p-Index From 2020 - 2025
0.562
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Agrikultura
Manurung, Erpina Delina
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Evaluasi Status Hara Makro Nitrogen, Fosfor dan Kalium di Lahan Sawah Irigasi Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara Batubara, Siti Fatimah; Ulina, Evawaty Sri; Chairuman, Novia; Lumban Tobing, Jeannette Maryanty; Aryati, Vivi; Manurung, Erpina Delina; Purba, Hendri Ferianson; Parhusip, Dorkas
Agrikultura Vol 35, No 1 (2024): April, 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v35i1.50844

Abstract

Evaluasi dan identifikasi unsur hara tanah sawah untuk mengetahui status hara baik secara kualitatif maupun kuantitatif penting untuk dilakukan. Proses identifikasi diharapkan mudah, murah, cepat dan aplikatif bagi petani. Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) merupakan suatu teknologi yang dirancang untuk mengidentifikasi status hara tanah dan juga memberikan rekomendasi pemupukan khususnya untuk padi sawah. Penelitian ini dilaksanakan pada dua wilayah lahan sawah irigasi di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara tepatnya di Desa Pasar Miring, Kecamatan Pagar Merbau dan Desa Kramat Gajah, Kecamatan Galang. Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei 2023 ini bertujuan untuk mengidentifikasi status hara makro primer yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium di lahan sawah irigasi dengan beberapa pola tanam berbeda. Penelitian ini menggunakan metode survei lapangan dan uji tanah langsung di lapangan dengan menggunakan PUTS. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesuburan tanah pada dua wilayah penelitian termasuk sedang. Secara umum, status hara nitrogen tergolong rendah sedangkan fosfor dan kalium tergolong tinggi. Merujuk pada perbandingan dosis pupuk antara rekomendasi PUTS dan aplikasi petani secara umum di lokasi penelitian diketahui bahwa dosis aplikasi pupuk oleh petani belum sesuai. Pada lahan berstatus N rendah dan sedang perlu penambahan pupuk urea sebanyak 4-27 kg/ha sedangkan untuk lahan berstatus N tinggi dan sangat tinggi perlu pengurangan 40-90 kg/ha. Pupuk SP-36 pada status P rendah, sedang, dan tinggi perlu penambahan 15-65 kg/ha sementara pupuk KCl dapat dikurangi atau ditambahkan 25 kg/ha tergantung perlakuan jerami dari musim tanam sebelumnya.
Aplikasi Pupuk S Elemen pada Budidaya Tiga Varietas Bawang Merah (Allium cepa L.) Manurung, Erpina Delina; Hanum, Hamidah; Sinuraya, Mariati
Agrikultura Vol 35, No 2 (2024): Agustus, 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v35i2.54092

Abstract

Teknologi varietas dan pemupukan sulfur telah banyak diterapkan untuk meningkatkan pertumbuhan, produksi dan kualitas bawang merah. Secara global, defisiensi sulfur telah dilaporkan terjadi pada lahan-lahan subur pertanian sedangkan tanaman bawang merah membutuhkan sulfur dalam jumlah relatif banyak untuk mendukung pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan sulfur terhadap pertumbuhan, produksi, dan kualitas bawang merah serta perubahan karakteristik tanah. Penelitian dilakukan di UPTD Balai Benih Induk Palawija, Tanjung Slamat, Kabupaten Deli Serdang dari September hingga Desember 2022. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor meliputi varietas bawang merah (V) dan dosis S elemen (S). Varietas terdiri dari Kramat 1 (V1), Maja Cipanas (V2) dan Batu Ijo (V3), sedangkan dosis S elemen terbagi atas empat taraf yaitu 0 (S0), 35 (S1),70 (S2), dan 100 (S3) kg/ha. Berdasarkan taraf setiap faktor, terdapat dua belas perlakuan interaksi yang diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, jumlah anakan, berat brangkasan, ruang warna L* dan a* kulit, kandungan antosianin dan serapan S umbi. Jumlah daun dan anakan varietas Batu Ijo paling sedikit tetapi mampu menghasilkan berat brangkasan tertinggi dan berat basah umbi yang tidak berbeda nyata dengan dua varietas lainnya. Dosis sulfur tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter sedangkan interaksi varietas dan dosis sulfur berpengaruh nyata terhadap serapan S umbi. Serapan S umbi tertinggi sebesar 5,98 mg/tanaman dihasilkan pada perlakuan varietas Batu Ijo dengan dosis S elemen 100 kg/ha. Ketidakefektifan S elemen yang diaplikasikan diduga berkaitan dengan bentuknya yang tidak dapat langsung diserap oleh tanaman dan sangat rendahnya C-organik tanah yang tidak mendukung berjalannya proses oksidasinya.
Introduksi Varietas Unggul Baru Didukung Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Meningkatkan Produktivitas Padi di Manggarai Barat Sitorus, Alfonso; Lumban Tobing, Jeannette Maryanty; Manurung, Erpina Delina; Purba, Hendri Ferianson; Hutasoit, Rudi Tomson; Purmanto, Dwi
Agrikultura Vol 35, No 2 (2024): Agustus, 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v35i2.54057

Abstract

Padi adalah bahan makanan pokok penting di Indonesia, tetapi produktivitasnya di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur masih rendah. Penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) dengan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan salah satu kunci peningkatan produksi padi di NTT. Tujuan penelitian ini adalah menemukan varietas yang beradaptasi baik di Manggarai Barat dengan penerapan PTT untuk direkomendasikan sebagai alternatif pilihan petani. Penelitian dilaksanakan pada Mei-Agustus 2021 di Desa Compang Longgo Kecamatan Komodo Kabupaten Manggarai Barat. Budidaya menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuannya adalah tiga VUB: Inpari 42 Agritan GSR, Inpari 48 Blas, Inpari IR Nutri zinc, dan satu varietas yang sudah tersebar luas Inpari 32 HDB sebagai pembanding. Semua varietas dibudidayakan dengan menggunakan paket teknologi PTT. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap variabel tinggi tanaman, anakan per rumpun, malai per rumpun, gabah per malai, gabah isi per malai, berat 1.000 butir, dan gabah kering giling (GKG), sementara variabel jumlah panjang malai tidak berbeda nyata (P>0,05). Hasil VUB yang diuji berkisar antara 6,87-7,28 ton GKG/ha lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding Inpari 32 HDB. Lebih lanjut, secara ekonomi penerapan VUB dengan teknologi PTT di Manggarai Barat layak diusahakan (B/C>1). Inpari 42 Agritan GSR, Inpari 48 Blas, Inpari IR Nutri Zinc dengan penerapan PTT mampu beradaptasi baik dan layak diusahakan di Kabupaten Manggarai Barat sebagai alternatif varietas untuk petani.