Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH ARAH PENANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) SECARA AEROPONIK VERTIKAL HEKSAGONAL Suryandika, Fadila; Wibisono, Ari; Suharjono, Hadi
Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia Vol 10 No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/hijau.v10i1.7433

Abstract

Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman yang cocok untuk dibudidayakan dengan metode aeroponik vertical horizontal, karena kebutuhan terhadap kondisi lingkungan yang terkontrol jika dibudidayakan pada dataran rendah. Arah penanaman dalam budidaya selada dengan sistem aeroponik vertical memiliki peran penting, arah penanaman yang tidak tepat dapat menyebabkan penyebaran cahaya matahari yang tidak merata sehingga dapat menurunkan laju dan hasil fotosintesis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh arah penanaman yang terbaik pada pertumbuhan dan hasil tanaman selada yang dibudidaya secara aeroponik vertical heksagonal. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non factorial dengan perlakuan 6 arah penanaman (A) yaitu: A1 (Arah Barat), A2 (Arah Barat Laut), A3 (Arah Timur Laut) A4 (Arah Timur), A5 (Arah Tenggara), dan A6 (Arah Barat Daya). Hasil penelitian menunjukkan bahwa arah penanaman berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada pada sistem aeroponik vertikal heksagonal. Arah penanaman A4 (arah timur) memiliki nilai rata-rata tertinggi pada parameter jumlah daun, lebar tajuk, dan berat segar, namun tidak berbeda nyata pada parameter panjang akar dan berat kering. Perlakuan arah penanaman A4 (arah timur) memberikan pengaruh terbaik terhadap berat segar tanaman selada dengan peningkatan sebesar 7,69% dibanding dengan perlakuan A1 (arah barat).
The Effect of Organic Fertilizer Dosage and Planting Distance on the Growth and Yield of Kale (Brassica oleracea L. var. Acephala) Raissa, Widya Shafa; Widiwurjani, Widiwurjani; Suryandika, Fadila
Jurnal Biologi Tropis Vol. 25 No. 4 (2025): Oktober-Desember
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v25i4.10268

Abstract

Organic fertilizers, such as earthworm fertilizer, and adjusting planting distances to meet plant demands can boost kale plant yields, particularly curly kale. The purpose of this study was to determine the effect of organic fertilizer dosage and planting distance on the growth and yield of kale (Brassica oleracea L. var. Acephala). The research method used a Split Plot Design approach involving two main treatment factors. The results found that the combination of 9 tons/ha (2.16 kg) of manure and a planting distance of 40 x 40 cm produced the best results for crown diameter. The combination of 6 tons/ha (1.44 kg) of manure and a planting distance of 20 x 40 cm gave the best results for fresh root weight per plant at harvest. All criteria were not significantly affected by the use of manure. The treatment of a planting distance of 30 x 40 cm gave the best results for plant height, which was 31.96 cm. Regarding the findings of this study, further researchers can conduct soil analysis before administering the manure coat and re-analyze it after 1 month of administration to determine the quality of the fertilizer content and pay attention to the balance of planting distance for plants, so as to prevent the emergence of diseases caused by high humidity and nutrient competition between plants. Fertilization can also be given to increase yields. The conclusion is that the administration of organic fertilizer doses and planting distances affect the growth and yield of Water Spinach (Brassica oleracea L. var. Acephala).
Pengaruh Pemberian PGPR dan Fobio Terhadap Pertumbuhan Caisim (Brassica juncea L.) Laila, Nita Nur; Suryandika, Fadila; Wiyatiningsih, Sri; Boleng, Maya Stolastika
AGRITROP Vol 21, No 2 (2023): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v21i2.18800

