Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Upaya Pengendalian Angka Kejadian Stunting Melalui Pendekatan Terapi Komplementer Pada Bayi Dan Balita Eka Sari, Niken Ayu Merna; Resiyanthi, Ni Komang Ayu; Laksmi, I Gusti Ayu Putu Satya; Saraswati, Ni Luh Gede Intan; Parwati, Putu Ayu
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 3 No 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v3i2.549

Abstract

Stunting merupakan salah satu permasalahan Nasional yang sampai saat ini belum dapat ditangani. Indonesia termasuk dalam salah satu negara besar di dunia dengan masalah stunting dengan angka kejadian 24,1%. Target yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2025 yaitu menurunkan angka stunting hingga 40%. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu mengoptimalkan pemberian gizi pada balita. Asupan nutrisi sangat dipengaruhi oleh nafsu makan pada bayi dan balita, saat ini metode komplementer menjadi salah satu metode popular yang dapat dilakukan yaitu salah satunya pijat bayi. Pijat merupakan metode yang mudah dipelajari, murah, sederhana untuk dilakukan dan dapat dilakukan di rumah secara mandiri. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang pijat dan nantinya dapat meningkatkan keterampilan orang tua dalam melakukan terapi pijat pada bayi dan balita. Metode kegiatan pemberian informasi melalui metode ceramah dan demonstrasi tentang pijat pada bayi dan balita, serta melakukan pre-test dan post-test. Kegiatan pengabdian ini dikuti oleh orangtua yang memiliki bayi dan balita di Dauh Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara sejumlah 30 orang. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa dari pre dan post mengalami perubahan yang signifikan setelah diberikan edukasi dan demonstrasi, dimana dari hasil pre-test awalnya didominasi oleh tingkat pengetahuan yang cukup sejumlah 24 responden (80%) kemudian post-test didominasi menjadi tingkat pengetahuan yang baik yaitu sejumlah 27 responden (90%). Hasil analisis didapatkan nilai p value 0,001. Disarankan kepada orang tua untuk dapat mengaplikasikan pijat pada bayi dan balita di rumah secara rutin guna meningkatkan nafsu makan pada bayi dan balita. Nafsu makan yang baik akan menunjang asupan nutrisi yang adekuat sehingga bayi dan balita akan terhindar dari permasalahan gizi yaitu stunting.   Kata kunci : Stunting, pijat bayi dan balita
Kesehatan Mental Pada Remaja: The Overview of Mental Health in Adolescents Gintari, Komang Wahyu; Desak Made Ari Dwi Jayanti; Laksmi, I Gusti Ayu Putu Satya; Sintari, Silvia Ni Nyoman
Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA) Vol. 2 No. 3 (2023): Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA)
Publisher : Yayasan Lentera Mitra Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55887/nrpm.v2i3.49

Abstract

Latar Belakang: Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat secara fisik, psikis/mental maupun intelektual. Tujuan: untuk menggambarkan Kesehatan mental pada remaja di Desa Ubung Kaja. Metode: Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan rancangan penelitian survei yang dilakukan di Desa Ubung Kaja pada 24 Oktober-22 November 2022 dengan Teknik stratified random sampling, jumlah sampel 265 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner karakteristik responden dan Self Reporting Questionnaire 29 (SRQ-29). Data dianalisa dengan analisis univariat. Hasil: Ditemukan terbanyak usia responden 19-24 tahun sebanyak 117(44,2%) dan jenis kelamin didominasi perempuan sebanyak 138(52,1%). Hubungan teman sejawat didominasi baik sebanyak 245(92,5%), tingkat stres didominasi dengan stres ringan sebanyak 196(74%) dan penindasan/penindasan didominasi netral sebanyak 110(41,5%). Remaja yang memiliki Gangguan Mental Emosional (GME) sebanyak 124(46,8%), tidak ada penggunaan zat psikoaktif pada remaja, remaja yang memiliki gejala psikotik/psikosis sebanyak 13(4,9%), dan remaja yang memiliki indikasi gejala Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)  sebanyak 20(7,5%). Kesimpulan: Adanya pengaruh faktor karakteristik dengan terjadinya gangguan mental, diantaranya usia, jenis kelamin, stress. Penting bagi remaja untuk menjaga kesehatan mental.
Upaya Pencegahan Stunting Dari Hulu Dengan Mewujudkan Remaja Sehat Sari, Niken Ayu Merna Eka; Resiyanthi, Ni Komang Ayu; Laksmi, I Gusti Ayu Putu Satya; Saraswati, Ni Luh Gede Intan; Parwati, Putu Ayu
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 4 No 1 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v4i1.637

