Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENINGKATAN HASIL TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum L.) DENGAN PUPUK GUANO DAN MENGATUR WAKTU PEMANGKASAN TUNAS AIR Habibah, Ulyatus Sa’adah Al; Herastuti, Heti; Wirawati, Tutut; Kawuryan, Siwi Hardiastuti Endang
Jurnal Agrivet Vol 31 No 1 (2025): AGRIVET
Publisher : UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/agrivet.v31i1.13979

Abstract

Produktivitas tomat di beberapa daerah masih cukup rendah karena kesuburan tanah yang semakin berkurang akibat penggunaan pupuk kimia terus menerus dan penerapan pemangkasan pada tomat yang tidak tepat. Penelitian ini memiliki tujuan agar dapat mengevaluasi dosis pupuk guano serta waktu pemangkasan tunas air yang optimal terhadap hasil tanaman tomat. Penelitian dilakukan pada Maret hingga Juni 2024 di Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Metode percobaan lapangan dibuat dengan menerapkan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor. Faktor pertama ialah dosis pupuk guano dengan tiga tingkat, yakni 25, 30, dan 35 g per tanaman. Faktor kedua ialah waktu pemangkasan tunas air dengan tiga tingkat, yakni 21, 28, dan 35 hari setelah tanam (HST). Data yang didapatkan di analisis dengan memakai Sidik Ragam. Apabila ada pengaruh yang signifikan antar perlakuan, analisis diteruskan dengan uji DMRT pada taraf signifikan 5%. Hasil penelitian memperlihatkan bahwasanya kombinasi pupuk guano sebanyak 35 g per tanaman dengan waktu pemangkasan tunas air pada 21 HST menghasilkan performa terbaik pada parameter bobot buah per tanaman serta bobot buah per petak. Pemberian pupuk guano sebanyak 35 g per tanaman juga memberikan hasil yang konsisten baik pada parameter umur muncul bunga pertama, jumlah buah per tanaman, bobot buah per buah, bobot buah per hektar dan jumlah buah total. Waktu pemangkasan tunas air pada 21 HST memberikan hasil terbaik pada jumlah buah per tanaman, bobot buah per buah, bobot buah per hektar, dan jumlah total buah.
Keanekaragaman dan Peran Fungsional Jamur Rhizosfer Tanaman Lada (Piper nigrum L.) Berdasarkan Pendekatan Metagenomik di Banjarnegara, Jawa Tengah Wicaksono, Danar; Poerwanto, Mofit Eko; Ulilalbab, Azizah Ridha; Ajri, Miftahul; Kawuryan, Siwi Hardiastuti Endang
Jurnal Agro Wiralodra Vol. 8 No. 2 (2025): Jurnal Agro Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agrowiralodra.v8i2.147

Abstract

Black pepper (Piper nigrum L.) is a high-value spice crop whose productivity is strongly influenced by plant health and the microbial conditions in the rhizosphere. This study aimed to characterize the fungal communities in the rhizosphere of healthy black pepper plants grown in fields   with a history of pest and disease outbreaks, using a metagenomic approach based on ITS1 sequencing via the Illumina platform. Rhizosphere soil samples were collected from healthy black pepper plants in a plantation located in Tribuana Village, Banjarnegara, Central Java, which had experienced pest and disease incidences in the previous growing season. Taxonomic composition, relative abundance, and diversity indices (Shannon, Simpson, and Richness) were analyzed. The results revealed that the fungal community was dominated by organic matter- decomposing fungi (57.29%), followed by plant growth- promoting fungi (PGPF) at 19.82%. These two groups not only exhibited quantitative dominance but also showed high diversity and evenness values, indicating ecological stability within the root system of healthy pepper plants. These findings highlight the importance of cultivation practices that support the persistence of functional microbial communities, such as organic matter amendments and the application of biofertilizers. In conclusion, the high dominance and diversity of decomposer fungi and PGPF in the rhizosphere of healthy black pepper plants underscore their critical role in maintaining plant health and provide a scientific basis for sustainable soil management strategies. Pathogenic fungal communities accounted for 12.76% of the total abundance, exhibiting moderate diversity and relatively high evenness.