Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Kearifan Lokal Hajat Laut Budaya Maritim Pangandaran Yanti Heriyawati; Een Herdiani; Ipit Saefidier Dimyati
PANGGUNG Vol 30 No 2 (2020): Identitas Sosial Budaya dan Ekonomi Kreatif
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v30i2.1169

Abstract

ABSTRACTHajat Laut (sea celebration) as a tradition of Pangandaran coastal community has been changing as thechanging of the people’s social structure. Pangandaran, a regency which is famous of sea tourism object,still maintains the ritual of Hajat Laut containing local wisdom. This writing is aimed at analyzinghow Hajat Laut as a primordial cultural heritage of nautical community adapts with the social economydevelopment of the people. Mircea Eliade’s view is applied to trace the old views containing local wisdom.Meanwhile, Thomas Kuhn’s proposition bridges the discussion on paradigm dynamics toward theevents of Hajat Laut. in addition to literature study, the data are obtained through observation basedon characteristics of qualitative research. The result shows that Hajat Laut as the heritage of primordialsociety passes through an interpretation process from each of the generations. The anomaly existingin the process of paradigm debates place Hajat Laut in the presence and position adjusting to the livedevelopment need of Pangandaran society as a tourism city. At the same time, the economic, social, andreligious needs are fulfilled by keep maintaining the local wisdom of the culture.Keywords: local wisdom, hajat laut, coastal, PangandaranABSTRAKHajat Laut sebagai tradisi masyarakat pesisir Pangandaran telah mengalami perubahandengan perubahan struktur sosial masyarakatnya. Pangandaran sebagai kabupaten yangterkenal dengan objek wisata laut ini masih menyimpan ritual Hajat Laut yang bermuatankearifan lokal. Tulisan ini bertujuan mengkaji bagaimana Hajat Laut sebagai warisan budayaprimordial masyarakat laut mengalami proses adaptasi dengan perkembangan sosial ekonomimasyarakatnya. Pemikiran Mircea Eliade digunakan untuk menelusuri jejak-jejak pemikiranlama yang bermuatan kearifan lokal. Sementara pandangan Thomas Kuhn menjembatani dalampembahasan dinamika paradigma terhadap peristiwa Hajat Laut. Selain studi pustaka, datadatapenelitian dikumpulkan melalui observasi berdasarkan karakteristik penelitian kualitatif.Hasil kajian menunjukkan bahwa, Hajat Laut sebagai warisan masyarakat primordial melewatiproses interpretasi dari setiap generasinya. Anomali yang terjadi dalam proses perdebatanparadigma menempatkan Hajat Laut kini hadir dan mengalir sesuai dengan perkembangankebutuhan hidup masyarakat Pangandaran, sebagai kota wisata. Secara bersamaan pemenuhankebutuhan ekonomi, sosial, dan religi terpenuhi dengan tetap mempertahankan nilai-nilaikearifan lokal budayanya.Kata Kunci: kearifan lokal, hajat laut, pesisir, Pangandaran
Pelestarian Budaya Jawa: Inovasi dalam Bentuk Pertunjukan Wayang Orang Sriwedari Sri Rochana Widyastitieningrum; Een Herdiani
PANGGUNG Vol 33 No 1 (2023): Nilai-Nilai Seni Indonesia: Rekonstruksi, Implementasi, dan Inovasi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v33i1.1752

Abstract

Artikel ini membahas tentang inovasi bentuk pertunjukan wayang orang sriwedari di Surakarta. Inovasi pertunjukan wayang orang dilakukan agar tetap bertahan pada masa pandemi covid-19 yang dihadapi masyarakat. Inovasi sebagai hasil kreativitas dari para seniman muda pemain wayang orang sriwedari berupaya menghasilkan pertunjukan wayang orang yang menarik dan padat serta dapat diapresiasi masyarakat, khususnya generasi muda. Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan pendekatan etnokoreologi dan dramaturgi. Metode pengumpulan data dengan studi pustaka, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi bentuk pertunjukan wayang orang dilakukan dengan cara menggarap aspek-aspek bentuk pertunjukan yang meliputi garap lakon atau cerita, alur dramatik, garap adegan, garap tokohtokoh, garap gerak tari, garap karawitan tari, tata rias, tata busana, tata panggung, tata cahaya, dan tata suara. Inovasi dilakukan oleh sutradara, pemain, pengrawit, dan pendukung lainnya. Inovasi dilakukan dengan mengutamakan capaian nilai estetik. Inovasi menghasilkan bentuk pertunjukan wayang orang lebih padat, atraktif, dinamis, dan menarik, serta durasi waktu pertunjukan semakin singkat, yaitu 2 jam. Hal itu berpengaruh pada pertunjukan wayang orang sriwedari bersifat kekinian dan eksis, serta diapresiasi oleh masyarakat luas, terutama Surakarta. Kata kunci: inovasi, pertunjukan, wayang orang, Sriwedari.
The Construction of Sign that form Kabuyutan Cibulan Prasetyo, Eko Budi; Nalan, Arthur S; Herdiani, Een
PANTUN: Jurnal Ilmiah Seni Budaya Vol. 8 No. 2 (2023): Exploring Cultural Narratives and Artistic Expressions
Publisher : Postgraduate Program of Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/pantun.v8i2.2797

