Eka Sari, Niken Ayu Merna
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Peningkatan Peran Orangtua Dalam Deteksi Dini Gangguan Keterlambatan Bicara (Speech Delay) Pada Anak Usia 12-36 Bulan Satya Laksmi, I Gusti Ayu Putu; Eka Sari, Niken Ayu Merna; Resiyanthi, Ni Komang Ayu; Saraswati, Ni Luh Gede Intan; Parwati, Putu Ayu
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 3 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v3i1.483

Abstract

Gangguan keterlambatan bicara dan berbahasa anak merupakan salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Dalam perkembangan berbicara anak usia dini, orang tua adalah pondasi pertama dalam membentuk kosakata berbicara anak, serta memberikan dampak besar terhadap tumbuh kembang anak. Peran orangtua dalam mendeteksi secara dini perkembangan bicara anak sangat penting untuk menghindari terjadinya gangguan perkembangan. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan peran orangtua dalam mendeteksi gangguan keterlambatan bicara pada anak. Metode kegiatan dilakukan dengan mengajarkan orangtua cara mendeteksi gangguan keterlambatan bicara pada anak menggunakan instrumen CLAMS (Clinical Linguistic & Auditory Milestone Scale), serta melakukan pre-test dan post-test. Kegiatan pengabdian ini dikuti oleh orangtua yang memiliki anak usia 12-36 bulan, yang berada di Banjar Kaje Kauh Tulikup. Hasil kegiatan menunjukan bahwa dari pre dan post mengalami perubahan yang signifikan setelah diberikan edukasi dan diajarkan cara menggunakan instrumen CLAMS, dimana dari hasil pre-test awalnya didominasi oleh tingkat pengetahuan yang kurang (83,3%) kemudian post-test didominasi menjadi tingkat pengetahuan yang baik 96,7%). Hasil penilaian deteksi gangguan bicara dengan menggunakan instrumen CLAMS, bahwa sebagian besar dalam kategori normal (96,7%). Disarankan kepada orangtua, lebih meluangkan waktu bersama anak untuk memantau perkembangan kemampuan berbicara, lebih tanggap dalam mendeteksi perkembangan bicara anak, bisa melakukan penilaian mandiri serta melakukan stimulasi kepada anak di rumah. Kata kunci : Anak, speech delay, peran orangtua
Upaya Pengendalian Angka Kejadian Stunting Melalui Pendekatan Terapi Komplementer Pada Bayi Dan Balita Eka Sari, Niken Ayu Merna; Resiyanthi, Ni Komang Ayu; Laksmi, I Gusti Ayu Putu Satya; Saraswati, Ni Luh Gede Intan; Parwati, Putu Ayu
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 3 No 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v3i2.549

Abstract

Stunting merupakan salah satu permasalahan Nasional yang sampai saat ini belum dapat ditangani. Indonesia termasuk dalam salah satu negara besar di dunia dengan masalah stunting dengan angka kejadian 24,1%. Target yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2025 yaitu menurunkan angka stunting hingga 40%. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu mengoptimalkan pemberian gizi pada balita. Asupan nutrisi sangat dipengaruhi oleh nafsu makan pada bayi dan balita, saat ini metode komplementer menjadi salah satu metode popular yang dapat dilakukan yaitu salah satunya pijat bayi. Pijat merupakan metode yang mudah dipelajari, murah, sederhana untuk dilakukan dan dapat dilakukan di rumah secara mandiri. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang pijat dan nantinya dapat meningkatkan keterampilan orang tua dalam melakukan terapi pijat pada bayi dan balita. Metode kegiatan pemberian informasi melalui metode ceramah dan demonstrasi tentang pijat pada bayi dan balita, serta melakukan pre-test dan post-test. Kegiatan pengabdian ini dikuti oleh orangtua yang memiliki bayi dan balita di Dauh Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara sejumlah 30 orang. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa dari pre dan post mengalami perubahan yang signifikan setelah diberikan edukasi dan demonstrasi, dimana dari hasil pre-test awalnya didominasi oleh tingkat pengetahuan yang cukup sejumlah 24 responden (80%) kemudian post-test didominasi menjadi tingkat pengetahuan yang baik yaitu sejumlah 27 responden (90%). Hasil analisis didapatkan nilai p value 0,001. Disarankan kepada orang tua untuk dapat mengaplikasikan pijat pada bayi dan balita di rumah secara rutin guna meningkatkan nafsu makan pada bayi dan balita. Nafsu makan yang baik akan menunjang asupan nutrisi yang adekuat sehingga bayi dan balita akan terhindar dari permasalahan gizi yaitu stunting.   Kata kunci : Stunting, pijat bayi dan balita
HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK ORANG TUA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI UPTD PUSKESMAS TABANAN III: RELATIONSHIP OF PARENTS SMOKING BEHAVIOR WITH THE EVENT OF ACUTE RESPIRATORY INFECTION IN INFANTS AT TABANAN UPTD PUSKESMAS III Wahyuni, Ni Made Heni; Mirayanti, Ni Ketut Ayu; Eka Sari, Niken Ayu Merna
Bali Medika Jurnal Vol 7 No 1 (2020): Bali Medika Jurnal Vol7 No 1 Juli 2020
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v7i1.94

