Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERBEDAAN FREKUENSI MIKSI, DEFEKASI, DAN MINUM DENGAN PENURUNAN BERAT BADAN NEONATUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDA SAKTI Mauliza, Mauliza; Zara, Noviana; Putri, Narisha Amelia
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous Vol. 7 : No. 1 (Mei, 2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v7i1.3576

Abstract

Neonatus memiliki peran penting untuk tumbuh kembang anak. Neonatus memiliki komposisi udara sekitar 75% yang akan berkurang dalam minggu pertama karena terjadi pergeseran cairan dari intraseluler ke ekstraseluler. Proses kehilangan cairan dipengaruhui oleh frekuensi miksi, defekasi, dan mengakibatkan kejadian kejadian penurunan berat badan neonatus ≥5%. Menurut penelitian Mezzacappa 2016 didapatkan data neonatus sebanyak 25,8% yang mengalami penurunan berat badan berlebih yaitu sekitar 9,4% ± 1,1%, dan didapatkan neonatus yang mengalami penurunan lebih dari 10% yaitu sebanyak 4,8% neonatus. Penelitian ini bertujuan untuk melihat konferensi frekuensi miksi, defekasi,studi longitudinal ). Hasil analisis univariat didapatkan frekuensi miksi, defekasi, penurunan berat badan badan neonatus dalam batas normal. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi-squaredan alternatifnya dengan mempertimbangkan nilai p <0.05 menunjukkan perbedaan antara frekuensi miksi dan penurunan berat badan [(P = 0.005), (OR = 8.105), (95% CI = 1.630-40.295)]; terdapat perbedaan antara frekuensi defekasi dan penurunan berat badan [(P = 0.026), (OR = 3.600), (95% CI = 1.140-11.373)]; tidak ada perbedaan antara frekuensi minum dan penurunan berat badan [total (P = 0.291), (OR = 3.172), (95% CI = 0.332-30.359)]; [ASI (P = 0.808), (OR = 1.150), (95% CI = 0.372-3.551)]; [susu formula (P = 0.415), (OR = 1.474), (95% CI = 0.375-5.797)]. Kesimpulan penelitian adalah terdapat perbedaan antara frekuensi miksi dan defekasi dengan penurunan berat badan neonatus, tetapi tidak ada perbedaan antara frekuensi minum dengan penurunan berat badan neonatus.
General Anestesi pada Tindakan Open Biopsi Pasien Tumor Mammae Dextra Susp Fibroadenoma Mammae Noviar, Dicky; Putri, Narisha Amelia
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 1 No. 3 (2022): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - Oktober 20
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v1i3.8294

Abstract

Fibroadenoma Mamae(FAM) yaitu tumor jinak pada payudara yang berbatas jelas dan berbentuk benjolan yang dapat digerakkan. Kejadian FAM merupakan sepertiga dari semua kejadian tumor jinak payudara (TJP). Tumor ini merupakan tumor jinak yang paling sering ditemui pada wanita muda dan dewasa, yaitu pada wanita 3 dekade pertama kehidupan. Frekuensi FAM yang paling tinggi adalah wanita yang berumur 20-25 tahun. Nn. S berusia 19 tahun datang dengan keluhan payudara di kanan sebanyak 1 buah. Benjolan berwarna sama seperti kulit, sebesar biji salak, dapat digerakkan, berbentuk bulat dengan permukaan rata. Benjolan mulai tampak sejak kurang lebih 6 bulan lalu dan membesar dengan lambat. Tidak terdapat benjolan pada area lainnya. Berdasarkan anamnesis pasien suka mengonsumsi makanan seprti bakso dan mengandung MSG. Pada palpasi teraba massa tunggal ukuran 5x7 cm, berbentuk bulat, berkapsul. Pasien dengan status fisik ASA I Diagnosis Tumor Mammae Dextra Susp Fibroadenoma Mammae, tindakan berupa biopsi terbuka dengan rencana anestesi umum dengan laringeal mask airway. 
Typhoid Fever dan Dengue Hemorrhagic Fever Grade II pada Anak Kusmayati, Elli; Putri, Narisha Amelia
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 1 No. 4 (2022): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - November 2
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v1i4.9043

