Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengaruh Waktu Pengadukan pada Proses Poliblend Poly Lactic Acid dengan Poly Ethylene Glycol-400 Terhadap Viskositas dan Densitas Bioplastik Rahayu, Puji; Agustina, Sri; Pramesty, Meta; Rosalina, Rosalina; Putri, Dwi Kemala
CHEESA: Chemical Engineering Research Articles Vol. 4 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/cheesa.v4i2.8945.100-108

Abstract

Plastik sintetik diketahui sulit terurai tetapi penggunaanya semakin meningkat. Beberapa upaya telah dilakukan seperti pembakaran, daur ulang hingga penimbunan di storage khusus. Saat ini banyak peneliti mencari alternatif bahan dasar pembuatan plastik, salah satunya adalah Poly Lactic Acid (PLA). PLA merupakan material bioplastik yang tersusun dari monomer-monomer asam laktat dari hasil reaksi kondensasi langsung. Sifat PLA yang hidrofilik membuat bioplastik membutuhkan plasticizer sebagai komponen penyusun agar lebih kuat. Platicizer yang aman dan ramah lingkungan salah satunya Poli Etilen Glikol 400 (PEG 400). PEG 400 mampu memperbaiki kekuatan mekanik yang lebih stabil sehingga banyak digunakan dalam industri farmasi, kosmetik bahkan pangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lama waktu pengadukan terhadap proses poliblend dengan indikator pengukuran densitas, viskositas dan kadar air larutan campuran. PLA/PEG-400 memiliki nilai densitas tertinggi sebesar 1,272 g/mL yaitu pada pengadukan menit ke-30. Sedangkab, nilai viskositas dan kadar air tertinggi diperoleh pada PLA/PEG-400 pada pengadukan menit ke-50 sebesar 212 cm2/det dan 53,821%.
Design Attention System of Single Mode Aerial Fiber Optic Cable Transmission on Connection Loss on Passive Splitter Asril, Aprinal Adila; Yolanda, Amelia; Lifwarda, -; Putri, Dwi Kemala; Kasmar, Andre Febrian
International Journal of Advanced Science Computing and Engineering Vol. 4 No. 1 (2022)
Publisher : SOTVI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.516 KB) | DOI: 10.62527/ijasce.4.1.74

Abstract

In this study, a comparison of the attenuation value of single mode aerial cable with pigtail is made. Perform several types of connections using a 4 cm and 6 cm protection sleeve, with one and two connections and use a barrel adapter connector. How does the connection affect the installation of a 1:2 passive splitter device. The measuring instruments used for the measurement process are Optical Power Meter (OPM) and Optical Time Domain Reflectometer (OTDR). The attenuation value of aerial single mode optical cable is smaller than that of pigtail cable. The measurement results using OPM at a wavelength of 1310 nm, connection using a 4 cm protection sleeve, one connection, the attenuation value is 0.18525dB, this value is smaller than the pigtail cable, which is 1.2728 dB. In the installation of a passive splitter, the attenuation value on the aerial cable is smaller, namely 0.2081 dB compared to the pigtail cable, which is 4.3281. The measurement results using the OTDR obtained the connection loss value for the connection type using a 6 cm protection sleeve, one connection is smaller with a value of 0.155 dB, compared to the connection type using an adapter barrel with a value of 12,216 dB.
Pelatihan Pengolahan Minyak Goreng Bekas Industri Kerupuk Kulit Menjadi Sabun Padat di Kelurahan Kamang Magek Ulia, Hasnah; Rahayu, Puji; Rahmad, Dedy; Rosalina, Rosalina; Putri, Dwi Kemala; Nurrahmi, Rara
Journal of Industrial Community Empowerment Vol 1, No 1 (2022): Published in April 2022
Publisher : Politeknik ATI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.422 KB) | DOI: 10.52759/jice.v1i1.92

