p-Index From 2020 - 2025
0.702
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Studia Legalia
Luviana, Ervin
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

RELEVANSI SYARAT PENDIDIKAN MINIMAL CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN SEBAGAI TUNTUTAN PERKEMBANGAN ZAMAN DALAM ADAPTASI HUKUM PEMILIHAN UMUM PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 87/PUU-XXIII/2025 Luviana, Ervin; Simanjuntak, Rossella Arylia Tiara; Nainawa, Zainab
Journal of Studia Legalia Vol. 6 No. 1 (2025): Dinamika Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara dalam Sistem Ketataneg
Publisher : FKPH Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 87/PUU-XXIII/2025 telah memberikan kepastian hukum mengenai konstitusionalitas syarat pendidikan minimal Sekolah Menengah Atas bagi calon presiden sebagaimana diatur dalam Pasal 169 huruf r Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Penelitian ini menganalisis kedudukan konstitusional syarat pendidikan minimal tersebut dan mengeksplorasi model adaptasi hukum pemilu untuk mengakomodasi perkembangan zaman. Menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan konseptual, penelitian ini menemukan bahwa Mahkamah Konstitusi menegaskan validitas norma berdasarkan prinsip delegasi konstitusional Pasal 6 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945. Namun, Mahkamah Konstitusi juga mengakui konsep “open legal policy” yang memberikan kewenangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengkaji ulang syarat pendidikan berdasarkan kepentingan terbaik bangsa. Hasil penelitian menunjukkan adanya paradoks antara inklusivitas demokratis dengan tuntutan kompetensi kepemimpinan modern yang memerlukan kapasitas intelektual tinggi. Penelitian menyimpulkan bahwa adaptasi syarat pendidikan calon presiden melalui perubahan Undang-Undang Pemilihan Umum menjadi kebutuhan mendesak untuk memastikan kualitas kepemimpinan nasional yang mampu menghadapi kompleksitas governance abad ke-21, dengan model adaptasi gradual yang mempertimbangkan harmonisasi komprehensif seluruh aspek dalam Undang-Undang Pemilihan Umum. Kata kunci: Syarat Pendidikan Presiden, Open Legal Policy, Adaptasi Hukum Pemilu. ABSTRACK Constitutional Court Decision Number 87/PUU-XXIII/2025 has provided legal certainty regarding the constitutionality of minimum high school education requirements for presidential candidates as regulated in Article 169 letter r of Law Number 7 of 2017 concerning General Elections. This research analyzes the constitutional position of such minimum education requirements and explores electoral law adaptation models to accommodate contemporary developments. Using normative juridical research methods with statutory and conceptual approaches, this study finds that the Constitutional Court affirmed the validity of the norm based on constitutional delegation principles of Article 6 paragraph (2) of the 1945 Constitution. However, the Court also recognized the concept of “open legal policy” that grants authority to the Parliament to review education requirements based on the nation's best interests. Research findings reveal a paradox between democratic inclusivity and modern leadership competency demands requiring high intellectual capacity. The study concludes that adapting presidential candidate education requirements through Electoral Law amendments becomes an urgent necessity to ensure national leadership quality capable of addressing 21st-century governance complexities, with a gradual adaptation model considering comprehensive harmonization of all aspects within the Electoral Law. Keywords: Presidential Education Requirements, Open Legal Policy, Electoral Law Adaptation.