Abstract

Caisim (Brassica juncea L.) merupakan sayuran subtropis, namun memiliki daya adaptasi yang baik terhadap iklim tropis. Untuk meningkatkan hasil produksi diperlukan pupuk hayati yang mampu menyediakan unsur hara didalam tanah, salah satunya diperlukan adanya PGPR. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh pemberian PGPR dan Fobio pada budidaya  caisim, serta mengetahui pengaruh kedua PGPR tersebut. Penelitian menggunakan metode Rancang Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama adalah kontrol dengan tidak diberikan apapun pada media tanam. Faktor kedua adalah pemberian PGPR pada media tanam yang diaplikasikan dengan jarak 3 hari dalam satu minggu. Faktor ketiga adalah pemberian Biopestisida Fobio pada media tanam yang diaplikasikan dengan jarak 3 hari dalam satu minggu. Perlakuan yang diberikan yaitu menggunakan PGPR dan Biopestisida Fobio dengan konsentrasi yang diberikan masing-masing perlakuan sebanyak 10 ml/liter, yang diaplikasikan sebanyak 2 kali. Hasil yang didapatkan untuk tinggi tanaman pemberian Biopestisida Fobio memiliki nilai rata-rata tertinggi, sedangkan jumlah daun pemberian PGPR memiliki nilai rerata tertinggi.
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L.) PADA SISTEM AEROPONIK DENGAN PERLAKUAN ARAH PENANAMAN DAN JUMLAH TANAMAN/LUBANG Firmansyah, Muhammad Farhan; Suhardjono, Hadi; Suryandika, Fadila
Agrika Vol. 19 No. 1 (2025): MEI 2025
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v19i1.6712

Abstract

Bayam merah adalah sayuran populer di Indonesia terutama di perkotaan, tetapi keterbatasan lahan akibat urbanisasi menjadi tantangan. Sistem aeroponik vertikal heksagonal memiliki struktur seperti tower berbentuk segi enam yang dapat meningkatkan produksi di lahan sempit. Kelemahannya adalah struktur tersebut mengakibatkan distribusi cahaya kurang merata. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi apakah terdapat pengaruh arah penanaman serta menentukan populasi tanam optimal untuk meningkatkan produksi bayam merah. Penelitian dilakukan dengan percobaan faktorial menggunakan metode rancangan petak terbagi (RPT) dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama (main plot) adalah arah penanaman yang terdiri atas 6 taraf yaitu A1 (Timur), A2 (Timur Laut), A3 (Barat Laut), A4 (Barat), A5 (Barat Daya), A6 (Tenggara). Faktor kedua (sub plot) adalah jumlah populasi/lubang tanam yang terdiri atas 3 taraf yaitu P1 (2 tanaman/lubang) P2 (4 tanaman/lubang), dan P3 (6 tanaman/lubang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kombinasi perlakuan A1P2 (Timur dan 4 tanaman/lubang) menghasilkan total berat segar/lubang terberat, sementara A1P1 (Timur dan 2 tanaman/lubang) memberikan hasil terbaik untuk jumlah daun, panjang akar, rata-rata berat segar, dan berat kering.  
Pelatihan dan Pendampingan Produksi True Shallot Seeds (TSS) Tanaman Bawang Merah pada Greenhouse Berbasis IoT di Desa Purworejo, Kab. Malang Moeljani, Ida Retno; Suryandika, Fadila; Triani, Nova
Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi : Agrisevika Vol. 1 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/agrisevika.v1i1.4

Abstract

Budidaya bawang merah varietas Batu Ijo yang merupakan varietas unggulan lokal petani di Desa Purworejo, Kec. Ngantang, Kab Malang. Selama ini, petani masih membudidayakan bawang merah tersebut dengan tanam umbi. Namun lonjakan harga bawang merah yang tidak menentu di pasaran membuat petani resah sehingga ingin beralih dari sistem tanam umbi. Melihat hal tersebut, tim UPN Veteran Jatim memberikan solusi kepada petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Karya Bhakti, di Desa Purworejo dengan mengadakan pelatihan dan pendampingan dalam mengupayakan perubahan bahan tanam umbi menjadi bahan tanam biji (True Shallot Seeds/TSS) secara mandiri pada greenhouse berbasis Internet of Thing (IoT). Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberitahukan bahwa penyiraman dan pengaturan kelembaban di lingkungan lahan serta pencahayaan mampu mengoptimalkan pembungaan untuk produksi TSS. Metode yang dilakukan adalah dengan pelatihan dan penyuluhan kepada kelompok tani Karya Bhakti. Hasil yang didapatkan dalam pengabdian ini adalah pengetahuan kepada petani bahwa dengan penggunakan smart sensor melalui kontrol pencahayaan berbasis IoT pada tanaman bawang merah Batu Ijo mampu merangsang pembungaan untuk produksi TSS sebesar 70%.
Pengenalan Budidaya Hidroponik pada Warga Pandugo RT 07 Kota Surabaya sebagai Upaya Peningkatan Gizi Keluarga Suryandika, Fadila; Dewanti, F. Deru; Tarigan, Puji Lestari
Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi : Agrisevika Vol. 1 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/agrisevika.v1i2.12