Abstract

Cibulan or known as Cibulan Tourism Object is a place that is believed to be kabuyutan. This belief is not only seen from the myths that develop in the community around Cibulan, but there are signs that exist in Cibulan which are the construction of a kabuyutan. This study uses a paradoxical aesthetic approach belonging to Jakob Sumardjo, namely the triple pattern or tritangtu. The concept of tritangtu is to marry two different things and produce harmony that has the properties of both. Tritangtu is needed because in kabuyutan there must be symbols of Tekad, Ucap, and Lampah which are symbols of Sang Hyang Hurip and tritangtu. In addition to the tritangtu element, kabuyutan must also be built at the confluence of male and female rivers. That is the construction of signs forming kabuyutan where this research will explain the signs and the role of the Cibulan kabuyutan in society.
Cittaraga: Healing Dance Studio Based On Traditional Sundanese Dance Herdiani, Een; Munggaran, Muhammad Mughni
PANTUN: Jurnal Ilmiah Seni Budaya Vol. 8 No. 2 (2023): Exploring Cultural Narratives and Artistic Expressions
Publisher : Postgraduate Program of Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/pantun.v8i2.2922

Abstract

Having a healthy body is the hope of every human being because with excellent health life feels more meaningful. To maintain a healthy body, routine and regular activities are needed through medical health checks and other activities such as sports and dancing. Dancing for health has not been revealed by many researchers. Generally, people understand functions for ritual, entertainment, and performance needs. However, there is a function of dance for health that has not been discussed much. This study aims to reveal one of the studio activities that develop dance for health, namely Studio Cittaraga in Bandung. This studio develops healing dance using traditional Sundanese dance movements. Qualitative-descriptive methods are used to uncover these problems. The objects he studied were the perpetrators, both figures of healing dance developers at the Cittaraga studio and training participants. Observation, interviews, and documentation carry out data collection techniques. The results showed that Studio Cittaraga succeeded in developing traditional Sundanese dance movements for healing needs carried out continuously and enjoyably.
TARI TOPENG INDRAMAYU SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PADA PERANCANGAN VIDEO ANIMASI SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN KARAKTER ANAK Yulisa, Dwi; Herdiani, Een; Wastap, Jaeni B
JURNAL PAKARENA Vol 9, No 2 (2024): Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/p.v9i2.62784

Abstract

ABSTRAKRiset ini bertujuan untuk mengejawantahkan perancangan video animasi yang terinspirasi dari tari Topeng Indramayu, hal ini dibangun atas dasar pembentukan karakter seorang anak usia dini karena, dengan perkembangan teknologi sangat signifikan dampaknya terhadap pergeseran karakter dalam kehidupan sehari-hari. Anak lebih menikmati teknologi seperti hp, tv, youtube, tiktok dan anak-anak cenderung lebih beranimo dengan dunianya tanpa bersosialisasi dengan yang lain. Artinya semakin cepat teknologi itu diserap dan dikonsumsi dengan bebas maka akan mempengaruhi tabiat dan pola pikir. Riset ini menggunakan metode kualitatif untuk menelisik fenomena teknologi bagi karakter anak-anak, studi literatur, observasi dan dokumentasi dapat menambah evidensi untuk membuat inovasi perancangan video animasi kisah Kerta dan Rowa yang di adaptasi dari tari topeng Indramayu sebagai sumber gagasan, lima karakter tari topeng Indramayu yaitu topeng Panji, Pamindo, Rumyang, Tumenggung dan Klana serta menggunakan pendekatan psikologi sosial, dengan menggunakan teknologi sebagai media baru yang banyak disukai anak-anak. Menariknya bentuk kemasan dan mudah dipahami baik dari bentuk visual maupun bahasa yang digunakan. Lewat media tersebut diharapkan dapat membentuk karakter atau kepribadian seorang anak yang lebih baik. ABSTRACTThis research aims to realize the design of an animated video inspired by the Indramayu Topeng dance. This is built on the basis of the character building of an early childhood because, with the development of technology, the impact on character shifts in everyday life is very significant. Children enjoy technology more, such as cellphones, TV, Youtube, TikTok and children tend to be more interested with their world without socializing with others. This means that the faster the technology is absorbed and consumed freely, it will affect behavior and mindset. This research uses a qualitative method to examine the phenomenon of technology for children's characters, literature study, observation and documentation can add evidence to create an innovative video animation design for the story of Kerta and Rowa adapted from Indramayu mask dance as a source of ideas, five Indramayu mask dance characters namely Panji, Pamindo, Rumyang, Tumenggung and Klana masks and using a social psychology approach, using technology as a new media that many children like. The interesting form of packaging and easy to understand both from the visual form and the language used. Through this media, it is hoped that it can shape the character or personality of a better child.
Soul Of Barekkeng: Transformasi dan Interpretasi Nilai Pangadereng dari Budaya Masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan Haruna, Ilham; Caturwati, Endang; Rustiayanti, Sri; Herdiani, Een; Saleh, Sukmawati
PANGGUNG Vol 34 No 4 (2024): Dekonstruksi dan Rekonstruksi Identitas Budaya
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v34i4.3556

