Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aliran filsafat idealisme, pragmatisme, dan eksistensialisme dalam pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar robotika berbasis Project Based Learning (PjBL) dengan memanfaatkan mikrokontroler Arduino UNO dan sampah anorganik sebagai media pembelajaran kreatif pada materi listrik arus searah (DC). Pendekatan filsafat pendidikan digunakan untuk meninjau aspek idealisme, pragmatisme, dan eksistensialisme dalam penerapan model ini, sehingga pembelajaran tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga bermakna secara filosofis bagi pengembangan potensi siswa. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian refleksi diri (Self-Reflective Research). Data penelitian diperoleh melalui data reflektif dan data introspektif. Data tersebut kemudian dianalisis secara tematik reflektif untuk menemukan makna filosofis penerapan model PjBL berbasis robotika dalam konteks idealisme, pragmatisme, dan eksistensialisme. Data menunjukkan bahwa pembelajaran fisika menggunakan bahan ajar robotik berbasis PjBL dengan kombinasi Arduino UNO dan sampah anorganik terbukti efektif meningkatkan ketrampilan abad 21 siswa MAN 3 Kota Jambi. Berdasarkan hasil analisis, secara filosofis keberhasilan ini mencerminkan perpaduan tiga aliran utama pendidikan yaitu secara idealisme dapat menumbuhkan rasionalitas, nilai moral, dan keindahan berpikir, dimana siswa belajar berpikir logis, teratur, dan bermakna. Secara pragmatisme, menekankan pembelajaran melalui pengalaman nyata (learning by doing), dimana siswa menemukan pengetahuan melalui praktik langsung, pemecahan masalah, dan kolaborasi. Secara eksistensialisme dapat memberi ruang bagi kebebasan berekspresi, tanggung jawab, dan pencarian makna pribadi dalam belajar. Secara keseluruhan, pembelajaran robotik berbasis PjBL ini bukan hanya mengajarkan konsep fisika dan teknologi, tetapi juga membentuk manusia yang berpikir kritis, kreatif, peduli, dan reflektif, selaras dengan tujuan filsafat pendidikan untuk menciptakan pembelajar yang utuh secara intelektual, moral, dan eksistensial.