Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penerapan Metode Demontrasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Metro TA 2019/2020 Nurhasim
An Naba Vol. 4 No. 1 (2021): An Naba : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Darul Fattah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Problems in the implementation of learning cause students' learning outcomes are not good. As for example, the implementation of learning is still centered on the teacher, is conventional by using the lecture system in full, the emphasis is not on facts and information, but rather emphasizes on memorization, attaches more importance to the content than the process, and is less directed at meaningful and functional learning for the lives of students. The learning process that does not involve students in the real world and does not realize interaction between students, making it less interesting, boring, students become passive, as a result of which students can not master the material well. To overcome all of that, researchers applied new media as a way to increase students' learning interest, namely by using demonstration methods. The issue was discussed through class action research conducted through two cycles. Research data obtained through observation in the classroom and documentation of the results of actions taken as well as data from class teachers. From the results of the study obtained an increase in each cycle, namely on the increase in the average grade of students in the pre-cycle is 66.77 in cycle I: 75.00 and 80.00 in cycle II. The percentage of students' learning completion also increased, namely 62.06% in pre-cycle, 79.31% in cycle I, and 100% in cycle II. Thus, the increase in learning completion from pre-cycle to cycle I after improvement was 17.25%, and increased from cycle I to cycle II by 20.69%.
URGENSI PENGUATAN HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT MELALUI PENDAFTARAN DENGAN PENGUATAN TERHADAP MEKANISME TERSISTEMATIS Perdana , M.Ihsan Anugrah; Nurhasim; Luviana, Ervin; Hikmah, Nurul; Yhauma, Mutamimul
Journal of Studia Legalia Vol. 6 No. 2 (2025): Dinamika Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara dalam Sistem Ketataneg
Publisher : FKPH Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini mengkaji urgensi penguatan hak Masyarakat Hukum Adat (MHA) melalui pendaftaran dengan mekanisme administrasi yang tersistematis sebagai jalan menuju rekognisi dan perlindungan yang efektif. Berangkat dari nilai-nilai Pancasila dan mandat UUD NRI 1945—khususnya Pasal 18B ayat (2)—serta problem eksistensi dan perlindungan tanah ulayat dalam berbagai konflik agraria, penelitian ini bertujuan: (i) merumuskan rancangan sistem pencatatan/pengakuan MHA yang memberikan kepastian hukum; (ii) menegaskan kebutuhan penguatan hak MHA dalam undang-undang, termasuk pengaturan tegas atas tanah ulayat; dan (iii) merumuskan rekognisi hak yang operasional dalam pengambilan keputusan publik. Metode yang digunakan adalah yuridis normatif dengan studi pustaka, menggunakan pendekatan perundang-undangan, historis, konseptual, komparatif, dan kasus. Hasil penelitian menegaskan empat tahap kunci pendaftaran MHA—identifikasi, verifikasi, validasi, dan penetapan—yang harus dilaksanakan secara partisipatif, terukur, transparan, dan akuntabel, disertai koordinasi lintas sektor serta mekanisme monitoring dan evaluasi. Penelitian juga menunjukkan bahwa penguatan hak MHA dalam undang-undang (termasuk tanah ulayat) bukan hanya memenuhi mandat konstitusi, tetapi juga mencegah konflik, menjaga keberlanjutan ekosistem, serta memperkuat keadilan sosial. Rekomendasi inti adalah pembentukan regulasi khusus (RUU MHA) yang memuat mekanisme pendaftaran tersistematis dan jaminan rekognisi/ perlindungan yang efektif, termasuk akses keadilan melalui peradilan adat dan skema penyelesaian sengketa yang adil dan inklusif.. Kata Kunci: masyarakat hukum adat, pengakuan administrasi, tanah ulayat, rekognisi
URGENSI PENGUATAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEBAGAI REPRESENTASI DAERAH GUNA MANIFESTASI PRINSIP DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DALAM SISTEM PRESIDENSIAL INDONESIA: URGENSI PENGUATAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEBAGAI REPRESENTASI DAERAH GUNA MANIFESTASI PRINSIP DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DALAM SISTEM PRESIDENSIAL INDONESIA Hikmah, Nurul; Pratama, Juan; Nurhasim; Luviana, Ervin; Yhauma, Mutamimul
Journal of Studia Legalia Vol. 6 No. 2 (2025): Dinamika Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara dalam Sistem Ketataneg