URGENSI PENGUATAN HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT MELALUI PENDAFTARAN DENGAN PENGUATAN TERHADAP MEKANISME TERSISTEMATIS Perdana , M.Ihsan Anugrah; Nurhasim; Luviana, Ervin; Hikmah, Nurul; Yhauma, Mutamimul
Journal of Studia Legalia Vol. 6 No. 2 (2025): Dinamika Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara dalam Sistem Ketataneg
Publisher : FKPH Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini mengkaji urgensi penguatan hak Masyarakat Hukum Adat (MHA) melalui pendaftaran dengan mekanisme administrasi yang tersistematis sebagai jalan menuju rekognisi dan perlindungan yang efektif. Berangkat dari nilai-nilai Pancasila dan mandat UUD NRI 1945—khususnya Pasal 18B ayat (2)—serta problem eksistensi dan perlindungan tanah ulayat dalam berbagai konflik agraria, penelitian ini bertujuan: (i) merumuskan rancangan sistem pencatatan/pengakuan MHA yang memberikan kepastian hukum; (ii) menegaskan kebutuhan penguatan hak MHA dalam undang-undang, termasuk pengaturan tegas atas tanah ulayat; dan (iii) merumuskan rekognisi hak yang operasional dalam pengambilan keputusan publik. Metode yang digunakan adalah yuridis normatif dengan studi pustaka, menggunakan pendekatan perundang-undangan, historis, konseptual, komparatif, dan kasus. Hasil penelitian menegaskan empat tahap kunci pendaftaran MHA—identifikasi, verifikasi, validasi, dan penetapan—yang harus dilaksanakan secara partisipatif, terukur, transparan, dan akuntabel, disertai koordinasi lintas sektor serta mekanisme monitoring dan evaluasi. Penelitian juga menunjukkan bahwa penguatan hak MHA dalam undang-undang (termasuk tanah ulayat) bukan hanya memenuhi mandat konstitusi, tetapi juga mencegah konflik, menjaga keberlanjutan ekosistem, serta memperkuat keadilan sosial. Rekomendasi inti adalah pembentukan regulasi khusus (RUU MHA) yang memuat mekanisme pendaftaran tersistematis dan jaminan rekognisi/ perlindungan yang efektif, termasuk akses keadilan melalui peradilan adat dan skema penyelesaian sengketa yang adil dan inklusif.. Kata Kunci: masyarakat hukum adat, pengakuan administrasi, tanah ulayat, rekognisi
URGENSI PENGUATAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEBAGAI REPRESENTASI DAERAH GUNA MANIFESTASI PRINSIP DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DALAM SISTEM PRESIDENSIAL INDONESIA: URGENSI PENGUATAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEBAGAI REPRESENTASI DAERAH GUNA MANIFESTASI PRINSIP DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DALAM SISTEM PRESIDENSIAL INDONESIA Hikmah, Nurul; Pratama, Juan; Nurhasim; Luviana, Ervin; Yhauma, Mutamimul
Journal of Studia Legalia Vol. 6 No. 2 (2025): Dinamika Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara dalam Sistem Ketataneg
Publisher : FKPH Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai distribusi kekuasaan yang dalam kenyataan belum sepenuhnya mencerminkan prinsip pemisahan kekuasaan dalam sistem pemerintahan presidensial di Indonesia. Penelitian ini secara khusus menganalisis posisi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai lembaga representasi daerah serta kecukupan kerangka hukumnya dalam kaitannya dengan implementasi nyata dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Menggunakan metode yuridis normatif melalui studi dokumen, penelitian ini menganalisis bahan hukum primer, seperti ketentuan konstitusi, perundang-undangan, dan putusan Mahkamah Konstitusi, serta bahan sekunder berupa literatur hukum dan pendapat pakar. Berbagai pendekatan digunakan, meliputi pendekatan perundang-undangan, historis, kasus, konseptual, dan komparatif. Hasil penelitian menunjukkan perlunya regulasi hukum yang komprehensif dan tegas untuk memperkuat peran DPD, mengoptimalkan sistem penyaluran aspirasi daerah, meningkatkan keterwakilan perempuan, serta memperluas partisipasi masyarakat dalam penguatan posisi kelembagaan DPD. Disarankan agar pengaturan mengenai DPD tidak membatasi kewenangannya dalam bidang otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, serta penyesuaian lainnya. Selain itu, perlu adanya mekanisme sistematis untuk penyaluran aspirasi dan penguatan keterwakilan perempuan melalui dukungan regulatif serta pendidikan, sesuai prinsip demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. This study addresses the pressing issue of unequal power distribution