Abstract

Stunting merupakan permasalahan Nasional yang sampai saat ini belum dapat terpecahkan. Target penurunan stunting yang ditetapkan Pemerintah di Tahun 2024 ini adalah mencapai 14%, namun pencapaian tersebut masih jauh dari angka kejadian stunting yang saat ini mencapai angka 21,6%. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu pencegahan stunting dari hulu yaitu pencegahan dengan mewujudkan remaja yg sehat dimana remaja ini adalah calon orang tua yang nantinya akan menghasilkan keturunan. Dengan mewujudkan calon orang tua yang sehat maka akan menghasilkan keturunan yang sehat pula. Kegiatan ini dilaksanakan di Banjar Mekar Sari Desa Dauh Puri Kaja Kecamatan Denpasar Utara Kabupaten Denpasar. Kegiatan ini dihadiri oleh 35 remaja. Kegiatan yang dilakukan yaitu memberikan edukasi tentang stunting dan peran remaja dalam pencegahan stunting. Pemberian edukasi dilakukan dengan metode ceramah dan dibantu dengan media power point dan leafleat. Setelah pemberian edukasi dilanjutkan dengan sesi diskusi untuk mengoptimalkan pemahaman audiens tentang materi yang telah disampaikan. Sebelum dan setelah diberikan edukasi dilakukan pengukuran tingkat pengetahuan remaja melalui pengisian kuesioner pengetahuan. Hasil yang didapatkan yaitu sebelum diberikan edukasi didapatkan sejumlah 6 (17,1%) remaja memiliki pengeahuan baik sedangkan setelah diberikan edukasi mengalami peningkatan pengetahuan remaja baik menjadi 32 (91,4%) orang.  Berdasarkan hasil tersebut membuktikan bahwa pemberian edukasi mampu meningkatkan pengetahuan remaja, oleh karena itu diharapkan pemberian edukasi dapat dilakukan secara kontinue untuk terus dapat mengingatkan remaja tentang pentingnya menjaga gaya hidup guna menciptakan remaja sehat dan menghasilkan keturunan yang bebas stunting. Kata kunci : Edukasi, Remaja, Stunting
Implementasi Relaksasi Otot Progresif terhadap Gangguan Mental Emosional Remaja Sari, Ni Wayan Nopita; Jayanti, Desak Made Ari Dwi; Wahyudi, Hendro; Laksmi, I Gusti Ayu Putu Satya; Sintari, Silvia Ni Nyoman
Empiricism Journal Vol. 5 No. 2: December 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/ej.v5i2.1914