Publisher : FKPH Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai distribusi kekuasaan yang dalam kenyataan belum sepenuhnya mencerminkan prinsip pemisahan kekuasaan dalam sistem pemerintahan presidensial di Indonesia. Penelitian ini secara khusus menganalisis posisi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai lembaga representasi daerah serta kecukupan kerangka hukumnya dalam kaitannya dengan implementasi nyata dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Menggunakan metode yuridis normatif melalui studi dokumen, penelitian ini menganalisis bahan hukum primer, seperti ketentuan konstitusi, perundang-undangan, dan putusan Mahkamah Konstitusi, serta bahan sekunder berupa literatur hukum dan pendapat pakar. Berbagai pendekatan digunakan, meliputi pendekatan perundang-undangan, historis, kasus, konseptual, dan komparatif. Hasil penelitian menunjukkan perlunya regulasi hukum yang komprehensif dan tegas untuk memperkuat peran DPD, mengoptimalkan sistem penyaluran aspirasi daerah, meningkatkan keterwakilan perempuan, serta memperluas partisipasi masyarakat dalam penguatan posisi kelembagaan DPD. Disarankan agar pengaturan mengenai DPD tidak membatasi kewenangannya dalam bidang otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, serta penyesuaian lainnya. Selain itu, perlu adanya mekanisme sistematis untuk penyaluran aspirasi dan penguatan keterwakilan perempuan melalui dukungan regulatif serta pendidikan, sesuai prinsip demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. This study addresses the pressing issue of unequal power distribution in Indonesia’s constitutional structure, where the principle of separation of powers is not yet fully realized in the practice of the presidential system. The research specifically examines the position of the Regional Representative Council (Dewan Perwakilan Daerah/DPD) as a regional representation body and the adequacy of its legal framework concerning its actual implementation in legislative and social life. Employing a normative juridical method with document study, this research analyzes primary legal materials, such as constitutional provisions, statutes, and Constitutional Court decisions, as well as secondary materials, including legal literature and expert opinions. Several approaches are utilized: statutory, historical, case, conceptual, comparative, and value-based. The results reveal the need for a comprehensive and unequivocal legal regulation to strengthen the DPD’s role, optimize aspiration transmission from local constituencies, enhance women’s representation, and expand public participation in reinforcing the DPD’s institutional position. The study recommends that legislation concerning the DPD must not restrict its authority regarding regional autonomy, central-regional relations, and fiscal adjustments. Furthermore, it underscores the necessity of systematic mechanisms for aspiration channels and the mportance of reinforcing women’s representation through regulatory and educational support, in line with democratic values, human rights, and social justice as mandated by the Indonesian Constitution.
THE LEGISLATION OF SUPPORT DECISION-MAKING: PERAN LEGISLATIF DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN INKONSISTENSI HUKUM HAK PENYANDANG DISABILITAS UNTUK MENGAMBIL KEPUTUSAN BERDASARKAN ASAS PARTISIPASI PENUH: THE LEGISLATION OF SUPPORT DECISION-MAKING: PERAN LEGISLATIF DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN INKONSISTENSI HUKUM HAK PENYANDANG DISABILITAS UNTUK MENGAMBIL KEPUTUSAN BERDASARKAN ASAS PARTISIPASI PENUH Nurhasim; Luviana, Ervin
Journal of Studia Legalia Vol. 6 No. 2 (2025): Dinamika Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara dalam Sistem Ketataneg
Publisher : FKPH Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji bagaimana hukum di Indonesia harus beradaptasi dan dapat menjamin secara lebih efektif hak penyandang disabilitas untuk mengambil keputusan berdasarkan asas partisipasi penuh. Studi ini menemukan adanya inkonsistensi dalam norma hukum yang berlaku, sehingga berpengaruh pada peluang keterlibatan dan hak pasrtisipasi penyandang disabilitas dalam kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisis secara mendalam terhadap kerangka peraturan berkaitan dengan hak asasi manusia seperti Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, dengan fokus pada perkembangan regulasi dan kebijakan terbaru. Hasil penelitian menunjukkan perlunya jaminan hukum yang lebih jelas dan konsistensi penerapan prinsip partisipatif dalam aturan hukum, agar hak-hak penyandang disabilitas sebagai pengambil keputusan yang setara dapat diakui dan dilindungi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kepastian hukum dan harmonisasi regulasi sangat penting untuk menciptakan sistem yang adil dan inklusif melalui adanya konsep The Legislation of Support Decision-making. This study examines how Indonesian law must adapt and more effectively guarantee the rights of persons with disabilities to make decisions based on the principle of full participation. The study finds that inconsistencies in prevailing legal norms impact opportunities for involvement and participation rights of persons with disabilities in society. The research was conducted through an in-depth analysis of the regulatory framework related to human rights, such as Law Number 39 of 1999 on Human Rights and Law Number 8 of 2016 on Persons with Disabilities, with a focus on recent regulatory and policy developments. The results demonstrate the need for clearer legal guarantees and consistency in applying participatory principles within legal rules so that the rights of persons with disabilities as equal decision makers can be recognized and protected. This research concludes that legal certainty and regulatory harmonization are essential to create a fair and inclusive system through the concept of The Legislation of Support Decision-making.