Abstract

Soul Of Barekkeng merupakan karya tari kontemporer berbasis tradisi yang merepresentasikan kultur pangadereng masyarakat Bugis, yang telah dimaktubkan pada pappaseng sebagai nilai-nilai adiluhung yang terus ditasbihkan kepada hereditasnya.Perekaciptaan tari yang terinspirasi nilai-nilai kultural pangadereng yang dimanifestasikan dalam pappaseng tentang acca, lempu, warani, dan getteng menjadi novelty. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan transformasi dan interpretasi gagasan visual dan artistika dalam wujud tari Soul Of Barekkeng sebagai produk seni. Perekaciptaan ini menggunakan riset kualitatif dan mengelaborasi pendekatan kreativitas oleh Zeng dalam General model of the creative process, yaitu analisis, gagasan ide, evaluasi, sertaimplementasi. Selanjutnya dilakukan pendekatan pengkomposisian tari. Repertoar tari yang memanifestasikan kultur pangaderengmenjadi spirit dalam mengunjungi kembali nilai luhur masyarakat Bugis melalui produk reka cipta dalam wujud bahasa nonverbal. Alih wahana yang bersifat riset dalam kultur pangadereng tersebut dapat menjadi pegangan untuk terus mejaga keberlanjutan nilai-nilai luhur di era futuristik, baik bagi masyarakat Bugis maupun secara universal sebagai perwujudan keberhasilan dan pesan yang harus terus ditransmisikan dalam menata laku kehidupan.
Eksplorasi Artistik Makna “Eusi Kosong” dalam Usik Penca: Refleksi Moral dan Spiritualitas Melalui Karya Seni Saefurridjal, Anggha Nugraha; Herdiani, Een; Sumiati, Lilis
PANGGUNG Vol 35 No 1 (2025): Wacana Seni dalam Identitas, Simbol, Pendidikan Karakter, Moral Spiritual dan Pr
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v35i1.3588

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasikan makna eusi kosong dalam usik penca melalui pendekatan eksplorasi artistik. Secara filosofis, eusi kosong melambangkan keseimbangan antara kekosongan dan isi serta mengandung nilai spiritual yang mengajarkan pengendalian diri dan introspeksi. Usik Penca tidak hanya melatih bela diri, tetapi juga menjadi sarana refleksi dalam mengendalikan hawa nafsu. Melalui metode etnografi dan practice-based research, penelitian ini mengintegrasikan eksplorasi gerakan dan pengalaman kreatif dalam proses reka cipta tari. Proses kreatif ini melibatkan reinterpretasi usik penca menjadi karya tari yang menyampaikan nilai-nilai filosofis dan spiritual. Keseimbangan tradisi dan inovasi menjadi inti dalam karya ini. Tari bukan sekadar ekspresi estetis, tetapi juga sarana edukasi dan refleksi moral. Hasil akhirnya adalah sebuah karya tari yang memvisualisasikan nilai-nilai spiritual dari usik Penca, yang dirancang untuk memperkuat apresiasi terhadap penca sebagai warisan budaya tak benda serta sarana untuk memperdalam pemahaman akan pengendalian diri di tengah tantangan era globalisasi. Sekaligus menegaskan relevansi seni tradisional melalui pendekatan artistik inovatif dalam seni kontemporer.