Abstract

Kamang Magek adalah salah satu kelurahan di kabupaten Agam, Sumatera Barat yang Sebagian besar warganya adalah petani dan wiraswasta. Wiraswasta yang banyak berkembang di daerah Kamang Magek adalah produksi kerupuk kulit atau “Karupuak Jangek”. Kerupuk ini berbahan baku kulit sapi ataupun kerbau, dimana berdasarkan data Biro Pusat Statistik Sumatera Barat untuk daerah Agam mempunyai unit usaha industri kecil sandang dan kulit sebanyak 1.501 unit usaha formal dan 569 unit usaha non formal termasuk di Kamang Magek. Dari hasil produksi tersebut banyak dihasilkan minyak goreng bekas sebesar ±1000 L perminggunya. Salah satu cara meningkatkan mutu limbah minyak goreng tersebut adalah dengan mengolahnya menjadi suatu inovasi, salah satunya sabun padat. Sabun padat terbuat dari lemak netral dari minyak yang telah keras, dengan proses hidrogenasi, menggunakan alkali NaOH. Terlebih lagi, di masa pandemi saat ini sabun padat banyak dibutuhkan untuk mengurangi potensi penularan COVID-19. Jika kecamatan Kamang Magek mampu memproduksi sabun dari limbah minyak goreng yang dihasilkan maka akan meningkatkan nilai jual dan menambah pendampatan masyarakat setempat.
Rancang Bangun Prototype Biodigester Terintegrasi dengan Adsorber Untuk Menurunkan Kadar Gas H2S Warsito, Dimo Dzaky; Suhardito, Ibnu; N. H., Harmiwati; Putri, Dwi Kemala
Jurnal Global Ilmiah Vol. 2 No. 8 (2025): Jurnal Global Ilmiah
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55324/jgi.v2i8.223

Abstract

Banyaknya jumlah peternak sapi di Indonesia memiliki pro dan kontra. Limbah ternak, terutama kotoran, merupakan hal yang biasa dihasilkan dari peternakan sapi. Pengelolaan kotoran sapi yang buruk menyebabkan bau, kontaminasi air, dan pertumbuhan mikroba berbahaya. Biogas dari kotoran sapi dapat digunakan untuk menghasilkan energi alternatif. Biogas dari biodigester tradisional biasanya tidak dimurnikan. Sebuah biodigester terintegrasi sederhana dengan perangkat pemurnian atau penyerap dapat menghilangkan polutan dari biogas. Alat pemurni/adsorber sirkuit biodigester menghilangkan kontaminan biogas tanpa peralatan terpisah. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan percobaan produksi biogas dan penyerapan gas H2S dengan dua kali percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perancangan alat biodigester ini memiliki hasil penyerapan yang baik dan menunjukkan kadar H2S sesuai sesuai dengan standar mutu biogas SNI 8019:2014.
Analisis Kegagalan Mesin Filler di Industri Minuman Botol Menggunakan Metode FMEA Dan FTA Jaeba, Kushisa Atta; Putri, Dwi Kemala
Jurnal PASTI (Penelitian dan Aplikasi Sistem dan Teknik Industri) Vol 19, No 1 (2025): Jurnal PASTI
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/pasti.2025.v19i1.001

Abstract

Proses produksi minuman botol yang dilakukan dalam jumlah yang besar memerlukan peralatan dan mesin bekerja secara terus menerus. Seiring penggunaan peralatan dan mesin, maka penurunan kinerja merupakan kondisi yang tidak dapat dihindari, sehingga peralatan dan mesin akan mengalami kerusakan (Breakdown). Salah satu mesin yang sering mengalami breakdown adalah mesin Filler. Untuk mengatasi kondisi tersebut maka dilakukan maintenance, akan tetapi maintenance yang dilakukan pada mesin Filler masih belum optimal dikarenakan downtime yang terjadi mencapai 3960 menit/tahun. Agar proses maintenance dapat berjalan lebih baik, perlu diketahui faktor utama penyebab kerusakan mesin. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi kegagalan dengan downtime terbesar, serta menganalisis faktor penyebab kegagalan. Metode yang digunakan yaitu Failure Effect Metode Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA). Hasil penelitian diperoleh Failure mode dengan RPN terbesar yaitu Putaran Bowl berat (RPN=250), as  Lift Cylinder bengkok (RPN=72), Holding Belt lepas (RPN= 64) dan Kebocoran Filling Valve (RPN=96). Faktor penyebab kerusakan diakibatkan usia pakai part yang tinggi, ketelitian pemasangan part kurang baik sehingga menyebabkan terjadinya gangguan hingga kerusakan pada saat proses produksi berlangsung dan pengaturan mesin yang tidak sesuai.
Pelatihan Pengolahan Minyak Goreng Bekas Industri Kerupuk Kulit Menjadi Sabun Padat di Kelurahan Kamang Magek Ulia, Hasnah; Rahayu, Puji; Rahmad, Dedy; Rosalina, Rosalina; Putri, Dwi Kemala; Nurrahmi, Rara
Journal of Industrial Community Empowerment Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Politeknik ATI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52759/jice.v1i1.92