Abstract

Wilayah Pandugo merupakan pemukiman padat penduduk yang berada di timur Kota Surabaya. Meski merupakan pemukiman padat, sebagian rumah warga RT 07 masih memiliki lahan sempit yang dapat dimanfaatkan untuk urban farming. Sehingga, hidroponik merupakan solusi bertani secara urban farming yang mudah dan efisien tempat. Selain itu, dengan budidaya hidroponik mandiri bermanfaat memberi kepastian bahan pangan yang aman untuk peningkatan gizi anggota keluarga. Pengenalan budidaya secara hidroponik dilakukan melalui pemaparan materi kemudian dilanjutkan dengan praktek langsung menanam secara hidroponik oleh warga RT 07. Kegiatan pengenalan budidaya hidroponik mendapat antusiasme yang cukup tinggi dari warga, terbukti dengan sebagian besar warga tertarik untuk mengikuti praktek langsung kegiatan menanam secara hidroponik.
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) DENGAN SISTEM AEROPONIK VERTIKAL HEKSAGONAL PADA BERBAGAI INTERVAL WAKTU PENYIRAMAN Wibisono, Ari; Suhardjono, Hadi; Suryandika, Fadila
Agrika Vol. 19 No. 2 (2025): NOVEMBER 2025
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v19i2.6808

Abstract

Aeroponik merupakan salah satu teknologi pada budidaya  secara urban farming. Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang sangat cocok dibudidayakan menggunakan sistem aeroponik. Sistem aeroponik yang tepat juga dapat mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman selada. Sistem aeroponik juga memiliki faktor penting yaitu interval waktu penyemprotan. Pada tanaman selada, interval waktu penyemprotan yang jaraknya terlalu singkat dapat menyebabkan akar tanaman menjadi busuk karena terkena larutan nutrisi dalam waktu yang lama. Sebaliknya, interval waktu penyemprotan yang jaraknya terlalu lama dapat menyebabkan tanaman kekurangan air dan nutrisi, sehingga pertumbuhannya terhambat. Oleh karena itu penelitian yang mengkaji interval waktu penyemprotan pada model instalasi aeroponik vertikal heksagonal perlu dilakukan. Penelitian dilaksanakan di Greenhouse Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur, Kecamatan Gunung Anyar, Kota Surabaya. Perlakuan diaplikasin menggunakan pompa yang diatur interval waktu semprotnya. Waktu penyemprotan terdiri dari 3 macam waktu yaitu I1: menyala selama 24 jam (non Stop); I2: 5 menit menyala (on), 5 menit mati (off); I3: 5 menit menyala (on), 10 menit mati (off). Hasil penelitian menunjukkan Perlakuan interval waktu penyemprotan berpengaruh nyata pada beberapa parameter antara lain jumlah daun, berat segar dan berat kering. Interval waktu penyemprotan I2 (5 menit menyala (on); 5 menit mati (off)) memiliki nilai tertinggi pada jumlah daun, berat segar dan berat kering, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan I1 (menyala selama 24 jam (non stop)). Interval waktu penyemprotan I2 (5 menit menyala (on); 5 menit mati (off)) menjadi interval waktu penyemprotan terbaik pada budidaya selada dengan sistem aeroponik vertikal heksagonal.