Abstract

Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut menyumbang 16% dari seluruh kematian anak di dunia usia dibawah 5 tahun yang menyebabkan kematian pada 920.136 balita. Kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita disebabkan oleh faktor demografi, faktor biologis dan faktor polusi yang berupa perilaku merokok. Paparan asap rokok pada anak dari orang tua menjadikan anak terpapar dengan asap berbahaya yang dapat mengganggu saluran napasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku merokok orangtua dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut pada balita di UPTD Puskesmas Tabanan III. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 68 orang dengan teknik sampel purposive sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan lembar observasi dengan uji statistik Chi Square. Hasil penelitian didapatkan dari 68 responden, sebesar 75% orang tua merokok dan kejadian ISPA pada balita sebesar 63,2%. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara perilaku merokok orang tua dengan kejadian ISPA pada balita di UPTD Puskesmas Tabanan III. Disarankan kepada tenaga kesehatan dapat meningkatkan kegiatan sosialisasi dan edukasi tentang bahaya merokok bagi balita
Pemberdayaan Remaja Dalam Membangun Usaha Kesehatan Jiwa Sekolah Melalui Edukasi Dan Screening Kesehatan Di SMK Bali Dewata Satya Laksmi, I Gusti Ayu Putu; Eka Sari, Niken Ayu Merna; Resiyanthi , Ni Komang Ayu; Saraswati, Ni Luh Gede Intan; Parwati, Putu Ayu
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 4 No 2 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v4i2.676

Abstract

Kesehatan mental remaja merupakan aspek krusial dalam proses tumbuh kembang mereka, yang sangat dipengaruhi oleh tekanan akademik, sosial, serta pencarian jati diri. Hampir 50% gangguan kesehatan mental mulai muncul sebelum usia 14 tahun, dengan depresi dan kecemasan menjadi kondisi yang paling umum dialami oleh remaja. Berdasarkan kondisi tersebut, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di SMK Kesehatan Bali Dewata pada bulan Februari 2025 dengan tujuan memberikan edukasi seputar kesehatan mental serta mengenalkan metode skrining kesehatan mental kepada remaja. Kegiatan ini dilakukan melalui penyuluhan menggunakan media presentasi PowerPoint serta demonstrasi mengenai cara melakukan skrining kesehatan mental. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan siswa mengenai gambaran umum, faktor risiko, dan langkah-langkah pencegahan masalah kesehatan mental pada remaja, yang terlihat dari peningkatan hasil post test. Sebelum edukasi diberikan, sebanyak 34,38% siswa memiliki pengetahuan yang baik, 50% berada pada kategori cukup, dan 15,62% tergolong kurang. Setelah edukasi, terjadi peningkatan signifikan, di mana 84,38% siswa menunjukkan pengetahuan yang baik dan 15,62% berada pada kategori cukup. Selain itu, siswa juga memperoleh pemahaman dan pengalaman praktis mengenai skrining kesehatan mental.   Kata kunci : Kesehatan jiwa, edukasi, skrining, remaja