Abstract

Typhoid Fever adalah infeksi mengancam jiwa yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Typhoid fever terus menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Afrika, Amerika, Asia Tenggara dan Pasifik Barat. WHO memperkirakan beban penyakit typhoid fever global pada 11-20 juta kasus per tahun, mengakibatkan sekitar 128.000-161.000 kematian per tahun. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk betina terutama dari spesies Aedes aegypti dan lebih jarang oleh Aedes albopictus. Infeksi dengue ditemukan pada iklim tropis dan sub-tropis di seluruh dunia yang risikonya dipengaruhi oleh curah hujan, suhu, dan kelembaban. Diperkirakan terdapat 100-400 juta infeksi dengue setiap tahunnya. Kasus DHF di Aceh tahun 2020 berjumlah 891 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 1 orang. Pasien perempuan berusia 17 tahun dating dengan keluhan utama demam naik turun sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam mulai tinggi pada sore hari dan mencapai puncaknya pada malam hari, kemudian menurun pada pagi dan siang hari. Demam yang dialami disertai menggigil, berkeringat, dan juga gelisah. Pasien mengeluhkan mual dan muntah, dan nafsu makan menurun. Gejala lain yang dialami adalah adanya bercak putih yang tampak kotor pada lidah. Nyeri otot atau pegal juga terjadi pada seluruh tubuh. Pada hari ketujuh demam didapati adanya bercak-bercak kemerahan pada kedua tungkai. Hasil laboratorium ditemukan tubex skala-4 dan IgG positif. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang pasien didiagnosis dengan Typhoid Fever dan Dengue Hemorrhagic Fever grade II. Pasien diterapi sesuai diagnosis dan mengalami perbaikan.
Upaya Pengelolaan Hipertensi Dengan Pendekatan Pelayanan Dokter Keluarga Putri, Narisha Amelia; Zara, Noviana
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 3 No. 2 (2024): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - April 2024
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v3i2.9982

Abstract

Pasein perempuan berusia 62 tahun datang ke Puskesmas Kuta Makmur dengan keluhan sakit kepala yang semakin hari semakin memberat terutama dalam 1 minggu terakhir. Sakit kepala terkadang dirasakan seperti terikat dan tertimpa beban berat. Pasien juga mengeluhkan adanya nyeri dan rasa kaku pada bagian leher belakang. Dari hasil anamnesis didapatkan keluhan sudah dirasakan pasien sejak tahun 2002. Pasien sudah sering datang dan berobat ke Puskesmas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/110 mmHg, RR 21 x/menit, HR 81 x/menit, IMT 20,44 kg/m2.  Data primer diperoleh melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan melakukan kunjungan rumah, mengisi family folder, dan mengisi berkas pasien. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik awal, proses, dan akhir kunjungan secara kuantitatif dan kualitatif. Intervensi yang dilakukan berupa upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitative dan upaya psikososial 
Penatalaksanaan Konjungtivitis Vernal pada Anak Rohaya, Syarifah; Putri, Narisha Amelia
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 2 No. 3 (2023): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - Juni 2023
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v2i3.9827

Abstract

Konjungtivitis merupakan radang pada konjungtiva dan dapat diakibatkan oleh karena allergi, virus, bakteri, maupun akibat kontak dengan benda asing dan mengakibatkan timbul keluhan mulai dengan mata merah, gatal, produksi air mata yang meningkat hingga perubahan anatomi pada konjungtiva. Konjungtivitis vernal merupakan salah satu bentuk konjungtivitis allergi yang berulang khas musiman, bersifat bilateral yang sering ditemukan pada anak laki yang berusia kurang dari 10 tahun, diperkirakan diseluruh dunia insiden konjungtivitis vernal berkisar antara 0,1 % - 0,5 % dan cenderung lebih tinggi di negara berkembang. Meskipun biasanya sembuh sendiri, konjungtivitis vernal dapat mengakibatkan komplikasi kornea yang berpotensi membutakan. Pengobatan memerlukan upaya kolaboratif antara dokter mata dan ahli alergi atau imunologi. 
Studi Kasus Gizi Buruk pada Anak Usia 35 Bulan di Desa Keude Krueng Puskesmas Kuta Makmur Tahun 2023 Siregar, Wina Yunida M; Putri, Narisha Amelia; Septina, Viola; Zara, Noviana; Fardian, Nur; Mardiati, Mardiati; Fitriani, Julia; Maulina, Meutia; Husna, Cut Asmaul; Debbyosha, Maulina
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 3 No. 3 (2024): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - Juni 2024
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v3i3.10052

Abstract

Gizi buruk pada balita adalah keadaan darurat medis dengan risiko terganggunya pertumbuhan dan perkembangan pada anak, bahkan kematian. Anak-anak berpotensi menderita gangguan kognitif dan kesehatan jangka panjang. Di Indonesia, gizi buruk masih menjadi beban tersendiri, dengan jumlah balita dengan Z-score <2 SD masih sebesar 17.7%, menurut data Riskesdas 2018. Berbagai faktor mempengaruhi kejadian gizi buruk, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus terhadap seorang balita berusia 29 bulan di desa Keude Krueng tahun 2023. Studi kasus ini dilakukan dengan cara observasi pasien selama 4 minggu dengan pendekatan home visit. Diagnosis gizi buruk ditegakkan berdasarkan pedoman nasional Permenkes RI no 2 tahun 2020 tentang standar antropometri anak. Setelah diagnosis ditegakkan pasien diberikan edukasi, pemberian makanan F100  dan dilakukan pengamatan pertumbuhannya serta dianalisis faktor-faktor yang berperan terhadap masalah pasien. Pada kunjungan pertama didapatkan BB pasien 8,5 kg. Kesimpulan studi ini didapatkan beberapa determinan gizi buruk pada pasien usia 35 bulan diantaranya, ekonomi keluarga, pendidikan ibu, Infeksi, perilaku dan jumlah anggota keluarga.