in Indonesia’s constitutional structure, where the principle of separation of powers is not yet fully realized in the practice of the presidential system. The research specifically examines the position of the Regional Representative Council (Dewan Perwakilan Daerah/DPD) as a regional representation body and the adequacy of its legal framework concerning its actual implementation in legislative and social life. Employing a normative juridical method with document study, this research analyzes primary legal materials, such as constitutional provisions, statutes, and Constitutional Court decisions, as well as secondary materials, including legal literature and expert opinions. Several approaches are utilized: statutory, historical, case, conceptual, comparative, and value-based. The results reveal the need for a comprehensive and unequivocal legal regulation to strengthen the DPD’s role, optimize aspiration transmission from local constituencies, enhance women’s representation, and expand public participation in reinforcing the DPD’s institutional position. The study recommends that legislation concerning the DPD must not restrict its authority regarding regional autonomy, central-regional relations, and fiscal adjustments. Furthermore, it underscores the necessity of systematic mechanisms for aspiration channels and the mportance of reinforcing women’s representation through regulatory and educational support, in line with democratic values, human rights, and social justice as mandated by the Indonesian Constitution.
THE LEGISLATION OF SUPPORT DECISION-MAKING: PERAN LEGISLATIF DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN INKONSISTENSI HUKUM HAK PENYANDANG DISABILITAS UNTUK MENGAMBIL KEPUTUSAN BERDASARKAN ASAS PARTISIPASI PENUH: THE LEGISLATION OF SUPPORT DECISION-MAKING: PERAN LEGISLATIF DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN INKONSISTENSI HUKUM HAK PENYANDANG DISABILITAS UNTUK MENGAMBIL KEPUTUSAN BERDASARKAN ASAS PARTISIPASI PENUH Nurhasim; Luviana, Ervin
Journal of Studia Legalia Vol. 6 No. 2 (2025): Dinamika Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara dalam Sistem Ketataneg
Publisher : FKPH Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji bagaimana hukum di Indonesia harus beradaptasi dan dapat menjamin secara lebih efektif hak penyandang disabilitas untuk mengambil keputusan berdasarkan asas partisipasi penuh. Studi ini menemukan adanya inkonsistensi dalam norma hukum yang berlaku, sehingga berpengaruh pada peluang keterlibatan dan hak pasrtisipasi penyandang disabilitas dalam kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisis secara mendalam terhadap kerangka peraturan berkaitan dengan hak asasi manusia seperti Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, dengan fokus pada perkembangan regulasi dan kebijakan terbaru. Hasil penelitian menunjukkan perlunya jaminan hukum yang lebih jelas dan konsistensi penerapan prinsip partisipatif dalam aturan hukum, agar hak-hak penyandang disabilitas sebagai pengambil keputusan yang setara dapat diakui dan dilindungi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kepastian hukum dan harmonisasi regulasi sangat penting untuk menciptakan sistem yang adil dan inklusif melalui adanya konsep The Legislation of Support Decision-making. This study examines how Indonesian law must adapt and more effectively guarantee the rights of persons with disabilities to make decisions based on the principle of full participation. The study finds that inconsistencies in prevailing legal norms impact opportunities for involvement and participation rights of persons with disabilities in society. The research was conducted through an in-depth analysis of the regulatory framework related to human rights, such as Law Number 39 of 1999 on Human Rights and Law Number 8 of 2016 on Persons with Disabilities, with a focus on recent regulatory and policy developments. The results demonstrate the need for clearer legal guarantees and consistency in applying participatory principles within legal rules so that the rights of persons with disabilities as equal decision makers can be recognized and protected. This research concludes that legal certainty and regulatory harmonization are essential to create a fair and inclusive system through the concept of The Legislation of Support Decision-making.