Abstract

Masalah kesehatan gangguan mental emosional yang dialami remaja cukup tinggi. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan mental emosional dengan relaksasi otot progresif. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif terhadap gangguan mental emosional remaja. Jenis penelitian pra eksperiment dengan rancangan one group pre-test post-test. Sampel dipilih dengan teknik purpusive sampling, yaitu siswa-siswi kelas XI MIPA disalah satu SMA Kabupaten Gianyar sebanyak 34 responden. kuesioner mengukur gangguan mental emosional menggunakan Self Reporting Questionnaire-29 (SRQ-29). Analisis data uji Wilcoxson Signed Rank Test dengan tingkat kepercayaan 95% (?=0.05), karena setelah dilakukan uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk, data tersebut berdistribusi tidak normal. Hasil penelitian rata-rata nilai gangguan mental emosional sebelum diberikan perlakuan adalah 9,53 dan rata-rata setelah diberikan perlakuan adalah 7,32. Terdapat penurunan rerata gangguan mental emosional sejumlah 2,21 yang berarti bermakna. Hasil analisis menggunakan uji Wilcoxson Signed Rank Test terdapat nilai p 0,000 bahwa ada pengaruh relaksasi otot progresif terhadap gangguan mental emosional pada remaja. Relaksasi otot progresif efektif menurunkan nilai gangguan mental emosional pada remaja. Disarankan kepada remaja untuk melakukan terapi relaksasi otot progresif untuk mengatasi gangguan mental emosional dan tetunya kesehatan mental akan semakin baik. Implementation of Progressive Muscle Relaxation Against Mental Emotional Disorders of AdolescentsAbstractThe health problems of emotional mental disorders experienced by teenagers are quite high. Ways that can be used to overcome emotional mental disorders are with progressive muscle relaxation. The research aims to determine the effect of progressive muscle relaxation on mental emotional disorders in adolescents. This type of research is pre-experimental with a one group pre-test post-test design. The sample was selected using a purpusive sampling technique, namely students from class XI MIPA at one of the high schools in Gianyar Regency, totaling 34 respondents. The questionnaire measures emotional mental disorders using the Self Reporting Questionnaire-29 (SRQ-29). Analysis of the Wilcoxson Signed Rank Test data with a confidence level of 95% (?=0.05), because after testing the data for normality with Shapiro-Wilk, the data was not normally distributed. The research results showed that the average score for emotional mental disorders before being given treatment was 9.53 and the average after being given treatment was 7.32. There was a decrease in the average of emotional mental disorders by 2.21, which was significant. The results of the analysis using the Wilcoxson Signed Rank Test showed a p value of 0.000 that there was an effect of progressive muscle relaxation on emotional mental disorders in adolescents. Progressive muscle relaxation is effective in reducing mental emotional disorders in adolescents. It is recommended for teenagers to carry out progressive muscle relaxation therapy to overcome emotional mental disorders and of course their mental health will improve.
HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 7-24 BULAN DI UPT PUSKESMAS SUSUT I KABUPATEN BANGLI: HISTORICAL TIES OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING WITH NUTRITIONAL STATUS OF TODDLER AGED 7-24 MONTHS IN UPT PUSKESMAS SUSUT I OF BANGLI DISTRICT Sudilestari, Anak Agung Ayu; Laksmi, I Gusti Ayu Putu Satya; Purwanti, Ika Setya
Bali Medika Jurnal Vol 5 No 1 (2018): Bali Medika Jurnal Vol 5 No 1 July 2018
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v5i1.22

Abstract

Pendahuluan: Kekurangan gizi merupakan masalah kesehatan utama di negara yang sedang berkembang, dan melatarbelakangi lebih dari 50% kematian balita. Pemberian ASI paling sedikit 6 bulan direkomendasikan untuk menurunkan kesakitan dan kematian anak akibat gangguan gizi. Metode: Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dengan desain penelitian cross sectional. jumlah sampel pada menelitian ini sebanyak 83 responden dengan Teknik purposive sampling. Hasil: uji analitik menggunakan uji korelasi Rank Spearman didapatkan nilai signifikan p = 0,002 (p < 0,05) dan r = -0,333, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dengan status gizi balita usia 7-24 bulan. Diskusi: Pemberian ASI secara eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan sangat penting untuk menunjang status gizi balita sehingga pertumbuhan dan perkembangannya menjadi optimal. Kata Kunci: ASI eksklusif, gizi, balita ABSTARCT Introduction: Malnutrition is a major health problem in developing countries, and underlies more than 50% of under-five mortality. Breast feeding of at least 6 months is recommended to reduce morbidity and mortality of children due to nutritional disorders. Method: This research design using non experimental research method with cross sectional research design. the number of samples in this research as many as 83 respondents with purposive sampling technique. Result: analytic test using Rank Spearman correlation test got significant value p = 0,002 (p <0,05) and r = -0,333, so it can be concluded there is correlation between history of exclusive breastfeeding with nutritional status of children aged 7-24 months. Discussion: Breastfeeding exclusively until 6 months old baby is very important to support the nutritional status of toddlers so that growth and development become optimal. Keywords: Exclusive breastfeeding, nutrition, toddlers
PENGARUH KOMPRES DINGINTERHADAP TINGKAT NYERI SAAT PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA SEKOLAH: THE EFFECT OF COLD COMPRESS ON LEVELS PAIN DURING INFUSION INSTALLATION IN SCHOOL-AGE CHILDREN Laksmi, I Gusti Ayu Putu Satya; Suryati, Ni Made; Yanti, Ni Luh Gede Puspita
Bali Medika Jurnal Vol 5 No 2 (2018): Bali Medika Jurnal Vol 5 No 2 Desember 2018
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v5i2.35

