nilai AUC 0,786) 
PENGARUH PENDEKATAN EDUKASI SPRITUAL MUSLIM TERHADAP MEKANISME KOPING PASIEN GAGAL GINJAL DIMASA PANDEMI COVID-19 DI RUANG HAEMODIALISA RSUD KOTA TEGAL Suparjo Suparjo; Fatchurrozak Himawan; Dwi Uswatun Khasanah
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 14 No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v14i1.431

Abstract

Pasien Gagal Ginjal Kronis memiliki Ketergantungan pada terapi haemodialisis seumur hidupnya dan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan pada kemampuan untuk menjalani fungsi kehidupan sehari-hari. Dampak secara psikologis akan menimbulkan rasa khawatir dan bisa menjadi stres Sehingga pasien memerlukan mekanisme penyelesaian masalah atau koping yang adaptif untuk dapat mengurangi atau mengatasi stres. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pendekatan edukasi spritual terhadap mekanisme koping pasien gagal ginjal. Desain penelitian quasi eksperimental pre test-post test with control group. Instrumen penelitian menggunakan Kuesioner koping untuk mengetahui mekanisme koping pada saat pre test dan post test intervensi. Jumlah sampel sebanyak 66 orang terdiri atas 33 orang pada kelompok intervensi yang mendapatkan pendekatan edukasi spritual dan 33 orang pada kelompok kontrol. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden adalah laki-laki sebanyak 37 (56,06%), pendidikan SD sebanyak 24 (36,36%), tidak bekerja sebanyak 30 (45,45%), lama haemodialisa terbanyak 13-36 bulan sebanyak 22 (33,33). Rata-rata usia responden 48,9 tahun dengan usia termuda 20 tahun dan usia tertua 72 tahun. Rata-rata mekanisme koping adalah 47,81 dengan skor minimal 28 dan skor tertinggi 70. Terdapat perbedaan yang bermakna mekanisme koping pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan edukasi spritual muslim (p value 0,048). Demikian pulapada kelompok kontrol terdapat perbedaan bermakna mekanisme koping sebelum dan sesudah (p value 0,035). Hasil uji Independen T-test didapatkan perbedaan yang bermakna peningkatan mekanisme koping pasien gagal ginjal antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p value 0,016). Jadi dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian edukasi spritual muslim terhadap mekanisme koping pasien gagal ginjal
PEMBERDAYAAN REMAJA DALAM UPAYA SADAR BEBAS THALASEMIA (SABET) Fatchurrozak Himawan; Suparjo Suparjo; Gayuh Siska Laksanano
JABI: Jurnal Abdimas Bhakti Indonesia Vol 3 No 2 (2022): Desember
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jabi.v3i2.434

Abstract

ABSTRACT Until now, thalassemia can not be cured and some of them require blood transfusions for life. However, we can prevent the occurrence of Thalassemia Major by preventing the occurrence of marriages between fellow carriers of Thalassemia trait. One way to support these efforts is to increase public knowledge and awareness followed by early detection efforts. Problems with thalassemia minor and intermediate sufferers are carriers or carriers of genes that are not realized by the public that can trigger an increase in thalassemia, public ignorance about this non-communicable disease of thalassemia needs to be done with education to increase awareness of the importance of early detection of thalassemia. The method used is education and mentoring of adolescents as role models and change agents in the community to increase awareness through education, evaluation is carried out by using a questionnaire to see the knowledge and attitudes of adolescents towards thalassemia. Results A volunteer team was formed from the students and youth of the standby village, Debong Kulon sub-district as SABET (Thalassemia-Free Awareness) educators. Conclusion: the delivery of information and education by students and youth in the village of standby, debong kulon village, shows that more than 80 percent of the knowledge and community have knowledge and attitudes that support the prevention of thalassemia. ABSTRAK Sampai saat ini penyakit Talasemia belum bisa disembuhkan dan beberapa jenis diantaranya memerlukan transfusi darah seumur hidup. Namun demikian, kita dapat mencegah terjadinya Talasemia Mayor dengan cara mencegah terjadinya pernikahan antar sesama pembawa sifat Talasemia. Sebagai salah satu cara mendukung upaya tersebut adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang diikuti dengan upaya deteksi dini. Permasalahan penderita thalassemia minor dan intermediate merupakan carier atau pembawa sifat gen yang tidak disadari oleh masyarakat dapat memicu peningkatan thalasemia, ketidaktahuan masyarakat tentang penyakit tidak menular thalassemia ini perlu dilakukan dengan edukasi untuk meningkatkan kesadaran pentingnya deteksi dini thalassemia. Metode yang digunakan adalah Edukasi dan pendampingan remaja sebagai role model dan change agent di masyarakat untuk meningkatkatkan kesadaran melalui edukasi, evalasi dilakukan dengan sebaan kuesioner untuk melihat pengetahuan dan sikap remaja terhadap thalsemia. Hasil Terbentuk tim relawan dari mahasiswa dan remaja desa siaga kelurahan debong kulon sebagai educator SABET (Sadar Bebas Thalassemia). Kesimpulan: Penyampain informasi dan edukasi oleh mahasiswa dan remaja desa siaga kelurahan debong kulon menunnjukkan pengetahuan dan masyrakat lebih dari 80 persen memiliki pengetahuan dan sikap yang mendukung terhadap pencagahan thalsemia. Kata Kunci : Edukasi, Remaja, Thalasemia
Efektivitas Intervensi Akupresur dan Aromaterapi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Agus Mulyadi; Suparjo Suparjo
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 9, No 1 (2025): JIK-April Volume 9 Nomor 1 Tahun 2025
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v9i1.1139

Abstract

Hipertensi adalah masalah kesehatan global yang signifikan dan berbahaya, karena merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular dan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Salah satu pendekatan non-farmakologis untuk mengelola hipertensi adalah melalui akupresur dan aromaterapi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas intervensi akupresur dan aromaterapi dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi-eksperimen dengan pendekatan kuantitatif, memanfaatkan metode pre-test dan post-test dengan desain kelompok kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi sphygmomanometer dan lembar observasi. Sampel penelitian terdiri dari 40 orang, dengan 20 orang pada kelompok intervensi yang menerima akupresur dan aromaterapi, dan 20 orang pada kelompok kontrol. Analisis data dilakukan secara univariat dengan frekuensi dan secara bivariat menggunakan uji t dependen dan uji t independen. Terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi akupresur dan aromaterapi, dengan nilai p < 0,05. Perbandingan efektivitas antara kedua intervensi menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dalam penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik antara kelompok akupresur dan kelompok aromaterapi. Baik intervensi akupresur maupun aromaterapi efektif dalam menurunkan tekanan darah dan disarankan untuk diterapkan sebagai bagian dari intervensi keperawatan untuk mengatasi hipertensi.