Afgani Dahlan, Jarnawi
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS GOOGLE CLASROOM SAAT PADEMI COVID 19 DAN DAMPKANYA TERHADAP PARTISIPASI PESERTA DIDIK rasilah, rasilah; Afgani Dahlan, Jarnawi; sudirman, sudirman
Gema Wiralodra Vol 11 No 2 (2020): Gema Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/gemawiralodra.v11i2.121

Abstract

Pademi virus corona memaksa guru untuk mempraktikan pembelajaran berbasis online. Banyak penelitian yang menggunakan teknologi untuk membantu proses pembelajaran, namun masih sedikit penelitian yang menggunakan google classroom untuk membantu proses pembelajaran matematika. Tujuan penelitian ini yakni menganalisis dampak penggunaan pembelajaran berbasis google classroom. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif diskriptif menggunakan metode survey. Instrumen yang digunakan yaitu angket respon peserta didik. Subjek penelitian ini adalah peserta didik SMP NU Darul Ma’arif kelas 8 semester genap kabupaten Indramayu. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa indikator pengetahuan penggunaan Google Classroom pada menunjukan rata-rata peserta didik menjawab sangat setuju dan setuju adalah 86,4 % dan tidak setuju sebesar 13,6 %. Untuk indikator kualitas pembelajaran menggunakan aplikasi google classrom rata-rata peserta didik menjawab sangat setuju dan setuju 92,2 % dan tidak setuju sebesar 7,8%. Sedangkan, untuk indikator kemudahan menggunakan aplikasi google rata-rata peserta didik menjawab sangat setuju dan setuju 87,5 % dan tidak setuju sebesar 12,5%. Hasil tersebut menunjukan bahwa pembelajaran google classroom mendapatkan respon yang baik peserta didik sehingga dapat digunakan saat pembelajaran online disaat pademi covid 19
Technological, Pedagogical and Content Knowledge untuk Guru Matematika di Era Digital: Literature Review Rasilah, Rasilah; Afgani Dahlan, Jarnawi; Sudirman, Sudirman
Gema Wiralodra Vol 12 No 1 (2021): Gema Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/gemawiralodra.v12i1.165

Abstract

Artikel ini membahas mengenai peranan kerangka Technological, Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) dalam pembelajaran untuk guru matematika Era digital. Artikel ini merupakan hasil kajian literature dengan sumber kajian berupa artikel baik jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal international yang terakreditasi. Tujuan penulisan artikel ini untuk pengembangan guru matematika yang mengindikasikan perlu adanya profesionalitas guru matematika, terutama pada kompetensi pedagogik dan profesional. Salah satu kerangka yang dapat digunakan untuk memfasilitasi pengembangan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional adalah Technological, Pedagogical and Content Knowledge (TPACK). Dengan TPACK, guru matematika diharapkan dapat mengembangkan kemapuan pedagogic, kempuan pembuatan konten yang diintegrasikan dengan teknologi dalam pembelajaran pada materi matematika sehingga mampu membentuk karakter dan kepribadian siswa yang teritegrasi dengan teknologi saat disekolah. Kerangka kerja teknologi, pedagogis, dan pengetahuan konten (TPACK) memberikan pemahaman tentang pengetahuan guru di tiga bidang dan bagaimana hal itu digunakan untuk mengajar secara efektif dengan teknologi maka perlu dilakukan penelitian-penelitian tentang TPACK
A semiotic perspective of mathematical activity: The case of integer Purwasih, Ratni; Turmudi, Turmudi; Afgani Dahlan, Jarnawi; Irawan, Edi; Minasyan, Sona
Jurnal Infinity Vol 13 No 1 (2024): VOLUME 13, NUMBER 1, INFINITY
Publisher : IKIP Siliwangi and I-MES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/infinity.v13i1.p271-284