Abstract

Most of the residents of Kamang Magek work as entrepreneurs. The type of business that is developing a lot is the production of skin crackers or known as "Karupuak Jangek" on a household scale. These crackers are made from cow or buffalo skin, which produces approximately 300 kg of crackers per household center. From these productions, a lot of used cooking oil is produced by ± 1000 L per week. One way to improve the quality of the cooking oil waste is to process it into an innovation, one of which is solid soap. Solid soap is made from neutral fats from oils that have been hardened, by a hydrogenation process, using alkaline NaOH. What's more, during the current pandemic, solid soap is needed a lot to reduce the potential for COVID-19 transmission. Currently, the community already has the expertise to process used cooking oil to be used as the basic material for making solids. These skills can become a new hobby for some people who are able to increase the selling value of waste.
Pengaruh CR, PBV, Capital Intensity Ratio dan Public Share Ownership Terhadap Effective Tax Rate Putri, Dwi Kemala; Syarif, Devyanthi
RIGGS: Journal of Artificial Intelligence and Digital Business Vol. 4 No. 2 (2025): Mei - Juli
Publisher : Prodi Bisnis Digital Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/riggs.v4i2.1973

Abstract

Temuan penelitian ini menyelidiki pengaruh berbagai variabel rasio keuangan dan intensitas modal terhadap tax avoidance dalam industri tekstil Indonesia. Secara khusus, penelitian ini berfokus pada bagaimana rasio leverage, rasio lancar dan capital intensity ratio mempengaruhi efective tax rate Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, menganalisis laporan keuangan dari sampel 48 perusahaan tekstil yang mencakup periode 2017 hingga 2024. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa jika dipertimbangkan secara individual maupun kolektif, tidak satu pun dari variabel-variabel ini yang secara signifikan mempengaruhi effective tax rate. Hasil ini menunjukkan bahwa masing-masing variabel tidak secara independen mempengaruhi effective tax rate, begitu pula hasil secara kolektif dimana semua variabel secara bersama-sama tidak dapat mempengaruhi effective tax rate. Wawasan ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih mendalam tentang determinan tax avoidance dalam industri yang dinamis ini.
IDENTIFIKASI BAHAYA KEAMANAN PANGAN DAN SOSIALISASI PENERAPAN SANITASI HYGIENE PADA BEBERAPA UMKM PANGAN DI KOTA PADANG Hasni, Dian; Rahmad, Dedy; Putri, Dwi Kemala; Jaeba, Kushisa Atta; Zahrina, Nadhilah
JURNAL PENGABDIAN MAHAKARYA MASYARAKAT INDONESIA Vol 2, No 2 (2024): JURNAL PENGABDIAN MAHAKARYA MASYARAKAT INDONESIA
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/pemasi.v2i2.40849

Abstract

Keamanan pangan pada UMKM memiliki pengaruh penting dalam pembangunan negara karena kaitannya dengan kesehatan masyarakat dan citra Indonesia sebagai daerah wisata nasional dan internasional. Penerapan keamanan pangan di UMKM dilaporkan lebih sulit untuk ditegakkan karena kurangnya peralatan, pemahaman, dan budaya keamanan pangan yang belum terpatri dengan baik. Oleh karena itu kegiatan sosialisasi tepat guna yang dirancang khusus sesuai dengan permasalahan keamanan pangan yang dihadapi oleh setiap UKM dinilai lebih praktis untuk mengatasi masalah ini. Kegiatan pengabdian ini berlangngsung selama 3 bulan pada bulan April - Juni 2024 dengan empat orang mitra UMKM yang memproduksi susu kedelai, tahu, cincau hitam dan donat. Keempat UMKM ini belum memiliki izin P-IRT. Hasil observasi lapangan dan wawancara menunjukkan banyak praktik sanitasi dan hygiene yang perlu diperbaiki. Kondisi ini diduga terjadi karena masih kurangnya pemahaman produsen terkait pentingnya sanitas dan bahaya pangan terhadap resiko penyakit akibat makanan dan keracunan makanan. Selanjutnya dari hasil analisa identifikasi bahaya pangan, diketahui bahwa terdapat resiko kontaminasi level tinggi dari bahaya fisik dan biologis pada keempat UMKM tersebut. Program sosialisasi untuk keempat UMKM selanjutnya dibuat secara tailor made untuk membantu produsen UMKM memetakan masalah dan menerapkan sanitasi hygiene di industri mereka. Seluruh tahapan kegiatan telah berlangsung dengan baik dan memperoleh ulasan positif dari mitra pengabdi.