Abstract

Pendahuluan:Prosedur pemasangan infus pada anak usia sekolah merupakan prosedur invasifyang mengakibatkan nyeri. Nyeri yang tidak ditangani dapat menimbulkan kesulitan tidur, ansietas, ketidakberdayaan dan keputusasaan. Kompres dingin merupakan salah satu tindakan keperawatan yang mampu mengurangi nyeri dengan memberikan efek anestesi lokal pada area yang akan dipasang infus. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kompres dingin terhadap tingkat nyeri saat pemasangan infus pada anak usia sekolah. Metode:Desain penelitian menggunakan true eksperimental, dengan rancangan posttest-only control design. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dengan sampel sebanyak 20 responden terbagi menjadi dua kelompok (10 responden kelompok kontrol dan 10 responden kelompok perlakuan).Kompres dingin dilakukan selama 3 menit sebelum pemasangan infus dilakukan.Hasil:Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat nyeri anak pada kelompok kontrol 6,4 termasuk nyeri sedang. Rata-rata tingkat nyeri pada kelompok perlakuan 2,7 termasuk nyeri ringan. Beda rata-rata tingkat nyeri pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebesar 3,7. Diskusi:Hasil uji Independent T Test didapatkan p value 0,000, menunjukkan ada pengaruh kompres dinginterhadap tingkat nyeri saat pemasangan infus pada anak usia sekolah di RSUD Sanjiwani Gianyar. Kompres dingin saat pemasangan infus pada pasien anak diharapkan dapat dijadikan standar, sehingga dapat menurunkan nyeri pada pasien anak. Kata kunci:Anak usia sekolah, Kompres dingin, Tingkat Nyeri ABSTRACK Introduction:The infusion procedure in school-age children is an invasive procedure that results pain. Pain that is not treated may cause anxiety, insomnia, powerlessness and hopelessness. Cold compress is one of the nursing interventions that are able toreduce pain by providing local anesthetic effect on the area where the infusion will be installed. The aim of the study to identify the effects of cold compress on levels of pain in school-age children during infusion installation.Method:Design of study was true experimental, with a posttest-only control design, by using consecutive sampling with 20 respondents consisted of two groups (10 control group and 10 intervention group). Cold compress was performed for 3 minutes prior infusion installation. Result:Results indicated that mean level of child pain in control group of 6,4 included moderate pain, mean level in intervention group of 2,7 included mild pain. Discussion:Bivariate analysis using Independent T Test.Mean difference of pain level in treatment and control group was 3,7 (p value 0,000), there are effects of cold compress on levels of pain during infusion installation in school-age children at Sanjiwani Gianyar hospital. Cold compresses during infusion in pediatric patients are expected to be standardized, by reducing pain in pediatric patients Key word:School-age children, cold compress, Pain Level
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC TERHADAP KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS TAMPAKSIRING II Citrawati, Ni Ketut; Laksmi, I Gusti Ayu Putu Satya
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol. 8 No. 2 (2021): Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Bagian Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/JKS.V8i2.15299

Abstract

Tujuan: Angka kematian ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan dan infeksi. Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang ANC terhadup kunjungan ANC di Puskesmas Tampaksiring II. Metode: Desain penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 30 responden ibu hamil. Analisis data menggunakan saphiro wilk. Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring II. Hasil: Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa dari 30 responden 25 (83,3%) responden memiliki pengetahuan baik dengan melakukan kunjungan antenatal care teratur sedangan 5 (16,7 %) responden memiliki pengetahuan kurang dengan melakukan kunjungan antenatal care tidak teratur. Hasil uji statistik dapat diketahui p value sebesar 0,00 yang artinya bahwa p value < α 0,05, maka secara statistik ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care terhadap kunjungan antenatal care di Puskesmas Tampaksiring II. Simpulan: Bagi ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang ANC sehingga ibu hamil lebih tahu pengertian, manfaat dan tujuan ANC dan menjadikan motivasi supaya ibu hamil patuh melaksanakan ANC