Abstract

Semiotics is defined as using signs to represent mathematical concepts in problem-solving. The mathematical semiotic process involves creating meaning from the triadic relationship between the representamen (R), object (O), and interpretant (I). Mathematical semiotics play an essential role in the cognitive processes of individuals as they formulate and communicate mathematical ideas. Therefore, this study aims to describe the stages of the semiotic process of junior high school students solving integers-related mathematical problems. In this qualitative analysis, the participant is a seventh-grade student categorized as pseudo-semiotic. The research instrument is a test on integers and interviews. The results demonstrate that the semiosis related to integers involves the representamen, object, and interpretant stages. For a subject with a pseudo-semiotic type, this meaning-making process requires the construction of a comprehensive understanding of the concept. Furthermore, the understanding is developed using various instruments, resulting in connection conflicts between different components of the semiotic system. Connection conflict occurs because of the mismatched relationship between the elements of semiosis: representamen, object, and interpretant. A pseudo-semiotic subject only has a superficial understanding of mathematical concepts, making it challenging to establish accurate connections between symbols and their underlying meanings. Consequently, this hinders the ability to understand mathematics profoundly and apply the concepts in real-life situations.
PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA DALAM PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN: Mengukur Batasan Usia Sisi Kesehatan dan Emosional untuk Berkeluarga Mardisentosa, Bambang; Afgani Dahlan, Jarnawi; Dharmayanti, Nela; Afriadi, Bambang; Ayuningtyas Kusumastut, Nury; Ayu Pratiwi, Ns.; Khaeriyah, Siti
JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) Vol. 8 No. 02 (2021): JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JKKP.082.01

Abstract

This research aims to develop a model instrument for adolescent health education in maturing the age of marriage. At adolescence, the female reproductive organs are psychologically well developed and strong and ready to give birth to offspring and physically begin to mature. For that, it needs a method of health education that can reach teenagers. This research used a development method that also includes the instrument standardization process. The model used is a 4-D model development consisting of define, design, develop, and disseminate. The subjects of this study consisted of adolescents aged 10-15 years and 16-21 years in Tangerang City. The sample was selected in this study through cluster random sampling technique. This study indicates that reproductive health education can increase the knowledge of adolescents in Tangerang City about maturing the age of marriage. Health education activities through reproductive education have shown quite effective results in increasing adolescent knowledge about maturing age at marriage. At the pretest, adolescents' knowledge was included in the poor category because the teenagers had not received direct information about maturing age at marriage. However, indirectly some teenagers get information from the mass media without further knowledge, namely at the knowing stage. However, during the posttest, there was a significant increase in respondents' knowledge about reproductive health education. Of the 13 indicators, all experienced an increase in the average value of knowledge compared to the reproductive health education pretest. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen model pendidikan kesehatan remaja dalam pendewasaan usia perkawinan. Pada usia remaja tersebut, organ reproduksi perempuan secara psikologis sudah berkembang dengan baik dan kuat serta siap untuk melahirkan keturunan dan secara fisik pun mulai matang. Untuk itu diperlukan suatu metode pendidikan kesehatan yang dapat menjangkau para remaja. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang juga meliputi proses pembakuan instrumen. Model yang digunakan adalah pengembangan model 4-D yang terdiri dari define (pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran). Subjek penelitian ini terdiri dari remaja berusia 10 – 15 tahun dan 16 – 21 tahun di Kota Tangerang. Sampel dipilih pada penelitian ini melalui teknik cluster random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan reproduksi dapat meningkatkan pengetahuan remaja di Kota Tangerang tentang pendewasaan usia perkawinan. Kegiatan pendidikan kesehatan melalui pendidikan reproduksi menunjukkan hasil yang cukup efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang pendewasaan usia perkawinan. Pada saat pretest, pengetahuan remaja termasuk dalam kategori kurang karena belum mendapatkan informasi secara langsung mengenai pendewasaan usia perkawinan. Akan tetapi secara tidak langsung beberapa remaja mendapatkan informasi dari media massa tanpa pengetahuan lebih lanjut yakni pada tahap tahu. Namun, saat posttest, terjadi peningkatan yang signifikan pada pengetahuan responden mengenai pendidikan kesehatan reproduksi. Dari 13 indikator, semuanya mengalami peningkatan nilai rata-rata pengetahuan dibandingkan saat pretest pendidikan kesehatan reproduksi.